Anda di halaman 1dari 16

Created By: Abdul Majid, Agus Farhan, Anggita Siti Assifa (2A)

Pengertiian Asma Bronkial

Asma Bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya


wheezing (mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap
suatu zat iritan atau alergan. (Nurhakim, Arif: 2013)
Asma Bronkial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas pendek,
wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak didalam
bronkus (jalan nafas dalam paru-paru). Hal ini terutama disebabkan oleh alergi
atau infeksi saluran pernafasan. (Firdaus, Bustani: 2015)
Asma bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan
berulang kesulitan bernafas terutama saat menghembuskan nafas oleh karena
peningkatan ketahanan aliran udara melalui pernafasan bronkeolus. (Nurhakim,
Arif: 2013)
Etiologi Asma Bronkial
Menurut berbagai penenelitian patologi dan etilogi Asma belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan
respon saluran napas yang berlebihan di tandai dengan adanya kalor, tumor,dolor, dan
function laesa dan rahang harus disertai dengan infiltrasi sel-sel radang. Sebagai pemicu
timbulnya serangan asma dapat berupa:
infeksi
Keturunan
iklim
Inhalan
Makanan
obat Aspirin
kegiatan fisik olah raga berat,
kecapaian
Dan emosi.
Klasifikasi Asma Bronkial
Menurut bruner dan sudart di jelaskan bahwa ada 3 jenis asma diataranya:
Asma Alergik / Ekstrinsik
Asma Idiopatik / Non alergik
Asma Gabungan

Menurut Mc connel dan Holgate Asma dibedakan menjadi:


Asma ekstrinsik: Asma intrinsic:
Asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif kronik

Pembagian derajat asma menurut GINA (Global initiative for Asma)


 Intermiten Gejala kurang dari 1 kali / minggu dan serangan singkat.
 Persisten ringan Gejala lebih dari 1 kali / minngu tapi kurang dari 1 kali/ hari
 Persisten Sedang Gejala terjadi setiap hari
 .Persisten berat Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi
Manifestasi Klinis Asma Bronkial
 Sukar bernafas yang timbul intermitten
 Terdengar “wheezing” pada waktu ekspirasi
 Batuk dengan sputum yang kental
 Ekspirasi memanjang dengan hiperinflasi nada
 Pernafasan cuping hidung
 Sianosis pada permukaan kuku
 Dada terasa tertekan atau sesak,
 Batuk, Pilek,
 Nyeri dada,
 Thakipnea,
 Retraksi otot dada,
 Kelelahan, Lemah,
 Anoreksia,
 Sianosis dan
 Gelisah
Penatalsanaan Asma Bronkial

Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan


mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal
tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari program penanta
laksanaan asma meliputi 7 kompone yaitu: (perhimpuna dokter paru Indonesia)
 Edukasi
 Menilai dan memonitor berat asma secara berkala antara 1-6 bulan dan
monitoring Asma oleh penderita sendiri mutlak dilakukan pada
penatalaksanaan asma.
 Identifikasi dan mengendalikan pfaktor pencetus
 Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
pentalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakkit Medikasi
(obat –obatan)
 Tahapan pengobatan
 Penanganan Asma mandiri ( pelang Asma )
Pengkajian
 Identitas klien/biodata
 Identitas anak yang meliputi nama anak, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, alamat,
no RM, Dx medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian
 Identitas orang tua/penanggung jawab meliputi nama, usia, pendidikan, pekerjaan, alamat,
hubungan dengan pasien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat Kesehatan yang lalu
 Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan (Prenatal, intranatal dan postnatal)
 Riwayat Imunisasi dan pemberian makan
 Riwayat prtumbuhan dan perkembangan
 Pola Kebiasaan/ Aktivitas
 Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Tanda-tanda vital
 Antropometri
Pengkajian Lanjutan. . .
 Head To Toe
• Kepala
• Mata
• Hidung
Amati pasien, apakah pasien menggunakan nafas cuping hidung
• Mulut
Biasanya ditemukan pada mulut terdapat nafas barbau tidak sedap, bibir kering dan
pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan
• Telinga
• Leher
• Dada
Amati kesimetrisan dada terhadap retraksi atau tarikan dinding dada kedalam,
amati jenis pernafasan, amati gerakan pernafasan dan lama inspirasi serta ekspirasi,
lakukan perkusi diatas sela iga, bergerak secara simentris atau tidak dan lakukan
auskultasi
• Abdomen
• Ekstremitas
• Genetalia dan anus
Pengkajian Lanjutan. . .

 Data psikososial anak


Data psikososial menilai dampak-dampak hospitalisasi, termasuk prosedur pada bayi dan
keluarga. Pada pasien bayi lebih mudah cemas karena tindakan yang dilakukan, kemungkinan
pada bayi kehilangan kontrol terhadap dirinya. Serta ketakutan bayi terhadap perlukaan muncul
karena bayi menganggap tindakan dan prosedurnya mengancap intregritas tubuhnya. Oleh
karena itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, menangis dengan
kencang sambil berontak/berguling-guling dan selalu ingin tetap di pangkuan ibunya.
 Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan sputum
 Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan radiologi
3. PemeriksaanTes kulit
4. Elektrokardiografi
5. Scanning Paru
6. Spirometri
Diagnosa yang Mungkin Muncul

1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan


peningkatan produksi mucus, mucus dalam jumlah berlebih
dan eksudat dalam alveoli dan bronkospasme.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi
karbondioksida.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang darai kebutuhan tubuh
berhubungan dengan laju metabolik dispne saat makan dan
kelemahan otot mengunyah.
Perencanaan Keperawatan
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan secara langsung kepada pasien. Dalam melaksanakan tindakan
keperawatan pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Kemampuan perawat dalam
berkomunikasi dengan bayi maupun dengan orang tua sangat diperlukan. Disamping
itu harus memperhatikan dampak hospitalisasi bagi bayi dan orang tua.
Evaluasi Keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Intervensi dikatakan berhasil apabila tujuan dari masing-masing diagnosa
tercapai yang diataranya:
Bersihan jalan nafas anak efektif.
Gangguan pertukaran gas adekuat.
Anak dapat beraktifitas seperti biasanya.
Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai