Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih

orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,

perkawinan atau adopsi, tinggal bersama dan saling menguntungkan,

empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling

pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997 dalam

Achjar, 2017).

Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2016) keluarga berfungsi

untuk melaksanakan praktik keperawatan asuhan keperawatan, yaitu

untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat

anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga,

kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat

dilihat dari tugas kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, dkk, 2017).

Mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan

kesehatan yang tepat, melakukan perawatan, mempertahankan atau

menciptakan suasana rumah yang sehat, dan memepertahankan

hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

1
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses atau

rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung

diberikan kepada keluarga pada berbagai tatanan pelayanan

kesehatan, yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan

yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan,

dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang

serta tanggung jawab keperawatan (Suprajitno, 2016).

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

          Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985

dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :

1. Tahap I      : Keluarga Pemula

Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap

pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah

membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan

jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga

berencana.

2. Tahap II    : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi

sampai umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk

keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan

2
nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar

masing-masing pasangan.

3. Tahap III   : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua

berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu

memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,

mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang

sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan

norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan

keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.

4. Tahap IV   : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-

13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu

mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan

hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan

kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,

memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

5. Tahap V    : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20

tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan

3
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan

anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam

batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua

arah.

6. Tahap VI   : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda

(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan

rumah)

Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda

dengan tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas

siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk

memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan,

membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan

istri.

7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau

pensiunan)

Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu

pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia

45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas

perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah

dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna perkawinan

yang kokoh.

4
8. Tahap VIII            : Keluarga dalam tahap pensiunan

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa

pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal

dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan

keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan

hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan

pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

C. Tipe Keluarga

2. Menurut Allender dan Spradley (2016)

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari

suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat

2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah

dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya

kakek, nenek, paman, dan bibi

3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri

tanpa anak

4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena

perceraian atau kematian.

5
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang

dewasa saja

6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri

yang berusia lanjut.

b. Keluarga non tradisional

1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian

darah hidup serumah

2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak

hidup bersama dalam satu rumah

3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup

bersama dalam satu rumah tangga

3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan

Darmawan (2017)

a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

satu keluarga inti.

b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

D.    Fungsi Keluarga

            Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan

Darmawan (2005), yaitu:

6
1. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan kepribadian  anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi

pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,

memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,

meneruskan nilai-nilai budaya anak.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam

melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta

menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan

spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta

mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

E. Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas

keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya

dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada

keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana

7
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,

tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap

masalah yang dialami keluarga.

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh

mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,

bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga

menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap

akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah

kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan

keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan

perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada

dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit.

4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti

pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan

penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan

yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam

menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang

berdampak terhadap kesehatan keluarga.

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan

8
yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas

kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga,

adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

F.  Teori Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh

perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani

norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan

system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.

(Effendy, 1998)

Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan

wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family

Centre Nursing Friedman (2010), meliputi 7 komponen pengkajian

yaitu :

a. Data Umum

1) Identitas kepala keluarga

2) Komposisi anggota keluarga

3) Genogram

4) Tipe keluarga

5) Suku bangsa

6) Agama

7) Status sosial ekonomi keluarga

b. Aktifitas rekreasi keluarga

9
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

2) Tahap perkembangan keluarga saat ini

3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

4) Riwayat keluarga inti

5) Riwayat keluarga sebelumnya

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

3) Mobilitas geografis keluarga

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

5) System pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

3) Struktur peran (formal dan informal)

4) Nilai dan norma keluarga

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

2) Fungsi sosialisasi

3) Fungsi perawatan kesehatan

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta

kekuatan keluarga

2) Respon keluarga terhadap stress

10
3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi yang disfungsional

g. Pemeriksaan fisik

1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga

3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,

mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan

bawah, system genetalia\

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

h. Harapan keluarga

1)Terhadap masalah kesehatan keluarga

2)Terhadap petugas kesehatan yang ada

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut

Supraji (2004) yaitu:

a. Membina hubungan baik

Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara

lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah,

menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran

perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga,

menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan,

menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di

keluarga.

11
b. Pengkajian awal

Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan

kesehatan yang dilakukan.

c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)

Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data

y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang

berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu

mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah

kesehatan yang penting dan paling dasar.

Dalam Friedman diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang

cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:

Kategori Diagnosa Diagnosa Keperawatan


NANDA

Persepsi kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di


manajemen kesehatan ubah
Perilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan


lingkungan rumah
Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi
orang tua Perubahan menjadi orang
tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola – pola Koping keluarga potensial terhadap
toleransi terhadap stress pertumbuhan Koping keluarga tidak
efektif : menurun

12
Koping keluarga tidak efektif :
kecacatan

Perencanaan

            Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat

untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan

yang telah diidentifikasi

            Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu

pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).

a.  Skala prioritas

Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor

tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga

harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :

1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

3. Potensi masalah untuk dicegah

4. Menonjolnya masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan

telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan

oleh Bailon dan Maglay dalam Effendy

SKORING

Kriteria Bobot Skor


Sifat masalah 1 Aktual         = 3
Risiko          = 2
Potensial      = 1
Kemungkinan 2 Mudah         = 2

13
masalah untuk Sebagian      = 1
dipecahkan Tidak dapat = 0
Potensi masalah 1 Tinggi          = 3
untuk dicegah Cukup          = 2
Rendah        = 1
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2
masalah Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya
masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot

c. Jumlahkan skor untuk semua criteria

      Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b.      Rencana

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan

keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi

serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan

tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis

pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis

pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat

garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi

problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka

pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi

pada lima tugas keluarga.

14
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya

adalah sebagai berikut :

1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga

mengenai masalah

2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum

diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang

salah.

3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga

tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,

cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan

pentingnya pengobatan secara teratur.

4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk

kesehatan.

5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang

telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4.  Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah

disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan terhadap keluarga yaitu :

a. Sumber daya keluarga

b. Tingkat pendidikan keluarga

c. Adat istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

15
5.  Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil

implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam

rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku

yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi

tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :

S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif

oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat

menggunakan pengamatan yang obyektif.

A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif

dan obyektif.

P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

(Suprajitno,2004)

16
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. D

17
DESA BLANG CUT KOTA LHOKSEUMAWE

I. PENGKAJIAN

A. DATA UMUM

1. Kepala Keluarga (kk) : Tn. D

2. Alamat/No hp : Desa Blang Cut Kota Lhokseumawe

3. Pekerjaan kk : Nelayan

4. Pendidikan kk : SMA

5. Komposisi Keluarga : Ayah,ibu dan anak

Pendidikan
N Umur
Nama JK Hub KK Status Imunisasi Ket
O (thn/bl)
H
BC
B Polio DPTHB Campak
G
O
1 2 3 1 2 3
1 Tn.D L Suami 53 thn SMA - - - - - - - -
2 Ny.K P Istri 47 thn SLTP - - - - - - - -
3 An.I L Anak 27 thn PELAJAR √ √ √ √ √ √ √ √
4 An.I L Anak 24 thn PELAJAR - - - - - - - -
5 An.P P Anak 10 thn SD - - - - - - - -

18
Genogram

Ket:

: meninggal: serumah
: perempuan: garis keturunan
: Laki-laki: menikah

6. Tipe Keluarga

Tipe Keluarga Tn. D merupakan tipe keluarga besar (extended

family), dimana dalam keluarga terdiri dari bapak, ibu, adik, suami,

istri dan anak.

7. Suku Bangsa

Keluarga Tn. D adalah dari suku Aceh dengan bahasa sehari-hari adalah

bahasa Aceh.

8. Agama

19
Agama yang dianut oleh Tn. D adalah Islam dan taat melakukan

ibadah sesuai ajaran agama seperti shalat dan puasa. Namun agama

tetap menjadi sumber kekuatan bagi keluarga.

9. Status Sosial Ekonomi

Pendapatan keluarga Tn. D tidak menentu karena Tn. D bekerja di

tambak dan memanen tiap 6 bulan sekali dan Ny. K sebagai IRT.

selain untuk kebutuhan sehari-hari Tn. D juga menyisihkan

sebagian dari pendapatannya agar bisa digunakan untuk kebutuhan

mendadak, pengobatan anggota keluarga yang sakit dan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hubungan Tn. D dengan keluarga

baik dan harmonis.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga Tn. D biasanya berkumpul bersama dan

jalan-jalan ke tempat rekreasi seminggu sekali pada hari minggu.

Keluarga jalan-jalan ke tempat wisata, seperti water boom,waduk

jeulikat dan jomblang lhokseumawe.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn.D mempunyai 3 orang anak.Keluarga berada pada

tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah adalah :

a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar

rumah,sekolah dan lingkungan lebih luas.

20
b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intektual.

c. Menyediakan aktivitas untuk anak.

d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut

sertakan anak. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah

memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, karena

anggota keluarga seperti Ny. K mempunyai penyakit asam urat.

13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti ( Dalam 6 bulan terakhir )

Anggota keluarga Tn. D ada yang mempunyai masalah kesehatan

yaitu Ny. K , istri dari keluarga Tn. D yang menderita asam urat.

14. Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Ny. K mengatakan bahwa ibunya menderita penyakit asam urat

semenjak beberapa tahun yang lalu.

C. Data Lingkungan

15. Karakteristik rumah

Luas rumah Tn. D yaitu 6 x 7m2 dengan jumlah ruang 3 kamar

tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi. Status

rumah yaitu milik orang tua dengan tipe bangunan rumah

permanen yang beralaskan keramik. Setiap rumah memiliki jendela

dan ventilasi ada dan memadai tetapi tidak dipergunakan. Sebagian

ruang depan terlihat bersih dan tertata rapi, hanya ruangan

21
belakang yang terlihat sedikit kotor karena berlaskan tanah.

Sumber air menggunakan air sumur dan air minum yang digunakan

adalah air sumur yang di masak berasal dari air sumur tetangga

karena air sumur yang dirumah berbau dan hanya bisa digunakan

untuk MCK

Denah rumah :

Dapur Kamar mandi

Kamar tidur Kamar tidur

Teras rumah

Kamar tidur

16. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW

Hubungan keluarga Tetangga Ny. K yang ada disekitar rumah

sangat ramah, mereka sesekali berkumpul dan mengobrol pada sore

hari menceritakan tentang aktivitas mereka sehari-hari dan hal-hal

lainnya.

17. Mobilitas Geografis keluarga

22
Sejak menikah Tn. D dan Ny. K tinggal di Blang Cut tetapi Tn.

D tidak menetap di desa blang cut karena jarak tempuh dengan

tempat kerjanya jauh, biasanya seminggu sekali pulang ke Blang

Cut sedangkan Ny.N dan anaknya menetap di Blang Cut .

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Tn. D sering menggunakan waktu berkumpulnya setelah

setiap anggota keluarga selesai melakukan kegiatan masing-masing.

Keluarga juga berinteraksi baik dengan masyarakat sekitar .Seperti

menghadiri pengajian dan kegiatan masyarakat lainnya.

19. Sistem Pendukung Keluarga.

Keluarga Tn. D tinggal berdekatan dengan tetangga-tetangganya.

Mereka saling membantu satu dengan yang lainnya dalam hal

apapun. Biasanya jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit,

keluarga Tn. D menggunakan sistem pendukung kesehatan yang

ada seperti puskesmas dan tempat mantri.

D. Struktur Keluarga

20. Pola Komunikasi Keluarga

Bahasa yang digunakan sehari-hari dengan keluarga dan masyarakat

adalah bahasa aceh, jarang menggunakan bahasa indonesia dapat

berkomunikasi dengan baik dan tidak ada hambatan dalam

berkomunikasi

21. Struktur Kekuatan Keluarga

23
Tn. D merupakan pemegang kendali rumah tangga yang berperan

sebagai kepala keluarga, proses pengambilan keputusan berada pada

Tn. D dan Ny. K .

22. Struktur Peran

Tn. D berperan sebagai bapak dan juga sebagai kepala keluarga dan

bertindak sebagai pencari nafkah. Ny. K berperan sebagai ibu

rumah tangga yang ikut bertugas merawat anak mereka. An. I

berperan sebagai anak pertama, An. I berperan sebagai anak kedua,

An. P berperan sebagai anak bungsu.

23. Nilai dan Norma Keluarga

Nilai dan norma budaya yang diberlakukan keluarga Tn. D

berdasarkan anjuran agama dan adat istiadat yang berlaku

ditempatnya terutama dalam hal pendidikan agama dan norma

agama.Sedangakan mengenai penyakit keluarga Tn. D percaya

bahwa penyakit yang dialami berasal dari Allah dan untuk

kesembuhannya biasanya keluarga Tn. D berobat ke tempat mantri.

E. Fungsi Keluarga

24. Fungsi Afektif

Keluarga Tn. D cukup rukun dan perhatian dalam membina

hubungan rumah tangga.

25. Fungsi Sosialisasi

24
Keluarga Tn. D selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial

yang baik. Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan

mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat.

26. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Mengenal masalah kesehatan

Keluarga Tn. D khususnya Ny. K hanya sedikit memahami

tentang asam urat. Ny. K belum mampu mengenal masalah

kesehatan yang terjadi, terlihat dari pengakuan beliau sendiri saat

berbicara.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Ny. K sudah memutuskan untuk pergi memeriksa ke mantri

dalam beberapa bulan yang lalu untuk mengetahui penyebabnya.

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga dan Ny. K merasa bingung dengan masalah kesehatan

yang terjadi.

d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan

rumah yang sehat

Terdapat sedikit hambatan dalam hal memodifikasi lingkungan

dilihat mulai dari berbagai masalah yang terjadi khususnya

kesehatan, mungkin dengan adanya masalah kesehatan tersebut,

hal ini tidak menjadi fokus keluarga.

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Keluarga jika ada anggota yang sakit langsung dibawa ke mantri

dan pukesmas.

25
27. Fungsi Reproduksi

Keluarga Tn. D dan Ny. K mempunyai tiga orang anak dan tidak

menggunakan alat kontrasepsi.

28. Fungsi Ekonomi

Tn. D dan Ny. K dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga

mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan

lainnya.

F. Stres dan Koping Keluarga

29. Stressor jangka pendek

Ny. K mengatakan ia merasa terganggu dengan masalah penyakit

yang di alaminya saat ini.

30. Stressor (masalah) jangka panjang

Keluarga tidak terlalu berfikir masalah kedepannya namun hanya

fokus pada apa yang terjadi saat ini.

31. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap stressor (masalah)

Keluarga berupaya untuk menyelesaikan setiap masalah bersama-

sama dengan cara bertukar pendapat untuk menemukan solusi yang

terbaik.

32. Strategi Koping yang Digunakan

Keluarga menggunakan sistem dukungan sosialnya dan keluarga

besar jika memanfaatkan pusat pelayanan kesehatan seperti rumah

26
sakit. Sedangkan jika ada masalah keluarga berusaha

bermusyawarah bersama.

33. Strategi Adaptasi Disfungsional

Keluarga menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mengatasinya

agar tidak menjadi berlanjut, keluarga selalu terbuka satu sama lain.

G. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada

Harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada yaitu agar masalah

tersebut bisa diatasi tanpa ada komplikasi dan keluarga dapat

melakukan aktivitas sehari-hari. Harapan keluarga terhadap

kunjungan perawat keluarga adalah membantu keluarga mengatasi

masalah kesehatan yang terjadi dan dapat memberikan solusi yang

tepat terhadap masalah kesehatan dengan adanya kunjungan rumah.

27
1. Analisa Data

No Data Masalah
1. Subjektif :
 Ny. K mengatakan mengalami asam urat Ketidakefektifan pemeliharaan
 Ny. K mengatakan asam uratnya kambuh kesehatan
ketika mengkonsumsi melinjo, touge, dan
kacang – kacangan.
Objektif :
 TD : 120/90 mmHg
 HR : 80 x/menit
 RR : 20x/menit
 T : 36,2 C
 Asam urat : 7

2. Subjektif :
 Keluarga merasa cemas terhadap penyakit Ansietas
yang diderita Ny. K
 Keluarga mengatakan khawatir jika
penyakit Ny. K kambuh kembali
Objektif :
 Keluarga tampak cemas, bingung dan
khawatir

28
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

N DIAGNOSA KEPERAWATAN

O
1. Arthritis (asam urat)

3. Penilaian (Scoring) Diagnosa Keperawatan

Asam urat pada Ny. K keluarga bapak A

Kriteria Perhitungan skor Pembenaran

Sifat masalah : Nyeri pada Ny. K harus segera ditangani karna


actual 3× 1 1 nyeris sering hilang timbul, nyeri dirasakan
=1
3
hampir seluruh anggota tubuhnya.
Kemungkinan Keluarga mempunyai kemauan untuk
masalah dapat 2× 2 2 mengatasi masalah karna adanya dukungan dari
=2
dirubah : mudah 2 keluarga dan mahasiswa. Serta tersedianya
fasilitas kesehatan yang murah dan mudah
dijangkau yaitu puskesmas, postu, mentri.

Potensial masalah Masalah telah terjadi, usaha keluarga untuk


untuk di cegah : 3× 1 1 mengatasi masalah cukup tinggi, yaitu dengan
=1
tinggi 3 membawa Ny. K ketempat pelayanan kesehatan
terdekat ditambah lagi dengan adanya perawat
yang datang kerumah untuk memberikan
informasi

Menonjolnya
masalah : harus 2× 1 1 Keluarga merasakan penyakit yang di derita
=1
segera ditangani 2 harus segera ditangani

Skore 5

29
4. PrioritasDiagnosaKeperawatan

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga 5
pada Ny. K, keluarga Bapak A

30
PERENCANAAN

DiagnosaKeperawa
NOC NIC
tan
Ketidakefektifan Keluarga mampu Keluarga mampu
pemeliharaan mengenal masalah mengenal masalah
kesehatan dan tentang pengetahuan fisiologis dan perubahan
ketidakmampua kesehatan dan gaya hidup :
nkeluarga perilaku :  Pendidikan
mengenal  Pengetahuan diet kesehatan
penyakit Asam  Pengetahuan pengajaran proses
Urat manajemen penyakit yang
arthritis dialaminya
 Pengetahuan  Pendidikan proses
treatment penyakit
regiment  Pendidikan tentang
diet yan tepat
 Pendidkan tentang
pengobatan

Keluarga mampu Keluarga mampu


memutuskan untuk memutuskan untuk
meningkatkan atau membantu diri sendiri
memperbaiki membangun kekuatan,
kesehatan kepatuhan beradaptasi dengan
perilaku : perubahan fungsi atau
 Penyediaan diet mencapai fungsi yang
 Berpatisipasi lebih tinggi :
dalam  Dukungan membuat
memutuskan keputusan
perawatan  Membangun harapan
kesehatan

Keluarga mampu Keluarga mampu


merawat anggota merawat anggota
keluarga untuk keluarga yang sakit dan
meningkatkan atau memberikan dukungan
memperbaiki terhadap diet :
kesehatan :  Manajemen nutrisi
 Perilaku yang tepat untuk
kepatuhan : pasien
Menyiapkan diet  Dukungan pemberi

31
dengan tepat perawatan
 Perilaku  Proses pemeliharaan
kepatuhan : keluarga
Melakukan  Dukungan keluarga
aktivitas dengan
tepat
 Kemampuan
keluarga
memberikan
perawatan
langsung

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi memodifikasi
lingkungan : lingkungannya dalam hal
kontrol resiko dan :
keamanan :  Pencegahan jatuh
 Pengetahuan  Manajemen
tentang lingkungan : rumah
pencegahan jatuh yang aman
 Perilaku  Bantuan
pencegahan jatuh pemeliharaan rumah
 Menyiapkan
lingkungan
rumah yang aman

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan memanfaatkan fasilitas
fasilitas kesehatan : kesehatan :
 Pengetahuan  Panduan pelayanan
tentang sumber kesehatan
kesehatan  Mengunjungi
 Perilaku mencari fasilitas kesehatan
pelayanan  Manajemen
kesehatan informasi
 Partisipasi
keluarga dalam
perawatan
kleuarga

32
CATATAN PERKEMBANGAN I, II dan III

Hari / Tanggal:

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


TUK 1: S:
- Mengucapkan salam - Ny.K menyebutkan data umum keluarga
- BHSP dengan keluarga Ny.K - Ny.K  mengatakan bahwa ia mengalami
- Mebuat kontrak waktu selama 45 menit untuk asam urat
melakukan pengkajian pada Ny.K
- Melakukan pengkajian umum pada keluarga Ny.K O:
- Membuat kontrak dan topic untuk pertemuan - Ny.K tampak kooperatif
selanjutnya. - Ny.K menjawab semua pertanyaan dari
perawat
- TD : 140/100 mmHg

A:
Ny.K menderita asam urat

P:
Melakukan intervensi tentang asam urat
pada Ny.K

CATATAN PERKEMBANGAN IV

33
Hari / Tanggal:

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Nyeri akut TUK II : S:
- Mengucapkan salam - Keluarga tidak mengetahui penyakit
- Membuat kontrak waktu yang dideritanya yaitu asam urat karena
- Menjelaskan maksud, tujuan, dan fokus perawatan. jarang memeriksakan diri ke dokter.
- Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan - Ny.K mengatakan sakit yang dialami
gejala asam urat. sudah cukup lama.
- Menjelaskan akibat asam urat jika tidak segera - pasien merasakan kebas kebas dan sakit
ditangani sendi dan mudah lelah.
- Menjelaskan cara mencegah asam urat.
- Menyimpulkan hasil pertemuan O:
- Membuat kontrak waktu selanjutnya - Ny.K tampak kooperatif dan antusias
- Mengucapkan salam. - Keluarga menjawab pertemuan dari
perawat
- Keluarga mampu mengulang apa yang
dijelaskan perawat.
- TD : 140/100

A:
TUK II sudah terpenuhi. Keluarga mampu
menyebutkan pengertian, tanda dan gejala
asam urat.

P:

34
Intervensi dilanjutkan TUK III

CATATAN PERKEMBANGAN V

Hari /

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Nyeri akut TUK III : S:
- Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
- Membuat kontrak waktu - Ny.K mengatakan tidak mengetahui diit
- Menjelaskan maksud, tujuan, dan focus perawatan. yang harus dilakukan.
- Menjelaskan tentang diit pada penderita asam urat
- Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk O:
bertanya. - Ny.K tampak kooperatif dan antusias
- Menyimpulkan hasil pertemuan - Keluarga menjawab pertemuan dari
- Membuat kontrak waktu selanjutnya perawat
- Mengucapkan salam. - Keluarga mampu mengulang apa yang
dijelaskan perawat.

A:
Otimalkan TUK III, Keluarga belum begitu
mampu menyebutkan diit asam urat yang
sudah dijelaskan oleh perawat.

P:

35
Optimalkan TUK III

CATATAN PERKEMBANGAN VI

Hari / Tanggal:

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Nyeri akut TUK III :
- Mengucapkan salam S:
- Membuat kontrak waktu - Keluarga menjawab salam
- Menjelaskan maksud, tujuan, dan fokus perawatan. - Ny.K mengatakan tidak mengetahui diit
- Menjelaskan tentang diit pada penderita asam urat yang harus dilakukan.
- Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk
bertanya. O:
- Menyimpulkan hasil pertemuan - Ny.K tampak kooperatif dan antusias
- Membuat kontrak waktu selanjutnya - Keluarga menjawab pertemuan dari
- Mengucapkan salam. perawat
- Keluarga mampu mengulang apa yang
dijelaskan perawat.

A: TUK III sudah terpenuhi. Keluarga


mampu menyebutkan diit asam urat yang
sudah dijelaskan oleh perawat.

P:

36
Intervensi dilanjutkan TUK IV

CATATAN PERKEMBANGAN VII

Hari / Tanggal:

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Nyeri akut TUK IV : S:
- Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
- Membuat kontrak waktu - Ny.K mengatakan tidak mengetahui
- Menjelaskan maksud, tujuan, dan focus perawatan. cara memodifikasi lingkungan dan cara
- Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. ada ketika merasakan nyeri akibat asam
- Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk urat.
bertanya.
- Menyimpulkan hasil pertemuan O:
- Membuat kontrak waktu selanjutnya - Ny.K tampak kooperatif dan antusias
- Keluarga menjawab pertemuan dari
perawat
- Keluarga mampu mengulang apa yang
dijelaskan perawat.

37
A:
TUK IV sudah terpenuhi. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dan memodifikasi lingkungan.

P:
Intervensi dilanjutkan TUK V

CATATAN PERKEMBANGAN VIII

Hari / Tanggal:

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Nyeri Akut TUK VI: S:
- Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
- Membuat kontrak waktu - Ny.K mengatakan tidak mengetahui
- Menjelaskan maksud, tujuan, dan fokus perawatan. cara pengobatan asam urat yang bisa
- Melakukan demonstrasi pengobatan tradisional dilakukan sendiri di rumah.
yang bisa dilakukan sendiri di rumah (kompres
hangat rebusan air jahe) O:
- Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk - Ny.K tampak kooperatif dan antusias
bertanya. - Keluarga menjawab pertanyaan dari
- Menyimpulkan hasil pertemuan perawat

38
- Membuat kontrak waktu selanjutnya - Keluarga mampu mengulang apa yang
dijelaskan perawat.

A:
TUK VI sudah terpenuhi. Keluarga sudah
tau cara pengobatan tradisional asam urat
yang sudah dijelaskan oleh perawat.

P:
Optimalkan VI

CATATAN PERKEMBANGAN XI

Hari / Tanggal:

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Nyeri Akut TUK II: S:

39
- Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
- Membuat kontrak waktu
- Menjelaskan maksud, tujuan, dan focus perawatan. O:
- Melakukan evaluasi dari materi yang sudah pernah - Ny.K tampak kooperatif dan antusias
diajarkan perawat. - Keluarga menjawab pertanyaan dari
- Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk perawat mulai dari asam urat, apa-apa
bertanya. saja makanan diit asam urat, dan cara
- Menyimpulkan hasil pertemuan pengobatan tradisional dengan compres
- Membuat kontrak waktu selanjutnya air jahe.
- Keluarga mampu mengulang apa yang
dijelaskan perawat.

A:
Masalah sudah teratasi

P:
Intervensi dihentikan.

40
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN I

I. Latar Belakang

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih

orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,

perkawinan atau adopsi, tinggal bersama dan saling menguntungkan,

mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling

pengertian dan saling menyayangi. (Murray &Zentner, 1997 dalam

Achjar, 2017).

Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2017) keluarga berfungsi

untuk melaksanakan praktik keperawatan asuhan keperawatan, yaitu

untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat

anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga, kesanggupan

keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, dkk, 2016).

Mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan

kesehatan yang tepat, melakukan perawatan, mempertahankan atau

menciptakan suasana rumah yang sehat, dan memepertahankan

hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses atau rangkaian

kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada

keluarga pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, yang bertujuan

41
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan

mengguanakan pendekatan proses keperawatan, berpedoman pada

standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam

lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Suprajitno, 2015).

Menurut Setiadi (2016), peran yang dapat dilakukan perawat

dalam memeberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga anatara lain

1. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga.

2. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.

3. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.

4. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.

5. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan

untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat.

6. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan

petunjuk tentang Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga

dismping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah

perawatan keluarga.

Data yang perlu dan dapat dikaji pada pertemuan I adalah :

1. Data umum: nama KK, alamat, komposisi keluarga, genogram, tipe

keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi dan aktivitas

rekreasi keluarga.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga: tahap perkembangan

keluarga saat ini, tingkat pencapaian tugas perkembangan keluarga,

42
riwayat keluarga inti, riwayat keluarga sebelumnya (riwayat keluarga

asal dari kedua orang tua).

3. Lingkungan: karakteristik rumah, tetangga dan masyarakat, mobilitas

geografi keluarga, keterlibatan keluarga dalam perkumpulan dan

iteraksi dengan masyarakat.

4. Struktur keluarga: pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan

keluarga, struktur peran, nilai atau norma keluarga.

II. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa keperawatan

Belum dapat ditetapkan Karena belum dilakukan pengkajian.

2. Tujuan Jangka Panjang

Untuk mendapatkan data umum dikeluarga dengan menggunakan

format pengkajian keluarga.

3. Tujuan Jangka Pendek

Setelah 45 menit interaksi, diharapkan :

a. Dapat membina hubungan saling percaya antara perawat dan

keluarga

b. Mendapatkan data keluarga secara umum

c. Mendapatkan data tentang tugas percapaian keperawatan keluarga

d. Mendapatkan data pengkajian fisik secara umum.

4. Kriteria Evaluasi

a. Kriteria Struktur

1) Tersedia format pengkajian dan nursing kit untuk panduan

selama pengkajian

43
2) Telah membuat kontrak sebelumnya

3) Tempat pengkajian sesuai dengan yang disepakati.

b. Kriteria Proses

1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

2) Seluruh anggota keluarga dapat hadir

3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam penyampaian informasi

4) Keluarga ikut memfasilitasi pada saat perawat mengobservasi

disekitar rumah

5) Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

c. Kriteria Hasil

1) Didapatkan terbina hubungan saling percaya antara perawat

dengan seluruh anggota keluarga

2) Didapatkan data umum keluarga secara lengkap

3) Didapatkan data tentang tugas pencapaian keperawatan keluarga

4) Didapatkan data pengkajian fisik

5) Keluarga yakin dan percaya pada perawat.

III. Rancangan Kegiatan

1. Topik : Membina hubungan saling percaya dan pengkajian

Perawatan keluarga

2. Metode : Observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.

3. Media : Format pengkajian keluarga, Nursing kit.

4. Waktu : 45 menit

44
IV. Strategi Pelaksanaan

No AlokasiWaktu Kegiatan
1. 10.00 - 10.10 Fase Orientasi :
- Pembukaan
- Memberi salam dan
memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan kegiatan
2. 10.10 – 10.30 Fase Interaksi
Melakukan pengkajian keluarga,
meliputi :
- Data umum
- Riwayat perkembangan keluarga
- Lingkungan
- Struktur dan fungsi keluarga
- Stress dan koping keluarga
- Pemeriksaan fisik
3. 10.30 – 10.45 Fase Terminasi :
- Membuat kesimpulan hasil
pertemuan
- Membuat kontak pertemuan
selanjutnya
- Mengucapkan salam

LAPORAN PENDAHULUAN

45
KEPERAWATAN KELUARGA

PERTEMUAN II

I. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya, telah dilakukan pendekatan

terhadap keluarga dengan memperkenalkan diri terhadap keluarga,

menjelaskan tujuan dan maksud kedatangan kepada keluarga.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama, keluarga

menerima kedatangan mahasiswa dan memahami maksud serta

kedatangan mahasiswa.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Sabtu 11

Januari 2020 didapatkan data bahwa keluarga Tn.D adalah tipe keluarga

inti. Di dalam keluarga terdiri dari anak usia sekolah. Keluarga saat ini

menempati rumah milik sendiri rumah Tn.D terdiri dari dua kamar tidur,

ruang tamu, ruang dapur dan satu kamar mandi.

Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa juga telah mengkaji

tentang genogram keluarga. Setelah itu mahasiswa juga telah

mendapatkan data tentang riwayat kesehatan keluarga. Ny. K adalah

anak ketiga dari 4 bersaudara. Ibu dari Ny. K memiliki riwayat Asam

Urat. Sedangkan Tn.D adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Ventilasi

udara di dalam rumah Tn. D juga memadai untuk tercapai nyasir kulasi

udara yang sehat.

46
Selanjutnya pada pertemuan ke-III mahasiswa perawat akan

melanjutkan pengkajian sampai dengan selesai. Data yang perlu di kaji

selanjutnya adalah :

5. Fungsi keluarga: fungsi efektif, fungsi sosialisasi, perawatan

kesehatan.

6. Stress dan koping keluarga: stressor, kekuatan dan persepsi keluarga,

strategi koping keluarga, adaptasi keluarga.

7. Pemeriksaan fisik; head to toe (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi).

II. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

Belum dapat ditetapkan karena pengkajian belum selesai

2. Tujuan Jangka Panjang

Untuk mendapatkan data pengkajian di kelurga dengan meggunakan

format pengkajian keluarga

3. Tujuan Jangka pendek

Setelah 45 menit interaksi, diharapkan :

a. Fungsi keluarga: fungsi efektif, fungsi sosialisasi, perawatan

kesehatan.

b. Stress dan koping keluarga : stressor, kekuatan dan persepsi

keluarga, strategi koping keluarga, adaptasi keluarga.

c. Pemeriksaan fisik : head to toe (inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi).

47
4. Kriteria Evaluasi

a. Kriteria Struktur

1) Tersedia format pengkajian dan nursing kit untuk panduan

selama pengkajian

2) Telah membuat kontrak sebelumnya

3) Tempat pengkajian sesuai dengan yang disepakati

b. Kriteria Proses

1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

2) Seluruh anggota keluarga dapat hadir

3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi

4) Keluarga ikut memfasilitasi pada saat perawat mengobservasi

disekitar rumah

5) Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

c. Kriteria Hasil

1) Didapatkan terbina hubungan saling percaya antara perawat

dengan seluruh anggota keluarga

2) Didapatkan data tentang tugas pencapaian keperawatan

keluarga

3) Didapatkan data pengkajian fisik

4) Keluarga yakin dan percaya pada perawat.

III. Rencana Kegiatan

1. Topik : Pengkajian

48
2. Metode : Observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik

3. Media : Format pengkajian keluarga, nursing kit

4. Hari/tanggal :

5. Waktu : 45 menit

IV. Strategi Pelaksanaan

No AlokasiWaktu Kegiatan
4. 10.00 - 10.10 Fase Orientasi :
- Pembukaan
- Memberi salam dan memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan kegiatan
5. 10.10 – 10.30 Fase Interaksi
Melakukan pegkajian ke II pada keluarga,
meliputi :
- Fungsi keluarga
- Stress dan koping keluarga
- Pemeriksaan fisik
6. 10.30 – 11.45 Fase Terminasi :
- Membuat kesimpulan hasil pertemuan
- Membuat kontak pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam

49
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN III

I. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya, Perawat telah melakukan

pengkajian lanjutan pada keluarga Tn. D mengenai fungsi keluarga,

stress serta strategi koping keluarga dan juga pemeriksaan fisik. Dari

hasil pengkajian didapatkan bahwa di dalam keluarga Tn. D dan Ny.K

telah melakukan tugasnya dengan baik dalam merawat anaknya sesuai

usia anak tersebut.

Dalam hal merawat keluarga yang sakit keluarga hanya

melakukannya sesuai pemahaman seadanya. Menurut dari pengakuan

Ny.K masih banyak hal yang belum diketahui tentang masalah kesehatan

di dalam keluarganya.

Ny.K mengatakan saat ini tidak ada masalah serius yang terjadi

dalam keluarga, hanya saja keluarga masih bingung dan kurang mengerti

dalam masalah kesehatan .

Berdasarkan masalah yang didapatkan, perawat telah

merumuskan sejumlah masalah kesehatan bersama-sama dengan

keluarga, perawat akan menentukan skoring penyelesaian masalah untuk

kemudian ditentukan prioritas masalah. Sebagaimana kita ketahui,

Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan klinis mengenai

individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar

untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab

50
untuk melaksanakannya. Dan setelah menentukan diagnosa diperlukan

penentuan prioritas masalah dengan skoring yang dilihat dari sifat

masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk

dicegah, dan menonjolnya masalah.

II. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa keperawatan

Terlampir pada analisa data namun belum didapatkan prioritas

diagnosa untuk penyelesaian masalah.

2. Tujuan Jangka Panjang

Untuk mendapatkan prioritas masalah berdasarkan hasil skoring

3. Tujuan Jangka Pendek

a. Keluarga dapat memutuskan prioritas masalah untuk diselesaikan

b. Keluarga siap untuk menyelesaikan masalah

4. Kriteria Evaluasi

a. Kriteria Struktur

1) Tersedia media : Tabel skoring

2) Tersedianya tempat pertemuan untuk pen-skoringan dengan

keluarga

3) Adanya kontrak waktu selama 45 menit

b. Kriteria Proses

1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

2) Seluruh anggota keluarga dapat hadir

3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam penyampaian informasi

51
4) Keluarga bersama perawat melakukan scoring terhadap

masalah

c. Kriteria Hasil

1) Didapatkan terbina hubungan saling percaya antara perawat

dengan seluruh anggota keluarga

2) Didapatkan prioritas masalah untuk diselesaikan

III. Rencana Kegiatan

a. Topik : Skoring masalah dalam keluarga Tn. D

b. Metode : Diskusi

c. Media : Tabel scoring

d. Waktu : 45 Menit

IV. Stategi Pelaksanaan

No Alokasi Waktu Kegiatan


7. 10.00 - 10.10 Fase Orientasi :

- Memberi salam
- Memvalidasi terhadap pertemuan
sebelumnya
- Membuat kontrak waktu dan menanyakan
kesiapan keluarga untuk kontrak saat ini
8. 10.10 – 10.30 Fase Interaksi :
- Melakukan diskusi dan skoring terhadap
masalah yang didapatkan

9. 10.30 – 10.45 Fase Terminasi :


- Membuat kesimpulan hasil pertemuan
- Membuatkontak pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam

52
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN IV

I. Latar Belakang

Pada pertemuan ke III, mahasiswa perawat bersama keluarga

telah melakukan scoring terhadap masalah yang terdapat dalam keluarga.

Setelah berdiskusi terhadap masalah-masalah yang dilanjutkan dengan

penentuan scoring terhadap masalah maka prioritas masalah adalah

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga pada keluarga Tn.D

khususnya Ny.K Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan dengan nilai skoring 5 2/3. Maka untuk

pertemuan ke IV ini perawat berencana memberikan penyuluhan tentang

Penyakit Asam Urat.

Penyakit Asam Urat adalah asam urat merupakan bagian

metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung

normal asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya,

terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga

menimbulkan rasa sakit yang luar biasa (Rustam, 2017)

II. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga pada keluarga Tn.

D khususnya Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan

53
2. Tujuan Jangka Panjang

Setelah pertemuan ini diharapkan keluarga mampu mengenal

masalah Penyakit Asam Urat dan mampu mengambil keputusan

untuk merawat keluarga yang terkena Asam Urat.

3. Tujuan Jangka pendek

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian Penyakit Asam Urat

b. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Penyakit Asam Urat

c. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Penyakit Asam

Urat

d. Keluarga dapat menyebutkan upaya yang dapat dilakukan dan

tidak boleh dilakukan saat Penyakit Asam Urat.

III. Rencana Kegiatan

1. Topik : Penyuluhan tentang Penyakit Asam Urat

2. Metode : Diskusi dan tanya jawab

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 40 menit

No Alokasi Waktu Kegiatan


1. 10.00 - 10.10 Fase Orientasi

- Mengucapkan salam
- Memvalidasi terhadap pertemuan
sebelumnya
- Membuat kontrak waktu dan
menanyakan kesiapan keluarga
untuk kontrak saa tini
- Menjelaskan maksud dan tujuan
interaksi

2. 10.10 – 10.30 Fase Interaksi


- Keluarga mampu menyebutkan

54
pengertian Penyakit Asam Urat
- Keluarga mampu menyebutkan
penyebab Penyakit Asam Urat
- Keluarga mampu menyebutkan
tanda dan gejala Penyakit Asam
Urat
- Keluarga mampu menyebutkan
upaya yang dapat dilakukan dan
tidak boleh dilakukan pada saat
Penyakit Asam Urat.

3. 10.30 – 10.45 Fase Terminasi

- Menyimpulkan hasil pertemuan


- Membuat kontrak waktu
selanjutnya
- Mengucapkan salam

IV. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur
a) Tersedia media: leaflet

b) Tersedia nya tempat pertemuan untuk penyuluhan dengan

keluarga

c) Adanya kontrak waktu selama 45 menit

2. Kriteria proses
a) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b) Seluruh anggota keluarga dapat hadir

c) Keluarga berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi

d) Keluarga bersama perawat berdiskusi terhadap materi yang

disampaikan

3. Kriteria hasil
a. Keluarga dapat mengulang materi yang disampaikan

55
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN KE V

I. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya, telah dilakukan pendidikan kesehatan

terkait pengertian, tujuan,manfaat dan cara pencegahan Penyakit Asam

Urat pada keluarga Tn. D. Diskusi pada pertemuan tersebut berjalan

dengan baik, dan setelah pertemuan didapatkan hasil bahwa keluarga

memahami konsep Penyakit Asam Urat.

Pertemuan kelima direncanakan pada hari Kamis, Mahasiswa

Perawat akan melakukan penyuluhan terkait Penyakit Asam Urat dalam

merawat anggota keluarga dengan Penyakit Asam Urat, mampu

memodifikasi lingkungan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada. Persiapan untuk melakukan kegiatan mulai dari penyusunan satuan

acara penyuluhan (SAP) dan media (leaflet).

Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah

peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin

dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan

keluarga.

3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota

keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan keluarga

yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga.

56
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan

social) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga.

(Udhien, 2012).

II. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada keluarga Tn.D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan yaitu Penyakit Asam Urat

2. Tujuan Jangka Panjang

Setelah pertemuan, keluarga mampu merawat anggota keluarga

dengan Penyakit Asam Urat.

III. RencanaKegiatan

a. Topik : Penyakit Asam Urat

b. Metode : Ceramah dan diskusi

c. Media : Leaflet, serta alat tulis

d. Waktu : 45 Menit

IV. Strategi Pelaksanaan

No Alokasi Kegiatan
Waktu
1 10 Menit Orientasi :
a. Mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan kunjungan.
c. Menyebut materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan

2 30 Menit Kerja:

57
Menjelaskan materi penyuluhan yaitu:
Penyakit Asam Urat bagi ibu menyusui

3 5 Menit Terminasi:
a. Menyimpulkan inti penyuluhan
b. Menutup pertemuan
c. Mengucapkan salam

V. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Proses

a. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b. Seluruh/sebagian keluarga dapat hadir

c. Anggota keluarga antusias dan berpartisipasi aktif dalam

mengikuti kegiatan ini

2. Kriteria Evaluasi

Keluarga memahami pentingnya mengatur ola makan untuk

penderita asam urat

58
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN VI

I. Latar belakang

Pada pertemuan kelima kamis, mahasiswa perawat telah

melakukan pendidikan kesehatan mengenai Penyakit Asam Urat untuk

ibu menyusui. Setelah dua kali pertemuan implementasi kepada

keluarga Tn. D pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan diri pada Ny.K berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yaitu Penyakit Asam

Urat dan penanganannya .

Pertemuan selanjutnya, pada Sabtu 8 Februari 2020, perawat

akan melakukan penyuluhan terkait tujuan dari Penyakit Asam Urat

dalam merawat anggota keluarga, mendemonstrasikan cara mengetahui

kadar asam urat meningkat dalam tubuh, mampu memodifikasi

lingkungan serta memamfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Persiapan

untuk melakukan kegiatan telah dilakukan mulai dari penyusunan

satuan acara penyuluhan (SAP) dan media (leaflet).

Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah

peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin

dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam:

59
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah

kesehatan keluarga

3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat pada anggota

keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan /

keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan

keluarga.

4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis,

dan soaial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga

5. Memamfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga (Udhin,

2012)

II. Rencana keperawatan

1. Diagnosa keperawatan

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada keluarga Tn. D

khususnya Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan yaitu Penyakit Asam Urat dan

penanganannya

2. Tujuan Jangka Panjang

Setelah pertemuan, keluarga mampu merawat anggota keluarga

yaitu ibu menyusui, memodifikasi lingkungan dan manfaat fasilitas

kesehatan disekitar tempat tinggal keluarga.

3. Tujuan Jangka Pendek

4. Sela 1 x 40 menit kunjungan, keluarga dapat:

60
a. Mengenal tujuan dari Penyakit Asam Urat pada keluarga.

b. Mengetahui modifikasi lingkungan bagi penderita Penyakit

Asam Urat

III. Rencana kegiatan

1. Topik : Penyuluhan tentang tujuan dari Penyakit Asam Urat

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. waktu : 40 menit

IV. Strategi Penatalaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan


1 10 menit Fase orientasi

1. memberi salam
2. menjelaskan tujuan penyuluhan
3. menyebutkan materi /pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 20 menit Fase kerja

Menjelaskan materi pendidikan


kesehatantentang:

1. tujuan dari Penyakit Asam Urat


yang dapat dimanfaatkan keluarga
untuk Penyakit Asam Urat.
2. Menjelaskan modifikasi
lingkungan bagi Penyakit Asam
Urat.

3 10 menit Evaluasi

1. menyimpulkan inti penyuluhan


2. meminta anggota keluarga untuk
menjelaskan kembali tentang
materi diperoleh
3. memberikan kesempatan pada

61
anggota keluarga untuk bertanya

5 menit Fase terminasi

1. menyampaikan hasil evaluasi


2. menutup pertemuan
3. mengucapkan salam

V. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur

a. Tersedianya tempat pertemuan

b. Tersedianya media yaitu leaflet

2. Evaluasi Proses

a. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

b. Seluruh/ sebagian anggota keluarga dapat hadir

c. Anggota keluarga antusias dan berpartisipasi aktif dalam

mengikuti kegiatan ini

3. Evaluasi Hasil

a. Keluarga mampu memahami tujuan dari Penyakit Asam Urat

untuk penderita Penyakit Asam Urat

b. Keluarga memahami modifikasi lingkungan bagi penderita

Penyakit Asam Urat

c. Keluarga mengatakan akan memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada.

62
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN VII
I. Latar belakang

Pada pertemuan keenam Jum’at, Mahasiswa perawat telah

melakukan pendidikan kesehatan mengenai Penyakit Asam Urat untuk

ibu menyusui. Setelah tiga kali pertemuan implementasi kepada

keluarga Tn .D pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan diri pada Ny.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yaitu Penyakit

Asam Urat dan penanganannya telah selesai.

Pertemuan selanjutnya, pada Senin, Mahasiswa perawat akan

mulai melakukan implementasi pada keluarga Tn.D, yaitu Penyakit

Asam Urat pada keluarga Tn. D khususnya Ny. K berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Penyakit

Asam Urat.

Pertemuan ini adalah pertemuan pertama dalam melakukan

implementasi pada Ny.M, perawat akan melakukan penyuluhan kepada

keluarga mengenai cara mengatasi Penyakit Asam Urat. Persiapan

untuk melakukan kegiatan telah dilakukan mulai dari penyusunan

satuan acara penyuluhan (SAP) dan media (booklet)

Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah

peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah

63
kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin

dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah

kesehatan keluarga

3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat pada anggota

keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan /

keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan

keluarga

4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis,

dan sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga (Udhin,

2012)

IV. Rencana keperawatan

1. Diagnosa keperawatan

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.D

khususnya Ny.K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan Penyakit Asam Urat.

2. Tujuan Jangka Panjang

Setelah pertemuan, keluarga mampu merawat anggota keluarga

dengan ibu menyusui, memodifikasi lingkungan dan manfaat

fasilitas kesehatan disekitar tempat tinggal keluarga

64
3. Tujuan Jangka Pendek

Selama 1x 40 menit kunjungan, keluarga dapat mengetahui dan

memahami cara mengatasi Penyakit Asam Urat dengan

mengkonsumsi jus tomat.

V. Rencana kegiatan

1. Topik : cara Penyakit Asam Urat agar berhasil

2. Metode : Ceramah dan diskusi

3. Media : Leaflet, serta alat tulis

4. Waktu : 45 Menit

VI. Strategi Penatalaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan


1 10 menit Fase orientasi

a. memberi salam
b. menjelaskan tujuan penyuluhan
c. menyebutkan materi /pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 20 menit Fase kerja

Menjelaskan materi pendidikan


kesehatan cara Penyakit Asam Urat
agar berhasil

3 10 menit Evaluasi

a. menyimpulkan inti penyuluhan


b. meminta anggota keluarga untuk
menjelaskan kembali tentang
materi diperoleh
c. memberikan kesempatan pada

65
anggota keluarga untuk bertanya

4 5 menit Fase terminasi

a. menyampaikan hasil evaluasi


b. menutup pertemuan
c. mengucapkan salam

VII. Kriteria Evaluasi

4. Kriteria Struktur

a. tersedianya tempat pertemuan

b. tersedianya media yaitu leaflet dan booklet

5. Evaluasi Proses

a. keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

b. seluruh/ sebagian anggota keluarga dapat hadir

c. anggota keluarga antusias dan berpartisipasi aktif dalam

mengikuti kegiatan ini

6. Evaluasi Hasil

keluarga mampu memahami cara mengatasi Penyakit Asam Urat.

66
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.

Jakarta : Sagung Seto

Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and

Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing,

Concept and Practice. Lippincott : California

Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta

:EGC

Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4th

Edition.Connecticut : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi

dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik,

Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam

Praktek.Jakarta :EGC

Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

67
68
69
70

Anda mungkin juga menyukai