Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat
dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI,
1998).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan.
( SalvicionG. Bailon dan Aracelis
Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh
perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam
kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
(Burgess dan Locke (1992).
B. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
1. Fungsi afektif
Yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran
dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa
kasih sayang.
2. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat
individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar
disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga.
Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumberdaya manusia.
4. Fungsi Ekonomi.
Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
perumahan dan lain-lain.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga
dan individu. ( Zaidin Ali,1999 ).
C. Tipe Keluarga
Menurut Frieman (1986)
1. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
2. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
3. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
4. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-
masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
6. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,
anak dalam satu rumah.
7. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
8. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
D. Tugas Keluarga
Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :
1. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembagalembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan
baik fasilitasfasilitas Kesehatan yang ada.
2.2 Keluarga Baru Menikah
A. Pengertian
Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing.
B. Tahap-tahap Pasangan Baru Menikah
1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masingmasing.
2. Mempersiapkan keluarga yang baru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga
sendiri. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan
anak dan jumlah yang diharapkan .
C. Masalah Yang Bisa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah
1. Tidak menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah
masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika
sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan
mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah
pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi
bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan
Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
2. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan
mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang
berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah,
lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya
karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan
berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
3. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei
mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan
terbanyakn ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara
berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat
jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda
akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin
menyukainya juga.
4. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja
menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya,
entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum
atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada
malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk
sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya
Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama
pasangan.
5. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki
masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur
ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pada
akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
6. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah
Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk
tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah
sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu
untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam
keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah
tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan
hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk
masalah.
7. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup
setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi
terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi
dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa
terburuburu? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur
bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan
akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan
rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
D. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan
Masingmasing menghadapi perpisahan dengan keluarga keluarga
sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan
anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru
menikah :
1. Membina Hubungan Intim Memuaskan
a. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru 2. Sumber-
sumber dari dua orang yang digabungkan.
b. Peran berubah.
c. Fungsi baru diterima.
d. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar.
e. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat
rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi
apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan
dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal
dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan
keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran
perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam
keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan
untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan
sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan
kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu
proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan
memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan
metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya
pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri
sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis,
psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan
tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan
pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi.
Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang
sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus
sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika
mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan
rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan,
Riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk
memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode
kontrasepsi yang tepat adalah :
a. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita
tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan
metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien.
Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat
menanyakan alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-
pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang
dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
b. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus
dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik
penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana
klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana
spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien
tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat
pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada
kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan
tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
c. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang
dipakai. Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan
keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi
yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang
kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan
seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang
harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien
dalam menggunakan metoda tersebut.
d. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika
klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi
diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk
digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan
metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang
merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat
obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk
mencegah kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan
metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan
adalah:
a) Kontrasepsi Oral
1) Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan
payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal,
hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk
wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM,
epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
2) Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita
yang harus menghindari segala jenis metoda hormonal,
atau yang mejalani pengobatan kejang.
b) Kontrasepsi Hormonal
1) Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid,
hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya,
penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari
lima tahun.
2) Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita
dalam masa menyusui.
c) Kontrasepsi Mekanik
1) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik
tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks
dan riwayat toksik shock syndrome.
2) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi
terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks,
riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah
persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia
dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat
dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana
(Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
A. Pengumpulan Data
1. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan tipe keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
2) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
3) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4. Latar Belakang Budaya/Kebiasaan Keluarga
1) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
2) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
3) Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan
yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu
pengobatan tradisional.
5. Status Sosial Ekonomi
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
2) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu
penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
6. Tingkat Perkembangan dan Riwayat Keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
7. Aktivitas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh
terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai
faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
2) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
2) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik.
3) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
10. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu
bagi anggota keluarga itu sendiri.
2) Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
3) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
11. Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1) Berapa jumlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
4) jumlah anggota keluarga.
12. Fungsi Ekonomi
1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan
2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
13. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
 Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6
bulan.
 Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
14. Pemerksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
15. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
3.2 Diagnosa
Diagnosa yang mungkin muncul berdasarkan pengkajian dan data adalah :
1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
2. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
3. Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
4. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan
5. Ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk
memenuhi tanggung jawab pran skunder.
6. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman
seksual.
3.3 Rencana Tindakan Keperawatan
1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
A. Kriteria Hasil
1) Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda
kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.
2) Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari
metoda kontrasepsi yang dipilih.
3) Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang
dipilih.
4) Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih
salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti
metode kontrasepsi.
B. Intervensi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan
tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga
dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
2. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk
memenuhi tanggung jawab pran skunder.
a. Tujuan : Individu menyusun tujuan jangka panjang
dan pendek untuk perubahan.
b. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dan keluarga.
2) Menyebutkan sumber daya komunitas yang tersedia.
c. Intervesi :
1) Beri kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk
menddiskusikan penilaian mereka terhadap situasi.
2) Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi
amarahnya.
3) Krarifikasi perasaan anggota keluarga.
4) Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk
mempertimbangkan masalah dari perspektif anggota
keluarga yang lain.
5) Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk
mempunyai harapan yang lebih realistis.
3. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman
seksual.
a) Tujuan : Individu melakukan kembali aktivitas
seksual sebelumnya atau menjalankan aktivitas seksual pengganti
yang lebih memuaskan.
b) Kriteria Hasil :
1) Mengubah perilaku untuk mengurangi stressor.
2) Melakukan aktivitas seksual yang memuaskan.
c) Intervensi :
1) Gali hubungan pasien dengan pasangannya.
2) Dorong untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi
seksual yang mungkin mengganggu pasien.
3) Lakukan latihan teratur untuk reduksi stress.
4) Anjurkan individu melakukan aktivitas seksual sedemikian
rupa yang mendekati pola sebelumnya.
4. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan.
a) Tujuan : Individu akan membuat pilihan berdasarkan
informasi.
b) Kriteria Hasil :
1) Menyatakan keuntungan dan kerugian dari pilihan
berkeluarga.
2) Menceritakan mengenai ketakutan dan keprihatinan
mengenai pilihan pasangannya.
c) Intervensi :
1) Tetapkan hubungan saling percaya yang berarti
meningkatkan saling pengertian dan perhatian.
2) Gali apa yang timbul bila tidak mengambil keputusan.
3) Benahi kesalahan informasi.
4) Beri dorongan pada pasangan untuk terlibat dalam
mengambil keputusan.
5) Kolaborasi dengan keluarga untuk mengklarifikasi proses
pengambilan keputusan.
3.4 Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat

A. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak


ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan
keluarga.
B. Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga
memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan
berikutnya.
C. Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga
disfungsional.
D. Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses
perkembangan keluarga.
E. Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga
secara individual dan fungsi yang optimum (kebutuhan pertumbuhan
keluarga).
F. Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan
prevensi primer.
G. Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif
yang beda dalam kehidupan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:
Sagung Seto.

Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and


Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott.

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept


and Practice. Lippincott: California.

Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.

Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:


EGC.

Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4 th


Edition. Connecticu : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam


Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.
Jakarta : EGC

Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :


EGC.

Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Anda mungkin juga menyukai