Disusun Oleh :
019.02.0963
MATARAM
2020
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Keperawatan keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat
dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara
pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan
dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk
mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan
perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk
mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan
melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan
kesehatan.
2. Type-type keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
a. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal
yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status
imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan
Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
3) Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan
perabotan rumah, dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga
dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis,
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang
dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma
atau budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal
fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda
dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah
yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit,
mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber
– sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana
mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
e) Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
b. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
1) Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
2) Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
3) Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
c. Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria
dan Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan.
d. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah.
2) Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang
dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
e. Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi
dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
X X
4. Type Keluarga:
a. Jenis type keluarga : Tipe Keluarga Tn. A adalah keluarga inti (nucleur
Family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak Masalah yang terjadi
dengan type tersebut: kekhawatiran (cemas) sebagai orang tua yang
akan mengasuh anaknya terutama untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan
5. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Keluarga Tn. A bersuku sasak
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: : Keluarga Tn. A sering
melakukan budaya begawe (makan bareng)
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. A adalah agama Islam. Keluarga Tn.
A biasa melakukan shalat 5 waktu di rumah. Tn. A aktif mengikuti
pengajian atau wirid di masjid dekat rumahnya, sedangkan Ny. R menjaga
anaknya (An. A) dirumah. Agama adalah sumber kekuatan keluarga
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. A adalah sebagai pencari
nafkah
b) Penghasilan : Rp 1.500.000/Bulan
c) Upaya lain : keluarga Tn. A tidak menabung
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Keluarga Tn. A memiliki TV 21 inchi, lemari, handphone, motor dan
peralatan rumah tangga lainnya.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Keluarga Tn. A menghabiskan
sekitar Rp 450.000/Bulan untuk membelikan anaknya popok/pampers,
susu dan makanan lainnya.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga Tn. A mempunyai aktivitas rekreasi
yang 1 x seminggu, aktivitas rekreasi biasanya pergi kepantai bersama anak
Imunisasi Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur BB Yang telah
Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
Campak dilakukan
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah : Tn. A memiliki rumah dengan seluas 6x7 m2
2) Type rumah : type rumah Tn. A yaitu permanen
3) Kepemilikan : Pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur
5) Ventilasi/jendela : pencahayaan dan ventilasi kurang baik
6) Pemanfaatan ruangan : keluarga Tn. A menggunakan semua ruangan
sesuai dengan fungsi masing-masing ruangan, akan tetapi kebersihan
ruangan agak sedikit kotor dan banyak barang yang menumpuk.
7) Septic tank : keluarga Tn. A memiliki sepic tank dengan letak lebih 10
meter dari sumur
8) Sumber air minum : keluarga menggunakan air
PDAM dan sumur untuk minum
V.FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Tn. A merasa sangat bahagia karna selalu bersama istri dan anaknya Tn. A
juga sangat sayang kepadaistri dan anaknya
2. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: kerukunan hidup
dalam keluarga sangat baik
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Keluarga
selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari
dia,seperti cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman
sebayanya. Baik di lingkungan tempat tinggal
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan: saat ini Tn. A yang dominan dalam pengambilan keputusan
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: jika ada waktu
senggang, Tn. A dan istrinya serta anaknya sering menonton TV dan
bercanda ria
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial: keluarga Tn. A
mengatakan sering ikut gotong royong serta kegiatan-kegiatan bakti
sosial
3. Fungsi perawatan kesehatan
d)
e)
5.
Fungsi ekonomi a) Upaya pemenuhan sandang pangan: upaya keluarga Tn.
A dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan yaitu dengan cara
berjualan seperti tahu, tempe
VI.
pernah dialami sebelumnya.
2. Stressor jangka panjang: Tn. A memikirkan apakah dia bisa membiayai
anaknya sekolah sampai kuliah
3. Respon keluarga terhada stressor: jika ada masalah selalu diselesaikan
dengan diskusi atau musyawarah
4. Strategi koping: Tn. A menyelesaikan masalahnya di dalam keluarganya
yaitu dengan cara bermusyawarah dan rekreasi
5. Strategi adaptasi disfungsional:
Keluarga Tn. A sering menegur dan melarang anaknya karena anaknya
selalu ingin bermain sepeda di jalan raya.
Lampiran. 18
Lampiran. 19
ANALISA DATA :
Lampiran. 20
Lampiran. 22
1. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
Total skor 42
3
Lampiran. 23
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN