Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN USIA

PERTENGAHAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

1. Hary Nesta Maulana C.0105.18.039


2. Iis Masruroh Nurfatwa C.0105.18.040
3. Nursyifa Destiawati C.0105.18.046
4. Lisa Tri Ananda Purba

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga usia pertengahan atau disebut juga middle age families, adalah tahap
keluarga yang memasuki masa-masa akhir ketika anak terakhir telah meninggalkan
rumah, atau orang tua menjelang waktu pensiun.
Pada fase ini, tugas utama keluarga adalah menjaga pola hidup sehat, diet
seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, sambil tetap menjaga keharmonisan
pasangan.
Adapun masalah kesehatan yang terjadi pada tahap perkembangan keluarga orang
tua usia pertengahan yaitu kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup,
kegiatan waktu luang, nutrisi yang tidak baik, olahraga yang tidak teratur, stress dan
masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak teman sebaya, masalah
ketergantungan perawatan diri. Selain itu, penyakit yang biasa terjadi pada keluarga usia
pertengahan antara lain, Diabetes Mellitus, Gastritis, PPOK, Arthritis, Stroke dan
Hipertensi (Friedman, 2017).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga usia pertengahan?
2. Bagaimana tgas perkembangan keluarga usia pertengahan?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan usia pertengahan?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan usia pertengahan
2. Tujuan Khusus
a. Menyebutkan definisi keluarga usia pertengahan
b. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga usia pertengahan
c. Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan usia pertengahan
D. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca
sehingga akan dapat memperluas wawasan dan lebih memahami konsep asuhan
keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia pertengahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga.
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang
tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun,
biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia
pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka
dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia  pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan didalam keluarga.

B. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA USIA


PERTENGAHAN
Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan). Tahap
ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan bagi orangtua, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki
usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18
tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahannya
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua
mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga
anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya. Pasangan postparental
(pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi
lagi saat ini ; semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan
sebagian masa hidupnya dalam fase postparental, dengan hubungan ikatan keluarga
hingga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa (Troll, 1971).
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan isteri (lebih
merata), dan pada peran (diferensiasi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan
Korman, 1989). Bagi banyak keluarga yang kepuasan maupun status ekonominya
meningkat (Rollins dan Feldman, 1970), tahun-tahun ini dipandang sebagai usia
kehidupan yang paling baik. Misalnya, Olson, McCubbin, dkk (1983) dalam sebuah
survey besar, bersifat nasional dan representatif terhadap keluarga utuh kelas
menengah yang didominasi oleh kulit putih ditemukan bahwa kepuasan perkawinan
dan keluarga, serta kualitas hidup bertambah dan memuncak selama fase
postparental. Keluarga-keluarga usia pertengahan umumnya secara ekonomi lebih
baik daripada tahap-tahap siklus kehidupan lain (McCollough dan Rutenbergm 1988).
Partisipasi kekuatan buruh yang meningkat oleh wanita dan berpendapatan yang lebih
tinggi dari pada periode sebelumnya oleh pria bertanggungjawab untuk keamanan
ekonomi yang dialami oleh kebanyakan keluarga usia pertengahan. Kegiatan-kegiatan
waktu luang dan persahabatan yang dinikmati satu sama lain disebut faktor utama
yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga memiliki korelasi yang
positif dengan komunikasi yang lebih baik dan kepuasan perkawinan (Levin dan
Levin, 1975), meskipun para suami dengan usia pertengahan mungkin mengalami
penurunan kemampuan seksual. Komunikasi suami istri yang intim sangat penting
untuk mempertahankan pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun-tahun
ini.
Akan tetapi bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat,
karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam
diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga
melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan
memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan
berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman).

C. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA


Pada saat anak bungsu meninggalkan rumah, banyak wanita yang menyalurkan
kembali tenaga dan hidup mereka dalam persiapan untuk mengisi rumah yang telah
ditinggalkan anak-anak. Bagi sejumlah wanita, krisis usia pertengahan (telah
dibicarakan dalam tahap sebelumnya) dialami selama masa awal siklus kehidupan ini.
Wanita berupaya mendorong anak mereka yang sedang sedang tumbuh agar mandiri
dengan menegaskan kembali hubungan mereka dengan anak-anak tersebut (tidak
mengusik kehidupan pribadi dan kehidupan keluarga mereka). Dalam upaya untuk
mempertahankan perasaan yang sehat dan sejahtera, lebih banyak wanita memulai
gaya hidup yang lebih sehat yaitu pengontrolan peran badan, diet seimbang, program
olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup, dan juga memperoleh dan menikmati
karier, pekerjaan, kecakapan yang kreatif.
Dalam hal kerja, pria mungkin mengalami frustasi dan kekecewaan yang sama
yang terdapat dapat tahap sebelumnya. Di satu pihak, pria mungkin berada pada
puncak kariernya dan tidak perlu bekerja sekeras sebelumnya, atau dilain pihak
mereka mungkin merasa pekerjaan mereka bersifat monoton setelah 20 – 30 tahun
menekuni pekerjaan yang sama. Banyak sekali pekerja kelas menengah menderita
karena “fenomena lateau” – dimana tidak ada lagi kenaikan gaji dan promosi –
menyebabkan mereka merasa bosan. Dalam kondisi ini, ketidakpuasan terhadap
karier catatan mencapai proporsi lampu kuning, membuat banyak orang pada kerja
pertengahan ini tidak kerja karena ketidakpuasan, bosan, dan stagnasi. Karena secara
tradisional bekerja merupakan peran sentral bagi pria dalam hidup, pengalaman
ketidakpuasan terhadap pekerjaan ini amat mempengaruhi tingkat stress dan status
kesehatan umum.
Pengupayaan aktifitas dan hobi di waktu luang sangat berarti selama
berlangsungnya tahap ini, karena lebih banyak waktu yang tersedia dan persiapan
kecil harus berlangsung secara lebih terencana.
Tugas perkembangan yang penting pada tahap ini adalah penentuan lingkungan
yang sehat (Tabel 10). Dalam masa inilah upaya untuk melaksanakan gaya hidup
sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri
selama 45 – 65 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, mereka “lebih baik
sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk
mengembalikan perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi serti aertritis akibat
in aktivitas, tekanan darah tinggi karena kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.

D. UPAYA MENINGKATKAN KELUARGA BAHAGIA PADA USIA


PERTENGAHAN
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup
banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa
maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, kemungkinan besar
pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal
tanpa kebahagiaan. Dan  di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus
berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap
membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya
sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai
perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami
istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap
pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti
jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan
penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka
perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan
suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting
dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara
mereka berdua dapat dipulihkan,"

E. MASALAH YANG BIASA DITEMUKAN OLEH KELUARGA USIA


PERTENGAHAN
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang
dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak
teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti
merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining
kesehatan preventif.
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua
yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
5. Tugas Perkembangan

Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan
terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga,
dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua
bidang tersebut.

F. TUGAS PEKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN


1. Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak
pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan
begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan
darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya
kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang
dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan
jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang
teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk
mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga
dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai
penyebab kamatian urutan ke empat.

2. Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak-   Anaknya Dan Sebayanya


Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga
dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini
mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal
131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus
merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari
posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24
jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara
khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak
dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan
membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang
lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal
memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal
132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah
dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang
merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-
cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.

3. Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan


Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai
pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam
Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai
“reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan
perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian
satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun
dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan,
melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam
Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa
ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya.
Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan
berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita
sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu
sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam
masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya
hubungan  hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu
jalinan hubungan berkeluarga.
BAB II
TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus


            Ny.S (45th) istri dari Bpk.A (50th) mempunyai dua orang anak Tn. Z (27 th)  seorang
laki-laki berkerja di pabrik sepatu dan anak kedua, Tn. D (24 th). Dalam keluarga Tn. A salah
satu anggota keluarga, yaitu Ny. S istri Tn. A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak
lemas dan mengeluh pusing. 2 tahun yang lalu pasien pernah dirawat karena pingsan dan
didiagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny. S juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn. A hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa ditangani di rumah, dan keluarga merawat Ny. S sendiri dengan berbekal
pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny. S
keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka
mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.
A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny. S meskipun pernah ada riwayat
MRS karena  Hipertensi sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A.  Pengkajian Keluarga
      I.    Data Umum :
1.      Nama Kepala Keluarga                :  Tn. A
2.      Alamat dan Telepon                     :  Tuban
3.      Pekerjaan Kepala Keluarga          :  pedagang roti
4.      Pendidikan Kepala Keluarga        :  SMP
5.      Komposisi Keluarga                       :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK
1.  Tn. A L Suami 50 th SMP
2.  Ny. S P Istri 45 th SD
3.  Tn. Z L Anak 27 th SMA
4.  Tn. D L Anak 24 th SMA

Genogram :
                        

Keterangan :
         :  Laki-Laki
                                      : Hub. Perkawinan
: Perempuan                                                 : Menikah               

        :  Klien                                                    ____ : Garis Keturunan

        :  Meninggal Laki-laki

        :  Meninggal Perempuan


_______ : Tinggal serumah

Keluarga inti terdiri dari Bpk. A, Ny.S dan kedua anak kandung
7.      Suku bangsa.
  Jawa – Indonesia. Bpk. A  berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
8.      Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk
pada status kesehatan keluarga Ny. S
9.      Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Bpk. A habis tepat
waktu karena Bpk. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu dikirim barang
oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari
dipasar. Bpk. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari.

10.  Aktifitas Rekreasi Keluarga.


Mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan menonton TV di rumah.
Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban  jika
musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.

II.  Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia pertengahan
2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, anak pertama
berusia 27 th  dan yang kedua berusia 24 th. Bpk. A dan Ny. S mengatakan komunikasi
dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan
kewajibannya sebagai anak.
3.      Riwayat keluarga inti :
Ny.S  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah
Ny.S  juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah
meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S  juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar
2 th yang lalu, sedangkan bpk. A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit
yang parah (sembuh dengan obat yang dibeli di toko)

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

Imunisasi
Tindakan
BB Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur Yang telah
Kg Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak
 60 -
50 th Lengkap
 48 Baik Gangguan
45 th Lengkap
 63 Sakit nutrisi
27 th Lengkap
 60 Baik -
24 th Lengkap -
Baik -
Membantu
Tn. A
1. pemenuhan
Ny. S
2. nutrisi  Ny.S
Tn. Z
3. tanpa
Tn. D
4. membawa ke
pelayanan
kesehatan
-

4.      Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny.S adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan
sehat. bpk.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam
berdarah ketika masih kecil.

III.    Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur, satu
ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat, dua kamar mandi, satu dapur
dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti, merupakan
rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar
mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai
rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau
sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang
rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang
rumah.             
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S  bertetangga dengan beberapa keluarga petani, satu pegawai negeri sipil.
Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai
daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka
biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka
cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan bpk.A tidak pernah bepindah-pindah
tempat.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga bpk. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi
dengan baik. Keluarga Ny.S  aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya.
Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit bpk.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang
bpk.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga
pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan bpk.A  mempunyai tabungan yang
digunakan untuk keperluan mendadak, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan
bpk.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara
medis (puskesmas, dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter
desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh
yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.

IV.    Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan bpk.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga anak-
anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang
jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak
segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2. Struktur Peran Keluarga
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan bpk.A
menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
 bpk. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangga
 Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan
karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan
kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional
V.     Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil
antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga
berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S
kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat
mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu
meningkatkan status kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan bpk. A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB
dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S  sakit dan
bpk.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat
digunakan kapan saja.

VI.    Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya
dan anak-anaknya, sedangkan bpk.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal
mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani kehidupan dengan baik dan menjadi
orang yang berguna.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali
bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap
anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.

VII.     Pemeriksaan Fisik.


         Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No Pemeriksaan bpk. A Ny.S Tn. Z Tn. D
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, ketombe,Rambut berwarna hitam, berwarna hitam,
tidak ada ketombe. sedikit kusut tidak ada ketombe. tidak ada ketombe.
2. Leher leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak nampak
adanya adanya adanya adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba
adanya pembesaran adanya pembesaran adanya pembesaran adanya pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
terlihat anemis, terlihat anemis, terlihat anemis, terlihat anemis,
tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan agak sedikit lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan sedikit kotor, kelainan kelainan
makan 1x/hari
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya
pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar,
tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi
9. TTV dan  TD : 120/80 TD : TD: 110/80 mmHg TD: 105/63 mmHg
ekstremitas mmHg, 160/100mmHg,  R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
N : 74x/m, N : 100x/m, S : N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
S : 360C 36,50C S: 37,2OC S: 370C
R: 20x/m  
5   5
R: 20x/m
5   5  
     4  4
  5     5 5   5
    5   5         5   5
5     5

.
VIII.    Harapan Keluarga.
            Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik.
  Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: Gangguan
Kenaikan tekanan darah
         Ny.S mengatakan mual, pemenuhan
muntah, lemas, nafsu nutrisi kurang
Kompensasi tubuh dari kebutuhan
makan menurun.
DO: tubuh.
(pusing)
         Ny.S terlihat lemas
         Ny.S makan 1x/hari habis
½ porsi dengan bantuan, mempengaruhi hipothalamus
dan kadang tidak makan.
         Mukosa bibir kering.
kurang nafsu makan

Kurang nutrisi

DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
         Pasien mengatakan pusing
hidup
dan lemas.
         Ny.S mengatakan
Penumpukan kolesterol
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th yang dalam pemb.darah
lalu dan sempat MRS d
RSUD selama 3 hari.
Vasokontriksi vaskular
         Karena merasa sudah sehat
Ny.S jarang lagi periksa ke
Tekanan darah meningkat
dokter meskipun hanya
sekedar periksa.
         Ny.S bekerja berdagang di
pasar dari pagi sampai
hampir sore sehingga
kurang istirah
         Ny.S mengatakan jarang
berolah raga
         Ny.S tidak merokok
         Ny.S suka mengkonsumsi
makanan berlemak, seperti
gorengan dan bumbu
santan.
         Tn.A mengatakan bahwa
ibu sudah biasa seperti ini.
DO:
         Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH,  N :
100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m

         Kekuatan otot:


              4        4
              5        5

Diagnosa keperawatan.
1.    Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota
keluarga yang sakit.
2.    Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.

B.  Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A
terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang
1.aktual (3) sudah terjadi dan perlu di lakukan
tindakan segera.
2. resiko tinggi (2)
3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan
diubah tindakan untuk me-mecahkan
1.tinggi (2) masalah dapat dijangkau
keluarga.
2. sedang (1)
3. rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
masalah tidak memper-buruk keadaan
1.      Mudah (3) dapat dilakukan Ny.S dan
2.       Cukup (2) keluarga dengan memperbaiki
3.      Tidak dapat (1) perilaku hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
1.      Masalah dirasakan dan perlu masalah tetapi tidak didukung
penanganan segera. (2) dengan pemahaman yang ade-
2.      Masalah di rasakan, tidak perlu kuat tentang karakteristik
di tangani segera (1) penyakit .
3.      Masalah tidak dirasakan (0)
Total Skor 3        3/3

2.      Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan
1.      Actual (3) tetapi tidak perlu ditangani
2.      Resiko tinggi (2) segera.
3.      Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1  membawa Ny.S ke pelayanan
diubah kesehatan untuk mendapatkan
1.      Tinggi (2) pengobatan dan perawatan.
2.      Sedang (1)
3.      Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup dan
1.      Mudah (3) pola makan.
2.      Cukup (2)
3.      Tidak dapat (1)
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa menerima
1.      Masalah dirasakan dan perlu keadaan mereka saat ini
penanganan segera (2) meskipun belum stabil.
2.      Masalah dirasakan, tidak perlu
di tangani segera (2)
3.      Masalah tidak di rasakan (0)
Total Skor 3 2/3
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny. S

No Diagnosis Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi


Keluarga Umum Khusus Kriteria Standart
1 Gangguan pemenuhan Setelah di Setelah di lakukan Verbal          Mengetahui 1.  Memberitahu pasien dan keluarga
nutrisi kurang dari lakukan kunjungan sampai 1 Pasien dan tentang pentingnya untuk tetap menjaga keb
kebutuhan tubuh pada tindakan hari selama 30 menit keluarga bisa pentingnya nutrisi walau saat sakit.
Ny.S keluarga Tn.A diharapkan diharapkan pasien dan memahami nutrisi 2.  Memberitahu keluarga dan pasien
bagi
b.d kekurangefektifan kebutuhan keluarga mampu materi yang di tubuh. komposisi nutrisi yang seimbang.
keluarga dalam nutrisinya memahami tentang berikan.         Megetahui 3.  Memberitahu keluarga supaya lebi
membantu memenuhi pasien pentingnya nutrisi. komposisi nutrisi dalam membantu Ny.S dalam pem
kebutuhan nutrisi terpenuhi yang seimbang. kebutuhan nutrisinya nya secara
keluarga yang sakit. secara perlahan-lahan sambil melatih pasie
sembang mampu melaksanakannya secara mand

.
Setelah di lakukan Perilaku          Makan 3x sehari1. Menjelaskan bagaimana pentingnya
kunjungan sampai 1-2 Pasien mampu porsi habis tanpa bagi tubuh dan sebagai pen
hari selama 30 menit makan dan bantuan kesembuhan penyakit.
diharapkan pasien minum       Minum air putih2.Memotivasi Ny.S untuk melakukan a
mampu makan 3x/hari Secara 8 gelas perhari tersebut.
porsi habis  dan minum seimbang tanpa bantuan 3.  Membantu  keluarga supaya lebih akti
8 gelas air / hari. membantu Ny.S dalam pemenuhan keb
nutrisinya secara parsial, sampai
terpenuhi.

2. Hipertensi pada Ny.S Setelah 1. Setelah dilakukan Verbal a.  Pengertian 1.  Berikan pengetahuan keluarga
keluarga Tn.A dilakukan kunjungan 2-3 hari Pasien dapat hipertensi karakteristik penyakit  hiprtensi
berhubungan dengan kunjungan selama 30 menit menyebutkan b.   Penyebab : perawatannya.
ketidakmampuan keperawatan Keluarga dapat dengan jelas  Keturunan 2. Mendiskusikan bersama tentang karak
keluarga mengenal , keadaan mengenal ka- dan benar penyakit hipertensi dan perawatannya.
     Kelelahan
karakteristik penyakit penyakit rakteristik pen-yakit 3.  Memberikan bimbingan dengan
    Kurang olah raga
dan perawatannya Ny.S hipertensi menggunakan brosur dan sebagainya.
berangsur     Penyakit tekanan
4.  Mendengarkan dengan seksama san
membaik darah tinggi
yang diajukan keluarga.
Menjawab
5.  Menanggapi  pertanyaan dengan sabar
pertanyaan
6.  Membimbing keluarga untuk men
dengan baik dan
penjelasan yang sudah diberikan.
benar.
7. Berikan pujian bila keluarga
menjawab dengan baik dan benar.
EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Gangguan Tgl 11-10-2021 Jam 08.30- S: Tgl 11-10-
pemenuhan 09.00          Keluarga menjawab salam 2021 Jam
         Mengucapkan salam
nutrisi kurang          Tn.A mengatakan Ny.S 08.30-
dari kebutuhan
         Memvalidasi keadaan masih mual, pahit di mulut, 09.00
tubuh pada keluarga dan belum bisa sepenuhnya Sampai
Ny.S keluarga
         Mengingatkan kontrak menghabiskan porsi Tgl. 12-10-
Tn.A b.d
         Menjelaskan tujuan makannya. 2021 jam
kekurangefekti          Keluarga menyetujui 08.30-
fan keluarga TUK pertemuan saat ini selama 09.00
dalam 1.      Memberitahu kepada pasien 30 menit tentang pentingnya
membantu dan keluarga betapa pemenuhan nutrisi dan
memenuhi pentingnya menjaga komposisi seimbangnya.
kebutuhan keseimbangan         
nutrisi  Keluarga mengatakan
nutrisi walaupun saat sakit. sudah faham tentang proses
keluarga yang
2.      Memberitahu pasien dan membantu pemenuhan
sakit. keluarga tentang komposisi nutrisi Ny.S.
nutrisi yang seimbang. O:
         Keluarga kooperatif dan
3.      Memberikan kesempatan
pada keluarga untuk aktif saat dijelaskan.
bertanya dan          Keluarga mendengarkan
mengulangi
penjelasan apa yang sudah penjelasan yang diberikan.
kita ajarkan.          Keluarga membantu proses
4.      Memberitahu keluarga pemenuhan kebutuhan
untuk lebih aktif dalam nutrisi Ny.S sampai
membantu pemenuhan akhirnya bisa makan dan
kebutuhan nutrisi secara minum.
parsial.          Ny.S belum menghabiskan
5.      Memberikan motivasi seluruh porsi, tapi 2/3 porsi 
pasien dan membantu  dan minum kurang lebih 5
anggota keluarga untuk gelas/hari.
         A:
membantu Ny.S perlahan-
lahan memenuhi kebutuhan Masalah teratasi sebagian
nutrisi sampai tujuan P:
tercapai. Lanjutkan intervensi.

2 Hipertensi Tgl 11-10-2021 Jam 08.30- S: Tgl 11-10-


pada Ny.S 09.00          Keluarga menjawab salam 2021 Jam
         Mengucapkan salam
keluarga Tn.A          Tn.A mengatakan Ny.S 08.30-
berhubungan          Memvalidasi keadaan masih sedikit pusing dan 09.00
dengan keluarga belum bisa sepenuhnya
ketidakmampu         Mengingatkan kontrak melakukan aktifitas.
an keluarga
         Menjelaskan tujuan          Keluarga menyetujui
mengenal TUK pertemuan saat ini selama
karakteristik 1.      Memberikan pendidikan 30 menit tentang pentingnya
penyakit dan kesehatan tentang Hipertensi aktifitas sehari-hari.
perawatannya yang meliputi:          Keluarga dan pasien
        Pengertian hipertensi mengatakan belum
        Tanda dan gejala sepenuhnya memahami apa
        Penyebab dan pencegahan itu yang berkaitan dengan
2.      Memeberikan masukan hipertensi.
/saran kepada          Keluarga sudah membawa
keluarga
untuk membawa Ny.S untuk Ny.S ke dokter yang biasa
berobat ke pelayan di kunjungi.
kesehatan sebagai keputusan O:
yang baik.          Keluarga kooperatif dan
3.      Mengajukan kontrak waktu aktif saat dijelaskan.
pada akhir pertemuan untuk
         Keluarga mendengarkan
di lakukan evaluasi keadaan penjelasan yang diberikan.
Ny.S dan keluarga.          Ny.S masih terlihat sedikit
                                   lemas , tapi sudah agak
lebih baik.
         TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.

Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.

Paramitha, Sonia Aisyah, dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap

Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan. Surakarta

https://www.sehatq.com/artikel/tahap-perkembangan-keluarga-yang-patut-anda-ketahui

https://id.scribd.com/doc/315576425/ASUHAN-KEPERAWATAN-KELUARGA-DENGAN-

ANAK-USIA-PERTENGAHAN-0001

https://id.scribd.com/doc/304956768/Tahap-Perkembangan-Keluarga-Usia-Pertengahan

Anda mungkin juga menyukai