COVER ...................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
1. Pengertian..................................................................................................3
3. Tipe Keluarga............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat
individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin
norma keluarga, perilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya
individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi ekonomi yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan dan asuhan kesehatan / keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga
dan individu.
3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Friedman ( 1987 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
4
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-
masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,
ibu, anak dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
4. Tingkat Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap tingkat perkembangan keluarga menurut Friedman,
(1998) :
a. Tahap I : Keluarga Pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau
tahap pernikahan).
Tugasnya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua).
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi
sampai umur 30 bulan).
Tugasnya adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan).
2) Rekontruksi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur
2 hingga 6 tahun).
5
Tugasnya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6
hingga 13 tahun).
Tugasnya adalah :
1) Mensosialisakan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan Kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13
hingga 20 tahun).
Tugasnya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).
Tugasnya adalah :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri.
6
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension).
Tugasnya adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan Kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia (juga
menunjuk kepada keluarga yang berusia lanjut usia atau pension hingga
pasangan yang sudah meninggal dunia).
Tugasnya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan.
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).
5. Lima Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan
Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman, (1981)
adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
B. Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Sekolah
7
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum dan hubungan
keluarga diakhir tahap ini(Ashidiqie, 2020).
Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak
mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping
kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-
kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas
perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi
tugas-tugas dan perkembangannya sendiri.
Tugas orang tua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi
perpisahan atau lebih sederhana membiarkan anak pergi. Hubungan dengan
teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan peranan
yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah. Tahun-tahun ini
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga kegiatan-kegiatan
yang secara perlahan mendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai
persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai perhatian di luar
dan anak mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang
perlahan-lahan. Akan tetapi, dalam contoh-contoh dimana peran ibu
merupakan sentral dan satu-satu nya peran yang signifikan dalam kehidupan
wanita, maka proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan
dipertahankan mati-matian.
Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar biasa dari
komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar
keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri dengan
standar-standar komunitas bagi anak. Hal ini cenderung mempengaruhi
keluarga-keluarga kelas menengah untuk menekan nilai-nilai tradisional
pencapaian dan produktivitas, menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas
pekerja dan banyak keluarga miskin meras tersingkir dan konflik dengan
sekolah atau nilai-nilai komunitas.
Gangguan dan masalah pada anak-anak akan ketahuan selama periode
kehidupan anak. Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak
8
tentang efek penglihatan, pendengaran, wicara, selain sulit belajar gangguan
tingkah laku, dan perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak,
penyalahgunaan zat, dan penyakut-penyakit menular. Bekerja dengan
keluarga dengan peran sebagai konselor dan pendidik dalam bidang
kesehatan, selain untuk memulai rujukan yang layak untuk skrining lanjutan,
membutuhkan energi yang sangat banyak dari seorang perawat sekolah. Ia
juga bertindak sebagai narasumber bagi guru sekolah, memungkinkan guru
mampu menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang telah
lazim dari siswa-siswa secara efektif. Ada banyak keadaan cacat yang
terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, termasuk epilepsi, serebral
palsi, reterdasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi utama perawat
kesehatan disini disamping fungsi rujukan, mengajar, dan memberikan
konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan membantu
keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat
tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.
Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat keluarga di
sekolah, klinik, kantor dokter, dan lembaga-lembaga komunitas harus
mengupayakan keterlibatan orangtua secara aktif. Memulai rujukan untuk
konseling/terapi keluarga sering amat bermanfaat dalam membantu keluarga
agar sadar akan masalah-masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi
anak usia sekolah secara merugikan. Jika orangtua dapat menata kembali
masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga dan berupaya
mencari resolusi dengan fokus baru tersebut, akan tercapai lebih banyak
fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat.
Tabel : Tahap Siklus Kehidupan Keluarga ini dengan Dua Orangtua, dan Tugas-
Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.
9
C. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Sekolah
Salah satu tugas orang tua yang sangat penting dalam mensosialisasikan
anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah. Tugas
keluarga yang signifikan lainnya adalah mempertahankan hubungan
perkawinan yang bahagia. Sekali lagi dijelaskan bahwa kebahagiaan
perkawinan selama tahap ini menurun. Dua buah penelitian yang besar
menguatkan observasi ini. Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan
mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital dalam bekerja
dengan keluarga dalam anak usia sekolah.
D. Masalah Yang Timbul Pada Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
1. Orang tua yang terlalu khawatir dengan kegiatan anak di sekolah.
2. Kehidupan sosial anak yang menginjak remaja.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi : Lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Menarik diri dari lingkungan sosial.
5. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
6. Mudah dan Sering marah.
7. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
8. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
9. Keengganan melakukan kewajiban agama.
10. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
11. Gangguan komunikasi verbal.
12. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain).
E. Asuhan Keperawatan Keluarga Teori Dengan Anak Usia Sekolah
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas keluarga
a) Kebiasaan makan
b) Pemanfaatan fasilitas
c) Pengobatan tradisional
a) Pendidikan
6) Aktifitas
7) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Karakteristik lingkungan
8) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
b) Struktur kekuasaan
c) Struktur peran
9) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi kesehatan
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
11
10) Pola istirahat tidur
13
- Meningkatkan kemandirian anak
- Peningkatan daya tahan tubuh
- Hubungan dalam keluarga yang harmonis Keperawatan Keluarga
- Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
- Pemeliharaan kesehatan yang optimal.
14
NO KODE DIAGNOSA KEPERAWATAN
dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan
yang dihadapi klien.
Penyebab :
1. Hubungan keluarga ambivalen
2. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang
terdekat
3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan
yang kompleks.
4. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan
perasaan
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif
1. Merasa diabaikan
Objektif
1. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga
2. Tidak toleran
3. Mengabaikan anggota keluarga
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif
1. Terlalu khawatir dengan anggota keluarga
2. Merasa tertekan (depresi)
Objektif
1. Perilaku individualistik
2. Perilaku bermusuhan
3. Perilaku menolak
4. Perilaku menyerang (agresi)
3 D.0123 Diagnosis : Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
Definisi : Pola fungsi keluarga yang cukup untuk
mendukung kesejahteraan anggota keluarga dan dapat
ditingkatkan
15
NO KODE DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
dinamika keluarga
Objektif
1. Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis anggota
keluarga.
2. Menunjukkan aktivitas untuk mendukung
keselamatan dan pertumbuhan anggota keluarga
3. Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap
perkembangan
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1. Keluarga menunjukkan minat melakukan aktivitas
hidup sehari-hari yang positif.
2. Terlihat adanya kemampuan keluarga untuk puih
dari kondisi sulit
3. Tampak keseimbangan antara otonomi dan
kebersamaan.
4 D.0120 Diagnosis : Gangguan proses keluarga
Definisi : Perubahan dalam hubungan atau fungsi
keluarga
Penyebab :
1. Perubahan status kesehatan anggota keluarga
2. Perubahan finansial keluarga
3. Perubahan status sosial keluarga
4. Perubahan interaksi dengan masyarakat
5. Krisis perkembangan
16
NO KODE DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. Transisi perkembangan
7. Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1. Keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi
2. Tidak mampu berkomunikasi secara terbuka
diantara anggota keluarga
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif
1. Keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan
secara leluasa
Objektif
1. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
fisik/emosional/spiritual anggota keluarga
2. Keluarga tidak mampu mencari atau menerima
bantuan secara tepat
5 D.0090 Diagnosis : Kesiapan peningkatan koping keluarga
Definisi : Pola adaptasi anggota keluarga dalam
mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan
menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif
1. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk
meningkatkan gaya hidup sehat
2. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk
meningkatkan kesehatan
Objektif (tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor :
17
NO KODE DIAGNOSA KEPERAWATAN
Subjektif
1. Anggota keluarga mengidentifikasi pengalaman
yang mengoptimalkan kesejahteraan
2. Anggota keluarga berupaya menjelaskan dampak
krisis terhadap perkembangan
3. Anggota keluarga mengungkapkan minat dalam
membuat kontak dengan orang lain yang
mengalami situasi yang sama
Objektif (tidak tersedia)
6 D.0126 Diagnosa : Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
Definisi : Terjadinya proses interaktif antar anggota
keluarga (suami-isteri, anggota keluarga dan bayi) yang
ditunjukkan dengan perkembangan bayi yang optimal.
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif :
1. Bounding attaschment optimal
2. Perilaku positif menjadi orang tua
3. Saling berinteraksi dalam merawat bayi
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif
1. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi
Objektif
1. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran
terhadap bayi
3. Intervensi Keperawatan
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSIS INTERVENSI
KRITERIA HASIL
18
1. Kesiapan Peran Menjadi Orang Promosi antisipasi
Peningkatan Tua keluarga
Kode : L.13120 Kode: 1.12466
Menjadi Orang
Setelah dilakukan Observasi:
Tua tindakan keperawatan 1. Identifikasi
Kode : D.0122 3 x 24 jam diharapkan kemungkinan krisis
Definisi : Pola kesiapan menjadi
situasi atau masalah
orang tua membaik
pemberian perkembangan serta
dengan kriteria hasil:
lingkungan 1. Bounding dampaknya pada
bagi anak atau attachment dari 2 kehidupan pasien dan
anggota (cukup menurun) keluarga.
keluarga yang menjadi 5 2. Identifikasi metode
cukup untuk (meningkat) pemecahan masalah
memfasilitasi 2. Perilaku positif yang sering digunakan
pertumbuhan menjadi orang tua keluarga.
dan dari 2 (cukup Terapeutik:
perkembangan menurun) menjadi 5 1. Fasilitasi dalam
serta dapat (meningkat) memutuskan strategi
ditingkatkan. 3. Kebutuhan fisik pemecahan masalah
anak/anggota yang dihadapi keluarga.
keluarga terpenuhi 2. Libatkan seluruh
dari 2 (cukup anggota keluarga dalam
menurun) menjadi 5 upaya antisipasi
(meningkat) masalah kesehatan, jika
4. Kebutuhan emosi memungkinkan.
anak/anggota 3. Buat jadwal
keluarga terpenuhi aktivitas bersama
dari 2 (cukup keluarga terkait
menurun) menjadi 5 masalah kesehatan
(meningkat). yang dihadapi.
Edukasi
1. Jelaskan
perkembangan dan
perilaku yang normal
19
kepada keluarga.
Kolaborasi
1. Kerjasama dengan
tenaga kesehatan
lainnya, jika perlu.
2. Ketidakmampu Status Koping Dukungan Koping
an Koping Keluarga Keluarga
Kode : L.09088 Kode: 1.09260
Keluarga
Setelah dilakukan Observasi:
Kode : D.0093 tindakan keperawatan 1. Identifikasi respon
Definisi : 3 x 24 jam diharapkan emosional terhadap
status koping keluarga
Perilaku orang kondisi saat ini.
membaik dengan
terdekat kriteria hasil: 2. Identifikasi beban
(anggota 1. Perasaan diabaikan prognosis secara
keluarga atau dari 2 (cukup psikologis.
orang berarti) meningkat) menjadi Terapeutik:
yang 5 (menurun) 1. Dengarkan
20
keluarga, jika perlu.
3. Kesiapan Proses Keluarga Promosi Keutuhan
Peningkatan Kode : L.13123 Keluarga
Setelah dilakukan Kode: 1.13490
Proses
tindakan keperawatan Observasi:
Keluarga 3 x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi
Kode : D.0123 proses keluarga pemahaman keluarga
membaik dengan
Definisi : Pola terhadap masalah
kriteria hasil:
fungsi 2. Identifikasi adanya
1. Adaptasi keluarga
keluarga yang konflik prioritas antar
terhadap situasi dari
cukup untuk anggota keluarga
2 (cukup menurun)
mendukung 3. Identifikasi mekanisme
menjadi 5
kesejahteraan koping keluarga
(meningkat)
anggota 4. Monitor hubungan
2. Kemampuan
keluarga dan antara anggota keluarga
keluarga
dapat Terapeutik
berkomunikasi 1. Hargai privasi keluarga
ditingkatkan
secara terbuka 2. Fasilitasi keluarga
diantara anggota melakukan
keluarga dari 2 pengambilan keputusan
(cukup menurun) dan pemecahan
menjadi 5 masalah
(meningkat) 3. Fasilitasi komunikasi
3. Kemampuan terbuka nalar setiap
keluarga memenuhi anggota keluarga
kebutuhan Edukasi
emosional anggota 1. Anjurkan anggota
keluarga dari 2 keluarga
(cukup menurun) mempertahankan
menjadi 5 kehamonisan keluarga
(meningkat) Kolaborasi
4. Ketepatan peran 1. Rujuk untuk terapi
keluarga pada tahap keluarga, Jika perlu
erkembangan dari 2
21
(cukup menurun)
menjadi 5
(meningkat)
4. Implementasi
Implementasi (tindakan) asuhan keperawatan dilakukan dengan
intervensi yang telah dibuat atau direncanakan (Wahid, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya
tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan.
Jika sebalikanya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai
dari pengkajian ulang. Secara umum, evaluasi ditujukan untuk:
1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan
2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
22
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta: PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
1. Jakarta : PPNI.
Widagdo, Wahyu. (2016). Modul Keperawatan Keluarga Dan Komunitas. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan.
23