Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tertawa merupakan fenomena yang esensial dalam kehidupan manusia.
Pada tahap awal perkembangan perilaku sosial seorang anak, tepatnya pada usia 4
minggu, seorang bayi sudah dapat memberikan seulas senyuman sebagai respon
terhadap kondisi fisik yang menyenangkan. Sedangkan tertawa, sebagai sebuah
reflex motorik, baru muncul saat anak menginjak usia 4 bulan (Kaplan & Sadock,
1997). Memasuki usia 18 bulan, seorang anak dapat tersenyum sekali dalam tiap 6
menit dan ketika memasuki usia 4 tahun, rasio ini meningkat menjadi sebuah
senyuman dalam tiap 80 detik. Rasio perbandingan tawa terhadap senyuman pun
meningkat dari 1 : 10 ketika berusia 18 bulan, menjadi 1 : 3 pada usia 4 tahun
(Stearns, 1997).
Tetapi dewasa ini, agaknya orang - orang telah melupakan fenomena
tertawa. Orang – orang di kota besar berusaha untuk menahan tawa mereka untuk
menjaga penampilan dan wibawa mereka. Taraf kehidupan yang semakin
meningkat pun membuat orang – orang hidup di bawah tekanan, seolah – olah
waktu terus mengejar mereka untuk berpacu, mereka lupa untuk menikmati hal –
hal indah di sekitar mereka, yang bisa menimbulkan seulas senyuman pada wajah
mereka. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Micheal Titze, seorang
psikolog Jerman, “Pada tahun 1950-an orang bisa tertawa 18 menitsehari, tetapi
dewasa ini kita tertawa tidak lebih dari 6 menit per hari” (Kataria, 2004).
Seiring pesatnya perkembangan teknik – teknik pengobatan, pembedahan,
dan diagnosis, harapan hidup seseorang telah banyak meningkat. Namun
demikian, insiden penyakit jantung, tekanan darah, alergi, gangguan psikosomatis
dan kanker terus meningkat; tampak jelas disebabkan oleh stres. Stres sudah
menjadi isu yang lazim di zaman sekarang ini. Tetapi ternyata masih banyak yang
belum mengenal tentang betapa destruktifnya stres bagi kesehatan fisik, seringkali
stres dianggap hanya sebagai masalah psikologis saja, padahal dari stres dapat
timbul berbagai penyakit yang berujung fatal. Sementara semakin meningkatnya
insidensi penyakit - penyakit, untuk kebanyakan orang di negara – negara
berkembang, perawatan kesehatan modern menjadi sangat mahal dan di luar
jangkauan mereka. Dalam kondisi yang seperti inilah muncul sebuah ide yang
mengatakan tawa adalah obat yang menakjubkan, yang dapat menghemat
pengeluaran biaya medis dengan memperkuat sistem kekebalan, yang memainkan
peran kunci dalam pencegahan sejumlah besar penyakit (Kataria, 2004).
Sebenarnya, sejak berabad – abad yang lalu, berbagai budaya dan agama
telah mempertimbangkan terapi humor dan tertawasebagai obat yang manjur
(McGhee, 1979; Banson, 1998; Berk, 2001). Bahkan, untuk menelusuri asal –
usul konsep terapi humor dan tawa, kita perlu kembali ke zaman penulisan
Alkitab (Bennett & Lengacher, 2006), yaitu ribuan tahun sebelum masehi, di
mana Salomo menuliskan dalam Amsal 17 : 22, “Hati yang gembira adalah obat
yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Hughes, 2003;
LBI, 2003). Demikian juga dengan sebuah pepatah Inggris yang mengatakan
“Cheerfulness is the best promoter of health and is as friendly to the mind as to
the body” (Kegembiraan adalah promotor kesehatan yang terbaikdan sebagaimana
bersahabatnya kegembiraan terhadap pikiran, sedemikian pulalah bersahabatnya
kegembiraan terhadap tubuh kita), sebuah amsal Swedish yang menyatakan “A
good laugh makes you healthy” (Sebuah tawa membuat anda sehat), bahkan
Shakespeare sendiri pun pernah mengatakan “Mirth and merriment...bars a
thousand harms and lengthens life”(Keriangan dan kegembiraan...menghalangi
beribu-ribu bahaya dan memperpanjang hidup) (Tugade et al, 2004; Mahony,
2005).
Meskipun sejak ribuan tahun yang lalu, efek terapi humor dan tawa sudah
menggema, para ahli medis dianggap lamban dalam mengadopsi ide – ide
terkemuka dan budaya humor itu, yang seringkali dianggap sebagai topik yang
naif. Konsep terapi humor dan tertawa ini barulah mendapat perhatian dunia
medis setelah diterbitkannya artikel “Anatomy of an Illness”dalam New England
Journal of Medicine oleh Norman Cousins pada tahun 1976 (Martin, 2002;
Adams, 1998; Berk, 2001; Bennett, 2003; Kataria, 2004). Sehingga, studi – studi
yang mendokumentasikan efek tertawa pada fisiologi tubuh masih terbatas,
bahkan belum ada studi kontrol adekuat teridentifikasi yang mendokumentasikan
efek tertawa pada kesehatan klinis (Bennett & Lengacher, 2006; Martin, 2006).
Sementara di Indonesia sendiri, sampai saat ini istilah terapi tertawa masih sangat
asing dalam dunia medis. Oleh karena itu, dalam segala keterbatasan sumber,
penulis hendak mencoba menyampaikan konsep terapi baru ini ke dalam dunia
medis Indonesia dengan semaksimal mungkin serta mengemukakan adanya
kemungkinan peran tertawa dalam mencegah timbulnya penyakit-penyakit
tertentu

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Terapi Tertawa ?
2. Apa saja jenis – jenis Terapi Tertawa ?
3. Bagaimana cara kerja/ patofisiologi Terapi Tertawa ?
4. Apa saja manfaat Terapi Tertawa ?
5. Bagaimana prosedur kerja Terapi Tertawa ?
6. Bagaimana aspek legal etik keperawatan pada Terapi Tertawa ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui dan memahami pengertian Terapi Tertawa
2 Mengetahui dan memahami jenis – jenis Terapi Tertawa
3 Mengetahui dan memahami cara kerja/ patofisiologi Terapi Tertawa
4 Mengetahui dan memahami manfaat Terapi Tertawa
5 Mengetahui dan memahami prosedur kerja Terapi Tertawa
6 Mengetahui dan memahami aspek legal etik keperawatan pada Terapi Tertawa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik
dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental (Zajonc, 2010)
Terapi tawa (laughter therapy) merupakan suatu sesi latihan tawa berupa
gabungan antara beberapa latihan yoga (pernafasan, peregangan, latihan tawa
dengan stimulus, dan pengolahan sikap bermain anak"anak) (Kataria; Setyowati,
2011 dalam & ani, 2010)
Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa untuk membantu individu menyelesaikan masalah, baik dalam bentuk
gangguan fisik maupungangguan mental. Penggunaan tawa dalam terapi akan
menghasilkan perasan lega pada individu. Ini disebabkan tawa secara alami
menghasilkan pereda stres dan rasa sakit (Dumbre , 2012)
Jadi, terapi tertawa adalah suatu terapi yang menggunakan tawa untuk
mencapai kegembiraan sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan status
kesehatan.

2.2 Jenis – Jenis Terapi Tertawa


a. H u m o u r T h e r a p y

Terapi humor terdiri dari penggunaan bahan - bahan lucu seperti buku,
pertunjukan, film, atau cerita untuk mendorong diskusi spontan dari pasien yang
memiliki  pengalaman lucunya sendiri. Terapi ini dapat diberikan secara individu
maupun setting kelompok. Proses terapi ini biasanya difasilitasi oleh seorang
profesional. Hal ini juga dapat digunakan dalam percakapan antara profesional
medis dan pasien (Dumbre, 2012)
b. L a u g h t e r T h e r a p y

Terapi tertawa adalah terapi yang memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan
jenis terapi yang lain dimana klien diperlakukan secara lebih individual. Dalam
terapi ini, dokter atau profesional akan mengkaji secara spesifik pemicu tawa pada
klien yang dapat membuat klien itu sendiri tertawa. Ini kemudian akan digunakan
untuk membangun sebuah profil humor dan klien akan diajarkan latihan dasar
yang dapat membantu mengajarkan individu pentingnya hubungan dan dukungan
sosial sambil memberikan mereka dengan tawa sebagai alat untuk membantu
mereka mengatasi stres (Dumbre, 2012)

c. Laughter Meditation

Meditasi tawa memilik kesamaan dengan meditasi tradisional. Namun, pada


terapi ini tertawa memfokuskan seseorang untuk lebih berkonsentrasi saat terapi
dilakukan. Pada meditasi tawa terdapat tiga tahapam yang harus dilalui yaitu
peregangan, tertawa sengaja dan periode meditasi diam. Terapi ini kadang –
kadang dilakukan berkelompok (Dumbre, 2012)

d. Laughter Yoga

Yoga tawa dikatakan hampir mirip dengan yoga tradisional. Terapi ini adalah
terapi yang menggabungkan latihan pernapasan, yoga san teknik peregangan
bersama dengan tawa. Yoga tawa memiliki formal terstruktur yang meliputi
beberapa latihan tertawa untuk jangka waktu 30 sampai 45 menit difasilitasi oleh
instruktur yang sudah terlatih. Terapi ini dpat digunakan sebagai terapi
komplementer atau terapi pencegahan. (Dumbre, 2012)

2.3 Cara Kerja/ Patofisiologi


2.4 Manfaat Terapi Tertawa
Tawa lebih merupakan terapi pelengkap dan pencegahan. Orang yang
menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan stress dengan cara tertentu
telah merasakan manfaat sesi tawa. Adapun manfaat dari terapi tertawa adalah
sebagai berikut :
1. Antistres

Tawa dalah penangkal stress yang paling baik, mudah dan murah. Tawa adalah
salah satu cara terbaik untuk mengendurkan otot, tawa dapat memperlebar
pembuluh darah dan mengirim lebih banyak darah hingga ke ujung-ujung dan
kesemua otot diseluruh tubuh. Satu putaran tawa yang bagus juga mengurangi
hormon stres, epineprin, dan cortisol. Bisa dikatakan tawa adalah sebentuk
meditasi dinamis atau relaksasi.

2. Memperkuat Sistem Kekebalan

Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjaga


kesehatan tubuh menjauhkan diri dari infeksi, alergi dan kanker. Menurut Dr. Lee
S. Berk dari universitas Loma Linda California AS, tawa membantu meningkatan
jumlah sel-sel pembunuh alami (sel NK-semacam sel putih) dan juga menaikkan
antibodi. Para peneliti telah menemukan bahwa setelah mengikuti terapi tertawa
peserta mengalami peningkatan antibodi (immunoglobulin A) dalam lendir di
hidung dan saluran pernafasan, yang dipercaya mempunyai kemampuan melawan
virus, bakteri dan mikroorganisme lain.

3. Terapi tertawa merupakan latihan aerobik terbaik

Sebuah manfaat yang didapat oleh hampir setiap orang adalah perasan enak.
Penyebab dari perasaan enak ini adalah karena anda menghirup lebih banyak
oksigen saat tertawa. Tawa biasa dibandingkan dengan aerobik. Menurut Dr.
William Fry dari Universitas Stanford, satu menit tertawa sebanding dengan
sepuluh menit melakukan latihan mendayung. Dengan kata lain, tawa merangsang
jantung dan sirkulasi darah dan sama dengan latihan aerobik

4. Depresi, Kecemasan Dan Gangguan Psikomatis


Penyakit - penyakit yang berhubungan dengan pikiran, seperti kecemasan,
depresi, gangguan syaraf dan yang mengalami insomnia dapat di bantu dengan
terapi tertawa. Tawa telah membantu banyak orang yang menggunakan obat anti
depresi dan obat penenang dan dengan tawa juga orang-orang yang mengalami
kecenderungan bunuh diri mulai mendapat harapan.
5. Tekanan Darah Tinggi Dan Penyakit Jantung
Tawa memang membantu mengontrol tekanan darah dengan mengurangi
pelepasan hormon - hormon yang berhubungan dengan stres dan dengan
memberikan relaksasi. Dalam eksperimen telah di buktikan bahwa terjadi
penurunan 10-20mm tekanan setelah seseorang penderita mengikuti 10 menit sesi
tawa. Tapi yang pasti tawa akan mengendalikan dan menghentikan penyakit ini.
Demikian juga bila anda beresiko tinggi menjadi penderita penyakit jantung, tawa
bisa menjadi obat pencegah yang paling baik.
6. Mengurangi Bronkhitis Dan Asma
Tawa merupakan latihan terbaik untuk mereka yang menderita asma dan
bronkhitis. Tawa meningkatkan kapasitas paru-paru dan tingkat oksigen dalam
darah. Para dokter menyarankan fisioterapi dada untuk mengeluarkan lendir
(dahak) dari saluran pernafasan dengan meniup ke dalam sebuah alat atau balon
merupakan salah satu latihan yang biasa diberikan pada penderita asma. Tawa
melakukan hal yang sama dan cara ini lebih mudah dilakukan dan nyaris tanpa
ongkos. Terapi tertawa menaikkan tingat antibodi dalam selaput lendir pernafasan,
dengan begitu mengurangi frekuensi pernafasan. Terapi tertawa juga
meningkatkan sistem pembersihan lendir dalam saluaran nafas. Stres adalah faktor
lain yang bisa memicu serangan asma, dengan mengurangi stres tawa bisa
memperbaiki prognosis penyakit asma. Tetapi tawa juga bisa menyebabkan
ketidaknyamanan bila anda mengalami gangguan penyempitan pernafasan yang
parah. Ada juga beberapa kasus asma yang mungkin akan sedikit diperburuk oleh
latihan fisik apapun (latihan fisik pemicu asma). Orang-orang yang seperti ini
harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengikuti terapi
tertawa.
7. Merupakan Joging Internal
Ada banyak latihan yang bisa dilakukan untuk melatih otototot anda, tetapi
terapi tertawa memberikan pujatan yang bagus untuk semua organ internal. Tawa
memperlancar pasokan darah dan meningkatkan efisiensinya. Orang
membandingkan latihan ini dengan jari – jari ajaib, yang menjangkau kedalam
perut dan meningkatkan efisiensinya. Kegiatan terbaik tawa adalah pada usus.Hal
ini bisa meningkatkan persediaan darah dan membantu kerja usus.
8. Membuat anda tampak lebih muda
Tawa merupakan latihan yang sangat bagusuntuk otot – otot wajah anda. Tawa
mengencangkan otot – otot ewajah dan memperbaiki ekspresi wajah. Ketika
tertawa, wajah anda tampak merah karena peningkatan posokan darah yang
menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah tampak cerah. Orang – orang
yang suka tertawa tampak lebih cerah dan menarik.
9. Rasa percaya diri melalui tawa
Ketika anda tertawa dalam kelompok dengan kedua lengan terangkat kelangit,
rasa takut atau malu anda akan hilang dan setelah beberapa lama anda akan
menjadi orang yang suka bergaul, terbuka, dan ramah. Secara bertahap, tawa juga
akan menambah rasa percaya diri.

2.5 Prosedur Kerja


Satu sesi adalah kombinasi antara latihan pernapasan, peregangan dan
berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi tawa memakan waktu antara 20
sampai 30 menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30 sampai
40 detik.

1. Langkah Pertama

Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota klub, sambil


mengucapkan ho ho ho... Ha ha ha ... tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi
peserta karena syaraf-syaraf ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga
menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam tubuh.

2. Langkah Kedua

Pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang dilakukan semua


cabang-cabang olahraga pada awal latian yaitu: melakukan pernapasan dengan
mengambil napas melaui hidung, lalu napas ditahan selama 15 detik dengan
pernapasan perut. Kemudian keluarkan perlahan-lahan melaui mulut. Hal ini
dilakukan lima kali berturt-turut.
3. Langkah Ketiga

Menutar engsel bahu kedepan dan kearah belakang. Kemudian


menganggukkan kepala ke bawah sampai dagu hampir menyentuh dada, lalu
mendongakkan kepala ke atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.
Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan.tidak dianjurkan untuk
melakukan gerakan memutar leher, karena bisa terjadi cidera pada otot leher.
Peregangan dilakukan dengan memutar pingang ke arah kanan kemudian ditahan
beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. Peregangan uini juga dapat
dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini dilakukan
masing-masing lima kali.

4. Langkah Keempat: Tawa Bersemangat

Dalam tawa ini tutor memberikan aba-aba untuk memulai tawa, 1, 2, 3....
semua anggota klub tertawa serempak, diarapkan jangan ada yang tertawa lebih
dulu atau belakangan, harus kompak seperti nyayian koor. Dalam tawa ini tangan
diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan dan diangkat kembali, sedangkan
kepala agak mengdongak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat.
Jika tawa bersemangat mau berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho
ho..... ha ha ha..... beberapa kali sambil bertepuk tangan. Setiap selesai melakukan
satu tahap dianjurkan menarik napas secara pelan dan dalam.

5. Langkah Kelima: Tawa Sapaan

Tutor memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan suara suara
sedang sambil medekat dan bertegur sapa satu sama lainnya. Dalam melakukan
sesi ini mata peserta memberikan diharapkan saling memandang satu dengan
lainnya. Peserta dianjurkan menyapa sambil tertawa pelan, cara menyapa ini
sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Misalnya orang India dengan cara
mengatupkan kedua tangan, orang Barat saling berjabat tangan, orang Timur
Tengah berpelukan dan ciuman pipi, serta orang Jepang saling menundukkan
badan dan tetap menjaga kontak mata. Setelah itu peserta menarik napas secara
pelan dan dalam.
6. Langkah Keenam: Tawa Penghargaan

Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghuungkan ujung jari telunjuk


dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan digerakkan ke depan dan ke belakang
sekaligus memandang anggota lainnya dengan melayangkan tawa yang manis
sehingga kita kelihatan memberikan penghargaan kepada yang kita tuju.
Kemudian bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho... ha ha ha ... sekaligus
bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali menarik napas secara pelan
dan dalam agar kemabali tenang.

7. Langkah Ketujuh: Tawa Satu Meter

Tangan kiri dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan, sementara


tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak panah, lalu tangan di
tarik kebelakang seperti menarik anak panah dan dilakukan dalam tiga gerakan
pendek, seraya mengucapkan ae...... ae.......aeee.... lalu tertawa lepas seraya
merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa dari perut.
Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu ke arah kanan, hal serupa diulangi
antara 2 hingga 4 kali. Setelah selesai kembali menarik napas secara pelan dan
dalam.

8. Langkah Kedelapan: Tawa Milk Shake.

Anggota klub seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang satu di
tangan kiri dan satu di tangan kanan. Saat tutor memebrikan instruksi lalu susu
dituang dari gelas yang satu ke gelas yang satunya sambil mengucapkan Aeee....
dan kembali dituang ke gelas yang awal sambil mengucapkan aeeee..... Setelah
selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan
gerakan seperti minum susu. Al serupa dilakukan sebanyak emapt kali, lalu
bertepuk tangan seraya mengucapkan, ho ho ho ..... ha ha ha ...... kembali lakukan
tarik nafas pelan dan dalam.
9. Langkah Kesembilan:  Tawa Hening tanpa Suara

Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa iti tidak bisa dilakukan dengan tenaga
berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam perut mendapat tekanan secara
berlebihan. Dalam melakukan gerakan ini perasaan lebih banyak berperan dari
pada penggunaan tenaga berlebihan. Pada tawa ini mulut di buka selebar-lebarnya
seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling meandang satu sama
lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerak-
gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam melakukan tawa hening ini
otot-otot perut bergerak cepat sepeti melakukan gerak tawa lepas. Kemudian
kembali menarik napas pelan dan dalam.

10. Langkah Kesepuluh: Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup

Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab tertawa tanpa
suara, sekaligus mengatupkan mulut yang dipaksakan akan berdampak buruk
karena menambah tekanan yang tidak baik dalam ronga perut. Dalam pelaksanaan
gerak ini peserta dianjurkan bersenandung hmmmmmm...... dengan mulut tetap
tertutup, sehingga akan terasa bergema di dalam kepala. Dalam melakukan
senandung ini diharapkan semua pesert saling berpandangan dan saling membuat
gerakan-gerakan yang lucu sehingga memacu para peserta lain semakin tertawa.
Kemudian kembali menarik napas dalam dan pelan.

11. Langkah Kesebelas: Tawa Ayunan

Merupakan tawa yang banyak digemari para klub tawa karena tawa ini
seakan-akan bermain-main dan kompak. Pesert klub harus mendengar aba-aba
tutor, dan peserta dalam gerakan ini lebih baik berbentuk lingkaran. Peseta
disuruh mundur dua meter sambil tertawa, untuk memperbesar lingkarab dan
kemabli maju sekaligus mengeluarkan ucapan, Ae ae aeeeeeeee....... dan
seluruhnya mengangkat tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang
sama semua bertemu di tengah-tengah dan melambaikan tangan masing-masing.
Tahap berikutnya mereka kembali pada posisi semula, dan melanjutkan gerakan
maju ke tengah dan mengeluarkan ucapan, Aee..... Oooo.... Ee-Uu...... dan
sekaligus tertawa lepas dan serupa dilakukan bisa sampai emapat kali. Setelah
selesai kembali menarik napas dalam dan pelan.

12. Langkah Keduabelas: Tawa Singa

Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah, dan
memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kalenjer tiroid
sekaligus menjadikan peserta klub menghilangkan rasa malu dan takut. Dalam
gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan ke luar semaksimal
mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, dan tangan diangkat ke depan di
mana jari-jari di baut seperti akan mencakar, seolah-olah seperti singa mau
mencakar mangsanya. Pada saat itula peserta tertawa dari perut. Setelah selesai
lakukan kemabali gerakan menarik napas secara dalam dan pelan.

13. Langkah Ketigabelas: Tawa Ponsel

Peserta dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan masing-
masing seolah-olah memegang hand phone. Dengan aba-aba tutor mereka disuru
saling menyeberang sambil memegang handphone, pada saat itulah perserta
tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke posisi semula.
Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

14. Langkah Keempatbelas: Tawa Bantahan

Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi
jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan wanita. Dalam
kelompok itu mereka saling berpandangan sekaligus tertawa dan saling menuding
dengan jari telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya. Gerakan ini sangat
menarik para peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik
napas dalam dan pelan agar kembali segar dan tenang.
15. Langkah Kelimabelas: Tawa Memaafkan

Perserta klub memegang cuping telinga masing-masing sekaligus


menyilangkan lengan dan berlutut diikuti dengan tawa. Tawa memaafkan ini
mengajarkan kepada kita jika kita ada perselisihan terhadap orang lain maka
diajarkan saling memaafkan. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

16. Langkah Keenambelas: Tawa Bertahap

Di sini tutor menginstruksikan agar semua anggota klub mendekatinya.


Dalam sesi ini tutor mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian bertahap
menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi
tertawa lepas penuh semngat. Dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling
berpandangan dari anggota yang lain ke anggota yang lainnya juga. Tawa ini
dilakukan selama satu menit. Setelah selesai tarik napas dalam pelan. Setelah
selesai akan terasa sekali bahwa badan kita akan segar.

17. Langkah Ketujuhbelas: Tawa dari Hati ke Hati

Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua peserta terapi
saling berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa
dengan saling bertatapan dengan perasaan lega. Peserta juga bisa saling
bersalaman atau berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam.
Setelah selesai melakukan senam tawa setiap klub mempunyai cara masing-
masing dalam mengakhiri latihan terapi tawa. Ada yang melakukan tertawa secara
spontan dan lamanya 5 menit, sehingga tubu lebih rileks dan segar. Bahkan bila
ada anggota klub yang kurang kompak waktu melakukan terapi tawa dari sesi ke
sesi berikutnya, sebaiknya diulang, jika sudah kompak dilanjutkan pada tahap
berikutnya sampai selesai. Tetapi jika belum padu harus diulang sampai anggota
klub tersebut bisa tertawa kompak, dengan demikian semua anggota klub
mendapatkan manfaatnya.

2.6 Aspek Legal Etik Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai