Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI TERTAWA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
MOJOKERTO

OLEH :
KELOMPOK 14

1. EKO HENDRIK S

( 201403115 )

2. M. NAJIB AL HARITSI

( 201403078 )

3. AJENG KUSUMANINGRUM ( 201403002 )


4. DEWI ROKHMAWATI

( 201403018 )

5. RAHAYU SEPTIANA

( 201403056 )

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan Leaflet tentang Hipertensi di Ruang
Kencono Wungu RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto telah mendapat
persetujuan pada :
Hari

Tanggal

:
Ketua Kelompok

Moch. Nurhasani
NIM :

Pembimbing
Pembimbing
Akademik
Akademik

Pembimbing
Pembimbing
Klinik
Klinik

NIP :

NIP :

Mengetahui,
Mengetahui
Kepala
KepalaRuangan
Ruangan

Muji Rahayu, S.Kep. Ns


NIP
: 19750112
200501 2 008
Muji
Rahayu, S.Kep.Ns

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Bidang Study :

Keperawatan Jiwa

Topik

Terapi Tertawa

Sasaran

Peserta penyuluhan di Lembaga Pemasyarakatan Mojokerto

Tempat:

Lembaga Pemasyarakatan Mojokerto

Hari/Tanggal :

Senin, 18 Mei 2015

Waktu

1 x 30 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui
tentang terapi tertawa dan pelaksanaannya.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan bapak/Ibu dapat :
1. Menyebutkan pengertian tertawa
2. Menyebutkan tentang fisiologi tertawa
3. Menyebutkan pengertrian dari terapi tertawa
4. Menyebutkan apa saja dasar teori dari terapi tertawa
5. Menyebutkan tahapan dari terapi tertawa
SASARAN
Peserta penyuluhan Terapi Tertawa di Lembaga Pemasyarakatan
Mojokerto
MATERI
Terlampir
METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
MEDIA

Leaflet

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

Ibu/Bapak hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang Aula Lembaga


Pemasyarakatan Mojokerto

2. Evaluasi Proses

Ibu/Bapak antusias terhadap materi penyuluhan

Ibu/Bapak tdk meninggalkan tempat penyuluhan

Ibu/Bapak mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan


secara benar

3. Evaluasi Hasil

Ibu/Bapak mengetahui tentang pengertian tertawa, pengertian


terapi tertawa dan mampu melaksanakan sesuai dengan tahapan
terapi tertawa

Bapak dan ibu hadir saat pertemuan

KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU
1.

2.

3
menit

15
menit

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN
PESERTA

Pembukaan :

Membuka kegiatan
dengan mengucapkan salam.
ab salam

Memperkenalkan

diri
garkan

Menjelaskan

tujuan dari penyuluhan


hatikan

Menyebutkan
materi yang akan diberikan

hatikan
Pelaksanaan :

Menjelaskan

tentang pengertian tertawa


hatikan

Menjelaskan

tentang fisiologi tertawa

Menjaw
Menden
Memper
Memper

Memper
Memper

Memberi
kesempatan kepada peserta

untuk bertanya

tentang
tertawa

3.

4.

10
menit

2
menit

hatikan
Bertanya
dan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan

Menjelaskan
pengertian terapi

Memberi
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya

Evaluasi :

Menanyakan

kepada peserta tentang materi


yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada ibu
yang
dapat
menjawab
pertanyaan.
Terminasi :

Mengucapkan

terimakasih atas peran serta


peserta.

Mengucapkan

salam penutup

Memper
hatikan
Bertanya
dan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
Menjaw
ab pertanyaan

Menden
garkan
Menjaw
ab salam

PENGORGANISASIAN
Ketua Kelompok

: Moch.Nurhasani

Sekretaris

: Dwi Puspita. S

Bendahara

: Ainul Luthfiatus.Z

Leader

: Siti Unun. I

Co Leader

: Ajeng Kusumaningrum

Fasilitator

: Rizka Happyana.M
Dedy Mijayanto

Observer

: Lutfiatul Lailia
Nuraini

MATERI
1.

Pengertian Tertawa
Tertawa berasal dari kata dasar tawa. Tawa adalah ungkapan rasa
gembira, senang, geli dan lain sebagainya dengan mengeluarkan suara,
baik itu suara keras, sedang ataupun ringan, melalui alat ucapan lisan atau
mulut. Tertawa adalah ekspresi jiwa atau emosional yang diperlihatkan
melalui raut wajah dan bunyi-bunyian tertentu. Oleh karena itu, tertawa
secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua, yaitu set gerakan dan produk
suara (Muhammad, 2011).

2.

Fisiologis Tawa
Tertawa merupakan tindakan yang sehat dan memberi tambahan
oksigen bagi sel dan jaringan. Sebaliknya, merasa dan berprilaku murung
mengakibatkan pengurangan oksigen dalam darah. Sel-sel darah menjadi
lapar dan kosong, menghasilkan depresi, kecemasan, dan kemarahan
(Putchik, 2002). Otak yang dialiri darah beroksigen tinggi akan bekerja
lebih baik dari pada saat kekurangan oksigen.
Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, diatur oleh pusat emosi di
dalam struktur otak yang dinamakan sistem limbic (limbic system). Sistem
limbic berasal dari kata limbus yang berarti batas. Nama ini dipilih
karena menunjukkan daerah fungsional yang dibatasi. Daerah itu sendiri
dibentuk oleh beberapa komponen otak, antara lain hippocampus, gyrus
limbic, dan amiygdale. Sistem limbic ini memainkan peranan dalam
mengatur emosi manusia (Aswin, 2005. Pasiak, 2004; Fisiologis Tawa,

2014).
System limbic yang berbentuk seperti lingkaran, berkaitan dengan
prilaku tertentu. Ketika inti dari lingkaran dirusak, individu yang
bersangkutan menunjukkan suatu emosi yang tidak tepat atau kacau.
Artinya, secara tidak gampang pula tertawa terbahak-bahak meskipun
tidak lucu. Itu karena lingkaran yang juga merupakan pusat emosi menusia
itu terputus. Kalau satu bagian dari lingkaran rusak, maka memori dapat
hilang. Hal ini terjadi pada orang yang sudah pikun (Terapi tertawa, 2010).
Menurut Dr. Lee berk (Fisiologi Tertawa, 2014), seorang imunolog
dari Lomba Linda University di California USA, tertawa bisa mengurangi
peredaran dua hormone dalam tubuh, yaitu efinefrin dan kortisol (hormone
yang dikeluarkan ketika stress) yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Jika
kedua hormon tersebut dikeluarkan maka bisa menghalangi proses
penyembuhan penyakit. Jadi dalam keadaan bahagia ataupun tertawa,
maka hipotalamus akan mengeluarkan hormone endorpine, yang berfungsi
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.
3.

Pengertian Terapi Tertawa


Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan
didalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa,
atau senyuman yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan
bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancer sehingga dapat
mencegah penyakit dan memelihara kesehatan (Andol, 2009; Mathofani,
2012).

Terapi tertawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit
mental atau perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil
untuk semua kasus, dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama
gangguan itu telah dialami dan seberapa besar, akan tetapi setidak-tidaknya
tersenyum akan membuat penderita lebih riang dan secara sementara
terbebas dari masalah.
Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan
humor atau tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah
mereka, baik dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Ini
disebabkan tawa secara alami menghasilkan pereda stress dan rasa sakit
(terapi tawa,2010; khana,2012).
Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan terapi untuk
membantu beberapa orang yang mengalami kesulitan memulai tertawa
tanpa adanya alasan yang jelas. Stimulasi humor yang dimaksud dapat
diberikan dalam bentuk berbagai media, seperti VCD, notes, badut, dan
komik. Apabila stimulasi humor tersebut diberikan sebagai satu-satunya
stimulasi untuk menghasilkan tawa dalam settting terapi, maka terapi yang
diberikan akan disebut sebagai terapi humor, namun jika dikombinasikan
dengan hal-hal lain dalam rangka menciptakan tawa alami (misalnya
dengan yoga atau meditasi) akan disebut sebagai terapi tawa (Kataria,
2004). Jadi dalam pelaksanaannya, terapi tawa melibatkan proses humor,
tawa, yoga tawa, relaksasi dan meditasi.

4.

Dasar Teori Terapi Tertawa


Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama yang disusun berdasarkan
prinsip-prinsip psikologi yang dapat berfungsi menurukan gejala-gejala
depresi.
Table 2.1

Pembagian Tiga Tahap Utama Model Sesi tawa 15


langkah

Tahap
PERSIAPAN
INTI

PENUTUP

Model Sesi Tawa 15


Langkah
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
Tawa Milk Shake
Langkah 8
Langkah 9
Langkah 10
Langkah 11
Langkah 12
Langkah 13 A
Langkah 13 B
Langkah 14
Langkah 15
notes
Meneriakkan
2
Slogan
Saat teduh

Prinsip Psikologi (Patel,


1996)
Breathing (pernafasan)
Phsycal
Relaxation
1. Phsycal relaxation
2. Mengembangkan
kemampuan komunikasi
3. Mencar Social support

Mental Relaxation

1. Breathing (pernafasan)
Pernafasan penting untuk kehidupan. Pernafasan yang tepat
merupakan penawar stress. Dalam bernafas, diafragma ikut
mengambil peranan yang cukup penting. Diafragma memisahkan
dada dan perut manusia. Sekalipun manusia dapat mengembangkan

dan mengerutkan diafragma secara disadari, umumnya hal ini


berjalan dengan otomatis. Ketika manusia mengalami stress
mengakibatkan poses bernafas yang cepat dan terburu-buru, untuk
melepaskan kondisi stress tersebut bisa dilakukan dengan cara
menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan secara
berlahan. Didalam sesi klub tawa, pernafasan ini disebut sebagai
pranayama. Pranayama adalah tehnik-tehnik pernafasan yang pelan
dan berirama dengan gerakan lengan yang membantu terciptanya
relaksasi fisik dan mental (Kataria, 2004). Prayanama mempunyai
dampak menenangkan pikiran dan memberikan lebih banyak
oksigen untuk jaringan tubuh, serta meningkatkan kapasitas vital
paru-paru sehingga meningkatkan kapasitas untuk tertawa.
2. Phsycal relaxation
Pshycal relaxation merupakan bagian terpenting dari
beberapa gerakan tawa yoga, yaitu pada gerakan tepuk tangan
berirama dan teknik-teknik tawa yoga. Gerakan tepuk tangan
berirama dilakukan diawal sebelum masuk ke sesi utama tawa
yoga. Gerakan ini merupakan latihan pemanasan yang merangsang
titik-titik acupressure (pijat ala akupuntur) ditelapak tangan dan
membantu menciptakan rasa nyaman serta meningkatkan energy.
Pada langkah ketiga dari model sesi tawa 15 langkah yaitu latihan
bahu, leher dan peregangan juga merupakan salah satu bentuk
relaksasi fisik yang dilakukan sebelum melakukan gerakan tawa.

Latihan ini dapat memberikan penyegaran fisik dan stamina


tambahan.

Pada

tehnik-tehnik

tawa

yoga

lainnya

yang

menggunakan phsycal relaxation sebagai bagian dari penyelarasan


tubuh dan fikiran adalah gerakan tawa pada langkah 3 sampai
dengan 15.
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi. Tawa menyatukan
orang dan memperbaiki hubungan interpersonal.
4. Mencari Social Support
Social support merupakan salah satu tehnik melakukan
coping terhadap stress. Seluruh gerakan tawa melibatkan interaksi
dari orang lain. Gerakan yang khusus mencari social support
muncul pada beberapa langkah yaitu tawa sapaan, tawa
penghargaan, tawa hening tanpa suara, tawa bersenandung dengan
mulut tertutup, tawa mengayun, tawa singa, tawa ponsel, tawa
memaafkan dan keakraban.
5. Mental Relaxation
Mental relaxation ini terdapat pada penutupan akhir sesi tawa
yaitu meneriakkan 2 slogan dan saat teduh dengan mengangkat
kedua tangan keatas dan memejamkan mata dalam beberapa menit.
Gerakan pada tehnik penutupan ini mendasarkan kepada prinsip
dasar Hasya Yoga dimana mental relaxation ini dilakukan untuk
menyelaraskan antara tubuh, fkiran dan jiwa sehingga dapat
menekan kecemasan atau stress (kataria, 2004).

5.Tahapan Terapi tertawa


Masing-masing sesi dalam terapi adalah kombinasi antara latihan
pernafasan, peregangan dan berbagai tehnik tawa stimulus. Satu sesi tawa
memakan waktu antara 20-30 menit. Sedangkan satu putaran tawa
memakan waktu antara 30-40 detik (Tirmanto, 2006; prasetyo,2011).
1. Langkah Pertama
Pemansan dengan tepuk tangan serentak semua peserta,
sambil mengucapkan ho.. ha ha ha
Tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi peserta karena
saraf-saraf ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga
menciptakan rasa aman dan meningkatkan energy dalam tubuh.
2. Langkah Kedua
Pernafasan

dilakukan

seperti

pernafasan

biasa

yang

dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada awal latihan yaitu :


melakukan pernapasan dengan mengambil napas melalui hidung,
lalu nafas ditahan selama 15 detik dengan pernapasan perut.
Kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Hal ini
dilakukan lima kali berturut-turut.
3. Langkah Ketiga
Memutar engsel bahu ke depan dan kearah belakang.
Kemudian menganggukan kepala kebawah sampai dagu hamper
menyentuh dada, lalu mendongakkan kepala keatas belakang. Lalu
menoleh ke kiri dan kekanan. Lakukan secara perlahan. Tidak

dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher, karena bisa


terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan dengan
memutar pinggang kearah kanan kemudian ditahan beberapa saat,
lalu kembali keposisi semula. Peregangan ini juga dapat dilakukan
dengan otot-otot bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini
dilakukan masing-masing lima kali.
4. Langkah Keempat : Tawa Bersemangat
Tutor member aba-aba untuk memulai tawa, 1, 2, 3..
semua orang tertawa serempak. Jangan ada yang tertawa lebih dulu
atau belakangan, harus kompak seperti nyanyian koor. Dalam tawa
ini tangan diangkat keatas beberapa saat lalu dituturunkan dan
diangkat kembali, sedangkan kepala agak mendongak ke belakang.
Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa bersemangat
akan berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho hoha
ha ha.. beberapa kali sambil bertepuk tangan.
Setiap selesai melakukan satu tahap dianjurkan menarik
napas secara pelan dan dalam.

5. Langkah Kelima : Tawa Sapaan


Tutor memberikan aba-aba agar peserta tertawa dengan
suara-suara smbil mendekatdan bertegur sapa satu sama lainnya.
Dalam melakukan sesi ini mata peserta diharapkan saling
memandang satu sama lain. Peserta dianjurkan menyapa ini sesuai
dengan kebiasaan masing-masing. Setelah itu peserta menarik
napas secara pelan dan dalam.
6. Langkah Keenam : Tawa Penghargaan
Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan
ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan
diggerakkan kedepan dan kebelakang sekaligus memandang
anggota lainnya dengan melayangkan tawa yang manis sehingga
seperti memberikan penghargaan kepada yang dituju. Kemudian
bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho.. ha ha ha.
Sekaligus bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali
menarik napas secara pelan dan dalam agar kembali tenang.
7. Langkah Ketujuh : Tawa Satu Meter
Tangan kiri dijulurkan kesamping tegak lurus dengan badan,
sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan
anak panah, lalu tangan ditarik ke belakang seperti menarik anak
panah dan dilakukan dalam tiga gerakan pendek, seraya
mengucapkan ae.ae..aeee.. lalu tertawa lepas seraya
merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendongak serta

tertawa dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan kearah kiri lalu
kea rah kanan. Ulangi hal serupa antara 2 hingga 4 kali.Setelah
selesai kembali menarik napas secara pelan dan dalam.
8. Langkah Kedelapan : Tawa Milk Shake
Peserta seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang
satu ditangan kiri dan satu ditangan kanan. Saat tutor memberikan
instruksi lalu susu dituang dari gelas gelas yang satu ke gelas yang
satunya sambil mengucap aeee.. dan kembali dituang ke gelas
awal sambil mengucapkan aeee. Setelah selesai melakukan
gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan gerakan
seperti minum susu. Hal serupa dilakukan sebanyak empat kali,
lalu bertepuk tangan seraya mengucapkan, ho ho ho.. ha ha
ha. Kembali melakukan tarik nafas pelan dan dalam.
9. Langkah Kesembilan : Tawa Hening Tanpa Suara
Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa ini tidak bisa dilakukan
dengan tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban didalam
perut mendapat tekanan secara berlebihan. Perasaan lebih banyak
berperan dari pada penggunaan tenaga berlebih. Pada tawa ini
mulut dibuka selebar-lebarnya seolah-olah tertawa lepas tetapi
tanpa suara, sekaligus saling memandang satu sama lainnya dan
membuat

berbagai

gerakan

dengan

telapak

tangan

serta

menggerak-gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam


melakukan tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat seperti

melakukan gerak tawa lepas. Kemudian kembali menarik nafas


eland an dalam.
10. Langkah Kesepuluh : Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup
Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab
tertawa

tanpa

suara,

sekaligus

mengatupkan

mulut

yang

dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan yang


tidak baik dalam rongga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini
peserta dianjurkan bersenandung hemmmmm. Dengan mulut
tetap tertutup, sehingga akan terasa bergema di dalam kepala.
Dalam melakukan senandung ini diharapkan semua peserta saling
berpandangan dan saling membuat gerakan-gerakan lucu sehingga
memacu peserta lain semakin tertawa. Kemudian kembali menarik
nafas dalam dan pelan.
11. Langkah Kesebelas : Tawa Ayunan
Peserta dalam formasi melingkar dan harus mendengar abaaba tutor. Kemudian peserta mundur dua meter sambil tertawa,
untuk memperbesar lingkaran dan kembali maju sekaligs
mengeluarkan ucapan, ae ae aeee.. seluruh peserta mengangkat
tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua
bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan masing-masing.
Tahap berikutnya, peserta kembali pada posisi semula, dan
melanjutkan gerakan maju ketengah dan mengeluarkan ucapan,
aee.OooEe-Uu dan sekaligus tertawa lepas dan serupa

dilakukan bisa sampai empat kali. Setelah selesai kembali menarik


napas dalam dan pelan.
12. Langkah Kedua belas : Tawa Singa
Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot
wajah, lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki
saluran dan kelenjar tiroid sekaligus peserta dapat menghilangkan
rasa malu dan takut. Dalam gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar
dan lidah dijulurkan keluar semaksimal mungkin, mata dibuka
lebar seperti melotot, seolah-olah seperti singa mau mencakar
mangsanya. Pada saat itulah peserta tertawa dari perut. Setelah
selesai lakukan kembali gerakan menarik napas secara dalam dan
pelan.
13. Langkah Ketiga belas : Tawa Ponsel
Peserta dibagi dalam dua kelompok yang slaing berhadapan
dan masing-masing seolah-olah memegang handphone. Tutor
meminta peserta saling menyebrang sambil memegang handphone.
Pada saat itulah peserta tertawa sambil saling berpandangan dan
setelah itu kembali lagi keposisi semula. Setelah selesai tarik napas
dalam dan pelan.
14. Langkah Keempat belas : Tawa bantahan
Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing
dengan dibatasi jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok
pria dan wanita. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan

sekaligus tertawa dan saling menuding dengan jari telunjuk kepada


kelompok yang dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik para
peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik
napas dalam dan pelan agar kembali segar dan tenang.
15. Langkah Kelima belas : Tawa Memaafkan
Peserta klub memegang cuping telinga masing-masing
sekaligus menyilang lengan dan berlutut diikuti dengan tawa.
Muatan dari tawa ini adalah saling memaafkan jika ada
perselisihan.Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.
16. Langkah Keenam belas : Tawa Bertahap
Disini tutor menginstrusikan agar peserta mendekatinya.
Tutor mengajak peserta untuk tersenyum kemudian secara bertahap
menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir
menjadi tertawa lepas penuh semangat. Tawa ini dilakukan selama
satu menit. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.
17. Langkah Ketujuh belas : Tawa dari hati ke hati
Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua
peserta terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan
sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling bertatapan dengan
perasaan lega. Peserta juga bisa saling bersalaman atau berpelukan
sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam.

Anda mungkin juga menyukai