PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga,
maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan
keluarga
dilakukan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
keluarga
memenuhi
tugas
1.3 Manfaat
Agar dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga baru menikah .
Agar dapat mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga
baru menikah.
Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. keluarga
keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua
orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu
punya peran masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /
lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masingmasing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Ciri, ciri struktur keluarga : 1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2. Ada
keterbatasan, 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Struktur keluarga (ikatan darah) : 1.Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah 2.
Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana
hubungan itu berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah
istri 4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami 5. keluarga kawinan,
hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari
pihak suami dan istri.
a. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar
1.
2.
KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai
bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan
3.
KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2 kali
sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali
seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir,
Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat
baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini
berkontrasepsi.
4.
5.
Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
2.2. Tugas perkembangan keluarga baru menikah menurut Duval (Sociological Perspective)
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
4.
Merencanakan
penambahan
anggota
baru
(mempersiapkan
menjadi
orangtua),
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan
fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
o Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan
lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
8) Struktur keluarga
o Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan
komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak
pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
o Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter
dapat menyebabkan stress psikologik.
o Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang
dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka
akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
9) Fungsi keluarga
o Fungsi afektif
keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan suatu
permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.
o Fungsi sosialisasi
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi:
pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1)
Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c.
1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.
4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan
5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa
mendatang.
7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan
keluarga akan fasilitas tersebut.
9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan
rehabilitasi).
10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan.
4.
Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a.
b.
c.
Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
.
5.
Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a.
b.
1.
a.
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b.
Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2.
3.
4.
5.
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang
belum terselesaikan.
11) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga
dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga .
Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
12) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
13) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas
perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi
dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan
kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu
pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
-
a.
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga
Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah
kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak
adekuat, dsb.
Contoh
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah komunikasi
b.
KRITERIA
SKOR
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Sebagian
1
0
BOBOT
Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
Sedang
Rendah
Menonjolnya masalah
Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
Kriteria 1
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
-
Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktorfaktor sebagai berikut :
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan
masyarakat
-
Kriteria 3
Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga .
4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif
untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
2.5 Perencanaan Keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
2.6 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga
mencakup hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
a.
Memberikan informasi
b.
c.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
a.
b.
c.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
a.
b.
c.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara ;
a.
b.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2.7 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga .
Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga .
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnosa
keperawatan.
: Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
o Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga sehingga dapat
tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual. Asah,
kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah dengan Masalah
KB.
http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga /
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan
yang terjadi pada keluarga pemula.
diterima.
Belajar
hidup
bersama
sambil
memenuhi
kebutuhan
Tabel 1. Tahap Pertama Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orang Tua, dan
Tugas-Tugas Perkembangan yang bersamaan.
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
1. Membangun perkawinan yang
Keluarga Pemula
saling memuaskan.
2. Menghubungkan
jaringan
kedudukan
sebagai
orangtua)
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling
menyesuaikan
diri
yang
baru
komplementaritas
atau
pasangan.
pentingnya
Sama
saja
kecocokkan
bahwa
dibicarakan,
bersama
dari
dan
tergantung
kebutuhan
perbedaan-perbedaan
kepada
dan
minat
individu
perlu
berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan melakukan
pendekatan terhadap konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan
Lederer, 1969).
Malahan, sejauhmana kesuksesan mengembangkan hubungan perkawinan
tergantung
pada
bagaimana
dipisahkan
dari
keluarga
masing-masing
asal
pasangan
masing-masing
dibedakan
(tugas
atau
perkembangan
disebabkan
oleh
ketidaktahuan
dan
informasi
yang
salah
yang
pasangan
yang
membawa
kebutuhan-kebutuhan
dan
keinginan-
keinginan yang tidak terpenuhi kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat
mempengaruhi
hubungan
seksual
secara
merugikan.
(Goldenberg
dan
Goldenberg, 1985).
2. Menghubungkan Jaringan Persaudaraan secara Harmonis.
Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan,
karena mereka pindah dari rumah orangtua mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan
dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu : menjadi anggota keluarga dari
keluarga mereka sendiri yang baru saja terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas
memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan
orangtua mereka, sanak saudara dan dengan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka
harus diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangat tersebut, hal
ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap orangtua masing-masing, yaitu
hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi
juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang
mungkin dapat merusak bahtera perkawinan yang bahagia.
3. Keluarga Berencana.
Apakah ini memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu untuk hamil
merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Littlefield (1977)
menekankan pentingnya pertimbangan semua rencana kehamilan keluarga
ketika seseorang bekerja di bidang perawatan maternitas. Tipe perawatan
kesehatan yang didapat keluarga sebagai sebuah unit selama masa prenatal
sangat mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi perubahan-perubahan
yang luar biasa dengan efektif setelah kehamilan bayi.
B. Masalah-Masalah Kesehatan.
Masalah-masalah utama adalah penyesuaian seksual dan peran perkawinan,
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling
pranatal,
dan
perkawinan.
komunikasi.
Kurangnya
Konseling
informasi
semakin
sering
perlu
diberikan
mengakibatkan
sebelum
masalah-masalah
fisik
ibu
dan
anak
merupakan
masalah
utama
yang
membolehkan
remaja
menerima
perawatan,
program
pendidikan
di
sekolah-sekolah,
gereja
dan
lembaga-lembaga
kesehatan.
Pelayanan-pelayanan seperti itu harus difokuskan tidak hanya pada premispremis umum bahwa keluarga berencana merupakan satu tujuan dalam keluarga
itu sendiri, tapi pada keuntungan-keuntungan kesehatan dari keluarga berencana
bagi individu dan bagi pertumbuhan dan perkembangan keluarga.
Akan tetapi, memaksakan keluarga berencana pada keluarga bukanlah
sesuatu yang etis, karena hal tersebut menghancurkan inisiatif, integritas, dan
kompetensi.
Gadis-gadis
remaja
yang
menginginkan
bayi
perlu
mengkonsultasikan kesiapan fisik dan emosi untuk menjadi orang tua dan
perlindungan yang realistis terhadap kehamilan bersama-sama dengan supervisi
kesehatan yang baik. Tapi hanya sedikit saja dilakukan untuk mengimbangi
tekanan-tekanan masyarakat terhadap seks dan perkawinan dengan pendidikan
kontrasepsi yang realistis.
Trimester I
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
ketidaknyamanan
resiko kekurangan volume cairan
resiko cidera terhadap janin
resiko keletihan
resiko konstipasi
resiko infeksi : ISK
resiko gangguan citra tubuh
resiko perubhan penampilan peran
perubahan pola seksualitas
Trimester II
Ketidaknyamanan
Resiko cidera terhadap janin dan ibu
Perubahan pola seksualitas
Perubahan pola nafas
Resiko kelebihan vol cairan
Resiko koping individu tidak efektif
Trimester III
Gangguan pola tidur
Resiko cidera terhadap janin dan ibu
Resiko harga diri rendah situasional
Perubahan eliminasi
Peran perawat
Konselon pada penyesuaian seksual & peran marital
Gusru konselon dalam perencanaan keluarga
Koordinator untuk konseling menjadi orang tua
Fasilitator dalam hubungan kekerabatan interpersonal