Nama kelompok 3 :
Tingkat : 3B keperawatan
DOSEN PENGAJAR:
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002
1
BAB I
PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus
mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah
ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing- masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari
diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orangtuanya, mulai membina
hubungan hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya. Berdasarkan hal di atas,
penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan keperawatan keluarga pemula”.
Bagaimanatugasperkembangandanmasalah–masalahyangterjadipada
1.3 TUJUAN
2
1.3.1 Tujuan Umum
menikah
BAB II
3
KONSEP TEORI PENYAKIT
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai
tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling
ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG.
Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-
istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau
kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke (1992).
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki
dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
4
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin
norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun
keluarga berperan didalam masyarakat.
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan
dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam
c. Single ParentFamily.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
5
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam
f. Tree GenerationFamily
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga- lembaga Kesehatan
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas- fasilitas Kesehatan yang ada.
6
3.5 KELUARGA BARU MENIKAH
3.5.1 . Definisi
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga masing- masing.
pasangannya.
e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok social pasangan
f. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yangdiharapkan
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling
utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda
mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan
Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah
berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk kedepannya. Jika perlu, temui ahli perencana
keuangan.
7
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri dari
mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam
keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya
karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa
menjadi teman yang suportif.
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan bahwa
kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn ialah kesibukan. Coba untuk
menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat
jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin
menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.
d. Tidak menjagatubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan terlihat
lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin
karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada
malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah
banyak. Wah,ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk
berolahraga bersama pasangan.
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan
mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang
berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa
jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun,
jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh
waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang
dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak
tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah
memperburuk masalah.
8
g. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah.
Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera.
Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi,
mengapa terburu- buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,
menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya.
Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih
besar.
3.5.4 TugasPerkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga-keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang
diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
3. Peran berubah.
4. Fungsi baruditerima.
5. Belajarhidupbersamasambilpenuhikebutuhankepribadianyang
mendasar.
6. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam
mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan
kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
9
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan
dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam
Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk
memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan,
sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses
keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian khusus
yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode
kontrasepsi yang tepat adalah :
10
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metodakontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat
pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali
tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan
akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
tersebut.
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan
yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode
terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda
kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah
kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang
Kontrasepsioral
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok,
usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
- Mini Pil
11
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala
jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
KontrasepsiHormonal
- Hormone Implant
- Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
Kontrasepsi Mekanik
Diafragma dan kapservik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan
riwayat toksik shock syndrome.
- IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi,
kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
Kontrasepsi Mantap
BAB III
12
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data umum
2. Usia KK : 24 tahun
4. Pekerjaan KK : petani
5. Pendidikan KK : SMA
Genogram
13
14
1. Tipe keluarga : commune family.
2. Suku bangsa : suami dan istri bersuku bangsa Rejang , bahasa yang
sekali.
Tn.M mengatakan saat ini memiliki pekerjaan sebagai petani, keluarga baru ini
bekerja sebagai petani penghasilan sebulan sekitar +-700.000, keluarga baru ini
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka walaupun mereka
masih tinggal dengan orang tua.
15
5. Aktivitas rekreasi keluarga
Pada waktu libur, keluarga baru ini memiliki aktivitas rekreasi keluarga, dirumah
dengan menonton televisi dan rekreasi keluar rumah atau kerumah tetangga.
Menurut Tn.M tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum
dapat memiliki pekerjaan menetap yang baik, Tn.M mengatakan masih sulit
memenuhi kebutuhan keluarganya , serta adanya rasa khawatir karena selalu
bergantung pada keluarga karena masih tinggal dengan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga inti ; Keluarga baru ini memiliki riwayat penyakit
thypoid dari Tn. M Yang terkadang sering kambuh. Ny.D tidak memiliki riwayat
penyakit, BB ny.D turun secara drastis.
Ny. D mengatakan ada orang tua atau ibu dari Ny.D yang mengalami sakit
keturunan yakni maag, tetapi keluarga baru ini tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan dari orang tuanya.
16
10. Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni oleh keluarga baru ini adalah rumah orang tua dari suami.
Luasnya : 8x9M , tipe : rumah permanen , jumlah ruangan : 6 , pemanfaatan
ruangan : teras rumah, ruang tamu, kamar 2, dapur dan kamar mandi, jumlah
ventilasi : baik dan cukup , peletakkan perabot rumah tangga : didapur kondisi
bersih dan rapi , sarana pembuangan air limbah : ke tempat khusus pembuangan
limbah , MCK : 1
A. Denah rumah
Teras
2x2m
P
Ruang Kamar 1
I
Tamu 3×2m
Pintu 4×3m M
Dapur
Pintu
4×3m
Kamar 2P
3×2m Pintu
Wc
Spitang
P 2x3m
17
B. Keterangan :
2. Teras berukuran : 2 x 2 m
4. Kamar 1 berukuran : 3 x 2 m
5. Kamar 2 berukuran : 3 x 2 m
6. Dapur berukuran : 4 x 3 m
9. Pintu berjumlah 6
10. Gambarkan denah rumah secara rinci, mengenai ukuran dan letak
sumur/wc/pintu/SPAL/jumlah kamar
Keluarga baru ini sering bertempat tinggal dirumah orang tua suaminya selama
beberapa minggu kemudian kembali lagi ke rumah kediaman istrinya yang masih
satu kota dengan tempat tinggal orang tua suaminya hanya saja beda kecamatan dan
18
mendapat binaan dari para keluarganya. Keluarga ini tidak pergi keperjakaan jauh
seperti keluar kota.
Tn. M mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn. M dan
Ny. D ,apabila ada anggota keluarga yang sakit maka orang tua dari Ny. D akan
membantu pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah, keluarga
menggunakan fasilitas penunjang kesehatan : BPJS.
Tn. M mempunyai pola komunikasi yang cukup baik, terbuka. Bila timbul suatu
masalah keluarga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan
balik yang tepat dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga.
Tn. M sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu satunya karena
ia masih tinggal dirumah orang tuanya. Tn. M merupakan pemimpin keluarga,
sedangkan Ny. D sebagai istri /ibu rumah tangga. Peran Tn. M didalam keluarga
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menurut Tn. M ia selalu berusaha menjadi suami
yang baik. Tn. M pun tidak pernah mengambil keputusan sepihak. Ia selalu
19
melibatkan Ny. D untuk memberikan masukan akan pengambilan keputusan nya
tersebut.
Nilai-nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai Rejang karena mereka berdua
tinggal dilingkungan orang Rejang dan mereka juga merupakan orang Rejang . Tn.
M dan Ny. D merupakan pekerja keras, mereka melakukan kehidupan sehari-hari
seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama, apabila menurut agama tidak baik
maka mereka tidak akan melakukan hal yang tidak baik tersebut.
Tn. M dan Ny. D selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik
antara mereka berdua maupun orang tua dari Tn.M. Mereka selalu berusaha
menerapkan komunikasi yang terbuka dalam segala hal. Sehingga sampai saat ini
jarang terjadi masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan
dan perasaan-perasaan mereka
Keluarga baru ini hidup bersama dan saling menyesuaikan diri terhadap peran-
peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka Terima. Termasuk peran suami istri.
dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn. M mudah berinteraksi dan beradaptasi
dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan dengan baik
dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama
dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera.
Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diatur oleh Ny. D namun apabila nanti
ada masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan bersama,
20
keluarga mengatakan bila nanti memiliki seorang anak maka mereka harus mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada anak mereka nantinya.
Tn.M sering terkena thypoid, keluarga hanya bisa merawat semampunya dan juga jarak
pelayanan kesehatan tidaklah dekat.
Untuk masalah kesehatan yang dialami Tn. M. Istri dan orang tua mereka
terkadang cemas akan kondisi tersebut sehingga apabila Tn. M mengalami
thypoid maka mereka cepat-cepat untuk membawa ke puskesmas. Ny.D juga
sering berkonsultasi dengan bidan desa tentang bagaimana berKB dsb..
21
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. M saat ini belum memiliki anak karena baru menikah, Tn.M dan
keluarga baru ini mengatakan aktivitas seksual berubah dan hubungan seksual tidak
memuaskan karena kurangnya informasi, Ny.D telah mempersiapkan dan berdiskusi
tentang hal memiliki anak atau KB , mencari informasi tentang kB, pasangan suami
istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, Laki-laki dan perempuan. Tetapi
mereka juga mengatakan terserah kepada Allah SWT mau memberi mereka anak
berapa dan jenis kelamin apa mereka akan senantiasa bahagia dan bersyukur.
Menurut keluarga baru ini, pendidikan sangatlah penting, nanti jika keluarga
memiliki anak maka mereka akan menyekolahkan anak tersebut dengan baik.
Keluarga melaksanakan fungsi religius atau dalam hal kegamaan dengan baik
dan juga sering mengikuti acara- acara yang terkait agama misalnya pengajian.
22
Keluarga berlibur kadang-kadang untuk sekedar rekreasi, dan bisa juga
dilakukan dengan menonton televisi dirumah bersama keluarga.
Ny.D mengatakan ada stresor saat ini karena masih belum mengetahui
bagaimana cara pemeliharaan kesehatan setelah penggunaan alat KB dan aktivitas
seksual berubah dan adanya hubungan seksual yang tidak memuaskan tetapi Ny.D
juga menyatakan akan mencari informasi tentang kontrasepsi dan bagaimana
mencapai kepuasan seksual.
Keluarga mengatakan ada stessor saat ini. Karena mereka belum mempunyai
pekerjaan yang lebih baik lagi. Mereka terkadang cemas akan masa depan rumah
tangga mereka jika terus menerus tinggal atau bergantung dengan keluarga
/mertua/orang tua. Mengingat akan kebutuhan kedepannya akan semakin banyak
saja seperti membuat rumah sendiri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jadi
keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan sekarang ini
Sistem dukungan dari keluarga sangat kuat, keluarga besar saling membantu
dalam menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluaga saat ini.
Tempat tinggal yang memadai dan sarana kesehatan yang mudah dijangkau oleh
keluarga. Pola komunikasi berjalan dengan baik dalam keluarga.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.D mengalami penurunan BB secara drastis, Ny. D dan Tn.
M ada masalah cemas terha
24
NO. JENIS PEMERIKSAAN Tn. M Ny.D
1 Pemeriksaan umum
1
3. pemeriksaan kuku Pemeriksaan Kepala pada Tn. M yaitu kuku Pemeriksaan Kepala pada Ny. D yaitu kuku
terlihat agak kotor, dan tidak terdapat kelainan. terlihat agak kotor, dan tidak terdapat kelainan.
3. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan pada Tn. M yaitu kepala terlihat Pemeriksaan pada Ny. D yaitu kepala terlihat
simetris, bentuk oval, tidak ada lesi dan tidak ada simetris, bentuk oval, tidak ada lesi dan tidak ada
kelainan pada kepala. kelainan pada kepala.
2. pemeriksaan muka Pemeriksaan pada Tn. M yaitu wajah terlihat Pemeriksaan pada Ny. D yaitu wajah terlihat
simetris, warna kulit sawo matang. Distribusi simetris, warna kulit sawo matang. Distribusi
merata sesuai dengan warna kulit. Kekuatan otot merata sesuai dengan warna kulit. Kekuatan otot
normal dan sensasi wajah normal. normal dan sensasi wajah normal.
3. Pemeriksaan telinga Pemeriksaan pada Tn. M yaitu bentuk simetris Pemeriksaan pada Ny. D yaitu bentuk simetris
tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan
4.pemeriksaan mata Pemeriksaan pada Tn. M yaitu konjungtiva an Pemeriksaan pada Ny. D yaitu konjungtiva an
anemis, sklera : an ikterik. Pengeluaran sekret anemis, sklera : an ikterik. Pengeluaran sekret
normal normal
5 pemeriksaan hidung dan Pemeriksaan pada Tn. M yaitu pemeriksaan Pemeriksaan pada Ny. D yaitu pemeriksaan
sinus normal, tidak ada lesi, perdarahan maupun cairan normal, tidak ada lesi, perdarahan maupun cairan
serta tidak ada kelainan serta tidak ada kelainan
6. Pemeriksaan mulut dan Pemeriksaan pada Tn. M yaitu warna bibir norm Pemeriksaan pada Ny. D yaitu warna bibir
tenggorokan normal(merah muda) tidak terdapat caries pada
2
al(merah muda) tidak terdapat caries pada gigi, gigi, tidak adanya peradangan atau kelainan.
tidak adanya peradangan atau kelainan.
7. Pemeriksaan leher Pemeriksaan pada Tn. M yaitu normal, tidak ada Pemeriksaan pada Ny. D yaitu normal, tidak ada
gangguan fungsi maupun kelainan anatomis. gangguan fungsi maupun kelainan anatomis.
4. Pemeriksaan dada
1. Pemeriksaan pernafasan Pada Tn. M , RR : normal (napas 18x/i, tidak Pada Ny. D , RR : normal (napas 16x/i, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan) nafas tambahan)
2. Pemeriksaan Pada Tn. M , bj=normal, bj 1 dan bn w terdengar, Pada Ny. D, bj=normal, bj 1 dan bn w terdengar,
kardiovaskuler tidak ada tambahan tidak ada tambahan
5. Pemeriksaan abdomen Pada Tn. M bising usus terdengar normal pada Pada Ny. D, bising usus terdengar normal pada
kuandran kanan atas, turgor baik kuandran kanan atas, turgor baik
6. Pemeriksaan ekstremitas Pada Tn. M dan Ny, j, tidak ada ga vguan fungsi Pada Ny. D, dan Ny, j, tidak ada ga vguan fungsi
maupun kelainan anatomis maupun kelainan anatomis
7. Pemeriksaan anus Pada Tn. M Pada Ny. D
3
Tidak ada Prolaps rektum Tidak ada Prolaps rektum
Glan penis tidak terdapat herpes Labia mayora tidak terdapat urethral
discharge
Tidak ada pembesaran skrotum
Tidak terdapat prolaps uretra
1. Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan terhadap pemilihan dan ketersedian
metoda kontrasepsi
2. Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan Gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pra sekunder
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan setelah pernikahan Berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.
Skoring dx 1 : Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan terhadap pemilihan dan ketersedian
metoda kontrasepsi
5
NO KRITERIA PERHITUNGAN BOBOT PEMBENARAN
1. Sifat sifat masalah: Resiko 2/3x1 = 2/3 2/3 Karena selama menjadi pasangan baru belum pernah ada petugas
kkesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.
2. Kemungkinan untuk diubah : 1/2x2 = 1 1 Karena selama menjadi pasangan baru belum pernah ada petugas
sebagian kkesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.
3. Potensi masalah untuk 2/2x2 = 2 2 Karena kesibukan klien cukup tinggi sehingga untuk
dicegah : tinggi berlangsungnya penyuluhan terkendala oleh waktu kesibukan
klien yang tinggi.
4. Menonjolnya masalah : ada ½x1==½ ½ Karena tidak segera diberikan penyuluhan KB klien akan
tidak perlu diatasi segera. kebingungan dalam dalam membentuk keluarga yang sejahtera.
Total
3 2/3
Skoring dx 2 : Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan Gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pra sekunder.
1. Sifat Sifat masalah : Actual 2/3x1 = 2/3 2/3 Cemas menjadikan menjadikan Tn.M berkecil hati, tidak percaya diri
dan khawatir terhadap masa depan.
2. Kemungkinan untuk di 2/2x2 =2 2 Sumberdaya di di keluarga keluarga cukup cukup kuat kuat
6
ubah : Tinggi 1.1. Mertua saling Mertua saling menghargaibda menghargaibdann dapat
mengerti
2.2. Sistim dukungan sosial keluarga kuat
3. Potensial di cegah : Cukup 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Jarak rumah rumah dengan dengan kota kota terjangkau terjangkau (agak
dekat). Keluarga belum memanfaatkan lapangan pekerjaan yang ada.
Menonjolnya masalah : Ada ½x1==½ ½ Keluarga merasakan merasakan adanya adanya masalah masalah tapi
tidak perlu diatasi segera cemas dianggap hal biasa
4. Total :
Skoring dx 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan setelah pernikahan Berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.
1. Sifat masalah : aktual 3/3x1=1 1 Masalah penurunan berat badan telah telah terjadi pada Ny.D dikarenakan
terlalu banyak pekerjaan dalam mempersiapkan penikahan dan setelah
pernikahan dan akhirnya terjadi pernikahan yang kemudian mulai saat itu
Ny.D mudah lelah dan kurang nafsu makan hingga membuatnya mengalami
7
penurunan BB Secara drastis dari 48 ke 40kg
2. Kemungkinan untuk 2/2x2=2 2 Keluarga Keluarga memiliki memiliki sumberdaya sumberdaya yang yang
diubah : tinggi cukup kuat untuk mengatasi masalah yaitu:
1.1. Karena tidak memiliki pekerjaan, jadi lebih banyak istira jadi lebih
banyak istirahat dan hat dan makan yang teratur.
3. Potensial dicegah : 2/3x1 = 2/3 Masalah Masalah sidah sidah berlangsung berlangsung belum terlalu lama,
cukup sekitar kurang lebih 2minggu terakhir ini
Menonjolnya masalah : ½x1==½ ½ Masalah Masalah ada ada tapi tapi di di anggap anggap hal hal yang yang
masalah ada tapi tidak biasa oleh keluarga
perlu diatasi segera
4. Total : 41/2
8
pemeliharaan kesehatan dapat : Stimulasi kesadaran atau penerimaan
berhubungan dengan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
Menjabarkan dengan benar tentang cara
Kurangnya pengetahuan kesehatan dengan cara memberikan
penggunaan kontrasepsi yang dipilih dan
terhadap pemilihan dan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
pemecahan masalahnya.
ketersedian metoda harapan tentang kesehatan, dan mendorong
kontrasepsi Menjelaskan tentang efek samping dan sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
komplikasi dari metoda kontrasepsi yang
Stimulasi keluarga untuk memutuskan cara
dipilih.
perawatan yang tepat dengan cara
Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda mengidentifikasi konsekwensi tidak
kontrasepsi yang dipilih. melakukan tindakan, meng identifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan
Menggambarkan metoda lain yang dapat
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap
dipakai dan memilih salah satu dari metoda
tindakan.
tersebut bila pasangan ingin mengganti metoda
kontrasepsi. Memberikan kepercayaan diri dalam
merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
9
depan berhubungan :
dengan Gangguan
Setiap individu dapat menyusun tujuan jangka Identifikasi saat tingkat cemas berubah
kemampuan untuk
panjang dan pendek untuk perubahan.
memenuhi tanggung Pahami situasi yang membuat cemas
jawab pra sekunder Menyebutkan harapan diri sendiri dan keluarga.
Beri kesempatan pada seluruh anggota
Menyebutkan sumber daya komunitas yang keluarga untuk mendiskusikan penilaian
tersedia. mereka terhadap situasi.
setelah pernikahan
Hitung berat badan ideal pasien
Berhubungan dengan
ketidakmampuan Jelaskan hubungan antara asupan makanan,
10
mengenal masalah aktivitas fisik, penurunan BB
kesehatan
Jelaskan faktor resiko penurunan BB
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan
mengawasi keluarga melakukan perawatan.
2. Cemas terhadap masa depan 1. Mengidentifikasi saat tingkat cemas berubah Kel.3
berhubungan dengan
2. Memahami situasi yang membuat cemas
Gangguan kemampuan untuk
memenuhi tamggung jawab pra 3. Memberi kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikan penilaian
11
sekunder mereka terhadap situasi.
6. Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk mempertimbangkan masalah dari
perpektif anggota keluarga yang lain.
X. EVALUASI
12
NO DIAGNOSA EVALUASI PARAF
1 Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan S : klien mengatakan sudah mengerti tentang metode Kelompok 3
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan terhadap kontrasepsi dan yang berkaitan dengan alat kontrasepsi
pemilihan dan ketersedian metode kontrasepsi serta pemeliharaan kesehatan setelahnya.
O : klien tampak paham akan hal yang dibahas, klien
mampu menjawab pertanyaan perihal kontrasepsi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan S : klien mengatakan kecemasan sudah berkurang dan Kelompok 3
Gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung sudah mampu mengatasi kecemasan perlahan-lahan
jawab pra sekunder O : klien tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh S : klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah dan Kelompok 3
sehingga terjadi Penurunan berat badan setelah BB sudah mulai naik
pernikahan Berhubungan dengan ketidakmampuan O : klien tampak lebih segar berenergi
mengenal masalah kesehatan. A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
13
BAB IV
PENUTUP
Lampiran
KELUARGA BARU
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015
menunjukkan bahwa cakupan dari 33 provinsi diIndonesia persentase peserta KB baru terhadap
pasangan subur pada tahun 2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian
tahun 2014 yang sebesar 16,51%. Usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Semua pasangan baru dapat mengerti apa manfaat melakukan keluarga berencana.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
1
a. Lingkungan : Ruangan kondusif dan tenang
Pelaksanaan :
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan : 10
Memperkenalkan diri
2. Inti : 40
Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10
2
Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
Mengucapkan salam
Total Waktu 60
Meznit
4. Evaluasi
a. Struktur :
Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, dan justice Peserta siap
mengikuti kegiatan
b. Proses
Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai tema dan tujuan.
Perawat mampu menjelaskan dan mengajarkan kegiatan sesuai tema
Proses dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.
c. Hasil
75 % peserta mampu menjelaskan kembali tentang penngertian, penyebab, tanda dan gejala,
3
Curup , 20 juni 2020
Kelompok
3Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002
4
Tanggal : Jumat, 20 Juni 2020
Pertemuan ke : 1 (Pertama)
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015
menunjukkan bahwa cakupan dari 33 provinsi diIndonesia persentase peserta KB baru terhadap
pasangan subur pada tahun 2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian
tahun 2014 yang sebesar 16,51%. Usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga
dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
B. Diagnosa Keperawatan
(Belum ada)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Pelaksanaan
5
Metode : Wawancara dan observasi
F. Kriteria Evaluasi
1.Struktur
2.Proses
3.Hasil
a. Didapatkan data : data umum keluarga baru dan keluarganya, data umum lingkungan,
fungsi keluarga lansia , Harapan lansia, pemahaman lansia dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi, dan kemampuan lannsia untuk memprioritaskan masalah
kesehatan yang ada.
7
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian sabtu, tanggal 20 Juni 2020 didapatkan hasil data
bahwa Ny P. Mengalami masalah gangguan pemeliharaan kesehatan karena dari wawancara
kami Ny.D mengatakan kurang mengetahui tentang kontrasepsi KB dan tidak mengetahui
bagaimana pemeliharaan kesehatan setelah menggunakan alat kontrasepsi nantinya. Tetapi
Ny.D menerangkan bahwa ia berusaha mencari informasi mengenai hal tersebut.
pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi kesehatan
secara fisik, Ny.D mengalami penurunan BB secara drastis, Ny. D dan Tn. M .mereka belum
mempunyai pekerjaan yang lebih baik lagi. Mereka terkadang cemas akan masa depan
rumah tangga mereka jika terus menerus tinggal atau bergantung dengan keluarga
/mertua/orang tua. Mengingat akan kebutuhan kedepannya akan semakin banyak saja seperti
membuat rumah sendiri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jadi keluarga sedikit berkecil
hati dengan keadaan sekarang ini
Ny.D tinggal bersama suaminya yang bekerja sebagai petani di semlako kec.
Lebong tengah. Rumah yang dihuni oleh keluarga baru ini adalah rumah orang tua dari
suami. Luasnya : 8x9M , tipe : rumah permanen , jumlah ruangan : 6 , pemanfaatan
ruangan : teras rumah, ruang tamu, kamar 2, dapur dan kamar mandi, jumlah ventilasi : baik
dan cukup , peletakkan perabot rumah tangga : didapur kondisi bersih dan rapi , sarana
pembuangan air limbah : ke tempat khusus pembuangan limbah , MCK : 1
B. Diagnosa Keperawatan
8
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Koping yang efektif, dan mengerti tentang disfungsi seksual yang dialami
klien.
D. Pelaksanaan
9
c. Menjelaskan tujuan kunjungan c. Bertanya
2. Interaksi ( Kegiatan inti ) 30 Menit
a. Mendengarkan
a. Menjelaskan kepada keluarga
b. Menyebutkan
tentang materi yang
kembali pengetahuan
disampaikan(tentang KB )
yang disampaikan
oleh perawat
b. Mengidentifikasi perubahan
c. Menyebutkan
pengetahuan keluarga
kembali pemahaman
terhadap masalah
c. Mengidentifikasi pemahaman
d. mendengarkan
keluarga terkait penyakit
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP ( laporan pendahuluan) yang telah disiapkan
b. Media yang sudah disiapkan
c. Kontrak pertemuan keluarga sudah dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan.
10
b. Keluarga antusias dalam penyuluhan.
3. Hasil
a. Klien dan keluarga Ny.D mampu mengetahui bagaimana cara
kesehatan setelah menggunakan KB.
b. Klien dan keluarga Ny.D mampu mengetahui masalah cemas
Lampiran
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni & Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohma Press.Arum & Sujiyatini.
2011. Panduan Lengkap Pelayanan Keluarga Berencana Terkini.
Soleha, Siti. 2016. Studi Tentang Dampak. Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penanam Paser Utara. Journal Ilmu Pemerintahan Vol. 4 No. 1.Taufik & Juliane.
2010. Komunikasi Terapeutik & Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
1
1