Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

DENGAN KELUARGA BARU ATAU PEMULA

Nama kelompok 3 :

1. Liya aprina. P00320118061

2. Lusi merlina. P00320118062

3. Penti novita sari. P00320118069

Tingkat : 3B keperawatan

DOSEN PENGAJAR:
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002

KEMENTERIAN KESEHATAN RÉPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI D3 KEPERAWATAN CURUP

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus
mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah
ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing- masing.

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari
diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orangtuanya, mulai membina
hubungan hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya. Berdasarkan hal di atas,
penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan keperawatan keluarga pemula”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Apa pengertian keluarga baru menikah ?

Bagaimanatugasperkembangandanmasalah–masalahyangterjadipada

keluarga baru menikah ?

Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah?

1.3 TUJUAN
2
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru

menikah

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tentangkonsep keluarga pemula (baru menikah). Untuk


mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga pemula (baru
menikah). Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga pemula
(barumenikah).

BAB II

3
KONSEP TEORI PENYAKIT

3.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai
tujuan umum. ( Duval, 1972 ).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling
ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG.
Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).

Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-
istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau
kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke (1992).

3.2 Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :

3.2.1 Fungsi Afektif

Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki
dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

3.2.2 Fungsi Social

4
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin
norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun
keluarga berperan didalam masyarakat.

3.2.3 Fungsi Reproduksi

Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumberdaya manusia.

3.2.4 Fungsi Ekonomi.

Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,

pakaian, perumahan dan lain-lain.

3.2.5 Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan


dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status
kesehatan keluargadan individu. ( Zaidin Ali,1999).

3.3 Tipe Keluarga

Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :

a. Nuclear Family

Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan

dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended Family

Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam

satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.

c. Single ParentFamily.

Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
5
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.

d. Nuclear Dyatd.

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam

satu rumah yang sama.

e. Recontituened atau BlendedFamily

Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing

membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.

f. Tree GenerationFamily

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,

anak dalam satu rumah.

g. Single Adult LivingAlone

Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

h. Midle Age Atau EderlyCoople

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

3.4 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan

Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :

a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setia panggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga- lembaga Kesehatan
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas- fasilitas Kesehatan yang ada.
6
3.5 KELUARGA BARU MENIKAH

3.5.1 . Definisi

Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

3.5.2. Tahap – Thap Pasangan Baru Menikah

a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga masing- masing.

b. Mempersiapkan keluarga yang baru.

c. Butuh penyesuaianan peran dan fungsisehari-hari

d. Belajar hidup bersama,beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya.

e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok social pasangan

f. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yangdiharapkan

3.5.3 Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah

a. Tidak menghadapi masalahutang

Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling
utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda
mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan
Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah
berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk kedepannya. Jika perlu, temui ahli perencana
keuangan.

b. Mengasingkan diri dari pertemanan

7
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri dari
mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam
keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya
karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa
menjadi teman yang suportif.

c. Tidak cukup seks

Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan bahwa
kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn ialah kesibukan. Coba untuk
menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat
jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin
menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.

d. Tidak menjagatubuh

Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan terlihat
lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin
karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada
malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah
banyak. Wah,ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk
berolahraga bersama pasangan.

e. Mertua dan ipar

Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan
mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang
berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.

f. Pertengkaran tak penting

Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa
jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun,
jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh
waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang
dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak
tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah
memperburuk masalah.

8
g. Terobsesi dengan bayi

Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah.
Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera.
Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi,
mengapa terburu- buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,
menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya.
Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih
besar.

3.5.4 TugasPerkembangan

Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga-keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok social pasangan

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang
diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :

a. Membina hubungan intim yangmemuaskan.

1. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru

2. Sumber- sumber dari dua orang yangdigabungkan.

3. Peran berubah.

4. Fungsi baruditerima.

5. Belajarhidupbersamasambilpenuhikebutuhankepribadianyang

mendasar.

6. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam
mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan
kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secaraharmonis.

9
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan
dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.

Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam
Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk
memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan,
sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses
keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.

Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan


wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap
kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka
disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak
terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita,
maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara
ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang
tinggi klien.

Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian khusus
yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode
kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi

Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapanwanita tersebut berencana untuk


memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai
oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan
penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-
masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.

10
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metodakontrasepsi

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat
pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali
tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan
akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek


samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang
kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada
pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda

tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yangtepat

Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan
yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode
terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda
kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah
kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang

berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:

 Kontrasepsioral

- Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok,
usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.

- Mini Pil
11
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala
jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

 KontrasepsiHormonal

- Hormone Implant

Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak


diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima
tahun.

- Hormone Injeksi

Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

 Kontrasepsi Mekanik

- Diafragma dan kap servik

Diafragma dan kapservik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan
riwayat toksik shock syndrome.

- IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi,
kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

 Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan


bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai
anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab
tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan
yang tidak direncanakan.

BAB III
12
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN (Tanggal : 20 Juni 2020 )

I. Data umum

1. Kepala keluarga (KK) : Tn. M

2. Usia KK : 24 tahun

3. Alamat dan telepon : Desa semlako 1 kec.

Lebong tengah, 085212191600

4. Pekerjaan KK : petani

5. Pendidikan KK : SMA

6. Komposisi keluarga : identitas anggota keluarga

Hub. Status imunisasi Ket


Umur Pen- Polio DPT Hepatitis Campak
No Nama Jenis Kel.
Dg. didikan BCG 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
1. Ny.D P Istri 24th SMA ✓ ✓✓✓✓✓✓✓✓ ✓ ✓ ✓ Seha
t

Genogram

13
14
1. Tipe keluarga : commune family.

Keluarga yang terdiri dari ayah dan keluarga anak-anak

tinggal bersama, memiliki kekayaan bersama.

2. Suku bangsa : suami dan istri bersuku bangsa Rejang , bahasa yang

digunakan sehari -hari adalah bahasa Rejang.

3. Agama : keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat

kegiatan keagamaan di lingkungan sekitarnya.

Terutama ny. D mengikuti pengajian RT setiap minggu

sekali.

4. Status sosial ekonomi keluarga

Tn.M mengatakan saat ini memiliki pekerjaan sebagai petani, keluarga baru ini
bekerja sebagai petani penghasilan sebulan sekitar +-700.000, keluarga baru ini
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka walaupun mereka
masih tinggal dengan orang tua.
15
5. Aktivitas rekreasi keluarga

Pada waktu libur, keluarga baru ini memiliki aktivitas rekreasi keluarga, dirumah
dengan menonton televisi dan rekreasi keluar rumah atau kerumah tetangga.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

6. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.M adalah tahap 1, keluarga dkurang alam


tahap keluarga pemula. Keluarga baru ini saling membina hubungan yang masih
kurang baik, menetapkan tujuan bersama dalam menjadi orang tua berdiskusi
tentang hal mengenai memiliki anak atau KB(keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua), keluarga baru ini bingung sehingga mencari informasi tentang kB,
tahapan prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

7. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menurut Tn.M tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum
dapat memiliki pekerjaan menetap yang baik, Tn.M mengatakan masih sulit
memenuhi kebutuhan keluarganya , serta adanya rasa khawatir karena selalu
bergantung pada keluarga karena masih tinggal dengan keluarga

8. Riwayat kesehatan keluarga inti

Riwayat kesehatan keluarga inti ; Keluarga baru ini memiliki riwayat penyakit
thypoid dari Tn. M Yang terkadang sering kambuh. Ny.D tidak memiliki riwayat
penyakit, BB ny.D turun secara drastis.

9. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Ny. D mengatakan ada orang tua atau ibu dari Ny.D yang mengalami sakit
keturunan yakni maag, tetapi keluarga baru ini tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan dari orang tuanya.

III. Data lingkungan

16
10. Karakteristik rumah

Rumah yang dihuni oleh keluarga baru ini adalah rumah orang tua dari suami.
Luasnya : 8x9M , tipe : rumah permanen , jumlah ruangan : 6 , pemanfaatan
ruangan : teras rumah, ruang tamu, kamar 2, dapur dan kamar mandi, jumlah
ventilasi : baik dan cukup , peletakkan perabot rumah tangga : didapur kondisi
bersih dan rapi , sarana pembuangan air limbah : ke tempat khusus pembuangan
limbah , MCK : 1

A. Denah rumah

Teras

2x2m
P
Ruang Kamar 1
I
Tamu 3×2m

Pintu 4×3m M
Dapur
Pintu
4×3m
Kamar 2P

3×2m Pintu

Wc
Spitang
P 2x3m

17
B. Keterangan :

1. Rumah terdapat 6 ruangan terdiri dari :

2. Teras berukuran : 2 x 2 m

3. Ruang tamu berukuran : 4 x 3 m

4. Kamar 1 berukuran : 3 x 2 m

5. Kamar 2 berukuran : 3 x 2 m

6. Dapur berukuran : 4 x 3 m

7. Wc / kamar mandi berukuran : 2 x 3 m

8. Spitang WC disamping pekarangan rumah

9. Pintu berjumlah 6

10. Gambarkan denah rumah secara rinci, mengenai ukuran dan letak
sumur/wc/pintu/SPAL/jumlah kamar

11. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat,


jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang 2 meter. Ny. D
mengatakan tetangganya cukup ramah, baik dan sangat kompak dengan berbagai
kegiatan. Mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol diteras salah
satu rumah.

Apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mereka


pergi kepuskesmas yang jaraknya 2 km dari rumahnya. Untuk fasilitas umum rumah
Ny. D jauh dari perkotaan.

12. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga baru ini sering bertempat tinggal dirumah orang tua suaminya selama
beberapa minggu kemudian kembali lagi ke rumah kediaman istrinya yang masih
satu kota dengan tempat tinggal orang tua suaminya hanya saja beda kecamatan dan

18
mendapat binaan dari para keluarganya. Keluarga ini tidak pergi keperjakaan jauh
seperti keluar kota.

13. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga baru ini menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul bersama


keluarga atau masyarakat disekitar lingkungannya, keluarga baru ini berinteraksi
dengan masyarakat dengan baik

14. Sistem pendukung keluarga

Tn. M mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn. M dan
Ny. D ,apabila ada anggota keluarga yang sakit maka orang tua dari Ny. D akan
membantu pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah, keluarga
menggunakan fasilitas penunjang kesehatan : BPJS.

IV. Struktur keluarga

15. Pola komunikasi keluarga

Tn. M mempunyai pola komunikasi yang cukup baik, terbuka. Bila timbul suatu
masalah keluarga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan
balik yang tepat dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga.

16. Struktur kekuatan keluarga

Tn. M merupakan pemegang kendali rumah tangga, tetapi apabila berkaitan


dengan hal pengambilan keputusan Tn. M berkewajiban bertanggung jawab untuk
mengendalikan masalah dengan pengambilan keputusan secara kompromi dengan
Ny. D, apabila ada masalah yang begitu serius maka mereka meminta bantuan dari
mertua atau orang tua mereka yang masih satu rumah.

17. Struktur peran (formal dan informal)

Tn. M sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu satunya karena
ia masih tinggal dirumah orang tuanya. Tn. M merupakan pemimpin keluarga,
sedangkan Ny. D sebagai istri /ibu rumah tangga. Peran Tn. M didalam keluarga
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menurut Tn. M ia selalu berusaha menjadi suami
yang baik. Tn. M pun tidak pernah mengambil keputusan sepihak. Ia selalu
19
melibatkan Ny. D untuk memberikan masukan akan pengambilan keputusan nya
tersebut.

18. Nilai atau norma keluarga

Nilai-nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai Rejang karena mereka berdua
tinggal dilingkungan orang Rejang dan mereka juga merupakan orang Rejang . Tn.
M dan Ny. D merupakan pekerja keras, mereka melakukan kehidupan sehari-hari
seperti biasa.

Norma yang dianut adalah norma agama, apabila menurut agama tidak baik
maka mereka tidak akan melakukan hal yang tidak baik tersebut.

19. Fungsi keluarga

20. Fungsi afeksi

Tn. M dan Ny. D selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik
antara mereka berdua maupun orang tua dari Tn.M. Mereka selalu berusaha
menerapkan komunikasi yang terbuka dalam segala hal. Sehingga sampai saat ini
jarang terjadi masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan
dan perasaan-perasaan mereka

21. Fungsi sosial

Keluarga baru ini hidup bersama dan saling menyesuaikan diri terhadap peran-
peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka Terima. Termasuk peran suami istri.
dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn. M mudah berinteraksi dan beradaptasi
dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan dengan baik
dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama
dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera.
Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diatur oleh Ny. D namun apabila nanti
ada masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan bersama,

20
keluarga mengatakan bila nanti memiliki seorang anak maka mereka harus mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada anak mereka nantinya.

22. Fungsi pemenuhan (perawatan/ pemeliharan)

Ny.D mengatakan kurang mengetahui tentang kontrasepsi dan bagaimana pemeliharaan


kesehatan setelah menggunakan alat kontrasepsi nantinya.

Tn.M sering terkena thypoid, keluarga hanya bisa merawat semampunya dan juga jarak
pelayanan kesehatan tidaklah dekat.

a. Mengenal masalah kesehatan

Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami Tn. M yang terkadang


sering terkena thypoid dan segera di bawa ke puskesmas terdekat dan cepat
diobati

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Keluarga mengatakan sedang mencari informasi dari segala sumber tentang


apa itu alat kontrasepsi dan bagaimana pemeliharaan kesehatan setelah
penggunaan alat kontrasepsi.

Untuk masalah kesehatan yang dialami Tn. M. Istri dan orang tua mereka
terkadang cemas akan kondisi tersebut sehingga apabila Tn. M mengalami
thypoid maka mereka cepat-cepat untuk membawa ke puskesmas. Ny.D juga
sering berkonsultasi dengan bidan desa tentang bagaimana berKB dsb..

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang sakit semampunya


dirumah apabila setelah dibawa puskesmas belum juga pulih

d. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang


sehat.

Keluarga mengatakan bahwa hanya dengan menyapu saja rumah sudah


dianggap bersih dan sehat. Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu
sudahdianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk yang bisa
menyebabkan penyakit demam berdarah

21
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Keluarga mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih


tinggi diatas puskesmas walaupun jaraknya tidaklah dekat, namun mereka akan
berusaha yang terbaik apabila ada keluarga yang sakit.

23. Fungsi reproduksi

Keluarga Tn. M saat ini belum memiliki anak karena baru menikah, Tn.M dan
keluarga baru ini mengatakan aktivitas seksual berubah dan hubungan seksual tidak
memuaskan karena kurangnya informasi, Ny.D telah mempersiapkan dan berdiskusi
tentang hal memiliki anak atau KB , mencari informasi tentang kB, pasangan suami
istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, Laki-laki dan perempuan. Tetapi
mereka juga mengatakan terserah kepada Allah SWT mau memberi mereka anak
berapa dan jenis kelamin apa mereka akan senantiasa bahagia dan bersyukur.

24. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini melakukan


pekerjaan nya sebagai petani, namun terkadang masih dibantu oleh orang tua nya.

25. Fungsi pendidikan

Menurut keluarga baru ini, pendidikan sangatlah penting, nanti jika keluarga
memiliki anak maka mereka akan menyekolahkan anak tersebut dengan baik.

26. Fungsi sosialisasi

Interaksi antar anggota dalam keluarga sering dilakukan karena masing-masing


anggota keluarga memiliki sifat Sosialisasi yang tinggi dan begitu juga dengan
masyarakat disekitar yang mudah bergaul dengan tetangganya

27. Fungsi religius

Keluarga melaksanakan fungsi religius atau dalam hal kegamaan dengan baik
dan juga sering mengikuti acara- acara yang terkait agama misalnya pengajian.

28. Fungsi rekreasi

22
Keluarga berlibur kadang-kadang untuk sekedar rekreasi, dan bisa juga
dilakukan dengan menonton televisi dirumah bersama keluarga.

29. Stres dan koping keluarga

30. Stresor jangka pendek dan panjang

-stresor jangka pendek :

Ny.D mengatakan ada stresor saat ini karena masih belum mengetahui
bagaimana cara pemeliharaan kesehatan setelah penggunaan alat KB dan aktivitas
seksual berubah dan adanya hubungan seksual yang tidak memuaskan tetapi Ny.D
juga menyatakan akan mencari informasi tentang kontrasepsi dan bagaimana
mencapai kepuasan seksual.

Keluarga ini mengatakan ada stresor BB dari Ny.D mengalami penurunan


secara drastis. tetapi menurut keluarga semoga ini dapat teratasi dengan setiap hari
rajin beristirahat, makan yang seimbang dan menjaga pola tidur dan kesehatan.

-stresor jangka panjang :

Keluarga mengatakan ada stessor saat ini. Karena mereka belum mempunyai
pekerjaan yang lebih baik lagi. Mereka terkadang cemas akan masa depan rumah
tangga mereka jika terus menerus tinggal atau bergantung dengan keluarga
/mertua/orang tua. Mengingat akan kebutuhan kedepannya akan semakin banyak
saja seperti membuat rumah sendiri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jadi
keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan sekarang ini

31. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor

Sistem dukungan dari keluarga sangat kuat, keluarga besar saling membantu
dalam menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluaga saat ini.
Tempat tinggal yang memadai dan sarana kesehatan yang mudah dijangkau oleh
keluarga. Pola komunikasi berjalan dengan baik dalam keluarga.

32. Strategi koping yang digunakan

strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.


Keluarga mengatakan mereka nantinya akan menggunakan sistem dukungan
23
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat
membutuhkan pertolongan dikemudian hari.

33. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga terutama Ny. D secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu


pada saat banyak pekerjaaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan
membiarkan menunda waktu untuk makan sehingga terjadi penurunan BB drastis.

34. Harapan keluarga

Keluarga sangat berharap kepada tenaga kesehatan, agar dapat memberikan


pelayanan yang terbaik untuk semua masyarakat sekitar dan semoga semua
pelayanan yang ada di desa ini dapat lebih memadai lagi, semoga para tenaga tu
tidak memandang warga dari ras, suku , jenis kelamin, status sosial, ekonomi dalam
melayani pasien atau orang-orang yang butuh pengobatan.

VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.D mengalami penurunan BB secara drastis, Ny. D dan Tn.
M ada masalah cemas terha

dap masa depan keluarga barunya.

24
NO. JENIS PEMERIKSAAN Tn. M Ny.D
1 Pemeriksaan umum

Kesadaran umum Compos mentis Compos mentis


1. Penampilan umum Tn. M yang berperan sebagai kepala keluarga, Ny. D yang berperan sebagai istri tampak kurus,
terlihat sehat, cara berpakaian pasien rapi, berpakaian rapi. Kebersihan baik. BB : 40kg,
kebersihan baik. Postur badan sedang. BB : 71 kg, mengalami penurunan 8kg BB semula 48kg, TB :
TB : 169cm, TD : 120/80mmhg, RR : 18x/i 149cm, TD : 120/90mmhg ,suhu :36,5°c, nadi :
,suhu : 37,2°c, nadi : 70x/i 60x/i dan RR : 16x/i.
2. Status mental dan cara mampu berorientasi dengan baik tanpa hambatan, mampu berorientasi dengan baik tanpa hambatan,
bicara. berbicara nyambung dengan apa yang sedang berbicara nyambung dengan apa yang sedang
dibicarakan dibicarakan
2. Pemeriksaan kulit, kuku dan
rambut
1. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn. M, kulit terlihat bersih, warna kulit Baik pada Ny. D, kulit terlihat bersih, warna kulit
merata dan berwarna sawo matang. Turgor kulit merata dan berwarna sawo matang. Turgor kulit
baik. Tidak terdapat lesi dan sensitivitas baik baik. Tidak terdapat lesi dan sensitivitas baik
2.pemeriksaan rambut dan Pemeriksaan rambut pada Tn. M yaitu rambut dan Pemeriksaan rambut pada Ny. D yaitu rambut
kulit kulit kepala terlihat bersih, warna rambut hitam, dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut
tebal, tekstur halus dan tidak terdapat lesi hitam, tebal, tekstur halus dan tidak terdapat lesi
dikepala. dikepala.

1
3. pemeriksaan kuku Pemeriksaan Kepala pada Tn. M yaitu kuku Pemeriksaan Kepala pada Ny. D yaitu kuku
terlihat agak kotor, dan tidak terdapat kelainan. terlihat agak kotor, dan tidak terdapat kelainan.
3. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan pada Tn. M yaitu kepala terlihat Pemeriksaan pada Ny. D yaitu kepala terlihat
simetris, bentuk oval, tidak ada lesi dan tidak ada simetris, bentuk oval, tidak ada lesi dan tidak ada
kelainan pada kepala. kelainan pada kepala.
2. pemeriksaan muka Pemeriksaan pada Tn. M yaitu wajah terlihat Pemeriksaan pada Ny. D yaitu wajah terlihat
simetris, warna kulit sawo matang. Distribusi simetris, warna kulit sawo matang. Distribusi
merata sesuai dengan warna kulit. Kekuatan otot merata sesuai dengan warna kulit. Kekuatan otot
normal dan sensasi wajah normal. normal dan sensasi wajah normal.
3. Pemeriksaan telinga Pemeriksaan pada Tn. M yaitu bentuk simetris Pemeriksaan pada Ny. D yaitu bentuk simetris
tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan
4.pemeriksaan mata Pemeriksaan pada Tn. M yaitu konjungtiva an Pemeriksaan pada Ny. D yaitu konjungtiva an
anemis, sklera : an ikterik. Pengeluaran sekret anemis, sklera : an ikterik. Pengeluaran sekret
normal normal
5 pemeriksaan hidung dan Pemeriksaan pada Tn. M yaitu pemeriksaan Pemeriksaan pada Ny. D yaitu pemeriksaan
sinus normal, tidak ada lesi, perdarahan maupun cairan normal, tidak ada lesi, perdarahan maupun cairan
serta tidak ada kelainan serta tidak ada kelainan
6. Pemeriksaan mulut dan Pemeriksaan pada Tn. M yaitu warna bibir norm Pemeriksaan pada Ny. D yaitu warna bibir
tenggorokan normal(merah muda) tidak terdapat caries pada
2
al(merah muda) tidak terdapat caries pada gigi, gigi, tidak adanya peradangan atau kelainan.
tidak adanya peradangan atau kelainan.
7. Pemeriksaan leher Pemeriksaan pada Tn. M yaitu normal, tidak ada Pemeriksaan pada Ny. D yaitu normal, tidak ada
gangguan fungsi maupun kelainan anatomis. gangguan fungsi maupun kelainan anatomis.
4. Pemeriksaan dada
1. Pemeriksaan pernafasan Pada Tn. M , RR : normal (napas 18x/i, tidak Pada Ny. D , RR : normal (napas 16x/i, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan) nafas tambahan)
2. Pemeriksaan Pada Tn. M , bj=normal, bj 1 dan bn w terdengar, Pada Ny. D, bj=normal, bj 1 dan bn w terdengar,
kardiovaskuler tidak ada tambahan tidak ada tambahan
5. Pemeriksaan abdomen Pada Tn. M bising usus terdengar normal pada Pada Ny. D, bising usus terdengar normal pada
kuandran kanan atas, turgor baik kuandran kanan atas, turgor baik
6. Pemeriksaan ekstremitas Pada Tn. M dan Ny, j, tidak ada ga vguan fungsi Pada Ny. D, dan Ny, j, tidak ada ga vguan fungsi
maupun kelainan anatomis maupun kelainan anatomis
7. Pemeriksaan anus Pada Tn. M Pada Ny. D

 Tidak terdapat Benjolan abnormal di  Tidak terdapat Benjolan abnormal di


bagian dalam atau dinding rektum bagian dalam atau dinding rektum
 Tidak terdapat pembesaran prostat  Tidak terdapat pembesaran prostat
 Tidak terdapatPenyakit kulit tertentu.  Tidak terdapatPenyakit kulit tertentu.
 Tidak terdapat Kutil kelamin  Tidak terdapat Kutil kelamin
 Tidak ada Sinus pilonidal  Tidak ada Sinus pilonidal
 Tidak ada Wasir eksternal  Tidak ada Wasir eksternal

3
 Tidak ada Prolaps rektum  Tidak ada Prolaps rektum

8. Pemeriksaan alat kelamin Pada Tn. M Pada Ny. D

 Glan penis tidak terdapat herpes  Labia mayora tidak terdapat urethral
discharge
 Tidak ada pembesaran skrotum
 Tidak terdapat prolaps uretra

 Vagina keputihan berwarna bening

VI. Analisa data :

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Kurangnya pengetahuan Resiko perubahan pemeliharaan
-Ny.D mengatakan kurang mengetahui tentang kontrasepsi terhadap pemilihan dan kesehatan
dan bagaimana pemeliharaan kesehatan setelah menggunakan ketersedian metode
alat kontrasepsi nantinya. kontrasepsi
DO : klien tampak bingung

2 DS : Gangguan kemampuan untuk Cemas terhadap masa


depan
4
-Tn.M mengatakan masih sulit memenuhi kebutuhan dasar memenuhi tanggung jawab pra
keluarganya sekunder
-Tn.M mengatakan khawatir Karena belum memiliki pekerjaan
yang lebih baik
DO : Tn.M tampak cemas, khawatir
3. DS : ketidakmampuan mengenal Perubahan nutrisi kurang dari
- masalah kesehatan. kebutuhan tubuh sehingga terjadi
Penurunan berat badan setelah
DO :
pernikahan
-

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan terhadap pemilihan dan ketersedian
metoda kontrasepsi

2. Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan Gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pra sekunder

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan setelah pernikahan Berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.

Skoring dx 1 : Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan terhadap pemilihan dan ketersedian
metoda kontrasepsi

5
NO KRITERIA PERHITUNGAN BOBOT PEMBENARAN
1. Sifat sifat masalah: Resiko 2/3x1 = 2/3 2/3 Karena selama menjadi pasangan baru belum pernah ada petugas
kkesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.
2. Kemungkinan untuk diubah : 1/2x2 = 1 1 Karena selama menjadi pasangan baru belum pernah ada petugas
sebagian kkesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.
3. Potensi masalah untuk 2/2x2 = 2 2 Karena kesibukan klien cukup tinggi sehingga untuk
dicegah : tinggi berlangsungnya penyuluhan terkendala oleh waktu kesibukan
klien yang tinggi.
4. Menonjolnya masalah : ada ½x1==½ ½ Karena tidak segera diberikan penyuluhan KB klien akan
tidak perlu diatasi segera. kebingungan dalam dalam membentuk keluarga yang sejahtera.

Total
3 2/3
Skoring dx 2 : Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan Gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pra sekunder.

NO KRITERIA PERHITUNGAN BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Sifat masalah : Actual 2/3x1 = 2/3 2/3 Cemas menjadikan menjadikan Tn.M berkecil hati, tidak percaya diri
dan khawatir terhadap masa depan.

2. Kemungkinan untuk di 2/2x2 =2 2 Sumberdaya di di keluarga keluarga cukup cukup kuat kuat

6
ubah : Tinggi 1.1. Mertua saling Mertua saling menghargaibda menghargaibdann dapat
mengerti
2.2. Sistim dukungan sosial keluarga kuat

3.3. Pola komunikasi keluarga baik.

3. Potensial di cegah : Cukup 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Jarak rumah rumah dengan dengan kota kota terjangkau terjangkau (agak
dekat). Keluarga belum memanfaatkan lapangan pekerjaan yang ada.

Menonjolnya masalah : Ada ½x1==½ ½ Keluarga merasakan merasakan adanya adanya masalah masalah tapi
tidak perlu diatasi segera cemas dianggap hal biasa

4. Total :

Skoring dx 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan setelah pernikahan Berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.

NO KRITERIA PERHITUNGA BOBOT PEMBENARAN


N

1. Sifat masalah : aktual 3/3x1=1 1 Masalah penurunan berat badan telah telah terjadi pada Ny.D dikarenakan
terlalu banyak pekerjaan dalam mempersiapkan penikahan dan setelah
pernikahan dan akhirnya terjadi pernikahan yang kemudian mulai saat itu
Ny.D mudah lelah dan kurang nafsu makan hingga membuatnya mengalami

7
penurunan BB Secara drastis dari 48 ke 40kg

2. Kemungkinan untuk 2/2x2=2 2 Keluarga Keluarga memiliki memiliki sumberdaya sumberdaya yang yang
diubah : tinggi cukup kuat untuk mengatasi masalah yaitu:

1.1. Karena tidak memiliki pekerjaan, jadi lebih banyak istira  jadi lebih
banyak istirahat dan hat dan makan yang teratur.

2.2. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga

3. Potensial dicegah : 2/3x1 = 2/3 Masalah Masalah sidah sidah berlangsung berlangsung belum terlalu lama,
cukup sekitar kurang lebih 2minggu terakhir ini

Menonjolnya masalah : ½x1==½ ½ Masalah Masalah ada ada tapi tapi di di anggap anggap hal hal yang yang
masalah ada tapi tidak biasa oleh keluarga
perlu diatasi segera

4. Total : 41/2

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan

1. Resiko perubahan Setelah dilakukan intervensi, pasangan diaharapkan

8
pemeliharaan kesehatan dapat :  Stimulasi kesadaran atau penerimaan
berhubungan dengan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
 Menjabarkan dengan benar tentang cara
Kurangnya pengetahuan kesehatan dengan cara memberikan
penggunaan kontrasepsi yang dipilih dan
terhadap pemilihan dan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
pemecahan masalahnya.
ketersedian metoda harapan tentang kesehatan, dan mendorong
kontrasepsi  Menjelaskan tentang efek samping dan sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
komplikasi dari metoda kontrasepsi yang
 Stimulasi keluarga untuk memutuskan cara
dipilih.
perawatan yang tepat dengan cara
 Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda mengidentifikasi konsekwensi tidak
kontrasepsi yang dipilih. melakukan tindakan, meng identifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan
 Menggambarkan metoda lain yang dapat
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap
dipakai dan memilih salah satu dari metoda
tindakan.
tersebut bila pasangan ingin mengganti metoda
kontrasepsi.  Memberikan kepercayaan diri dalam
merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.

2. Cemas terhadap masa Setelah dilakukan tindakan pasangan diaharapkan dapat

9
depan berhubungan :
dengan Gangguan
 Setiap individu dapat menyusun tujuan jangka  Identifikasi saat tingkat cemas berubah
kemampuan untuk
panjang dan pendek untuk perubahan.
memenuhi tanggung  Pahami situasi yang membuat cemas
jawab pra sekunder  Menyebutkan harapan diri sendiri dan keluarga.
 Beri kesempatan pada seluruh anggota
 Menyebutkan sumber daya komunitas yang keluarga untuk mendiskusikan penilaian
tersedia. mereka terhadap situasi.

 Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi


ventilasi amarahnya.

 perasaan anggota keluarga. Jika ada


indikasi, minta anggota keluarga untuk
mempertimbangkan masalah dari perpektif
anggota keluarga yang lain.

3. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan diharapkan dapat :


kurang dari kebutuhan
 Berat badan pasien meningkat ,ideal
tubuh sehingga terjadi
Penurunan berat badan  Nutrisi klien tercukupi  Identifikasi penyebab penurunan BB

setelah pernikahan
 Hitung berat badan ideal pasien
Berhubungan dengan
ketidakmampuan  Jelaskan hubungan antara asupan makanan,
10
mengenal masalah aktivitas fisik, penurunan BB
kesehatan
 Jelaskan faktor resiko penurunan BB

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA IMPLEMENTASI Ttd


O
1. Resiko perubahan 1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan Kel.3
pemeliharaan kesehatan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
berhubungan dengan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
Kurangnya pengetahuan
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
terhadap pemilihan dan
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, meng identifikasi sumber-sumber
ketersedian metoda kontrasepsi
yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan
mengawasi keluarga melakukan perawatan.
2. Cemas terhadap masa depan 1. Mengidentifikasi saat tingkat cemas berubah Kel.3
berhubungan dengan
2. Memahami situasi yang membuat cemas
Gangguan kemampuan untuk
memenuhi tamggung jawab pra 3. Memberi kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikan penilaian
11
sekunder mereka terhadap situasi.

4. Menghindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi amarahnya.

5. Mengklarifikasi perasaan anggota keluarga.

6. Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk mempertimbangkan masalah dari
perpektif anggota keluarga yang lain.

3. Perubahan nutrisi kurang dari 1. Mengidentifikasi penyebab penurunan BB Kel.3


kebutuhan tubuh sehingga
2. Menghtitung berat badan ideal pasien
terjadi Penurunan berat badan
setelah pernikahan 3. Menjelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik, penurunan BB

menyebabkan mudah lelah 4. Menjelaskan faktor resiko penurunan BB


Berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal
masalah kesehatan.

X. EVALUASI
12
NO DIAGNOSA EVALUASI PARAF
1 Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan S : klien mengatakan sudah mengerti tentang metode Kelompok 3
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan terhadap kontrasepsi dan yang berkaitan dengan alat kontrasepsi
pemilihan dan ketersedian metode kontrasepsi serta pemeliharaan kesehatan setelahnya.
O : klien tampak paham akan hal yang dibahas, klien
mampu menjawab pertanyaan perihal kontrasepsi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan S : klien mengatakan kecemasan sudah berkurang dan Kelompok 3
Gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung sudah mampu mengatasi kecemasan perlahan-lahan
jawab pra sekunder O : klien tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh S : klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah dan Kelompok 3
sehingga terjadi Penurunan berat badan setelah BB sudah mulai naik
pernikahan Berhubungan dengan ketidakmampuan O : klien tampak lebih segar berenergi
mengenal masalah kesehatan. A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan

13
BAB IV
PENUTUP
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SATPEL)

KELUARGA BARU

A. Latar Belakang
Berdasarkan data Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015
menunjukkan bahwa cakupan dari 33 provinsi diIndonesia persentase peserta KB baru terhadap
pasangan subur pada tahun 2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian
tahun 2014 yang sebesar 16,51%. Usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dengan diadakannya penyuluhan berupa keluarga berencana diharapkanpasangan baru


dapat mengerti apa itu keluarga berencana, dan macam-macam alat kontrasespsi yang
digunakan dalam program keluarga berencana

2. Tujuan Khusus

a. Semua pasangan baru dapat mengerti apa manfaat melakukan keluarga berencana.

b.Semua pasangan baru dapat menerapkan program keluarga berencana dalamkehidupan


sehari-hari.

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan
1
a. Lingkungan : Ruangan kondusif dan tenang

b. Aggregat ( sasaran kegiatan)

Keluarga baru yang bersedia mengikuti kegiatan

Teridentifikasi kebutuhan kebutuhan keluarga baru

Sasaran : pasangan Keluarga baru


Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik dan hard copy

materi) dan alat tulis

Waktu kegiatan : Minggu , Pukul 13.00 s/d selesai 14.00 wib

Tempat pelaksanaan : Ruangan tamu keluarga

Pelaksanaan :

No Kegiatan Waktu

1. Pembukaan : 10

Mengucapkan salam Menit

Memperkenalkan diri

Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan serta kontrak


waktu

Menanyakan kabar hari ini (here and now)

2. Inti : 40

Menjelaskan materi tentang pengertian, penyebab, tanda Menit


dan gejala, komplikasi serta cara perawatan tentang KB

Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya

Menjawab pertanyaan

3. Penutup : 10

Menanyakan pada peserta apakah ada hal yang ingin Menit


ditanyakan kembali

Menyimpulkan hasil pertemuan

2
Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini

Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya

Mengucapkan salam

Total Waktu 60
Meznit

4. Evaluasi

a. Struktur :

Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang.

Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, dan justice Peserta siap
mengikuti kegiatan

b. Proses

Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.

Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai tema dan tujuan.
Perawat mampu menjelaskan dan mengajarkan kegiatan sesuai tema
Proses dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.
c. Hasil

75 % peserta mampu menjelaskan kembali tentang penngertian, penyebab, tanda dan gejala,

komplikasi serta cara perawatan KB

75 % peserta aktif berdiskusi dalam kegiatan.

75 % peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

80 % peserta mampu menganalisa informasi yang diberikan.

80 % peserta menyadari pentingnya KB yang benar

3
Curup , 20 juni 2020

Mengetahui Pembimbing, Mahasiswa

Kelompok
3Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KELUARGA

Kunjungan Pertama (1)

4
Tanggal : Jumat, 20 Juni 2020

Pertemuan ke : 1 (Pertama)

Oleh : liya,lusi dan penti

A. Latar Belakang

Berdasarkan data Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015
menunjukkan bahwa cakupan dari 33 provinsi diIndonesia persentase peserta KB baru terhadap
pasangan subur pada tahun 2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian
tahun 2014 yang sebesar 16,51%. Usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga
dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.

B. Diagnosa Keperawatan

(Belum ada)

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah keperawatan

2. Tujuan Khusus

a. Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsikeluarga, pemeriksaan fisik dan


harapan lansia

b. Teridentifikasinya masalah kesehatan keluarga baru

3. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang ada

D. Pelaksanaan

Topik Kegiatan : Pengkajian keluarga baru

Target dan sasaran : Keluarga Ny.D

5
Metode : Wawancara dan observasi

Waktu : sabtu, 20 Juni 2020 pukul 10 . 30 WIB

Tempat : Rumah keluarga Ny.D desa semlako 1 kec. Lebong tengah

Media/Alat : Format pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan

E. Rencana Kegiatan ( Pengorganisasian Kegiatan )

No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga Waktu


1. Pra Interaksi ( Pembukaan ) 5 Menit
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan kunjungan c. Memperhatikan
d. Memvalidasi keadaan klien dan d. Memperhatikan
keluarga

2. Interaksi ( Kegiatan inti ) 30 Menit


a. Melakukan pengkajian keluarga dan a. Menjawab
observasi. pertanyaan yang
diajukan.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan b. Mengungkapkan
masalah yang dialami
c. Memberikan penghargaan pada hal c. Mendengarkan.
–hal positif yang dilakukan
d. Mengidentifikasi pemahaman d. Mengungkapkan
keluarga terhadap masalah. pemahaman terhadap
masalah.
e. Mengidentifikasi kemampuan e. Memberitahu cara
keluarga untuk memprioritaskan dalam
masalah. memprioritaskan
masalah.

Terminasi ( evaluasi ) a. Menetapkan waktu


6
3. a. Membuat kontrak untuk pertemuan untuk pertemuan 5 menit
selanjutnya selanjutnya
b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam

F. Kriteria Evaluasi

1.Struktur

a. LP ( laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu dan media disiapkan

2.Proses

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga katif daam kegiatan

3.Hasil

a. Didapatkan data : data umum keluarga baru dan keluarganya, data umum lingkungan,
fungsi keluarga lansia , Harapan lansia, pemahaman lansia dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi, dan kemampuan lannsia untuk memprioritaskan masalah
kesehatan yang ada.

b. Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak selanjutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KELUARGA


Kunjungan Kedua (2)

Tanggal : Sabtu, 18 Juli 2020


Pertemuan ke : Kedua (2)
Oleh : Liya, Lusi dan penti

7
A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian sabtu, tanggal 20 Juni 2020 didapatkan hasil data
bahwa Ny P. Mengalami masalah gangguan pemeliharaan kesehatan karena dari wawancara
kami Ny.D mengatakan kurang mengetahui tentang kontrasepsi KB dan tidak mengetahui
bagaimana pemeliharaan kesehatan setelah menggunakan alat kontrasepsi nantinya. Tetapi
Ny.D menerangkan bahwa ia berusaha mencari informasi mengenai hal tersebut.

pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi kesehatan
secara fisik, Ny.D mengalami penurunan BB secara drastis, Ny. D dan Tn. M .mereka belum
mempunyai pekerjaan yang lebih baik lagi. Mereka terkadang cemas akan masa depan
rumah tangga mereka jika terus menerus tinggal atau bergantung dengan keluarga
/mertua/orang tua. Mengingat akan kebutuhan kedepannya akan semakin banyak saja seperti
membuat rumah sendiri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jadi keluarga sedikit berkecil
hati dengan keadaan sekarang ini

Ny.D tinggal bersama suaminya yang bekerja sebagai petani di semlako kec.
Lebong tengah. Rumah yang dihuni oleh keluarga baru ini adalah rumah orang tua dari
suami. Luasnya : 8x9M , tipe : rumah permanen , jumlah ruangan : 6 , pemanfaatan
ruangan : teras rumah, ruang tamu, kamar 2, dapur dan kamar mandi, jumlah ventilasi : baik
dan cukup , peletakkan perabot rumah tangga : didapur kondisi bersih dan rapi , sarana
pembuangan air limbah : ke tempat khusus pembuangan limbah , MCK : 1

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurangnya

terhadap pemilihan dan ketersedian metoda kontrasepsi

2. Cemas terhadap masa depan berhubungan dengan Gangguan kemampuan untuk

tanggung jawab pra sekunder

8
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat

badan setelah pernikahan Berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah


kesehatan.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,


memahami, dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang cara mengatasi masalah
resiko perubahan pemeliharaan kesehatan, koping tidak efektif dan disfungsi seksual

2. Tujuan Khusus

Dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat :

a. Mengerti dan memahami tentang KB, bagaimana pemeliharaan kesehatan

Koping yang efektif, dan mengerti tentang disfungsi seksual yang dialami

klien.

b. Mampu memdemonstrasikan apa yang disampaikan perawat

D. Pelaksanaan

1. Topik Kegiatan : pemeliharaan kesehatan setelah menggunakan KB, koping


Efektif
2. Target dan sasaran : Ny.D dan keluarga.
3. Metode : Diskusi dan ceramah
4. Waktu : minggu, 21 Juli 2020 pukul 14. 00 – 15.00 WIB
5. Tempat : Rumah keluarga Ny.D disemlako kec. Lebong tengah
5. Media/Alat : nyata / non nyata
E. Rencana Kegiatan ( Pengorganisasian Kegiatan

No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga Waktu


1. Pra Interaksi ( Pembukaan ) 5 Menit
a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam
b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri

9
c. Menjelaskan tujuan kunjungan c. Bertanya
2. Interaksi ( Kegiatan inti ) 30 Menit
a. Mendengarkan
a. Menjelaskan kepada keluarga
b. Menyebutkan
tentang materi yang
kembali pengetahuan
disampaikan(tentang KB )
yang disampaikan
oleh perawat
b. Mengidentifikasi perubahan
c. Menyebutkan
pengetahuan keluarga
kembali pemahaman
terhadap masalah
c. Mengidentifikasi pemahaman
d. mendengarkan
keluarga terkait penyakit

d. Memberikan penghargaan pada hal-


hal positif yang dilakukan keluarga
3. Terminasi ( evaluasi ) 5 Menit
a. Mengakhiri pertemuan a. Memberi
pertanyaan.
b. Mengucapkan salam
b. Menjawab salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP ( laporan pendahuluan) yang telah disiapkan
b. Media yang sudah disiapkan
c. Kontrak pertemuan keluarga sudah dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan.
10
b. Keluarga antusias dalam penyuluhan.
3. Hasil
a. Klien dan keluarga Ny.D mampu mengetahui bagaimana cara
kesehatan setelah menggunakan KB.
b. Klien dan keluarga Ny.D mampu mengetahui masalah cemas

c. Klien dan keluarga Ny.D mampu mengetahui masalah penurunan BB

Lampiran

11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni & Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohma Press.Arum & Sujiyatini.
2011. Panduan Lengkap Pelayanan Keluarga Berencana Terkini.

: Nuha Medika.Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.

Soleha, Siti. 2016. Studi Tentang Dampak. Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun

Mulya Kabupaten Penanam Paser Utara. Journal Ilmu Pemerintahan Vol. 4 No. 1.Taufik & Juliane.
2010. Komunikasi Terapeutik & Konseling Dalam Praktik Kebidanan.

Jakarta : Salemba Medika.

1
1

Anda mungkin juga menyukai