Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY. E DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
TINGKAT 3A KEPERAWATAN
Selli Fitri Andani P0 0320117039
Septi Nurwidiarti P0 0320117040
Thya Ade Fitri P0 0320117041
Wahyuni Kurnia.S P0 0320117042
Wisti Pebriani P0 0320117043
Wiwin Safitri P0 0320117044
Yogi Saputra P0 0320117045
Suci Rahayu P0 0320115079
Andri Revo.P P0 0320116043

DOSEN PENGAJAR:
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
TAHUN AJARAN 2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan
hidayahnya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN HIPERTENSI” makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat dan manajemen bencana.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen pengajar
keperawatan gawat darurat dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini dan kami sadar bahwa makalah ini mungkin jauh dari kata
sempurna.
Untuk itu maka kami mengharapkan kritik dan saran sebagai tambahan pengetahuan
bagi kami di dalam penyusunan makalah selanjutnya. Harapan kami, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua, aamiin.

Curup, Agustus 2019

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................2
C. Tujuan....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi .................................................................................3
B. Etiologi..................................................................................4
C. Klasifikasi..............................................................................4
D. Jenis.......................................................................................6
E. Patofisiologi...........................................................................6
F. Manifestasi Klinis..................................................................7
G. Cara Pencegahan....................................................................7
H. Komplikasi.............................................................................8
I. Pemeriksaan Penunjang ........................................................8
J. Penatalaksanaan.....................................................................8
K. Asuhan keperawatan teoritis................................................10
L. Lampiran Woc.........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian............................................................................17
B. Diagnosa..............................................................................34
C. Intervensi..............................................................................35
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................38
B. Saran..................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................39

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Masalah yang
biasa dialami lansia adalah hidup sendiri depresi, fungsi organ tubuh menurun dan
mengatasi menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena sungguh
dalam putaran kebutuhan akan zat gizi, ada lansia yang tergolong sehat dan ada pula
lansia yang mengidap penyakit kronis.
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah
tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan
bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,
2010).
Dindonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat
sebanyak 7,2 % dari estimasi pada tahun 2010 . Data tahun 2007-2010 menunjukkan
sebanyak 81,5 % mereka sadar mereka penderita hipertensi, 74,9 % menerima
pengobatan dengan 52,5 % pasien yang tekanan darah nya terkontrol. Sekitar 69%
pasien serangan jantung, 77 % pasien pukulan, dan 74% pasien kongesif jantung
kegagalan (CHF) menderita hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakitjantung dan 51%
kematian pada penderita penyakit pukulan pada tahun 2008 (SIAPA, 2013).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Dr.
Soetomo Surabayamenunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada lansia mulai
bulan Oktober–Desember tahun 2016 sebanyak 382 orang. Survei awal yang
dilakukan peneliti di Posyandu Lansia Sejahtera RW IV kelurahan Keputran
Kecamatan Tegal Sari pada bulan Januari 2017 tercatat lansia sebanyak 55 orang dan
yang mengalami hipertensi sebanyak 36 orang.
Depkes RI (2014) pada tahun 2014 menyatakan terjadi peningkatan lansia
yang menderita hipertensi sekitar 50% . Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur

4
pada tahun 2013 sebesar 26,2 % berdasarkan Riset keperawatan Dasar pada tahun
2013. Dinas kesehatan kota surabaya pada tahun 2014 mencatat hipertensi sebanyak
19,56%.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari hipertensi ?
2. Apa saja etiologi hipertensi ?
3. Apa klasifikasi dari hipertensi ?
4. Apa saja jenis hipertensi ?
5. Apa patofisiologi klinis dari hipertensi ?
6. Apa manifestasi klinis dari hipertensi?
7. Bagaimana cara pencegahan dari hipertensi?
8. Apa komplikasi darihipertensi ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi ?
10. Apa saja penatalaksanaan hipertensi ?

C. Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui Pengertian dari hipertensi
2. Agar pembaca mengetahui etiologi dari hipertensi
3. Agar pembaca mengetahui klasifikasi hipertensi
4. Agar pembaca mengetahui jenis-jenis hipertensi
5. Agar pembaca mengetahui patofisiologi klinis dari hipertensi
6. Agar pembacamengetahui manifestasi knilis dari hipertensi
7. Agar pembaca mengetahui cara pencegahanhipertensi
8. Agar pembaca mengetahui komplikasi dari hipertensi
9. Agar pembaca mengetahui pemeriksaan penunjang dari hipertensi
10. Agar pembaca mengetahui penatalaksanaan hipertensi

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Definisi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smith Tom,
1995).

Menurut WHO hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar


atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim
Nasrin, 2003).

Pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para ahli, WHO mengemukakan


bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg. Sementara itu
smelttzer & bare ( 2002:896) mengemukakan bahawa hipertensi merupakan takanan
darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan
sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90 mmhg.pendapat yang sama
juga diutarakan oleh doenges(20000;420.pendapat senada juga disampaikan oleh TIM
POKJA RS harapan kita,jakarta dan prof.Dr.dr Budhi setianto(depkes,2007), yang
menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90mmhg.

Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh


kaplen(1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun , dikatakan hipertensi bila
tekanan darah watu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada
usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95mmhg.
Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95mmhg. Hal yang
berbeda diungkapkan TIM POKJA RS harapan kita pada usia dibahawah 40 tahun
dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia antara 60-70 tahun tekanan
darah sistolik 150-155 mmhg masih dianggap normal,hipertensi pada usia lanjut
didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140mmhg dan atau tekanan
diastolik lebih besar dari 90 mmhg ditemukan dua kali lebih pada dua atau lebih
pemeriksaan yang berbeda.(JNC VI,1997)

6
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali kunjungan
yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmhg atau lebih,atau
apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukiran didapatkan nilai yang
menetap diatas 140 mmhg (R.P sidabutar dan waguno p,1990\).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90mmhg.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor , diantaranya


revest lockhart(2011), mengemukakan bahwa faktor-faktor resiko yang dapat
menyebabkan hipertensi adalah stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia.
Sedangkan menurut long (1995) TIM POKJA RS harapan kita (2003) dan yayasan
jantung indonesia (2007) menambahkan bahwa penyebab hipertensi dapat dibedakan
menurut jenis hipertensi yaitu hipertensi primer merupakan tekanan darah tinggi yang
disebabkan karena retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas tearhadap
angiotensi, obesitas, emosi yang terganggu, stress, dan merokok, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang disebabkan karena penyakit kelenjar
adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial ,yang
disebabkan tumor otak dan pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi.

Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab hipertensi


beragam diantaranya adalah stress, kegemukan, merokok, retensi air dan garam yang
tidak normal sensitifitas terhadap angiotensuis, obesitas, penyakit kelenjar adrenal,
penyakit ginjal, toxemia gravidaru, peningkatan intra cranial, yang disebabkan tumor
otak, pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi, asupan garam yang tinggi, kurang
olaraga, tetapi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya .

C. Klasifikasi Hipertensi

WHO menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I


tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan sistem
kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan gejala kerusakan atau gangguan dari

7
alat atau organ lain. Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala yang jelas
dari kerusakan dan gangguan faal dari target organ .

SIAPA (Dunia Kesehatan Organisasi ) dan ISH (International Masyarakat dari


Hipertensi) mengelompokkan hipertensi sebagai berikut.

Klasifikasi Hipertensi Menurut SIAPA, ISH :

Kategori Tekanan darah sistol Tekanan darah diastol


(mmHg) (mmHg)
Optimal ≤ 120 ≤80
Normal ≤ 130 ≤85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Kelas 1(Hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub (perbatasan) 150-159 90-94
Kelas 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Grad (Hipertensi berat) ≥180 ≥110
Hipertensisistolik istirahat ≥140 ≤90
Sub-kelompok 140-149 ≤90
(Perbatasan)
Sumber : (Suparto,2010).

Sedangkan menurut tim POKJA RA harapan kita,jakarta,membagi hipertensi


menjadi 6 tingkat yaitu hipertensi perbatasan yaitu tekanan darah diastolik ,normal
kadang 90-100mmhg, hipertensi ringan tekanan darah diastolik 105-114mmhg.
Hipertensi maligna/krisis yaitu tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmhg yang
disertai gangguan fungsi target organ, hipertensi sistolik yaitu tekanan darah sisitolik
lebih dari 160 mmhg.

Pada hipertensi krisi dibagi lagi menjadi 2, melalui tim POKJA RA harapan
kita(2003:63) yaitu hipertensi emergensi akut, membahayakan jiwa, hal ini terjadi
karena disfungsi atau kerusakan organ target, yang kedua adalah hipertensi urgensi
yaitu hipertensi berat tanpa ada gangguan organ target akan tetapi tekanan darah perlu
diturunkan dengan segera atau secara bertahap dalam waktu 24-48 jam ,sebab
penurunan tekanan darah dengan cepat akan menimbulkan efek isckemik pada organ
target.

8
D. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah hipertensi yang tidak
jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kerja jantung
konsekuensi penyempitan kapal darah tepi. Lebih dari 90% kasus termasuk
kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari faktorgenetik, gaya
hidup, dan Lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang karena oleh penyakit sistemiklain
yaitu, seperti ginjal arteri stenosis, hiperosterosterime, hipertiroidisme,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya (Herbert
Benson, dkk, 2012).

E. Patofisiologi

Menurut Smeltzer & Bare, (2002) mengatakan bahwa mekanisme yang


mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor
pada medulla oblongata di otak di mana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan or dihantarkan keluar dari kolomna medulla ke
ganglia simpatis di torax dab abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah mulai sistem syaraf simpatis. Pada
titing ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere
frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon


pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang/menurun
berakibat diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai l
yang kemudian diubah menjadi angiotensis ll yang merupakan vasokonstriktor yang
kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal di mana hormone
aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabakan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan
hipertensi.

9
TIM POKJA RS Harapan Kita, (2003) menyebutkan patofisiologi hipertensi
adalah: pada hipertensi primer perubahan patologisnya tidak jelas di dalam tubuh
organ-organ. Terjadi secara perlahan yang meluas dan mengambil tempat pada
pembuluh darah besar danpembuluh darah kecil pada organ-organ seperti jantung,
ginjal, dan pembuluh darah otak. Pembuluh darah seperti aorta, arteri koroner, arteri
basiler yang ke otak dan pembuluh darah perifer di ekstremitas menjadi sklerotik dan
membengkak. Lumen-lumen menjepit, aliran darahke jantung menurun, begitu juga
ke otak dan ektremitas bawah bisa juga terjadi kerusakan pembuluh darah besar.

F. Manifestasi Klinis

Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita, (2003) mengemukakan bahwa


manifestasi klinik yang sering tidak tampak. Pada beberapa pasien mengeluh sakit
kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, kesadaran menurun, mual, gelisah,
muntah, kelemahan otot, epitaksis bahkan ada yang mengalami perubahan mental.

Sedangkan menurut FKUI, (1990) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi
esensial kadang tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada
organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang
mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.

G. Cara Pencegahan Hipertensi :


Menurut Febry, et al (2013), pencegahan terjadi hipertensi meliputi:
1. Mengurangi konsumsi garam, kebutuhan garam per hari yaitu 5gr (1dst).
2. Mencegah kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olahraga teratur
5. Makan buah dan sayuran segar
6. Hindari merokok dan tidak minum alkohol
7. Latihan relaksasi/meditasi
8. Berusaha membina hidup positif

10
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM POKJA
RS Harapan Kita (2003) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah diantaranya:
1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient
ischemic attack (TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jangtung, angina pectoris, infark miokard acut
(IMA).
3. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
4. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, dan oedema pupil.

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003) dan Dosen Fakultas kedokteran USU,
Abdul Madjid (2004), meliputi :
1. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan mentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol
total, HDL,LDL, dan pemeriksaan EKG. Sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
2. Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN/creatinin (fungsi ginjal), glukosa (DM)
kalium serum (meningkat menunjukan aldosteron yang meningkat), kalsium
serum (peingkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit
(indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukan disfungsi ginjal) asam
urat (faktor penyebab hipertensi) EKG (pembesaran jantung, gangguan
konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi.

J. Penatalaksanaan

Terdapat 2 cara penangulangan hipertensi menurut FKUI, (1990) yaitu dengan


nonfarmakologis dan dengan farmakologis.

11
1. Cara non farmakologis
Menurut Halberstein (2005) pengobatan hipertensi dengan mengunakan
tanaman obat adalah menurunkan tekanan darah ketingkat normal serta mengobati
hipertensi dengan memperbaiki penyebabnya atau membangun organ yang rusak
yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. Menurut Xing Et al, (2013) tanaman
obat juga memiliki kelebihan dalam pengobatan hipertensi karena umumnya
tanaman obat memiliki fungsi selain mengobati hipertensi juga mengobati
penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi dan mempunyai efek
samping yang sangat kecil. Tanaman herbal yang sering digunakan masyarakat
dalam mengatasi hipertensi antara lain adalah:
a) Mengkudu (morinda citifolia)
Buah mengkudu memiliki kandungan scopoletin, senyawa ini berfungsi
mengatur tekanan darah. Mekanisme kerja scopoletin untuk menurunkan
tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah
dengan merelaksasikan otot polos vaskuler sehingga tekanan darah arteri
menurun tekanan darah juga menurun. Selain itu, mengkudu juga mengandung
xeronine yang berfungsi sebagai zat diuretik yaitu dengan mengurangi volume
darah denagn mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh.
Mengkonsumsi mengkudu sebanyak 2 ons 2x sehari selama satu bulan mampu
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (Afa kehaati Palu, Et al,
2008).
b) Daun salam (eugenia polyantha)
Daun salam sehingga menghambat penyerapan lemak. Sedangkan saponin
berfungsi mengikat kolesterol dengan mengkat asam empedu sehingga
menurukan kadar kolerterol. Kandungam Vit C didalamnya membantu reaksi
hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu, akibat reaksi itu meningkatkan
ekskresi kolesterol. Mengkonsumsi 15 lembar daun salam dengan cara di
rebus dalam dua gelas sampai tersisa satu gelas. Angkat, lalu saring. Minum
2x sehari masing- masing setengah gelas dinilai dapat menurunkan tekanan
darah. (Setiawan, 2009).
c) Kunyit (curcuma longa)
Kunyit memiliki zat aktif berupa curcumin. Kandungan curcumin dalam
kunyit dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh dan dapat menurunkan
tekanan darah. Curcumin memiliki kemampuan dalam mencegah
12
pengumpulan darah, mencegah oksidasi koleterol LDL, serta mampu
menghambat pembentukan plak didalam pembuluh darah. Mengkonsumsi
kunyit 100mg/kg BB/hari dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh.
(Mariam dan Shanin, 2011).
2. Cara farmakologis
Yaitu dengan cara memberikan obat-obatan anti hipertensi seperti diuretik
seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti
phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine,
diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).

Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsisp menurut FKUI


(1990) yaitu pengobatan hipertensi skunder harus lebih mendahuukan pengobatan
kausal, pengobatan hipertensi esensial ditunjukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya
menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi,
pengobatan hipertensi adalah pengobtan jangka panjang bahkan seumur mungkin
hidup, pengobatan dengan menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar
pengobatan hipertensi.

13
II. Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, umur,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status mental, suku, keluarga
/ orang terdekat, alamat.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, sakit kepala berdenyut.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang dimaksud didalam sakit dikepala, pendarahan di hidung,
pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak nafas,
pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jatung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal,
hiperkolesterol, obesitas, adanya riwayat merokok, pengunaan alkohol,
dan pengunaan obat kontrasepsi oral, dll.
d) Riwayat kesehatn keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
3. Data dasar pengkajian pasien
a) Aktivitas
Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b) Sirkulasi
Gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,
14
kulitpucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisisan
kapiler mungkin lambat/bertunda
c) Integritas Ego
Gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stres
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
Tanda: gelisah,penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d) Eliminasi
Gejala: ganguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu).
e) Makanan/cairan
Gejala: makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolestrol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini (meningkat/menurun) riwayat pengunaan diuretic.
Tanda: berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f) Neurosensori
Gejala: keluhan pening/pusing, berdenyut sakit kepala, gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda: status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isibicara, efek,
proses pikir, penurunan kekuatan genggaman tangan.
g) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: angina (penyakit koroner/ keterlibatan jantung), sakit kepala.
h) Pernafasan
Gejala: dispnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja takipnea, ortopnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: distress pernafasan/pengunaan otot bantu pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i) Keamanan
Gejala: ganguuan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
4. Pemeriksaan fisik
a) Kepala: wajah pucat
b) Mata: konjungtiva anemis, reflek pupil ada atau tidak ada, reflek kornea
positif atau negative, adakah edema pupil, pupil isokor atau anisokor
c) Telinga: terdapat serumen atau tidak
15
d) Mulut: terdapat perdarahan dimulut atau tidak, bibir sianosis atau tidak,
membran mukosa bibir kering atau lembab, gigi lengkap atau tanggal.
e) Leher: terapat fraktur leher atau tidak, terdapat pembesaran kelenjar tiroid
atau limfe atau tidak, adakah deviasi trakea atau tidak
f) Dada: terapat suara tambahan jantung atau tidak, terdapat suara tambahan
paru atau tidak, penggunaan otot bantu dada, sesak nafas(dipnea).
g) Ekstremitas: akral dingin, capiraly refil >2 detik, kelemahan, pucat.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah kesehatan
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah
kesehatan
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan kurangnya
mengenal masalah kesehatan

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah di lakukan Manajemen nyeri
berhubungan tindakan Observasi
dengan kurangnya keperawatan selama 1. identifikasi
mengenal …x24 jam di lokasi,karakteristik,durasi,frek
masalah harapkan tingkat uensi,kualitas,intensitas nyeri
kesehatan nyeri menurun 2. identifikasi sekala nyeri
dengan kriteria 3. identifikasi respon nyeri non
hasil: verbal
1. Keluhan nyeri 4. identifikasi faktor yg
menurun memperberat dan
2. meringis memperingan nyeri
menurun 5. indentifikasi pengetahuan dan
3. gelisah menurun keyakinan tentang nyeri
4. kesulitan tidur 6. identifikasi pengaruh budaya
menurun terhadap respon nyeri
5. frekuensi nadi 7. identifikasi pengaruh nyeri
membaik pada kualitas hidup
8. monitor keberhasilah terapi
komplementer yg sudah di
berikan
9. monitor efeksamping
penggunaan analgetik
Terapeutik

16
1. berikan tehnik non
varmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. pasilitasi istirahat dan tidur
4. pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
setrategi meredakan nyeri

Edukasi
1. jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
2. jelaskan setrategi meredakan
nyeri
3. anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. ajarkn tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgetik
jika perlu

2. Penurunan curah Setelah di lakukan Observasi


jantung tindakan 1. identifikasi tanda atau gejala
berhubungan keperawatan selama primer penurunan curah jantung
dengan kurangya …x24 jam di 1. identifikasi tanda atau gejala
mengenal harapkan tingkat skunder penurunan curah
masalah curah jantung jantung
kesehatan meningkat dengan 2. monitor tekanan darah
kriteria hasil: 3. monitor intek dan output
cairan
1. palpitasi 4. monitor bb setiap hari pada
menurun waktu yang sama
2. takikardi 5. monitor saturasi oksigen
menurun 6. monitor keluhan nyeri dada
3. gambaran EKG 7. monitor EKG 12 sadapan
arifnia 8. monitor arifnia
4. lelah menurun 9. monitor nilai laboratorium
5. distensi fena jantung
jugularis 10. monitor fungsi alat pacu
menurun jantung
11. priksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktifitas
12. priksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum

17
pemberian obat
Terapeutik
1. posisikan pasien semifowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah/posisi nyaman
2. berikan diet jantung yang
sesuai
3. berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres,jikaa perlu
4. berikan dukunan emotional
dan spiritual
5. berikan oksigen untuk
mempertahanka saturasi
oksigen>94%
Edukasi
1. anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
2. anjurkan beraktifitas fisik
secara bertahap
3. anjurkan berhenti merokok
4. ajarkan pasien dan kluarga
mengukur bb harian
5. ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
antiarifnia,jika perlu
2. rujuk ke program rehabilitasi
jantung

3. Resiko setelah dilakukan Observasi:


ketidakefektifan tindakan 1. Identifikasi penyebab
ferfusi jaringan keperawatan selama peningkatan TIK
otak berhubungan …x24 jam di 2. Monitor tanda atau gejala
dengan kurangya harapkan meningkat peningkatan TIK
mengenal dengan kriteria 3. Monitor MAP(mean arterial
masalah hasil : presure)
kesehatan. 1. tingkat kesadaran 4. Monitor CVP(central penous
meningkat presuare,jika pelu )
2. tekanan 5. Monitor PAWP,jika perlu
intracranial 6. Monitor ICP (intra kranial
menurun presuere)jika tersedia
3. sakit kepala 7. Monitor CPP( cerebral
menurun perfusion pressure)
4. gelisa menurun. 8. Monitor status fernapasan.
Terapeutik :
1. Meminimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang

18
2. Berikan posisi semi fowler
3. Hindari manuver valsavah
4. Cegah terjadinya kejang
5. Hindari penggunaan VEV
6. Hindari pemberian cairan iv
hipotonik
7. Atur pentilator agar PaCO2
optima
8. Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi :
1. Kolaborasipemberian sedasi
dan anti konpulsan,jika perlu
2. Kolaborasi pemberian diuretik
osmosis,jika perlu
3. Kolaborasi pelunak tinja ,jika
perlu.

BAB III

19
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S

DENGAN HIPERTENSI

Tanggal Pengkajian : 12 Agustus 2019

A. DATA BIOGRAFI
Nama :Ny. S
Tempat & Tanggal Lahir :Curup, 20 November 1954
Pendidikan Terakhir :SD
Agama :Islam
Status Perkawinan :Kawin
TB/BB :157 Cm / 50Kg
Penampilan :Sedikit rapi dan Sedikit bau
Alamat :Kel.Talang Rimbo lama, Kab. Rejang Lebong, Kec
Curup tengah RT/RW 001/004
Orang Yang Dekat Di :Ny K,Telp./ -
hubungi
Hubungan dengan Lansia :Adik kandung
Alamat :Kel,talang Rimbo lama, Kab. Rejang Lebong, Kec.
Curup tengah RT/RW 001/004

B. RIWAYAT KELUARGA
1. Susunan anggota Keluarga
No Nama L/ Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
P dengan keluarga
1 Tn. L Suami SMP Petani Almarhum
S(Al
m)

20
2. Genogram :

Ket :

: Laki-laki

: : Perempuan

: Laki –laki meninggal

: Wanita meninggal

3. Tipe / Bentuk Keluarga : Janda tanpa anak

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : serabutan
Alamat pekerjaan : Btn pasar Hewan
Berapa jarak dari rumah : ± 1 km
Alat transportasi : Berjalan kaki
Pekerjaan sebelumnya : Petani sawah
Sumber pendapatan &Kecukupan :Untuk mencukupi kebutuhan klien
terhadap Kebutuhan bekerja sebagai Serabutan.

21
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal : Permanen
Jumlah Kamar :1
Jumalah Tongkat di kamar :-
Kondisi tempat tinggal : Baik, sedikit kotor,dan berantakan.
Jumlah orang yang tinggal : Tidak ada hanya seorang sendiri
Derajat Privasi :-
Tetangga terdekat : Ny. K
Alamat / Telepon : Kel.Talang Rimbo lama 3, Kab.
Rejang Lebong, Kec. Curup tengah i
RT/RW 001/004

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : jalan-jalan, sering minum kopi
Keanggotaan Organisasi : Klien tidak mengikuti keanggotaan
organisasi di masyarakat
Liburan Perjalanan : Berkunjung kerumah tetangga dan
tempat saudara

F. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan saat ini: Keadaan klien saat ini cukup baik, klien mengatakan
kepalanya sakit dirasakan sudah 2 hari.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Tahap perkembangan
kesehatan keluarga belum terpenuhi dengan baik, karena klien tidak memeriksakan
kesehatannya seraca rutin ke pelayanan kesehatan.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti: Seluruh anggota keluarga inti (Ayah, ibu, dan suami)
baik, tidak ada yang memgalami penyakit menular seperti : Diabetes, HIV,maupun
tbc, serta tidak ada yang memiliki alergi makanan dan obat-obatan tertentu .
4. Riwayat keluarga sebelumnya: Suami pernah di rawat di RS karena sakit Beri-Beri.

G. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga: pola komunikasi dengan suami baik jika terdapat masalah ,
namun pada saat suami telah meninggal klien menjadi tertutup untuk berkomunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga: lemah karena klien hidup sendiri.
3. Struktur peran (Formal dan Informal): struktur peran keluarga berjalan kurang baik.
a. Ny. S= Istri (65Th)

22
4. Nilai dan norma keluarga: Nilai dan norma keluarga baik, di mata masyarakat dan
keluarga.

H. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif: Tidak
2. Fungsi sosial: Klien berfungsi baik di sosial lingkungan sekitar dilihat saat ada
kegiatan klien selalu ikut serta dalam membantu.
3. Fungsi perawatan keluarga: Klien mnerapkan fungsi perawatan yang cukup baik.
4. Fungsi reproduksi: Fungsi reproduksi anggota kelurga sudah tidak cukup baik.
5. Fungsi ekonomi: Keekonomian klien stabil dengan penghasilan dari hasil kerja
sebagai serabutan.

I. STRESS DAN MEKANISME KOPING


1. Stressor jangka pendek: Klien berharap sakit kepalai yang di deritanya tidak terjadi
berulang.
2. Stressor jangka panjang: Klien berharap agar cepat sembuh dari penyakitnya.
3. Kemampuan keluarga berproses terhadap situasi stressor: Ketika klien merasa sakit
kepala, klien biasanya membeli obat warung dan kerikan .
4. Strategi koping yang digunakan: klien bercerita pada tetangganya jika sedang merasa
cemas atau sakit
5. Strategi adaptasi disfungsional: -
6. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada: petugas dapat memberikan
suport pada kesembuhannya

J. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Bidan
Jarak dari rumah : 2 Km
Rumah Sakit : ± 5 km
Klinik : Tidak ada
Makanan yang dihantarkan : Tidak ada
Perawatan sehari-hari yang : Pijat kadang kadang
dilakukan keluarga
Lain-lain : Tidak ada

23
K. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : Tidak ada
Yang Lainnya : Tidak ada

L. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama : hanya demam dan sakit kepala .
setahun yang lalu

Status kesehatan umum selama 5 : Tidak ada


tahun yang lalu

M. KELUHAN UTAMA : sakit kepala di bagian atas


Provokative / palliative :nyeri dirasakan ketika darah naik
Quality / Quantity : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
Region : kepala bagian atas
Severity Scale : Skala nyeri 4
Timming : Hilang timbul selama 5-10 menit

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Klien mengatakan mengetahui


tentang penyakit yang dideritanya, tetapi untuk pengobatan klien kurang mengetahui.

N. OBAT-OBATAN :
No Nama Obat Dosis Keterangan
.
1 Bodrex 350 mg 1x sehari

STATUS IMMUNISASI :
Tetanus, Difteri : -
Influensa :-
Pneumothoraks : -

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan :-
Makanan : Klien mengatakan nyeri di kaki jika
memakan labu Siam.

24
Faktor Lingkungan :-

Penyakit yang diderita : Hipertensi/Darah tinggi

O. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz :A
Oksigenasi : Tidak memakai alat bantu pernapasan
Cairan & Elektrolit : Minum 4-5 gelas/ hari

Nutrisi : 2 kali/hari
Eliminasi : 1 kali/hari
Aktivitas : Mandiri
Istirahat & Tidur : Malam 6 jam/hari, siang -
Personal Hygiene : Mandiri
Seksual :-
Rekreasi : Nonton tv dan mengobrol bersama
tetangga..
:
Psikologi
 Persepsi Klien :-
 Konsep Diri :-
 Emosi :-
 Adaptasi :Klien dapat mengatasi stressnya
dengan mengobrol dengan tetangga.
 Mekanisme Pertahanan : Klien selalu berdo’a kepada tuhannya
Diri agar dapat diberi kesehatan.

Keadaan Umum : Baik


Tingkat Kesadaran :: : Composmentis

Skala Koma Glasgow : Eye 4 Verbal 5 Psikomotor 6


Tanda-tanda Vital : Pols=72x/m Temp=36,8°C RR= 24x/m
Tensi= 150/90 mmhg

Pemeriksaan Fisik Head To Toe:


TD : 150/90 mmHg
Nadi : 105 x/m
Respirasi : 18x/m
Suhu : 36,8°C

1. Kepala
a. Inspeksi
: Distribusi rambut tidak merata, terdapat
rontok, bersih, ada ketombe, rambut
berwarna putih.

25
b. Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.

2. Mata
: simetris kiri dan kanan, konjungtiva,
anemis, sklera anikterik, tidak ada
pengeluaran cairan, gerakan bola mata
baik, kekuatan otot mata normal, mata
dapat menutup dan membuka spontan.
3. Wajah
a. Inspeksi
:Tidak ada benjolan, tidak terdapat
edema, tidak ada lesi, warna kulit sawo
matang.
b. Palpasi
4. Hidung :Tidak ada nyeri tekan.
a. Inspeksi
:Tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada
cuping hidung, tidak ada pembesaran
polip, terdapat rambut-rambut halus.
5. Telinga
a. Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, tidak ada
edema, tidak ada lesi, tidak ada
pengeluaran cairan.

6. Mulut
a. Inspeksi
:Mukosa bibir kering, tidak ada kelainan
kongenital, tidak sianosis.

b. Gigi
:Gigi kurang bersih,, terdapat karies gigi,
7. Leher jumlah gigi 30 gigi.
a. Inspeksi
b. Palpasi :Tidak terdapat edema, dan lesi
:Tidak ada nyeri tekan, terdapat
pembesaran Vena jugularis.

8. Dada dan Paru-paru


a. Inspeksi
:Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada otot bantu nafas,
tidak lesi.
b. Palpasi
Pengembangan paru simetris kanan dan
kiri

26
:Tidak terdengar bunyi suara nafas
c. Auskultasi tambahan seperti “mengi, weezhing, dan
ronchi”.

9. Kardiovaskuler
Tidak tampak sianosis, Ic tidak tampak
a. Inspeksi :

IC teraba di intercosta ke-5


b. Palpasi :
Konpigurasi jantung dalam batas normal
c. Perkusi :

:Tidak terdapat bunyi suara jantung


d. Auskultasi tambahan

10. Abdomen :Bising usus terdengar 15x/m


a. Inspeksi :Tidak ada nyeri tekan dan distensi
b. Auskultasi kandung kemih.
18x/m

:Tidak ada edema, terdapat bekas luka


c. Palpasi akibat terkena parang dikaki., gaya
berjalan klien normal, tidak ada kelainan.

11. Muskuloskeletal :Kekuatan otot kaki kiri dan kanan


a. Inspeksi dan palpasi normal, kekuatan otot tangan kiri dan
kanan normal, tidak ada nyeri tekan pada
kaki dan tangan.

:Reflek patella normal klien


b. Perkusi menunjukkan respon menendang ketika
diberi rangsangan.

12. Kulit :Warna kulit merata samo matang, tidak


a. Inspeksi ada luka dan lesi, terdapat rambut-rambut
halus pada ekstremitas atas dan bawah.

:Turgor kulit normal kembali dalam 3


b. Palpasi detik.

27
Q. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : -
2. Radiologi :-

INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Ny. S Tanggal:12 Agustus


Jenis Kelamin : P Umur : 65Tahun 2019
Agama : Islam TB/BB : 157 cm/ 50
Pendidikan : SD Kg
Alamat :Kel.talang Rimbo lama, Kab. Gol Darah : A
Rejang Lebong, Kec. Curup tengah
RT/RW 001/004

SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
*A kamar kecil, berpakaian dan mandi

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


B kecuali satu dari fungsi tersebut

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


C kecuali mandi, dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


D kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


E kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi
tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


F kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan

28
satu fungsi tambahan

G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di


Lain-lain klasifikasikan sebagai C, D, E atau F

Skore A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi

29
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)

Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia.

Nama Klien : Ny. S Tanggal : 12 Agustus


Jenis Kelamin : P Umur : 65 Tahun 2019
Agama : Islam TB/BB :150 cm/ 48
Pendidikan : SD Kg
Alamat :Kel.Talang Rimbo Gol Darah : A
lama.3, Kab. Rejang
Lebong, Kec.curup tengah
Nama RT/RW 001/004
Pewawancara : kelompok

SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
- 1. Tanggal berapa hari ini ? Salah
+ 2. Hari apa sekarang ini ? Benar
+ 3. Apa nama tempat ini ? Benar
+ 4. Berapa nomor telpon Anda ?
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon) Benar

+ 5. Berapa umur Anda ? Tidak tahu


+ 6. Kapan Anda lahir ? tidak tahu
+ 7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Benar
+ 8. Siapa Presiden sebelumnya ? tidak tahu
+ 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Sri
+ 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 Tidak tahu
dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?

Jumlah Kesalahan Total 5

KETERANGAN :
1.      Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh*

30
2.      Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3.      Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4.      Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat

- Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
- Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai
pendidikan lebih dari SD
- Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.

Dari Pfeiffer E (1975)


MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental

NILAI PASIEN PERTANYAAN

Maksimu
m
ORIENTASI

5 4
(Tahun (2019) , Musim (Tidak tau) , Tgl (tidak tahu,
Hari (benar) , Bulan (Agustus) , dimana ( Btn).

5 3 kita : (negara bagian (Tidak tau), Wilayah (Tidak


tau), Kota (Curup)
REGISTRASI
3 Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
4 masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda
telah mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban
yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ke 3 nya jumlahkan percobaan & catat. Percobaan :
Meja, lampu, kursi .
PERHATIAN & KALKULASI
3 3 Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5
jawaban, berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata
dipilih eja dari belakang)
MENGINGAT
3 2 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1
point untuk tiap kebenaran.
BAHASA

31
5 Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi)
1 point

30 22 Nilai Total

KETERANGAN :

Mengkaji Tingkat Kesadaran klien sepanjang Kontinum :


Composmentisp Apatis, Somnolens, Suporus, Coma.

Nilai Maksimum 30 (Nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan kognitif  perlu


penyelidikan lanjut)

INVENTARIS DEPRESI BECK


(Penilaian Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Decle, 1972)
Nama Klien
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat

Nama Pewawancara
: Ny. S
: P Umur : 65 Tahun
: Islam
: SD
: Kel.takang Rimbo lama, Kab. Rejang Lebong, Kec.curup tengah RT/RW 001/004
: Kelompok 6
Tanggal :12 Agustus 2019
TB/BB : 157cm/ 50Kg
Gol Darah : A

SKORE URAIAN

A
KESEDIHAN

32
3
Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya

2
Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya

1
 Saya merasa sedih/galau*

0
Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2  Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan*
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0  Tidak merasa gagal*

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0  Tidak merasa tidak puas*

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah

33
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0  Tidak merasa benar-benar bersalah*

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0  Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri*

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0  Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri*

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0  Saya tidak kehilangan minat pada orang lain*

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2  Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik*

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak
menarik
0  Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada
sebelumnya*

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu*
0  Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

34
2  Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya*
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1  Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya*
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

KETERANGAN :
PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5-7 Depresi Ringan*
8 - 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk
mengkaji Fungsi Sosial lansia
Nama Klien : Ny.S Tanggal : 12 Agustus
Jenis Kelamin : P Umur : 65 Tahun 2019
Agama : Islam TB/BB : 157cm/ 50 Kg
Pendidikan : SD Gol Darah : A
Alamat : Kel.Talang Rimbo lama, Kab.
Rejang Lebong, Kec.curup
tengahRT/RW 001/004

NO. URAIAN FUNGSI SKORE

35
1. Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION
teman) saya untuk membantu pada 1
waktu sesuatu menyusahkan saya.

2. Saya puas dengan cara keluarga


(teman-teman) saya membicarakan PARTNERSHIP
sesuatu dengan saya & 2
mengungkap- kan masalah dengan
saya
3. Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya menerima & GROWTH 2
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga


(teman-teman) saya AFFECTION
mengekspresikan afek & berespons 1
terhadap emosi-emosi saya seperti
marah, sedih / mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman
saya & saya menyediakan waktu RESOLVE 1
bersama-sama.
PENILAIAN :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :

 Selalu : Skore 2 TOTAL 6


 Kadang-kadang : Skore 1
 Hampir Tidak Pernah : Skore 0

I. ANALISA DATA

No DATA INTERPREST MASALAH


. SUBYEKTIF/OBYEKTIF ASI (Problem)
(Sign/Symptom) (Etiologi)
1 Ds : - klien mengatakan nyeri Peningkatan Nyeri akut
pada bagian atas kepala tekanan
P : Tekanan darah meningkat vaskuler
Q :Panas, seperti tersiram air cabe serebral.
R : bagian atas kepala
S:4
T : 5-10 menit
- Mata berkunang-kunang

Do : klien tampak meringis saat


merasa nyeri ,
: klien terlihat memegang

36
kepalanya

2. Ds : pasien mengatakan Perubahan Resiko Penurunan


merasakan pusing afterload Curah jantung
Do : Nadi : 105 x/m
TD : 150/90 mmHg
RR : 18 x/m

3. Ds : - Ny. S Mengatakan merasa Sirkulasi darah Resiko


pusing yang kurang ke ketidakefektifan
- Ny. S mengatakan merasa mual otak. perfusi jaringan
otak
Do : TD : 150 /90
RR : 18 x/m

II. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler serebral.
2. Resiko Penurunan Curah jantung berhubungan dengan Perubahan afterload
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan Sirkulasi darah yang
kurang ke otak.

37
lll.Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan selama …x24 Observasi
dengan jam di harapkan tingkat 1. identifikasi lokasi,
Peningkatan nyeri menurun dengan karakteristik, durasi,
tekanan kriteria hasil: frekuensi, kualitas,intensitas
vaskuler 1. Keluhan nyeri nyeri.
serebral. menurun 2. identifikasi skala nyeri.
2. meringis menurun 3. identifikasi respon nyeri non
3. gelisah menurun verbal.
4. kesulitan tidur 4. identifikasi faktor yg
menurun memperberat dan
5. frekuensi nadi memperingan nyeri.
membaik 5. indentifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.

38
6. Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
7. identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup .
8. monitor efek samping
penggunaan analgetik.

Terapeutik
9. berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (missal
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
tekhnik imajinasi, terbimbing,
kompres hangat/ dingin, terapi
bermain).
10. kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
11. Fasilitasi istirahat dan tidur.
12. pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.

Edukasi
13. jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri.
14. jelaskan strategi meredakan
nyeri.
15. anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
16. anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
17. ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi
18. kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

2. Resiko Setelah di lakukan tindakan Observasi


Penurunan keperawatan selama …x24 1. identifikasi tanda atau gejala
Curah jam di harapkan tingkat primer penurunan curah jantung
jantung curah jantung meningkat 2. identifikasi tanda atau gejala
berhubungan dengan kriteria hasil: skunder penurunan curah
dengan jantung
Perubahan 1. palpitasi menurun 3. monitor tekanan darah

39
afterload 2. takikardi menurun 4. monitor intake dan output
3. lelah menurun cairan
4. distensi vena jugularis 5. monitor bb setiap hari pada
menurun waktu yang sama
6. monitor saturasi oksigen
7. monitor keluhan nyeri dada
8. periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktifitas.
9. periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
pemberian obat.

Terapeutik
10. posisikan pasien semi fowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah/posisi nyaman
11. berikan diet jantung yang
sesuai
12. berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres,jika perlu.
13. berikan dukungan emotional
dan spiritual.

Edukasi
14. anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
15. anjurkan beraktifitas fisik
secara bertahap
16. anjurkan berhenti merokok
17. ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian

Kolaborasi
18. kolaborasi pemberian
antiarifnia, jika perlu
19. rujuk ke program rehabilitasi
jantung.

3. Resiko Setelah dilakukan tindakan Observasi:


ketidakefektif keperawatan selama …x24 1. Identifikasi penyebab
an perfusi jam di harapkan meningkat peningkatan TIK
jaringan dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda atau gejala
berhubungan 1. tekanan intracranial peningkatan TIK
dengan menurun 3. Monitor MAP(mean arterial
sirkulasi 2. sakit kepala menurun presure)
darahang 3. gelisa menurun. 4. Monitor CVP(central penous
kurang presuare,jika pelu )
keotak. 5. Monitor PAWP,jika perlu

40
6. Monitor ICP (intra kranial
presuere)jika tersedia
7. Monitor CPP( cerebral
perfusion pressure)
8. Monitor status Pernafasan.
Terapeutik :
9. Meminimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
10. Berikan posisi semi fowler
11. Hindari manuver valsavah
12. Cegah terjadinya kejang
13. Hindari penggunaan VEV
14. Hindari pemberian cairan iv
hipotonik
15. Pertahankan suhu tubuh
normal

Kolaborasi :
16. Kolaborasi pemberian sedasi
dan anti konpulsan, jika perlu
17. Kolaborasi pemberian diuretik
osmosis, jika perlu
18. Kolaborasi pelunak tinja ,jika
perlu.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah
tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan
bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,
2010).
Penyebab hipertensi beragam diantaranya adalah stress, kegemukan, merokok,
retensi air dan garam yang tidak normal sensitifitas terhadap angiotensuis, obesitas,

41
penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidaru, peningkatan intra
cranial, yang disebabkan tumor otak, pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi,
asupan garam yang tinggi, kurang olaraga, tetapi sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya .
Cara Pencegahan Hipertensi :
Menurut Febry, et al (2013), pencegahan terjadi hipertensi meliputi:
1. Mengurangi konsumsi garam, kebutuhan garam per hari yaitu 5gr (1dst).
2. Mencegah kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olahraga teratur
5. Makan buah dan sayuran segar
6. Hindari merokok dan tidak minum alkohol
7. Latihan relaksasi/meditasi
8. Berusaha membina hidup positif

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini semoga pembaca dapat memahami isi makalah
yang telah disusun. meskipun kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta :
EGC

Depkes.2009.Pedoman Nasional Penanggulangan Hipertensi. Jakarta

Dinas Kesehatan Sleman.2013. Kesehatan usia lanjut


https://dinkes.slemankab.go.id/kesehatan-usialanjut . Dikutip pada tanggal 27 April 2016

Nurarif Huda & Kusuma H.2015. Aplikasi asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta : Medi Action

Smeltzer, Suzanne. 2001. Keperawatan Medikal Bedah . Edisi 8 vol 2. Jakarta : EGC

42
Ode, Sharif La .2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN GERONTIK

PADA NY S DENGAN HIPERTENSI

Tanggal : Selasa, 13 Agustus 2019

Pertemuan ke : pertama

Oleh :1. Selli Fitri Andani

2. Septi Nur widiarti

3. Thya Ade Fitri

4. Wahyuni Kurnia sari

5. Wisti Pebriani

43
\ 6. Wiwin safitri

7. Yogi saputra

8. Suci rahayu

9. Andri revo.p

A. LATAR BELAKANG

Lansia adalah mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa
dialami lansia adalah hidup sendiri depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengatasi
menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena sungguh dalam putaran
kebutuhan akan zat gizi, ada lansia yang tergolong sehat dan ada pula lansia yang
mengidap penyakit kronis.

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah


manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120 mmHg
dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah tekanan darah
pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan bertambahnya usia.
Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik berhubungan dengan
elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry, 2010).

44
Dindonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak
7,2 % dari estimasi pada tahun 2010 . Data tahun 2007-2010 menunjukkan sebanyak 81,5
% mereka sadar mereka penderita hipertensi, 74,9 % menerima pengobatan dengan 52,5
% pasien yang tekanan darah nya terkontrol. Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77 %
pasien pukulan, dan 74% pasien kongesif jantung kegagalan (CHF) menderita hipertensi
dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Hipertensi menyebabkan kematian pada 45%
penderita penyakitjantung dan 51% kematian pada penderita penyakit pukulan pada
tahun 2008 (SIAPA, 2013).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Dr. Soetomo
Surabayamenunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada lansia mulai bulan
Oktober–Desember tahun 2016 sebanyak 382 orang. Survei awal yang dilakukan peneliti
di Posyandu Lansia Sejahtera RW IV kelurahan Keputran Kecamatan Tegal Sari pada
bulan Januari 2017 tercatat lansia sebanyak 55 orang dan yang mengalami hipertensi
sebanyak 36 orang.

Depkes RI (2014) pada tahun 2014 menyatakan terjadi peningkatan lansia yang
menderita hipertensi sekitar 50% . Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur pada tahun
2013 sebesar 26,2 % berdasarkan Riset keperawatan Dasar pada tahun 2013. Dinas
kesehatan kota surabaya pada tahun 2014 mencatat hipertensi sebanyak 19,56%.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler serebral.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan afterload

3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan Sirkulasi darah

yang kurang ke otak.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang menunjang timbulnya masalah kesehatan

pada keluarga.

45
2. Tujuan Khusus

a. Perawat dapat mengumpulkan data umum,fungsi keluarga,pemeriksaan

fisik( khususnya anggota keluarga yang berisiko tinggi).

b. Perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga.

c. Perawat dapat menentukan diagnose keperawatan.

d. Perawat dapat menentukan rencana tindakan keperawatan

e. Perawat dapat mengimplementasikan tindakan keperawatan kepada klien dan

keluarga.

D. Pelaksanaan

1. Topik Kegiatan : Pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, serta

tanda dan gejala dari hipertensi

2. Target dan Sasaran : Keluarga Tn. S khususnya Ny. S yang menderita hipertensi.

3. Metode : Diskusi

4. Waktu dan Tempat : Pada tanggal 13 Agustus 2019 pukul 13.00 WIB di ruang

tamu Ny. S

5. Media / Alat : Leafled/lembar balik dan alat tulis.

E. Rencana Kegiatan (Pengorganisasian Kegiatan)

No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga Waktu


1. Pra Interaksi (Pembukaan) 1. Mengucapkan 10 Menit
Interaksi salam
2. Memperkenalkan
dir
3. Menjelaskan
maksud dan
tujuan
4. Menanyakan
kabar hari ini

2.
Interaksi (Kegiatan Inti) 1. Menjelaskan 20 Menit
pengertian

46
rematik
2. Menjelaskan
penyebab rematik
3. Menjelaskan
tanda dan gejala
rematik

Terminasi (Evaluasi) 1. Apakah ada yang 5 Menit


ditanyaka kembali
2. Menyimpulkan
hasil pertemuan
3. Mengakhiri
kontrak ini
3. 4. Membuat kontrak
pertemuan
selanjutnya
5. Mengucapkan
salam

F. Kriteria Evaluasi

1. Struktur

LP disiapkan, alat bantu dan media disiapkan, serta kontrak dengan keluarga tepat dan

sesuai dengan rencana.

2. Proses

Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan serta keluarga aktif dalam

pelaksanaan.

3. Hasil

Didapatkan keluarga belum mampu mengenal masalah kesehatan tentang pengertian,

penyebab, serta tanda dan gejala dari hipertensi. Ny. S.

47
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SATPEL)

HIPERTENSI

PADA NY S

48
Kelompok 1:

Selli fitri andani P00320117039


Septi nurwidiarti P00320117040
Thya ade fitri P00320117041
Wahyuni kurniasari P00320117042
Wisti febriani P00320117043
Wiwin safitri P00320117044
Yogi saputra P00320117045
Suci rahayu P00320115079
Andri revo.p P00320116043
Pembimbing:
Ns. Sri haryani S,kep,M,kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
TA. 2019/2020

A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa dialami
lansia adalah hidup sendiri depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengatasi menopause.
Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena sungguh dalam putaran kebutuhan akan
zat gizi, ada lansia yang tergolong sehat dan ada pula lansia yang mengidap penyakit kronis.

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah manusia. Gejala
dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah tekanan darah pada orang dewasa
akan mengalami peningkatan sesuai dengan bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang
menurun (Potter & Perry, 2010).

49
Dindonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak
7,2 % dari estimasi pada tahun 2010 . Data tahun 2007-2010 menunjukkan sebanyak 81,5 %
mereka sadar mereka penderita hipertensi, 74,9 % menerima pengobatan dengan 52,5 %
pasien yang tekanan darah nya terkontrol. Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77 % pasien
pukulan, dan 74% pasien kongesif jantung kegagalan (CHF) menderita hipertensi dengan
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita
penyakitjantung dan 51% kematian pada penderita penyakit pukulan pada tahun 2008
(SIAPA, 2013).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Dr. Soetomo
Surabayamenunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada lansia mulai bulan Oktober–
Desember tahun 2016 sebanyak 382 orang. Survei awal yang dilakukan peneliti di Posyandu
Lansia Sejahtera RW IV kelurahan Keputran Kecamatan Tegal Sari pada bulan Januari 2017
tercatat lansia sebanyak 55 orang dan yang mengalami hipertensi sebanyak 36 orang.

Depkes RI (2014) pada tahun 2014 menyatakan terjadi peningkatan lansia yang menderita
hipertensi sekitar 50% . Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur pada tahun 2013 sebesar
26,2 % berdasarkan Riset keperawatan Dasar pada tahun 2013. Dinas kesehatan kota
surabaya pada tahun 2014 mencatat hipertensi sebanyak 19,56%.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan Ny S mengenai penyakit hipertensi pada lansia.

2. Tujuan Khusus
a. Ny S mampu menjelaskan pengertian hipertensi
b. Ny S mengetahui penyabab hipertensi
c. Ny S mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Ny S mampu menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Ny S mampu menjelaskan cara penanganan hipertensi

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Lingkungan : Ruangan kondusif dan tenang

50
b. Aggregat ( sasaran kegiatan)

1) Usia lansia dengan hipertensi yang bersedia mengikuti kegiatan kelompok


2) Teridentifikasi kebutuhan usia lansia dengan hipertensi untuk mengatasi
masalah hipertensi.
3) Sasaran : Usia lansia penderita hipertensi
diRw.04
4) Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik dan hard copy
materi )dan alat tulis
5) Waktu kegiatan : selasa 13 Agustus 2019, pukul 13.00 wib
6) Tempat pelaksanaan : Dirumah NyS,talang rimbo lama,curup tengah
rt1 rw 04

3. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan : 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
pertemuan serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini (here and
now)
2. Inti : 40 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi
serta cara pencegahan hipertensi.
2. Memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada hal
yang ingin ditanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 Menit

4. Evaluasi

a. Struktur :

51
1) Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang.
2) Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, dan justice.
3) Peserta siap mengikuti kegiatan

b. Proses

1) Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.


2) Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai tema dan
tujuan.
3) Perawat mampu menjaga sikap profesional, empati, caring, justice .
4) Proses penyuluhan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu

c. Hasil

1) 50 % pasien mampu menjelaskan kembali tentang penngertian, penyebab, tanda dan


gejala, komplikasi serta cara pencegahan hipertensi.
2) 50 % pasien kurang aktif berdiskusi dalam kegiatan.
3) 50 % pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) 50 % pasien kurang mampu menganalisa informasi yang diberikan.

Mengetahui Curup , 12 agustus 2019


Pembimbing,

...................................... Kelompok
Ns, Sri haryani S,kep,M,kep

52
53

Anda mungkin juga menyukai