BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat nilai-nilai yang
dijadikan pedoman perilaku oleh setiap anggotanya, nilai yang berlaku di
masyarakat itu disebut nilai sosial. Setiap nilai sosial yang tercipta,
terbentuk atas kesepakatan masyarakat, dipengaruhi oleh kebudayaan, dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat guna men-ciptakan kesejahteraan
bersama. Nilai sosial sangat beragam, seperti nilai moral, nilai religi, nilai
estetika (keindahan), dan sebagainya.
Nilai sosial berperan penting dalam kehidupan yaitu untuk
mengatur pola kehidu-pan masyarakat agar pola perilaku yang ditunjukkan
seimbang, tidak merugikan, serta tidak menimbulkan ketidakadilan.
Apabila nilai sosial diterapkan dengan baik, maka akan menghasilkan
masyarakat yang tertib dan teratur.
Namun, apabila nilai-nilai sosial tidak dilterapkan dengan baik
oleh masyarakat, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan
(agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada
makhluk sosial (Wikipedia). Bentuk-bentuk penyimpangan sosial, berupa
tindak kriminal, penyimpangan seksual, penyimpangan dalam obat-obatan
terlarang, bahkan penyimpangan gaya hidup.
Penyimpangan sosial kerap terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang, termasuk di Indonesia. Penyimpangan sosial ini terjadi
disebabkan karena keti-daksiapan suatu negara dalam menerima dampak
globalisasi. Berbagai penyim-pangan sosial terjadi di Indonesia. Tindak
kriminalitas di Indonesia beraneka-ragam, mulai dari penipuan,
penganiayaan, korupsi, pemerkosaan, dan masih ba-nyak lagi yang
lainnya. Begitu pula dengan pelecehan seksual, seperti perzinaan, kumpul
kebo, dan sodomi. Pemakaian obat-obatan terlarang pun sudah tak asing
2
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai?
2. Apa saja nilai yang harus dimili untuk menjadi manusia yang
berkarakter?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai moral?
4. Apa hubunganya moralitas, agama dan hukum?
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian nilai.
2. Mengetahui nilai yang harus dimili untuk menjadi manusia yang
berkarakter.
3. Megetahui pengertian nilai moral.
4. Mengetahui hubunganya moralitas, agama dan hukum.
4
BAB II
TINJUAN TEORI
A. Penegertian Nilai
Nilai nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu7 standar atau pedangan yang mengarah pada
sikap atau prilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah
tentang nilainilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai
prilaku personal(Dalami, Ermawati 2010)
Menurut Gordon adalah suatu keyakinan yang dapat membuat
seseorang melakukan tindakan berdasarkan pilihannya. Spanger
berpendapat lain bahwa nilai merupakan suatu tatanan yang dijadikan
panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan
dalam situasi sosial tertentu. Selain itu, Pengertian Nilai menurur
dnandjaja yaitu pengertian yg dimiliki seseorang akan sesuatu yang lebih
penting maupun kuran penting, apa yang lebih baik dan kuran baik, dan
juga apa yang lebih benar dan apa yang salah.(Sunarya, Agus 2008)
Jadi dapat disimpulkan nilai merupakan acuan/keyakin/persepsi
seseorang untuk membedakan mana yang baik dan yang tidak baik.
C. Nilai Moral
Moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi
moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan
moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-
buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk.
Setiap nilai dapat memperoleh suatu sebab moral bila diikuti
sertakan dalam tingkah laku moral. Contoh :
1. Kejujuran merupakan suatu nilai moral akan tidak ada artinya bila
tidak disertakan dalam nilai lainnya/nilai ekonomi.
2. Kesetiaan adalah nilai moral, nilai moral akan tidak ada artinya bila
tidak di terapkan dalam norma-norma kehidupan manusiawi, cinta
pada suami.
Nilai-nilai tersebut bersifat pramoral dan bila diikutsertakan dalam
tingkah laku moral menjadi moral. Walaupun nilai-nilai moral
8
menumpang pada nilai-nilai lain (ekonomi, estetika, nilai dasar) tapi akan
muncul sebagai nilai baru Contoh:
1. Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab, ciri keharusan nilai
moral adalah nilai itu berkaitan dengan pribadi manusia yang
bertanggung jawab, dapat diwujudkan dalam perbuatan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab orang tersebut.
2. Nilai moral menyebabkan seseorang pada posisi bersalah/tidak
bersalah. Kebebasan dan tanggung jawab merupakan sarat mutlak nilai
moral.
Persamaanya berupa:
Kaidah
Hukum Moral Agama
Berdasarkan
Berupa
Berupa kewajiban Berupa kewajiban
Bentuknya kewajiban dan
dan larangan dan larangan
larangan
Kepentingan
Tatanan hidup yang
Ketertiban pelaku untuk
Tujuan baik di dunia dan di
masyarakat kehidupan di
akhirat
masyarakat
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan nilai merupakan acuan/keyakin/persepsi
seseorang untuk membedakan mana yang baik dan yang tidak baik.
Adapun 18 nilai yang harus dimiliki untuk menjadi manusia yang
berkarakter diantarany: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras,
kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, cinta tanah air, nasionalisme,
komutatif, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi
moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan
moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-
buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk.
Nilai-nilai tersebut bersifat pramoral dan bila diikutsertakan dalam tingkah
laku moral menjadi moral. Walaupun nilai-nilai moral menumpang pada
nilai-nilai lain (ekonomi, estetika, nilai dasar) tapi akan muncul sebagai
nilai baru.
Kaidah agama bersumber pada kitab suci dan kaidah moral
bersumber pada setiap individu manusia, kemudian sumber kaidah hukum
apa? Kaidah hukum merupakan segala apa saja yang menimbulkan aturan-
aturan yang mempunyai kekuatan memaksa dan jika itu dilanggar maka
akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Aturan-aturan itu bisa
berupa peraturan perundang-undangan, kebiasaan, yurisprudensi, traktat,
maupun doktrin. Moralitas, agama dan humum mempnyai perbedaan
dalam sumber isi dan sanksi dan mempunyai persama dalam bentuk sifat
dan tujuan.
11
B. Saran
Untu menjadi manusia yang berkarakter sebaiknya kita memiliki nilai-nilai
yang harus dimili sesuai anjuran kementrian pendidikan dan kebudayaan
sehingga dengan begitu akan menurunya penyimpangan-penyimangan
sosial di indonesia.