Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA USIA LANJUT

Disusun oleh :
INDITA RATIH A
S16096

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020
A. Pengertian Keluarga
Menurut Ali (2010) mengemukakan bahwa keluarga adalah dua atau leih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi
dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergaung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai
dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang
atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan
darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan
atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman 2010, ada
8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap pertama pasanggan baru atau keluarga baru
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap
pernikahan.Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun
perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kedua, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
3. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ketiga, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur
keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan
bermain anak.
4. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan keluarga tahap keempat, yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kelima, yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada
saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan
lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
perkawinan yang kokoh.
8. Tahap kedelapan keluarga lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

C. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut:
1. Nuclear family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2. Etended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
4. Middle Age Aging Couple
Suami sebagai pecari uang. Istri dirumah/ keduanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/
menitih karier.
5. Dyadic Nuclear Single parent
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja dirumah.
6. Dual carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
7. Commuter married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10. Insstitutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11. Comunnal
Satu rumah terdiri atas dua/ lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12. Group marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunan didalam suatu
kesatuan keluarga dan tiap individual adalah menikah yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
13. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkainan tidak dikehendaki, anakna diadopsi.
14. Cohibing couple
Dua orang. Satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga
menurut Friedman (2010), yaitu:
1. Fungsi afektif
Memasilitasi stailiassi kepriadian orang deawsa, memnuhi keutuhan
psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Memasillitasi sosialisasi prier anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat ang produkti serta memerikan status pada
anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan disik-makanan, pakaian, tempat tinggal dan
peraatan kesehatan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
5. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bukan hanya ditujukan untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keerlangsungan
hidup masyarakat.
E. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II
bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda
dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang
dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah
yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat
negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system
pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam
dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

F. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy,
1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian
asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut
Supraji (2008) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu
dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan
dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan
keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan
bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga
siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan
keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.Disini perawat
perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari
masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok
dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan.
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Analisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga


mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Diagnosa sehat/Wellness/potensial yaitu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari
komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi
(E).
b. Diagnosa ancaman/risiko yaitu masalah keperawatan yang belum
terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera
ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
c. Diagnosa nyata/actual/gangguan yaitu masalah keperawatan yang
sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat.
Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar.Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas
keluarga.
Dalam Friedman (2010) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan
NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel
dibawah ini:
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy2010).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2008).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang
mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang
mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa
criteria sebagai berikut :

1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)


2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa
keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay .
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah =
0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan
bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua criteria
4. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan.Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan.Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2012).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek.Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam
intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
a. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
b. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
c. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
e. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa
yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,2010)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
 S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara
subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
 O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
 A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
 P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto
Ali Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Effendy,N.2010.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M. 2012. Family Nursing Research Theory and Practice,4 th
Edition.Connecticut : Aplenton
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogakarta: Pustaka Pelajar
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil (NOC) Keperawatan (NIC)

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu mengenal


keluarga (00080) Pada keluarga Tn.M keperawatan selama 2 minggu masalah :
perawatan, keluarga mampu 1. Pengajaran : pengertian
mengenal masalah : hipertensi (5510)
1. Pengetahuan : proses 2. Pengajaran : tanda-dan
penyakit (1602) gejala serta penyebab
2. Pengetahuan : pengobatan hipertensi (5510)
(1808) 3. Pengajaran : individu
( kolesterol dan asam urat)
(5510)
Setelah dilakukan tindakan Kemampuan keluarga memutuskan
keperawatan selama 2 minggu tindakan dan meningkatkan atau
perawatan, keluarga mampu memperbaiki kesehatan :
memutuskan tindakan dan 1. Dukungan pengasuhan
meningkatkan atau memperbaiki (7040) terhadap penyakit
kesehatan : hipertensi
1. Kepercayaan mengenai 2. Dukungan pengambilan
kesehatan : merasakan keputusan (5250) terhadap
(1701) pengobatan hipertensi
2. Kemampuan melakukan :
berpartisipasi dalam
memutuskan perawatan
kesehatan (2202)
3. Prtisipasi keluarga dalam
perawatan profesional
(2609)
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu merawat keluarga
keperawatan selama 2 minggu :
perawatan, keluarga mampu 1. Konseling nutrisi (5246)
merawat keluarga yang sakit : penyakit hipertensi
1. Selft manegement 2. Monitoring nutrisi (1160)
(1617) :Hipertensi penyakit hipertensi
2. Perilaku kepatuhan : diit
yang dianjurkan (1622)
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu memodifikasi
keperawatan selama 2 minggu lingkungan :
perawatan, keluarga mampu 1. Identifikasi resiko keluarga
memodifikasi lingkungan : (6610) (hipertensi)
1. Deteksi resiko (1908) 2. Identifikasi resiko individu
2. Kontrol resiko : penyakit (6610) (asam urat,
(1914) hipertensi kolesterol)
3. Modifikasi perilaku (4360)
Setelah dilakukan tindakan Keluarga memiliki kemampuan
keperawatan selama 2 minggu untuk memanfaatkan pelayanan
perawatan, keluarga memiliki kesehatan :
kemampuan untuk memanfaatkan 1. Konsultasi (7910)
pelayanan kesehatan : 2. Rujukan (8100)
1. Pengetahuan tentang sumber 3. Bantuan sistem kesehatan
kesehatan (1806) (7400)
2. Perilaku mencari pelayanan
kesehatan (1603)
3. Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga (2605)
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu mengenal
keluarga keperawatan selama 2 minggu masalah :
perawatan, keluarga mampu 1. Pengajaran individu (5606) :
mengenal masalah
mengenal masalah : hipertensi, pentingnya
Pengetahuan : prosedur pengobatan pemeriksaan tekanan darah
(1602) hipertensi secara rutin
2. Pengajaran : pengobatan
(5616) hipertensi yang
diresepkan
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu membuat
keperawatan selama 2 minggu keputusan :
perawatan, keluarga mampu 1. Dukungan membuat
memutuskan berpartisipasi dalam keputusan untuk
memutuskan perawtan kesehatan pemeriksaan kesehatan
(1606) secara rutin (5250)
2. Membangun harapan untuk
memeriksakan kesehatn
secara rutin (5310)
3. Dukungan emosi (5270)
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu merawat keluarga
keperawatan selama 2 minggu ;
perawatan, keluarga mampu 1. Penjelasan program
pengobatan (5616)
merawat keluarga : khususnya hipertensi
1. Perilaku patuh terhadap 2. Pengelolaan latihan fisik
pengobatan (1623) (0180) untuk menjaga
2. Penyesuaian psikososial ; kesehatan
perubahan hidup (1622) 3. Peningkatan keterlibatan
keluarga (7100) terhadap
pelayanan kesehatan
posyandu
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu memodifikasi
keperawatan selama 2 minggu lingkungan :
perawatan, keluarga mampu 1. Mendengar aktif (4920)
memodifikasi lingkungan :
1. Pengambilan keputusan
(0906)
2. Proses informasi (0907)
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu memanfaatkan
keperawatan selama 2 minggu fasilitas pelayanan kesehatan :
perawatan, keluarga mampu 1. Konsultasi (7910) masalah
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan pada keluarga
2. Rujukan (8100) jika
kesehatan : masalah kesehatan belum
2. Perilaku mencari kesehatan teratasi
(1603)
3. Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga (2605)

Anda mungkin juga menyukai