Anda di halaman 1dari 13

TERAPI HUMOR

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komplementer


Yang dibina oleh Ibu Dra. Goretti Maria Shindarti., M.Kes

Oleh
Ahmad Arif F. 1601100050
Mega Noor Ainie 1601100055
Fika Arnisa Candra D. 1601100065
Heny Indra Kristiawati 1601100082
Dwi Nurfianto 1601100083

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Oktober 2018
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudu“Terapi
Humor”
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada
1. Ibu Dra. Goretti Maria Shindarti., M.Kes selaku dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Komplementer
2. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Malang, 06 Oktober 2018

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar humor.........................................................................2
2.2 Pengertian terapi humor...................................................................2
2.3 Kelebihan dan kekurangan terapi humor.........................................4
2.4 Indikasi dan kontraindikasi terapi humor.........................................5
2.5 Waktu pemberian terapi humor........................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpuln........................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi humor adalah suatu terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu indivudu dalam menyelesaikan masalahnya
baik dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Pemberian
stimulus humor dalam pelaksanaan terapi diperlukan karena beberapa orang
mengalami kesulitan untuk memulai tertawa tanpa adanya alasan yang jelas.
Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan dalam berbagai bentuk media
VCD, notes, majalah hunor, badut dan komik .
Menurut Foy(dalam Kataria, 2004), seseorang dikatakan berhasil
dalam melakukan terapi humor apabila orang tersebut tertawa dengan lepas
yang dapat dilihat dari ekspresi wajah yang ditujukan, disertai dengan adanya
gerakan otot perut, otot dada, otot bahu dan peningkatan frekuensi pernafasan.
Terapi humor dilakukan secara individu dan berkelompok, akan tetapi ini akan
lebih baik bila dilakukan secara berkelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Dasar Humor?
2. Bagaimana pengertian Terapi Humor?
3. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Terapi Humor?
4. Apa saja Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Humor?
5. Kapan dan dimana Pemberian Terapi Humor yang baik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Humor
2. Untuk mengetahui pengertian Terapi Humor
3. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Terapi Humor
4. Untuk mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Humor?
5. Untuk mengetahui waktu Pemberian Terapi Humor yang baik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Humor


Secara sederhana humor didefinisikan sebagai sesuatu yang lucu.
Sesuatu yang bersifat humor adalah sesuatu yang dapat membuat tertawa. Humor
merupakan sebuah aspek afektif, kognitif, atau estetika dari seseorang. Stimulus
atau peristiwa yang membangkitkan seperti hiburan, sukacita, kegembiraan atau
sebagai tertawa/ tersenyum
Humor adalah sesuatu yang lucu, yang dapat menggelikan hati atau
yang dapat menimbulkan kejenakaan atau kelucuan. Orang yang memiiki rasa
humor yang tinggi, yakni orang yang mudah tersenyum atau tertawa bila
mendengar sesuatu yang humoris disebut seorang humoris (KBBI, 1991: 361).
Meskipun humor terdapat dalam semua masyarakat di dunia ini,
penerimaan humor dalam masing-masing masyarakat tidaklah sama. Ada
masyarakat yang amat terbuka kepada semua jenis humor dan ada pula
masyarakat yang bersikap selektif atau bahkan membatasi humor. Menurut
Golstein dan McGhee, dalam masyarakat yang fanatik beragama, humor kurang
berkembang dan umumnya hanya terbatas dalam kalangan tertentu saja
(pedagang, pejabat pemerintah, serdadu, dan sebagainya, bukan di kalangan
agama). Namun dalam masyarakat yang suka kepada hura-hura, misalnya
masyarakat Amerika Latin, peristiwa humor bisa terjadi di antara siapa saja,
hubungan kekerabatan tidak merupakan penghalang terjadinya peristiwa humor.
Di samping lingkungan orang-orang tertentu, humor juga dibatasi oleh
tempat atau kondisi tertentu. Di kuburan, dalam hutan belantara, orang biasanya
tidak tergoda untuk membuat humor. Demikian pula halnya dengan kondisi
tertentu. Orang tidak akan tega membuang humor di depan atau di sekitar orang-
orang yang sedang di rudung malang atau ditimpa musibah.

2.2 Pengertian Terapi Humor


American Association for Humor Therapy (AATH), menyatakan bahwa
terapi humor adalah intervensi terapeutik menggunakan stimulus-stimulus yang
merangsang ekspresi senang. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan atau
digunakan sebagai pengobatan komplementer penyakit untuk memfasilitasi
penyembuhan atau mengatasi, baik fisik, emosional, kognitif, sosial, atau
spiritual.
Terapi humor adalah penggunaan humor untuk mengurangi rasa fisik
atau emosional, stres dan depresi. Tujuannya untuk mengurangi stres, depresi dan
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Perawat dapat melakukan terapi ini disaat
melakukan konseling kesehatan pada saat melakukan kegiatan santai dengan
pasien.
Terapi Humor adalah metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu dalam menyelesaikan masalahnya baik
dalam bentuk gangguan fisik maupun mental. Karena dengan tertawa yang
dihasilkan dalam terapi humor dapat merangsang pengeluaran endorphin Idan
IserotoninI, yaitu sejenis Imorfin alami tubuh dan juga metanonin. Zat-zat tersebut
merupakan zat yang baik untuk otak, karena dapat membuat seseorang menjadi
lebih tenang. Dengan pemberian terapi humor maka akan mengaktifkan pelepasan
neurotrensmiter seperti endofrin, dan neopnephrine dan memodulasi
neuroreceptors dalam sistem kekebalan tubuh, mengubah suasana hati,
menggangu respon stres, mengurangi depresi dan kecemasan.
Pemberian stimulus humor dalam melaksanakan terapi diperlukan
karena individu mengalami kesulitan untuk memulai tertawa tanpa adanya alasan
yang jelas. Stimulus humor yang dimaksud dapat diberikan melalui bentuk media,
seperti VCD, notes, badut dan komik. Apabila stimulasi humor diberikan sebagai
satu-satunya stimulus untuk menghasilkan tawa dalam setting terapi, maka terapi
yang diberikan akan disebut sebagai terapi humor, namun jika dikombinasikan
dengan hal-hal lain untuk menciptakan tawa alami (misalnya dengan yoga atau
meditasi) akan disebut sebagai terapi tawa. Jadi dalam pelaksanaannya, terapi
tawa melibatkan proses humor, tawa, yoga tawa, relaksasi, dan meditasi.
Terapi tawa modern terjadi sekitar tahun 1930-an. Beberapa rumah sakit
mengundang badut untuk menghibur anak-anak penderita polio. Tahun 1964,
Norman Cousins menerbitkan Anatomy of an Illness (Terapi Tawa, 2010; &
Muhammad, 2011) yang mendokumentasikan kasus nyata tentang dampak positif
penggunaan humor terhadap penyakit. Pada waktu itu, Norman Cousins
didiagnosa menderita Cousins Ankylosing Spondylitis, yaitu penyakit mematikan
yang menyebabkan disintegrasi pada jaringan spinalis. Para dokter memberikan
prognosis kesembuhan pada Cousin sebesar 1:500 kasus. Menghadapi tipisnya
angka peluang untuk sembuh, Cousins memutuskan untuk melakukan terapi
humor untuk menghibur dirinya sendiri. Dalam pelaksanaannya, Cousins
menemukan bahwa 15 menit tertawa terbahak-bahak dapat menghasilkan tidur
tanpa rasa sakit selama ± 2 jam. Sampel darah juga menunjukkan bahwa tingkat
penyebaran penyakit telah menurun setelah menjalani terapi humor. Pada
akhirnya, Cousins benar-benar sembuh dari penyakitnya.

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Humor


A. Kelebihan Terapi Humor
Sebagai terapi humor pendekatan yang holistik, terapi humor mempunyai berbagai
kelebihan, yaitu :
1) Terapi humor merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak
peralatan. Terapi ini dapat dilakukan dengan media: majalah, televisi, atau
tidak menggunakan peralatan sama sekali, yaitu dengan saling berbagi
cerita lucu dengan orang lain.
2) Terapi humor tidak memiliki batasan ruang dan waktu dalam
pelaksanaannya. Ini dapat di terapkan dikamar, kelas maupun di ruang
terbuka.
3) Terapi humor dapat dilakukan dalam kelompok maupun individual.
Namun untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, biasanya
cenderung dilakukan dalam kelompok kecil.
4) Tidak ada ketentuan dalam materi yang sebagai stimulus humor. Masing-
masing individu bebas memilih jenis humor sesuai dengan minat dan
keinginannya.
B. Kekurangan Terapi Humor
Terapi humor juga memiliki beberapa keterbatasan yang menjadi kekurangannya
sebagai sebuah intervensi kesehatan, antara lain:
1) Terapi humor tidak dapat diterapkan pada individu dengan beberapa
gangguan kesehatan, seperti hernia, wasir parah, penyakit jantung dengan
sesak napas, pasca operasi, peranakan turun, kehamilan, serangan pilek
dan flu, tuberkulosis, dan komplikasi mata. Hal ini dikarenakan produksi
tawa dikhawatirkan akan mengganggu proses penyembuhan serta dapat
menularkan beberapa penyakit tertentu bila dilakukan dalam kelompok.
Namun, kekurangan ini dapat dikendalikan jika individu yang bergabung
dapat menguasai dirinya sendiri, sehingga tidak melakukan aktifitas
tertawa yang berlebihan selama sesi terapi berlangsung.
2) Faktor lain yang dapat menjadi penghalang keberhasilan terapi tawa
adalah tingkat dan jenis sense of humor. Sense of humor adalah bagaimana
seseorang mempersepsikan sebuah stimulus sebagai stimulasi humor
sehingga dapat menghasilkan tawa. Tingkat sense of humor mengacu
kepada seberapa sering seseorang mempersepsikan humor sebagai sebuah
stimulus untuk menghasilkan tawa. Sedangkan jenis sense of humor
mengacu kepada jenis humor apa yang paling dapat membuat seseorang
tertawa. Menurut penelitian Hartanti (2002), hanya orang-orang dengan
tingkat dan jenis sense of humor tertentu yang mampu merespon stimulasi
humor sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan terapi humor :
1) Perawat melakukan kegiatan ini dengan menyesuaikan pada situasi dan
kondisi pasien
2) Perawat senantiasa memperhatikan keadaan umum dan reaksi pasien
3) Budaya juga berpengaruh dalam pemberian terapi tersebut, maka perawat
menyesuaikan jenis humor sesuai dengan keinginan klien.

2.4 Indikasi Dan Kontraindikasi Terapi Humor


A. Indikasi Terapi Humor
1) Mengurangi kecemasan, stres, dan depresi
Terapi humor dapat mengurangi kecemasan, stres dan depresi sehingga
pengaruh dalam meningkatkan kesehatan mental. Dengan tertawa, hormon
endorphin akan dilepaskan dan akan mengalahkan hormon pemicu stres
(cortisol, adrenalin, epinephrine) yang keluar ketika stres. Hal ini bisa
mengurangi tekanan darah yang merupakan penyebab berbagai penyakit.
Dengan tertawa otak akan memerintahkan untuk melepaskan
Neurotransmiter yang tepat: endhorphine, serotinin dan melatonin (zat
yang memberikan efek yang menyenangkan) sehingga akan mengurangi
kecemasan, stress dan depresi.
2) Mengembalikan kondisi kesehatan dan kekebalan tubuh
Pada saat kita tertawa, sistem kekebalan tubuh dan sistem pada tulang,
pembuluh darah, jantung, maupun otot, bekerja labih aktif. Tertawa
terbahak-bahak diketahui bisa maningkatkan sistem imun dalam tubuh
dengan cara memicu produksi sel-sel lomfosit yang bertindak sebagai
pembunuh stres alami yang menurut para peneliti menjadi pemicu hampir
70 % penyakit, mulai dari hipertensi, jantung depresi, insomnia, migrain,
pikun, alergi dan lain-lain. Studi ilmiah membuktikan bahwa terjadi
penurunan 10-20 mm tekanan darah ketika seseorang tertawa selama 10
menit.
3) Menstimulasi pikiran dan perasaan positif.
Terapi humor dapat membuat hati senang. Perasaan senang ini akan
menjadi energi positif yang mendorong meningkatnya mood, lebih mudah
berfikir, menemukan ide-ide baru yang mungkin tidak terfikirkan
sebelumnya, sehingga kita lebih kreatif dan semangat melakukan aktifitas.
4) Menjalin relasi sosial dan meningkatkan kualitas aktivitas sehari-hari.
Humor bisa membuat orang tertawa dan merasa senang, hati senang
biasanya akan membuat seseorang bersikap labih baik terhadap orang lain,
sehingga seseorang bisa disukai dalam pergaulan. Selain itu, kamampuan
menciptakan humor bisa membuat seseorang lebih mudah berkomunikasi
dengan orang lain dan bisa membangun relasi sosial secara intensif.
Komunikasi yang baik akan menunjang kesuksesan dalam berkarya dan
berusaha. Dengan demikian, menjadikan humor sebagai terapi setiap hari
bisa meningkatkan kualitas kesehatan.
5) Menurunkan tekanan darah
Ketika tertawa terjadi kombinasi tarikan dan hembuasan nafas panjang
yang memberikan pertukaran udara yang bagus. Pertukaran ini akan
memperkaya darah dengan oksigen. Nafas yang kuat akan melatih otot
jantung dan memperbaiki sirkulasi darah, serta mempercepat aliran
oksigen dan nutrisi artinya dengan bernafas kuat, kontraksi jantung akan
lebih terlatih dalam hal irama ritmik otomatisnya, sehingga aliran darah
menjadi lebih baik. Darah dalam pembuluh darah akan lebih cepat
mengangangkut oksigen dan nutrisi akan memenuhi kebutuhannya
keseluruh tubuh serta akan memperbaiki fungsi nutrisi sirkulasi tubuh,
sehingga dengan tertawa dapat menurunkan tekanan darah.
6) Meningkatkan memori
Terapi humor pada hakikatnya adalah intervensi terapeutik menggunakan
stimulus-stimulus yang merangsang ekspresi senang. Emosional positif
yang akan menstimulasi hypothalamus untuk mengontrol sistem endokrin
yang bertugas untuk mengeluarkan hormon epineprine yang akan
meningkatkan kadar glukosa pada otak dan berguna dalam meningkatkan
memori.
7) Awet Muda
Tawa merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot – otot wajah anda.
Tawa mengencangkan otot – otot wajah dan memperbaiki ekspresi wajah.
Ketika tertawa, wajah anda tampak merah karena peningkatan posokan
darah yang menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah tampak
cerah. Orang – orang yang suka tertawa tampak lebih cerah dan menarik.

B. Kontraindikasi Terapi Humor

Terapi Humor adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia,
walaupun begitu, terapi ini dilarang untuk dilakukan oleh mereka yang
mempunyai beberapa jenis penyakit dan problem. Pelarangan melakukan
tawa ini dikarenakan dikawatirkan berakibat buruk pada
penyakitnya.Mereka yang dilarang untuk melakukan terapi humor ini
adalah :

Kontraindikasi Terapi Humor

Kontraindikasi Rasionalisasi
Penderita penyakit wasir Berbahaya karena otot di sekitar pinggul dan perut
mendapat tekanan lebih berat sehingga
dikhawatirkan memperparah penyakit wasir
Penderita penyakit hernia Hal ini dapat memperparah penyakit hernia karena
membutuhkan kerja keras otot dan kemungkinan isi
perut akan menonjol di sekitar saluran
selangkangan.
Penderita penyakit jantung Memacu denyut jantung bekerja lebih cepat,
sehingga dikhawatirkan berakibat fatal.
Penderita sesak nafas Mengganggu pernapasan
Baru selesai melakukan Jahitan opersinya akan terlepas, apalagi yang
operasi melakukan operasi besar atau perus
Sedang hamil Mengakibatkan kontraksi dan bisa terjadi
keguguran.
Peranakan turun Menurunkan tali ligamen yang menopang
peranakan menjadi lemah.
Penyakit TBC Bibit-bibit penyakitnya akan menular kepada orang
lain sekitarnya
Penyakit flu Bibit flu akan menyebar dan penderita flu sebaiknya
istirahat saja.
Penyakit pilek Akan menularkan bibi-bibit virusnya kepada orang
lain.
Komplikasi mata Akan meningkatkan tekanan pada bola mata karena
(gloukoma) bendungan aliran cairan mata melalui terusan
Schlemm dalam pembuluh balik semakin
meningkat, mencekungnya pupil saraf mata, dan
bisa berakibat pada kebutaan.

2.5 Waktu Pelaksanaan Terapi Humor Yang Baik


Idealnya sebuah terapi humor harus dilaksanakan pada pagi hari,
khususnya di daerah tropis seperti Indonesia ini. Sebaiknya jumlah total latihan
pernapasan, tawa dan peregangan sebaiknya tidak lebih dari 15-20 menit.
Pengaturan waktu bisa disesuaikan beberapa menit menurut kebutuhan kelompok
dan keadaan cuaca, bila diadakan di tempat terbuka.
Terdapat banyak alasan kenapa sesi tawa dimulai pada pagi hari. Selalu
lebih baik bagi kita jika mengawali hari dengan tawa. Dengan begitu kita akan
terus bersemangat dan mempunyai suasana hati yang enak sepanjang hari.
Kegiatan ini membangkitkan energi kita dan tertawa selama 15-20 menit memberi
kita manfaat sepanjang hari sampai saat tidur malam.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
American Association for Humor Therapy (AATH), menyatakan bahwa
terapi humor adalah intervensi terapeutik menggunakan stimulus-stimulus
yang merangsang ekspresi senang. Intervensi ini dapat meningkatkan
kesehatan atau digunakan sebagai pengobatan komplementer penyakit untuk
memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi, baik fisik, emosional, kognitif,
sosial, atau spiritual.
3.2 SARAN
Diharapkan bagi Pembaca untuk lebih memahami lagi terkait pengetahuan
mengenai terapi tertawa, serta bagi mahasiswa ilmu keperawatan dapat lebih
memahami berbagai jenis terapi

DAFTAR RUJUKAN

Kataria, M. 2004. LaughFor No Reason (TerapiTawa). Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama
SetyaPutri, Dewi. 2014. Pengaruh Terapi Humor Terhadap Penurunan Kecemasan
pada Pasien Pre Operasi dengan General Anestesi di RS Telogirejo Semarang.
Jurnal Ilmu Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai