Anda di halaman 1dari 17

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

USIA PERTENGAHAN

Oleh :

FAISAL DAVID NUGROHO


NIM : 144011.01.17.999

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA PROGRAM STUDI DIPLOMA


III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN
RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan usia pertengahan” ini tepat pada
waktu. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita nanti-nanti syafaatnya di akhir masa.
Amin ya robbal’alamin.

Semoga Allah SWT selau membalas segala kebaikan kepada dosen


pembimbing dan selalu memberikan berkah-Nya. Kami sebagai manusia
biasa menyadari bahwa penyusunan dari makalah ini masih belum sempurna
dan pastinya ada kekurangan. Kesempurnaan hanya ada pada Allah semata.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan
demi kebaikan makalah ini kedepannya. Akhir kata, kami seluruh penyusun
berharap agar makalah ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua,
khususnya bagi para pembaca dan di lingkungan akademis. Amin ya
robbal’alamin.

Jayapura, 4 Februari 2020

Penulis

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta
tugas-tugas perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam
mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat
masalah yaitu potensial atau aktual.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b.Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d.Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya.
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya

C. Manfaat
1. Mahasiswa manpu memahami tentang konsep keluarga.
2. Mahasiswa dapat mengetahui arti peranan dalam keluarga khususnya
dalam tahap perkembangan.
3. Memberikan pengalaman pada mahasiswa tentang pola kebiasaan
keluarga di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KELUARGA

3
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat
dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes
RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan.
(SalvicionG. Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang
diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak),
dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan
cucu. (Burgess dan Locke (1992).
2. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi
internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota
keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan
yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi social dan
melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota
keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi
dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan
didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumberdaya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.

4
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti
makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan /
keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi
status kesehatan keluarga dan individu. ( Zaidin Ali,1999 ).
3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak
keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-
masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek,
bapak,ibu, anak dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
4. Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan
Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981
adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap
anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang
sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat
atau usianya terlalu muda.

5
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
dan lembaga-lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas Kesehatan yang ada.

6
B. PERKEMBANGAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN
1. Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun &
berakhir sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi
Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan diri &
kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya
membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle
adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira
35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin
banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh
masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase
postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi,
yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal
130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah
keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.
2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia
Pertengahan

7
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani
salah satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian
menuju usia lanjut, Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau
konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila
konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga
akhirnya meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga,
sebagian pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka,
tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa
penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu
mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan
perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri
akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia
lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah
faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan
kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa
mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan
kebahagiaan dan penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu
faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut,
mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi
dingin. Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau
seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan."
3. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada
penyesuaian perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan
antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran
perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-
masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri
mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi

8
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan
perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988).
4. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia
Pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan
yang dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup,
kegiatan waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak
baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan
hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan
cucu, dan orang tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu
perawatan orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat
diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang
tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa
kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan
kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan
yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali
tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua
bidang tersebut.
5. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan
a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup
sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun
kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang
dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu
terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-
perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi

9
akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan,
menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki
gaya hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap
penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota
keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain
takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan
hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk
mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga
merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker
dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian
antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian
urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka
kedalam keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi,
tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi
(Duvall, 1977 dalam friedman, 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus
merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan
yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab
sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi
pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan
besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan
membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan
dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988,
hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan
dengan dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota
keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen
pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih
hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi,
tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang
lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing.

10
Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi”
dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua
mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika
Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan
perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian
setelah bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan
hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan
kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang
menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984,
dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan
ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan
keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.
Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga
perhatian satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup
yang menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan
kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan “kebohongan”.
Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para
konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas
traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan
kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang
membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya
merupakan tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia
itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap
memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang
dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam
masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong
terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada

11
suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan
antara keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak
bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan
hubungan berkeluarga

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
a. Data Umum
1. Identitas kepala keluarga
2. Komposisi anggota keluarga
3. Tipe keluarga
4. Genogram
5. Suku bangsa
6. Agama
7. Status sosial ekonomi keluarga
b. Pengkajian Lingkungan
1. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
2. Sistem pendukung keluarga
c. Struktur keluarga.
1. Pola komunikasi keluarga.
2. Struktur Kekuatan keluarga.
3. Struktur Peran.
d. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif.
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi ekonumi
e. Stres dan koping keluarga
1. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
2. Strategi koping yang diigunakan
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti

II. DIAGNOSA
a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal peran masing-masing anggota
keluarga.
b. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat
berhubungan dengan kurangnya peran serta keluarga dalam kehidupan
bermasyarakat.

13
III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal peran masing-masing anggota
keluarga.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan, keluarga dapat mengenal dan
melaksanakan peran masing-masing anggota keluarga secara tepat
Kriteria Hasil :
1. Anggota keluarga dapat menempatkan diri/berperan sebagai
anggota keluarga
2. Keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi
dengan baik
3. Hubungan antara anggota keluarga baik.
Intervensi:
1. Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota
keluarga.
 Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota
keluarga.
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-
masing anggota keluarga.
2. Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing
anggota keluarga tidak dilaksanakan.
 Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga
yang efektif.
 Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian
seefektif mungkin.
3. Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
 Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada
dalam masyarakat, misalnya sarana hiburan, olahraga, dll.
b. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi konflik dalam
keluarga
Kriteria Hasil :
1. Pembicaraan dua arah.
2. Ada umpan balik dengan saling mengungkapkan masalah.
3. Memcahkan masalah keluarga
4. Saling berinteraksi
5. Meningkatkan keharmonisan keluarga
6. Keputusan keluarga dapat mengatasi konflik
Intervensi:

14
1. Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi.
 Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi
pada keluarga.
 Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota
keluarga
 Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa
yang sudah dijelaskan oleh perawat.
2. Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga.
 Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik
 Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam
mengatasi konflik
 Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan
c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat
berhubungan dengan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat berperan serta
aktif dalam kegiatan sosial masyarakat.
Kriteria Hasil :
1. Keluarga ikut dalam wadah sosial masyarakat
2. Keluarga aktif dalam menggunakan saran umum yang ada
di lingkungan tempat tinggal.
Intervensi :
1. Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan
masyarakt.
 Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar
lingkungan tempat tinggal
 Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam
masyarakat.
2. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang
ada dalam masyarakat:
 Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
 Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah
kegiatan sosial masyarakat.

15
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga
mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa
pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60
tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas
yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah mampu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan
yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak,
memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan
untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu peran atau tugas
perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas
kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi
lingkungan.

B. SARAN
a. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan
sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga
khususnya keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
b. Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu
mengaplikasikannya kepada masyarakat terutama pada keluarga dengan
anak usia dewasa pertengahan.
c. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga
dengan usia dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya
terhadap keluarganya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:


Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and
Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept
and Practice. Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th
Edition. Connecticu : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam
Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.
Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :
EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

17

Anda mungkin juga menyukai