Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANJUT USIA

Disusun oleh :
REVINNA SINAGA
SN 182072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020
A. Pengertian Keluarga
Menurut Ali (2010) mengemukakan bahwa keluarga adalah dua atau leih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi
dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergaung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai
dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah,
hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan
atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman 2010, ada
8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap Pertama Pasanggan Baru Atau Keluarga Baru
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan
yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, merencanakan keluarga berencana.

0
2. Tahap Kedua Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kedua, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga
besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
3. Tahap Ketiga Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ketiga, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur
keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan
bermain anak.
4. Tahap Keempat Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangan keluarga tahap keempat, yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
5. Tahap Kelima Keluarga Dengan Anak Remaja
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kelima, yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak,
memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

1
6. Tahap Keenam Keluarga Dengan Anak Dewasa Atau Pelepasan
(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut
usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap Ketujuh Keluarga Usia Pertengahan (tanpa jabatan atau
pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada
saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan
lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
perkawinan yang kokoh.
8. Tahap Kedelapan Keluarga Lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga
adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

C. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
1. Nuclear Family

2
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2. Etended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu
atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
4. Middle Age Aging Couple
Suami sebagai pecari uang. Istri dirumah/ keduanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/
menitih karier.
5. Dyadic Nuclear Single parent
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/
salah satu bekerja dirumah.
6. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
7. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10. Insstitutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11. Comunnal
3
Satu rumah terdiri atas dua/ lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

12. Group Marriage


Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunan didalam suatu
kesatuan keluarga dan tiap individual adalah menikah yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
13. Unmarried Parent And Child
Ibu dan anak dimana perkainan tidak dikehendaki, anakna diadopsi.
14. Cohibing Couple
Dua orang. Satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga
menurut Friedman (2010), yaitu :
1. Fungsi Afektif
Memasilitasi stailiassi kepriadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasillitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik, makanan, pakaian, tempat tinggal dan
peralatan kesehatan.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
5. Fungsi Reproduksi
4
Fungsi reproduksi bukan hanya ditujukan untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keerlangsungan
hidup masyarakat.
E. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II
bila ditemui data mal-adaptif pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang
dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah
yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negative
dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan
keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan
lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
5
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan
keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan
kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik
yang dipersepsikan keluarga.

F. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-
norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya (Effendy,
1998).
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian
asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing
Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
6
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan Fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan Keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

7
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut
Supraji (2008) yaitu :
a. Membina Hubungan Baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan
antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa
kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat
yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim
kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian Awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian Lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh
data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal.Disini perawat perlu
mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah
kesehatan yang penting dan paling dasar.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana
perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan. Untuk
menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :
a. Analisa Data

8
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung
atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga
mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Diagnosa sehat/Wellness/potensial yaitu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari
komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi
(E).
b. Diagnosa ancaman/risiko yaitu masalah keperawatan yang belum
terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera
ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
c. Diagnosa nyata/actual/gangguan yaitu masalah keperawatan yang
sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat.
Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).

9
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar.Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas
keluarga.
Dalam Friedman (1998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan
NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel
dibawah ini:

Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan


Persepsi kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di ubah
manajemen kesehatan Perilaku mencari sehat
Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah
Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola – pola toleransi Koping keluarga potensial terhadap
terhadap stress pertumbuhan
Koping keluarga tidak efektif : menurun
Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).

10
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2008).

a. Skala Prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa kriteria sebagai
berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah =
0
11
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan
bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua criteria
4. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan.Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan.Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek.Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah.
2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.

12
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,
cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang
telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
a. S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
b. O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
13
c. A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
d. P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto
Ali Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice,4 th
Edition.Connecticut : Aplenton
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogakarta: Pustaka Pelajar

14
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.T
DI DUKUHAN KENDAL RT 04 RW 33 WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. S
2. Umur : 60 tahun
3. Alamat : Dukuhan Kendal Rt 04 Rw 33 Mojosongo
Surakarta
4. Pekerjaan KK : Wiraswasta
5. Pendidikan KK : SLTA
6. Komposisi Keluarga : 1 anggota keluarga

No Nama Jenis Hubungan dgn Usia Pekerjaan Pendidikan


Kelamin KK
1 Suparjono Laki-Laki Kepala 60 Wiraswasta SLTA
Keluarga tahun
2 Dwi Perempuan Istri 56 Wiraswasta SMP
tahun
7. Genogram:

Keterangan :
15
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Menikah

: Tinggal dalam satu rumah

8. Tipe Keluarga:
Keluarga Tn.S merupakan keluarga tipe The Nuclear Family (keluarga inti)
yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri.
9. Suku Bangsa:
Keluarga Tn.S berasal dari jawa dengan kewarganegaraan Indonesia
10. Agama:
Semua anggota keluarga Tn.S beragama Kristen Protestan dan selalu taat
menjalankan ibadah setiap waktu
11. Status Sosial Ekonomi:
Keluarga Tn.S termasuk dalam keluarga dengan status sosial ekonomi
menengah ke bawah dengan pekerjaan Tn. S adalah sebagai wiraswasta.
12. Aktivitas rekreasi keluarga:
Keluarga Tn.S menghabiskan waktu rekreasi ke tempat wisata sesekali dan
kadang menonton TV bersama.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn.S dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap VIII yaitu
keluarga usia lanjut. Tahap ini dimulai pada saat pension sampai
dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

16
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat.
e) Melakukan life review.
f) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama pada keluarga tahap ini.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn.S mengatakan tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi.
Semua anak sudah berkeluarga dan Tn. S bahagia menikmati masa
tuanya.
3. Riwayat keluarga inti
Tn.S mengatakan memiliki 2 orang anak dan sudah berkeluarga. Tn. S
juga memiliki banyak cucu dan tetap tinggal serumah dengan salah satu
anak dan menantunya.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (suami/istri)
Tn.S mengatakan hanya menikah 1 kali dengan istrinya sampai
sekarang dan tidak pernah menikah sebelumnya.
III.LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah

KM
Dapur

kamar
Ruang kerja

Ruang keluarga Kamar

Kamar
Ruang tamu

Halaman depan

17
Karakteristik rumah keluarga Tn.S adalah rumah permanen dengan luas
bangunan 140 m2, terdiri dari 1 ruang tamu, ruang berkumpul keluarga,
ruang kamar, 1 kamar mandi, dapur dan ruang makan, ada jendela ,
sedangkan septik tank berjarak > 10 m dari rumah. Pengelolahan air
minum keluarga Tn.S menggunakan air kemasan yang sebelum digunakan
terlebih dahulu dimasak.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn.S mengatakan tetangga di lingkungan tempat tinggal Tn.S merupakan
mayoritas masyarakatnya adalah penduduk asli dan kebanyakan warga
bekerja sebagai karyawan swasta. Para warga semuanya ramah tamah, bila
ada masalah antar warga, dapat di selesaikan dengan RW dan RT.
3. Mobilitas geografi keluarga

Tn.S dan Ny. D sudah lama tinggal di Dukuhan Kendal RT 04 RW 33,


Wilayah Kerja Puskesmas Sibela

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. D mengatakan ikut dalam kegiatan PKK dan posyandu lansia
sedangkan Tn.S rajin mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan rumah
seperti kerja bakti, pertemuan bulanan.
5. Sistem pendukung keluarga
Tn. S mengatakan bahwa kasih sayang antar keluarga sangat nampak
dengan kesapaan yang lembut, sikap patuh anak-anak terhadap orang tua.
Bila timbul masalah kesehatan, keluarga menggunakan sistem pendukung
yang tersedia di lingkungan seperti puskesmas dan dokter umum.

IV. STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga

18
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn.S yaitu pola komunikasi
terbuka, baik, dan 2 arah, bahasa yang digunakan keluarga Tn.S sehari-
hari adalah bahasa jawa dan Indonesia.

2. Struktur kekuatan keluarga


Tn.S sebagai kepala keluarga yang memegang kendali rumah tangga serta
pimpinan rumah tangga. Sedangkan Ny. D berperan sebagai ibu rumah
tangga dan membantu Tn. S dalam keluarga, dalam pengambilan
keputusan dilakukan musyawarah antara Tn.s dan Ny. D. Menurut Ny. D,
Tn.S adalah suami sekaligus ayah yang baik dan penuh tanggung jawab
terhadap keluarga.
3. Struktur peran
Tn.S berperan sebagai kepala keluarga yang sudah tidak aktif bekerja
mencari nafkah karena sudah lanjut usia. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
dari jasa menjahit Ny. D.
Ny. D berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik. Ny. D sangat
menyayangi dan menghormati suaminya.
4. Nilai dan Norma budaya
Dalam keluarga Tn.S menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul
dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai. Keluarga Tn.S
menganggap nilai dan norma mereka sesuai dengan aturan dan norma yang
berlaku di masyarakat.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. S saling menyayangi dan menghargai, memberikan
kesempatan kepada keluarga nyata tanpa membeda-bedakan satu dan yang
lain. Ny. D mengatakan ia sangat bahagia perkawinannya dengan Tn.S,
adanya rasa saling memiliki dalam anggota keluarga dan adanya perasaan
yang dekat serta dukungan dari pasangan.
2. Fungsi Sosialisasi
19
Ny. D mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling
menyesuaikan diri terhadap peran-peran dan fungsi baru.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan


tugas perawatan keluarga adalah:

a) Mengenal masalah

Tn. S mengatakan memiliki istrinya memiliki riwayat asam lambung


naik (gastritis) sudah lama lenih dari 10 tahun. Tn. S mengatakan
awalnya istrinya sudah berobat dengan teratur. Kalau kambuh Ny. S
segera makan nasi sedikit dan minum air hangat, kalau sudah tidak
kuat baru minum obat yang selalu tersedia di rumah.

b) Mengambil keputusan

Tn.S dan Ny. D tidak selalu memeriksakan kondisinya saat sakit ke


puskesmas atau rumah sakit. Keluarga akan pergi ke tempat
pelayanan kesehatan saat dirasakan kondisi sakitnya semakin
memberat.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Tn. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit dirawat di


rumah dan akan diperiksa ke puskesmas atau rumah sakit bila
kondisi semakin memberat.

d) Memelihara dan memodifikasi lingkungan

Lingkungan dalam rumah keluarga Tn. S tampak rapi dan bersih.


20
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu rumah


sakit. jika dalam satu keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
dibawa ke fasilitas kesehatan yang tersedia seperti (puskesmas, dan
klinik).

4. Fungsi Reproduksi

Tn.T dan Ny. S memiliki anak 2 orang yang sudah berkeluarga.

5. Fungsi Ekonomi
Semua pendapatan yang ada digunakan untuk keperluan hidup sehari-
hari dari makan, listrik, air, dan hal-hal yang tidak terduga. Dengan
pendapatan yang pas-pasan tersebut keluarga tersebut masih dapat
menabung.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Sressor jangka pendek dan jangka panjang
Tn. S mengatakan merasa cemas dengan penyakit gastritis yang diderita
Ny. D istrinya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
Keluarga menganggap masalah yang dihadapi adalah ujian atau cobaan
yang datangnya dari Tuhan.
3. Stategi koping yang digunakan
a. Strategi koping konstruktif
Bila ada masalah Tn. S dan Ny. D selalu membicarakan satu sama
lain untuk mencari jalan keluar.
b. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada adaptasi disfungsional dalam keluarga Tn.S setiap
masalah yang ada selalu dimusyawarahkan dan dipecahkan bersama.
VII. HARAPAN KELUARGA
1. Persepsi Keluarga terhadap Perawat
21
Keluarga menganggap perawat adalah sosok orang yang peduli
terhadap kesehatan masyarakat.

2. Harapan keluarga terhadap perawat


Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa sedikit banyaknya
akan membantu keluarganya dalam menghadapi masalah kesehatan di
keluarganya.

VIII. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Praktik Pemenuhan Nutrisi Keluarga:

Tn.S Ny.D

Frekuensi 3 kali dalam sehari 3 kali dalam sehari

Komposisi Nasi, sayur, tempe,air Nasi, sayur, tempe, air putih dan
putih dan buah buah

Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis

2. Istirahat dan Tidur Keluarga

Tn.S Ny.D
Frekuensi 1 kali sehari 1 kali sehari
Lama 8- 9jam 6-8jam jam
Kualitas Merasa segar saat Merasa segar saat
bangun tidur bangun tidur
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Masalah Tidak ada Tidak ada

3. Olahraga/ Mobilisasi :
Tn.S Ny.D
ROM Aktif Aktif
Mobilisasi Baik Kurang
Frekuensi dan lama olahraga 15 menit 5 menit
Masalah Tidak ada Tidak ada

22
4. Eliminasi (BAB dan BAK)
Tn.S Ny.D
Pola BAB : 1 kali sehari BAB : 1 kali sehari
BAK : 4-5 kali sehari BAK : 4-5 kali sehari
Karakteristik urine Kuning jernih Kuning jernih
Karakteristik feses Lembek berbentuk Lembek berbentuk
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Pola BAB : 1 kali sehari BAB : 1 kali sehari
BAK : 4-5 kali sehari BAK : 4-5 kali sehari
5. Personal Hygine :
Tn.S Ny.D

Mandi 2 kali sehari 2 kali sehari

Sikat gigi 2 kali sehari 2 kali sehari

Potong kuku 2 minggu sekali 2 minggu sekali

Keramas 3 hari sekali 3 hari sekali

IX. PENGKAJIAN TUMBUH KEMBANG KELUARGA


1. Pengkajian Depresi
Dari hasil pengkajian menggunnakan alat ukur Kuesioner Beck Depression
Inventory-II dengan cara memberikan penyataan dengan skor pernyatan
dari 0-63, didapatkan skor Ny.D adalah 15, dimana 15 termasuk dalam
depresi ringan.
2. Pengkajian Status Fungsional
Dari hasil pengkajian index kemandirian Status Fungsional (Indeks
Kemandrian Katz) didapatkan hasil pengkajian untuk Ny.D mendapatkan
hasil kemandirian dalam semua kegiatan
X. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Nama Anggota Keluarga

Tn. Suparjono Ny. Dwi

TD 130/80 mmHg 130/80 mmHg

23
82 x/menit

N 20 x/menit 80 x/menit

RR 65 Kg 20 x/menit

BB 160 cm 55 Kg

TB Bersih 155 cm

Rambut Tidak anemis Bersih

Konjungtiva Tidak ikterik Tidak anemis

Sklera Bersih Tidak ikterik

Hidung Normal Bersih

Telinga Bersih Normal

Mulut Normal Bersih

Leher Normal

Dada IPPA Normal

1. Paru IPPA Norma IPPA normal

2. Jantung IAPP Normal IPPA normal

Abdomen IAP Normal, Palpasi: ada


nyeri tekan
Refleks baik
Refleks baik
Ekstremitas Tidak ada lesi
Tidak ada lesi
Kulit Turgor baik
Turgor baik
Turgor Tidak ada
Nyeri pada perut

24
Keluhan

XI. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data

NO DATA DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Data Subyektif : Gangguan Rasa Nyaman
 Ny. D mengatakan sering
merasa ulu hati tidak nyaman,
sudah berobat dan sudah
terjadi sejak lebih kurang 4
tahun.
Data Obyektif :
 Ny. D gelisah
 Ny. D memegang perut bagian
tengan atas
2 DS: Manajemen Kesehatan keluarga
 Ny. D mengatakan sering tidak Efektif
memikirkan tentang
penyakitnya yang tidak
sembuh-sembuh.
 Tn. S mengatakan istrinya
selalu memikirkan
pekerjaannya (jahitan)
DO:
 Hasil pengkajian
menggunnakan alat ukur
Kuesioner Beck Depression
Inventory-II: 15 (depresi
ringan)

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan


1. Gangguan Rasa Nyaman
2. Manajemen Kesehatan keluarga tidak Efektif
3. Skoring

Prioritas masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

25
Gangguan Rasa Nyaman dalam mengenal masalah

Kriteria Skore Bobot Perhitungan


1. Sifat Masalah: 3
a. Aktual 3 3 X3=3
b. Resiko/Ancaman Kesehatan 2 3
c. Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1 2 x2=2
c. Tidak dapat 0 2
3. Kemungkinan masalah dapat dicegah:
a. Tinggi 3 3
b. Cukup 2 2 x2=2
c. Rendah 1 3
4. Menonjolnya masalah:
a. Masalah dirasakan dan harus segera 2 2 2
ditangani x2=2
b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1 2
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Total 9

Manajemen Kesehatan keluarga tidak Efektif

Kriteria Skore Bobot Perhitungan


1. Sifat Masalah:
a. Aktual 3 3 3
b. Resiko/Ancaman Kesehatan 2 x3=3
b. Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1 3
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1 1 x 1= 1
c. Tidak dapat 0 2
3. Kemungkinan masalah dapat dicegah:
a. Tinggi 3 3
b. Cukup 2 2 x2=2
c. Rendah 1 3
4. Menonjolnya masalah:
a. Masalah dirasakan dan harus segera 2 2 2
ditangani x2=2
b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1 2
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
26
Jumlah Total 8

27
X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi

1 24 Jan Gangguan Rasa Status Kenyamanan (L.08064) Manajemen nyeri kronis (I. 08238)
2020 Nyaman (D.0074) 1. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Setelah dilakukan kunjungan rumah 3x
diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri dengan hidup

manajemen nyeri secara mandiri dengan kriteria 2. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
hasil: dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
 Kesejahteraan fisik cukup meningkat
3. Berikan teknik non farmakologis untuk
 Kesejahteraan psikologis cukup meningkat
mengurangi rasa nyeri dengan terapi
 Perawatan sesuai kebutuhan cukup meningkat
musik.
 Keluhan tidak nyaman cukup menurun
2. 24 Jan Manajemen Dukungan Keluarga (L.13112) Dukungan Keluarga Merencanakan
2020 Kesehatan keluarga Perawatan (I.13477)
Setelah dilakukan kunjungan rumah 3x
tidak Efektif diharapkan manajemen kesehatan keluarga lebih 1. Identifikasi respon emosional terhadap
(D.0115) efektif dengan kriteria hasil:
kondisi saat ini.
 Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan 2. Identifikasi sumber-sumber yang
dan perilaku sehat: pmengetahui manajemen dimiliki keluarga

28
gastritis akut 3. Motivasi pengembangan sikap dan
 Keluarga mampu memutuskan untuk merawat, emosi yang mendukung upaya
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan: kesehatan
anggota keluarga siap caregiver perawatan di 4. Ajarkan cara perawatan yang bisa
rumah
dilakukan keluarga.
 Keluarga mampu merawat anggota keluarga
untuk meningkatkan atau memperbaiki
kesehatan: Aktivitas keluarga mengatasi
masalah kesehatan tepat
 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:
kontrol resiko dan keamanan :tindakan untuk
mengurangi risiko meningkat.

29
XI. IMPLEMENTASI

Tanggal No Dx Implementasi Respon

24Jan 2020 1  Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada S: Ny. D mengatakan apabila terasa nyeri tidak dapat
kualitas hidup melakukan pekerjaan, merasa bersalah dan sedih

O: Ny. D terlihat murung dan menundukkan kepala

 Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri S: Ny. D mengatakan apabila terasa nyeri, Ny. D
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. langsung minum air hangat dan makan nasi
segumpal kecil, Ny. D melanjutkan setelah itu
langsung istirahat dengan posisi tidur terlentang.

O: Ny. D mempraktekkan posisi tangan memposisikan


diri saat terasa nyeri

 Memberikan teknik non farmakologis untuk S: Ny. D mengatakan dengan mendengarkan musik
mengurangi rasa nyeri dengan terapi musik. yang lembut membuat suasana hati lebih tenang.

O: Ny. D terlihat tersenyum

Ny. D mampu mengikuti terapi musik dengan baik

24Jan 2020 2  Mengidentifikasi respon emosional terhadap S: Ny. D mengatakan perasaan dan emosi yang sering
kondisi saat ini. muncul adalah sedih karena sakitnya tidak sembuh-
sembuh.

30
O: -

 Mengidentifikasi sumber-sumber yang S: Ny. D mengatakan sudah berobat sampai berganti-


dimiliki keluarga ganti dokter, dari banyak saran dari dokter sudah
dilakukan terlebih mengenai makanan dan minuman
yang dihindari.

O: Ny. D dapat menyebutkan beberaba nama obat yang


sudah dikomsumsi.

 Memotivasi pengembangan sikap dan emosi S: Ny. D mengatakan sudah berusaha untuk
yang mendukung upaya kesehatan menenangkan pikiran, tetapi sangat susah.

O: -

 Mengajarkan cara perawatan yang bisa S: Ny. D mengatakan bahwa anggota keluarga sudah
dilakukan keluarga. memahami tentang perawatan terhadap Ny. D,
membawa berobat kalau kambuh, menyediakan obat
maag untuk berjaga-jaga kalau kambuh.

O: Ny. D terlihat memahami anjuran perawat.

 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada S: Ny. D mengatakan apabila mulai terasa nyeri ada
kualitas hidup ketakutan nyeri akan menjalar sampai terasa ampek,
sampai muntah

O: Ny. D terlihat sedih saat menceritakan

31
pengalamannya

 Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri S: Ny. D mengatakan apabila terasa nyeri, Ny. D tidak
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. kuat baru minum obat seperti antasida

O: Ny. D menyediakan antasida di rumah

 Memberikan teknik non farmakologis untuk S: Ny. D mengatakan dengan mendengarkan musik
mengurangi rasa nyeri dengan terapi musik. yang lembut membuat suasana hati lebih tenang.

O: Ny. D terlihat tersenyum

Ny. D mampu mengikuti terapi musik dengan baik

27 Jan 2020  Mengidentifikasi respon emosional terhadap S: Ny. D mengatakan perasaan dan emosi yang sering
kondisi saat ini. muncul adalah marah pada diri sendiri

O: -

 Mengidentifikasi sumber-sumber yang S: Ny. D mengatakan bahwa dengan makan biskuit


dimiliki keluarga regal, ngeri berkurang, hal itu karena saran
tetangganya

O: -

 Memotivasi pengembangan sikap dan emosi S: Ny. D mengatakan supaya banyak berdoa, agar
yang mendukung upaya kesehatan Tuhan memberi kekuatan

32
O: -

 Mengajarkan cara perawatan yang 33bisa S: Ny. D mengatakan bahwa anggota keluarga sudah
dilakukan keluarga. memahami tentang perawatan terhadap Ny. D,
membawa berobat kalau kambuh, menyediakan obat
maag untuk berjaga-jaga kalau kambuh.

O: Ny. D terlihat memahami anjuran perawat.

03 Feb 2020 1  Medngidentifikasi pengaruh nyeri pada S: Ny. D mengatakan apabila terasa nyeri tidak dapat
kualitas hidup melakukan pekerjaan, merasa bersalah dan sedih.
Tetapi tetap semangat untuk mengusahakan
kesembuhan.

O: Ny. D terlihat sudah pasrah dengan sakitnya

 Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri S: Ny. D mengatakan apabila kambuh dan terasa nyeri,
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. istirahat sebentar dan makan makanan sedikit demi
sedikit.

O: -

 Memberikan teknik non farmakologis untuk S: Ny. D mengatakan dengan mendengarkan musik
mengurangi rasa nyeri dengan terapi musik. yang lembut membuat suasana hati lebih tenang.

O: Ny. D terlihat tersenyum

33
Ny. D mampu mengikuti terapi musik dengan baik

 Mengidentifikasi respon emosional terhadap S: Ny. D mengatakan sudah pasrah dengan sakitnya
kondisi saat ini. yang tidak sembuh-sembuh.

O: -

 Mengidentifikasi sumber-sumber yang S: Ny. D mengatakan melakukan saran dari dokter,


dimiliki keluarga perawat, mahasiswa dan teman

O: -

 Memotivasi pengembangan sikap dan emosi S: Ny. D mengatakan sudah berusaha untuk
yang mendukung upaya kesehatan menenangkan pikiran.

O: -

 Mengajarkan cara perawatan yang bisa S: Ny. D mengatakan akan menekuni untuk lebih rileks
dilakukan keluarga. dalam kehidupan sehari-hari, berpasrah kepada
Tuhan.

O: Ny. D terlihat memahami anjuran perawat.

34
XII. CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI

NO
HARI/TGL EVALUASI TTD
DX

1 24 Jan 2020 S: Ny. D dan keluarga mengatakan sudah memahami bagaimana mengatasi nyeri yang dialami Ny. Vina
D
O:

 Pasien dan keluarga aktif bertanya dan tampak kooperatif dan Pasien masih tampak cemas
A : Masalah gangguan rasa nyaman belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2 24 Jan 2020 S : Ny. D dan keluarga mengatakan kurang paham lagi harus bagaimana mengatasi masalah Vina
kesehatan Ny. D
O : Pasien dan keluarga sudah mencoba beberapa alternatif pengobatan untuk Ny. D
A : Masalah manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
P : Lanjutkan Intervensi

1 27 Jan 2020 S : Ny. D mengatakan merasa nyaman dengan terapi musik yang sudah dilakukan Vina
O : Pasien kooperatif saat dilakukan tindakan, TD: 120/80 mmHg
A : Masalah gangguan rasa nyaman belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 27 Jan 2020 S: Ny. D mengatakan sudah mendapatkan pengobatan gastritis dari dokter. Vina

35
O: Ny. D dan keluarga kooperatif.
A : Masalah manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
P : Intervensi dilanjutkan

1 03 Feb 2020 S: Ny. D mengatakan merasa nyaman dengan terapi musik yang sudah dilakukan Vina
O : Ny. D kooperatif saat dilakukan tindakan, TD : 130/80 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2 03 Feb 2020 S: Ny.D dan keluarga mengatakan akan melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut, seperti Vina
yang dianjurkan dokter untuk dilakukan endoscopy
O: Pasien dan keluarga kooperatif.
A: Masalah keperawatan teratasi
P: Hentikan Intervensi

36

Anda mungkin juga menyukai