A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Ny. L
Tanggal Lahir : 17 Januari 1953
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Sunda/ Indonesia
Status : Menikah
No. Cm : 464225
Tanggal Masuk : 17 Januari 2018
Tanggal Pengkajian : 22 Januari 2018
Alamat : Babakan caringin RT.03/RW.06 Ds.Ciparay Kab.
Bandung
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.Y
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hub. Dengan Pasien : Anak
Alamat :Babakan caringin RT.03/RW.06 Ds.Ciparay
Kab. Bandung
a) Keluhan Utama
Klien
b) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1
Klien mengeluh lemas dan nyeri pada saat BAB, sesak
dirasakan pada bagian dada sebelah kiri yang timbul ketika
klien banyak melakukan aktivitas berlebih dan berkurang jika
beristirahat, sesak dirasakan seperti ada yang menahan,
tertekan/tertimpa benda berat.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya klien pernah masuk ke Rumah Sakit Al Ikhsan
dengan keluhan lemas karena penyakit DM
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengalami
Diabetes Melitus
2
b. Minuman Air putih dan teh Air putih
Jenis 3-5 gelas/hari 2 gelas/hari
Jumlah
Pantangan - -
Keluhan - -
b. BAB
Jumlah 4x/minggu Ix/hari
Konsistensi Lembek Padat
Warna Merah cokelat Kuning cokelat
Bau Pekat Pekat
Kesulitan - -
4. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekwensi 2x/hari 1x/hari
Penggunaan Sabun Sabun
3
sabun
Gosok gigi 2x/hari Tidak pernah
Gangguan - Keterbatasan
b. Berpakaian mobilisasi
Frekwensi 2x/hari
3x/hari
d. Sistem Pencernaan
4
I : Distensi abdomen (-)
A : Bising usus lebih dari 12
P : Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada benjolan
P: Pada lambung terdengar timpani, dan pada hati terdengar
pekak
e. Sistem Persyarafan
a) Fungsi Serebral
Kesadaran : Somnolen
Memori : Daya ingat memendek
Gaya Bicara : Sulit untuk berbicara hanya bergumam
sewaktu-waktu
Orientasi :
Orang : Klien mengetahui dan mengenali anaknya
Tempat : Klien mengetahui keberadaannya
Waktu : Klien tidak mengetahui waktu
b) Fungsi Nervus Cranial
Nervus I Olfaktorius ( Sensor Hidung )
Klien tidak dapat mencium dan membedakan wangi-
wangian ( kayu putih )
Nervus II Oftikus ( Sensori Mata )
Penglihatan klien buram dan tidak jelas
Nervus III Okulomotorius ( Motorik Mata )
Respon pupil terhadap cahaya (+)
Nervus IV Trochlearis ( Motorik Mata )
Klien dapat berkedip dan mata klie dapat digerakkan ke
atas dan ke bawah
Nervus V Trigeminus ( Motorik dan Sensorik Wajah )
Klien tidak dapat mengerutkan otot wajah dan ketika diberi
sentuhan pada pipi dan dada dengan kassa, klien bisa
merasakannya
5
Nervus VI Abdusen ( Motorik Mata )
Pergerakan bola mata klien kurang baik, bola mata klien
dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri sedikit
Nervus VII Fasialis ( Motorik & Sensorik Wajah )
Klien tidak dapat menggerakan dahi dan otot wajah
Nervus VIII Vestibulo-Kokhlearis ( Sensori Telinga )
Klien tidak dapat mendengar dengan baik
Nervus IX Glosofaringeus
Klien tidak bisa menelan dengan baik dan mengunyah
dengan baik
Nervus X Vagus ( Sensori Mulut, Faring dan bagian
lainnya )
Klien tidakk bisa menelan dengan baik
Nervus XI Assesorius ( Motorik Fisik )
Klien tidak dapat mengangkat tangan dan kakinya sedikit
Nervus XII Hipoglosus ( Sensori Mulut dan Lidah )
Lidah simetris dan lidah klien sulit menggerakan ke segala
arah
f. Sistem Genitourinari
Klien berjenis kelamin perempuan, BAK menggunakan kateter,
BAB klien berdarah
g. Sistem Integumen
Kulit klien berwarna sawo matang, tidak ada kemerahan dan tidak
terdapat benjolan saat di inspeksi, kulit klien kering berjamur dan
bersisik
h. Sistem Muskuloskeletal
Klien tampak lemas, adanya nyeri atau luka, ekstremitas atas dan
bawah tidak dapat bergerak dan terpasang infus di tangan sebalah
kanan
Kekuatan Otot
3 3
6
3 3
4 Sistem Imun
Klien tidak terdapat pembesaran KGB
5 Sistem Wicara dan THT
Klien tidak dapat berbicara dengan baik dengan suara pelan, klien
dapat mendengar tapi tidak bisa menjawab ketika ditanya
Data Psikologis
a) Status Emosional : Klien sabar dengan keadaannya
b) Kecemasan : Klien cemas karena sabar
c) Konsep Diri :
Body Image
Klien menyukai seluruh tubuhnya
Harga Diri
Klien tidak merasa malu dengan kondisi anggota tubuhnya
Peran Diri
Klien merasa ingin pulang
Identitas Diri
-
6 Data Sosial
Klien tidak pernah mengikuti acara – acara atau organisasi di
masyarakat tetapi klien bersosialisasi dengan baik
7 Data Spriritual
Klien sering berdo’a untuk kesembuhannya
8 Data Penunjang
a) Laboratorium
7
Hasil Pemeriksaan Tanggal 12 Januari 2018
Jenis hasil Nilai rujukan
Pemeriksaan
1. Hematologi
Hb 10,8 L : 13,2 – 17,3
Leukosit 9.100 P : 11,7 – 15,5
3600 – 10.600
Hematokrit 34 P : 35 – 47 ; L :
40 – 52
Trombosit 253.000 150.000-440.000
2. Kimia Klinik
GDS 404 100 – 140
Ureum 36 20 – 40
Kreatinin 1,28 P : 0,5 – 0,9
L : 0,5 – 1
Capsinat
8
NO. DATA ETOLOGI MASALAH
1 Ds : Gagal jantung Nutrisi kurang
Klien dari kebutuhan
tubuh
mengeluh Gagal pompa
sesak ventrikel kiri
Klien
mengeluh Forward failure
pusing
Do: Suplai oksigen
ke otak menurun
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
2 Ds: Gagal jantung Kelemahan
Klien
mengeluh Gagal pompa
sesak ventrikel kiri
DO:
Hipoksia Back failure
PCH (+)
Gelisah LVED naik
Tekanan vena
pulmonalis
meningkat
Tekanan kapiler
paru meningkat
Edema paru
9
Gangguan
pertukaran gas
3 Ds: Kontraktilitas Risiko tinggi
Klien menurun cidera
mengeluh
sesak dan Hambatan
nyeri bagian pengososngan
dada saat ventrikel
bernapas
Do: Beban Jantung
Takikardi meningkat
Hipertensi
Bunyi Gagal jantung
jantung kongestif
ekstra (S3,
S4) Gagal pompa
Kulit dingin ventrikel
Nyeri dada
Forward failure
Penurunan curah
jantung (COP)
4 Ds: Gagal pompa Risiko Tinggi
Klien ventrikel Infeksi
mengatakan
lemas karena Forward failure
sesak napas
Do: Curah jantung
Kelemahan, (COP)
kelelahan
Perubahan Suplai darah
10
tanda vital, kejaringan
RR: 14
Dispnea, Nutrisi & O2 sel
pucat,
berkeringat Metabolism sel
Intoleransi
ktifitas
11
2.2.7 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawata
n
1. Gangguan Dalam waktu Kaji TTV Untuk
Perfusi 2x24 jam Pantau urine mengetahui
Jaringan perfusi output kondisi
berhubunga jaringan Berikan klien
n dengan meningkat makanan kecil Penuruan
suplai Criteria: mudah dikunyah, curah
oksigen ke Klien tidak batasi asupan jantung
otak mengeluh kafein mengakibat
menurun pusing Kolaborasi kan
TTV pemberiaan obat menurunny
dalam sesuai indikasi a produksi
batas urine,
normal pemantauan
CRT < 3 yang ketat
detik pada
Urine > produksi
600 urine < 600
ml/hari ml/hari
merupakan
tanda-tanda
terjadinya
syok
kardiogenik
Makanan
besar dapat
meningkatk
an kerja
12
miokardium
. Kafein
dapat
merangsang
langsung ke
jantung
sehingga
dapat
meningkatk
an frekuensi
jantung.
Dengan
pemberian
obat dapat
meningkatk
an volume
sekuncup,
memperbai
ki
kontraktilita
s
2. Gangguan Dalam waktu Berikan terapi Untuk
pertukaran 3x24 jam tidak oksigen meningkat
gas ada keluhan Cegah kan
berhubunga sesak atau atelektasis, latih konsentrasi
n dengan terdapat pasien batuk oksigen
perubahan penurunan efektif dan napas dalam
membran respon sesak dalam proses
kapiler- napas. Kolaborasi pertukaran
alveolus. Criteria: RL 500 gas
TTV cc 24 jam Kongesti
13
dalam Furosemi yang berat
batas d 1x3 akan
normal(R memperbur
R: 16- uk proses
20x/menit) pertukaran
Tidak ada gas
pengunaan sehingga
otot bantu berdampak
napas timbulnya
hipoksia
Kolaborasi
Meningat
kan
kontrakti
litas otot
jantung
sehingga
dapat
mengura
ngi
timbulny
a edema
da dapat
mencega
h
ganggua
n
pertukara
n gas
Membant
u
14
mencega
h
terjadiny
a retensi
cairan
dengan
mengha
mbat
ADH
3. Penurunan Menunjukkan Auskultasi nadi Terjadi
curah tanda vital perifer takikardia
jantung dalam batas Catat bunyi Irama
berhubunga yang dapat jantung galkop
n dengan diterima Palpasi nadi umum S3
kontraktilita (distrimia perifer dan S4
s miokardial terkontrol atau Pantau tekanan dihasilkan
hilang) dan darah sebagai
bebas gejala Kaji kulit aliran
gagal jantung terhadap pucat darah ke
dan sianosis dalam
Pantau haluaran serambi
urine yang
Berikan istirahat distensi
psikologi Penurunan
dengan curah
lingkungan jantung
tenang: dapat
menjelaskan menunjukk
manajemen an
medik/keperawa turunnya
tan, membantu nadi radial,
15
pasien popliteal,
menghindari dorsalis
stress pedis dan
Kolaborasi posubial
pemberiaan obat Pada CHF
sesuai indikasi lanjut
tubuh tidak
mampu
lagi
mengkomp
ensasi dan
hipotensi
tak dapat
normal lagi
Pucat
menunjukk
an
turunnya
perfusi
perifer,
sianosis
dapat
terjadi
sebagai
refraktori
Ginjal
berespon
untuk
menurunka
n curah
jantung
16
dengan
menahan
cairan dan
natrium
Stres
emosi
menghasil
kan
vasokontri
ksi yang
meningkat
kan
tekanan
darah, dan
meningkat
kan
frekuensi/k
erja
jantung
Dengan
pemberian
obat dapat
meningkat
kan
volume
sekuncup,
memperbai
ki
kontraktilit
as
4. Intoleransi Klien Periksa tanda Hipotensi
17
aktivitas berpartisipasi vital sebelum ortostarik
berhubunga pada aktivitas dan segera dapat
n dengan yang setelah terjadi
ketidakseim diinginkan, aktivitas, dengan
bangan memenuhi khususnya bila aktivitas
antara kebutuhan pasien karena
suplai perawatan diri menggunakan efek obat
oksigen/keb sendiri dengan vasodilator, (vasodilata
utuhan, kriteria diuretik, si),
kelemahan Mencapai penyekat beta. perpindaha
umum, tirah peningkata Catat respons n cairan
baring n toleransi kardiopulmona (diuretik
lama/immo aktivitas l terhadap atau
bilisasi yang dapat aktivitas, catat pengaruh
diukur, disritmia. fungsi
dibuktikan dispnea. jantung
menurunny berkeringat, Penurunan
a pucat. atau
kelemahan Kaji ketidakma
dan prespirator/pen mpuan
kelelahan yebab miokardiu
dan tanda kelemahan m untuk
vital dalam contoh meningkat
batas pengobatan, kan
normal nyeri, obat volume
selama Kaji sekuncup
aktivitas. prespirator/pen selama
yebab aktivitas,
kelemahan dapat
contoh menyebab
pengobatan, kan
18
nyeri, obat peningkata
Evaluasi n segera
peningkatan pada
intoleran frekuensi
aktivitas jantung
Berikan dan
bantuan dalam kebutuhan
aktivitas oksigen,
perawatan diri juga
sesuai peningkata
indikasi. n kelelahan
Selingi periode dan
aktivitas kelemahan.
dengan Kelemahan
periode adalah efek
istirahat, samping
Implementasik beberapa
an program obat. Nyeri
rehabilitasi dan
jantung/aktivit program
as. penuh stres
juga
memerluka
n energi
dan
menyebab
kan
kelemahan.
Dapat
menunjukk
an
19
peningkata
n
dekompens
asi jantung
daripada
kelebihan
aktivitas.
Pemenuha
n
kebutuhan
perawatan
diri pasien
tanpa
mempenga
ruhi stres
miokard/ke
butuhan
oksigen
berlebihan
Peningkata
n bertahap
pada
aktivitas
menghinda
ri kerja
jantung/ko
nsumsi
oksigen
berlebihan
Penguatan
dan
20
perbaikan
fungsi
jantung di
bawah
stres, bila
disfungsi
jantung
tidak dapat
membaik
kembali.
2.2.8 Implementasi
21
24 Januari 2018 Observasi TTV
Observasi
2.2.9 Evaluasi
Nama : Ny. Lasminah Diagnosa Medis : DM
Umur : 62 tahun No. CM :
Hari/ Tanggal DP ke Perkembangan Paraf
22 Januari 2018 S:
Klien
mengatakan
sesak nafas
O:
Klien tampak
masih sesak
P : TD :
170/90
N : 75x/menit
PCH (+)
Retraksi dada
(+)
A : Penurunan
Cardiak Output
P:
Observasi
TTV
Pemberian
terapi oksigen
3-5 LPM
Observasi
Atur posisi
22
Ciptakan
lingkungan
yang nyaman
Kolaborasi
pemberian
cairan NaCl
0,9%
Kolaborsi
furosemid
23 Januari 2018 S:
Klien mengatakan
masih sesak
napas
O:
Klien tampak
masih sesak
P : TD :
160/90
N : 81x/menit
PCH (+)
Retraksi dada
(+)
A : Penurunan
Cardiak Output
P:
Observasi
TTV
Pantau terapi
oksigen 3-5
LPM
23
Observasi
Atur posisi
Ciptakan
lingkungan
yang nyaman
Kolaborsi
furosemid
24 Januari 2018 S:
Klien
mengatakan
sesak sedikit
berkurang
O:
Klien masih
terlihat sesak
RR:
16x/menit
PCH (+)
A:
Penururnan
cardiac output
P:
Observasi
TTV
Observasi
kegawatan
nafas
Ciptakan
lingkungan
nyaman
Atur posisi
24
nyaman
2.3 PEMBAHASAN
Dalam segi pelaksanaan intervensi keperawatan sedikit berbeda karena
kami melakukan intevensi secara bersamaan untuk meringankan gejala yang
di derita pasien dan lebih memfokuskan pada gangguan suplai oksigen.
Untuk kesesuaiannya dalam menentukan proses penyakit berdasarkan
penyebab itu sama dengan konsep teori yang ada dibuku dan kami
menyesuaikan sesuai dengan gejala yang diderita oleh pasien.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan
sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah
lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal.
Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan
dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat.
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus CHF ini adalah penurunan
curah jantung, gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan perfusi jaringan,
dan intoleransi aktivitas.
26
DAFTAR PUSTAKA
27