Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN USIA DEWASA


PERTENGAHAN ATAU ORANG TUA PARUH BAYA”

Disusun Oleh :

Faris Wenas 16011104058


Rosy Sambow 16011104029
Juhendro Poluakan 16011104062
Sapta Padati 16011104033
Jesika Mandak 16011104066
Rensi Runtuwarow 16011104035
Grasela Mogea 16011104037

UNIVERSITAS SAMRATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MANADO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmatnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tahap Perkembangan Keluarga
Dengan Usia Dewasa Pertengahan Atau Orang Tua Paruh Baya”.

Adapun tugas ini disusun untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga. Dalam
pembuatan makalah ini kami banyak  mengalami hambatan yang dihadapi. Namun akhirnya
kesulitan tersebut dapat kami atasi. Mengingat hal itu kami menyadari bahwa dalam
menyelesaikan makalah ini kami tidak lepas dari kesulitan dan kekurangan yang dihadapi.

Untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun, kami terima dengan
tangan terbuka. Kiranya isi dari makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi semua
untuk menambah ilmu pengetahuan.

Manado, 11 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………..1
B. TUJUAN…………………………………………………………………….......1

BAB II ISI

A. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA USIA DEWASA PERTENGAHAN /


ORANG TUA PARUH BAYA ………………………………………..…….....2
B. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA ………….…................…………..3
C. PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN….…................…………………4

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………….5
B. SARAN……………………………………………………………………..........5

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada keluarga dengan usia dewasa pertengahan atau orang tua paruh baya
merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar meninggalkan rumah
atau orang tuanya. Di dalam kehidupan keluarga dewasa pertengahan ini dimana
orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.
Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu
sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan
atau orang tua paruh baya, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih
spesifik tentang konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa
pertengahan atau orang tua paruh baya, agar dapat memenuhi kebutuhan akan
informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang
nantinya akan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan aplikasi dari tahap
perkembangan keluarga dengan usia dewasa pertengahan atau orang tua paruh
baya.
b. Tujuan khusus
 Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dengan usia dewasa
pertengahan atau orang tua paruh baya.
 Mahasiswa dapat menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan usia
dewasa pertengahan atau orang tua paruh baya.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Keluarga Usia Dewasa Pertengahan / Orang Tua Paruh Baya
Tahap keluarga dengan usia dewasa pertengahan / orang tua paruh baya ini
merupakan tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension atau kematian salah
satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 – 55
tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun
kemudian. Biasanya, pasangan baru di tahun-tahun pertengahan mereka
merupakan keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi dengan orang tua lansia
mereka dan dengan anggota keluarga lain dari keluarga asalnya, dan dengan
keluarga baru yang didapat dari pernikahan anak cucu (keturunan) mereka.
Pasangan pasca-menjadi orang tua saat ini tidak lagi terisolasi; semakin banyak
pasangan paruh baya yang tidak lagi melaksanakan kesibukan hasiran mereka dan
meluangkan waktu lebih banyak dalam fase pascaparental, dengan perluasan
hubungan kekeluarga antara empat generasi bukanlah hal yang jarang (Roth,
1996a).
Tahun pertengahan keluarga meliputi perubahan dalam penyesuaian
pernikahan (sering kali semakin baik), dalam distribusi pengaruh antara suami dan
istri (lebih terbagi), dan dalam peran (termasuk perbedaan peran pernikahan)
(Leslie & Korman, 1989). Bagi sebagian besar keluarga dengan peningkatan
kepuasan dan status ekonomi (Rollins & Feldman, 1970), tahun-tahun ini terlihat
sebagai tahun terbaik dalam kehidupan. Keluarga paruh baya (middle aged),
secara umum, juga lebih baik secara ekonomi dibandingkan dengan tahap lain
dalam riwayat keluarga (McCullough & Rutenberg, 1988). Peningkatan partisipasi
tenaga kerja oleh wanita dan semakin tingginya perolehan kekuasaan oleh pria
dari periode sebelumnya menjadi faktor yang ikut andil dalam peningkatan
keamanan ekonomi yang dialami oleh sebagian besar keluarga di masa
pertengahan. Aktivitas dan kebersamaan waktu luang yang dirasa menyenangkan
bagi setiap pasangan telah disebut-sebut sebagai faktor utama yang memicu
kebahagiaan pernikahan. Kepuasan seksual juga secara positif berhubungan
dengan komunikasi yang baik dan kepuasan pernikahan (Levin & Levin, 1975),
walaupun suami paruh baya dapat mengalami penurunan kemampuan seksual.
Komunikasi intim sami-istri sangat penting untuk mempertahankan pemahaman
dan ketertarikan satu sama lain di sepanjang tahun-tahun ini (Heinrich, 1996).
Akan tetapi, bagi beberapa pasangan, tahun-tahun ini secara umum dirasakan
sebagai tahun yang sulit dan sukar karena masalah penuaan, kehilangan anak, dan
perasaan bahwa mereka adalah orang yang gagal menjadi orang tua dan dalam hal
pekerjaan. Beberapa penelitian mengenai kepuasan pernikahan menunjukkan
bahwa kepuasan pernikahan menurun segera setelah pernikahan dan terus
menurun di sepanjang tahun pertengahan (Leslie & Korman, 1989).
2. Tugas Perkembangan Keluarga
a. Menciptakan lingkungan yang sehat
Periode ini adalah periode yang paling umum bagi pasangan untuk
melaksanakan gaya hidup lebih sehat, selain fakta bahwa mereka mungkin
telah melibatkan diri dalam kebiasaan yang merusak diri sendiri selama 45
sampai 65 tahun. Walaupun tidak dilarang untuk mulai dari sekarang, karena
pernyataan “lebih baik sekarang daripada tidak sama sekali” selalu benar,
sudah terlambat untuk mengembalikan perubahan fisiologis yang telah
banyak terjadi secara signifikan, seperti gangguan artritis akibat tidak
beraktivitas; penambahan berat badan yang sedang sampai berat; tekanan
darah tinggi akibat kurangnya olahraga; stress berkepanjangan, atau
kebiasaan diet yang buruk; dan berkurangnya kapasitas vital paru akibat
merokok
b. Menemukan hubungan yang memuaskan dan bermakna antara orang
tua yang telah menua dan anak mereka
Penelitian mengindikasikan bahwa perubahan kehidupan yang
merugikan orang tua sangat memengaruhi cara pandang anak mengenai
hubungan dengan orang tua mereka. Perubahan merugikan ini secara
dominan tercatat sebagai penurunan dalam status kesehatan orang tua dan
gangguan pernikahan orang tua di kehidupan lanjut akibat perceraian. Tidak
ada bukti yang mendukung bahwa gangguan pernikahan orang tua akibat
keadaan hidup sebagai janda berpengaruh negatif pada hubungan dengan
anak dewasa (Kaufman & Uhlenberg, 1998).
Menerima dan menyambut kedatangan cucu ke dalam keluarga
membantu dalam meningkatkan kepuasan hubungan antar-generasi (Duvall
& Miller, 1985; Kufman & Uhlenberg, 1998). Hadirnya cucu
memungkinkan pasangan paruh baya untuk tetap merasa sebagai sebuah
keluarga dan membawa kebahagiaan tersendiri ketika mereka menjadi
seorang kakek/nenek tanpa harus bertanggung jawab penuh selam 24 jam
seperti halnya jika mereka menjadi orang tua. Dengan harapan hidup yang
meningkat, biasanya mereka akan merasakan menjadi kakek/nenek selama
tahap ini (Sprey & Matthews, 1982). Kakek/nenek menyediakan dukungan
yang besar untuk anak dan cucu mereka ketika berada dalam keadaan krisis
dan membantu anak mereka dalam menjalankan fungsi sebagai orang tua
melalui dukungan dan penguatan (Bengston & Robertson, 1985).
c. Memperkuat hubungan pernikahan
Saat ini pasangan benar-benar sendiri setelah beberapa tahun dikelilingi
oleh anggota keluarga lain dan beberapa hubungan. Walaupun tampak
sebagai kelegaan yang disambut baik, masa ini merupakan pengalaman yang
sulit bagi banyak pasangan untuk berhubungan satu sama lain sebagai
pasangan baru dan bukan sebagai orang tua. Wright dan Leahley (1994)
menguraikan tugas perkembangan ini sebagai “negosiasi ulang system
pernikahan sebagai suatu pasangan”. Keseimbangan antara kebergantungan
dan kemandirian pada pasangan perlu dipelajari kembali. Sering kali
pasangan membuat aturan yang berbeda dalam pernikahan, seperti memiliki
minat masing-masing yang lebih besar, seperti minat bersama dari keda
pasangan yang bermakna. Bagi pasangan yang memiliki masalah,
pengurangan tekanan kehidupan dalam masa pascaparental tidak dapat
menghasilkan kebahagiaan pernikahan, tetapi menyebabkan pernikahan
menjadi sesuatu yang “membosankan” dan “kebosanan yang biasa”
(Kerckhoff, 1976).

3. Perhatian Pelayanan Kesehatan


 Kebutuhan promosi kesehatan: Istirahat yang adekuat, aktivitas di waktu
luang, dan tidur; nutrisi yang baik; program olahraga teratur; penurunan
berat badan sampai berat badan optimum; penghentian merokok;
pengurangan atau penghentian penggunaan alkohol; dan pemeriksaan
skrinning kesehatan yang bersifat preventif.
 Perhatian hubungan pernikahan.
 Komunikasi dan hubungan dengan anak, keluarga dari pasangannya, cucu,
dan orang tua yang telah menua.
 Perhatian pemberi asuhan: Membantu dalam mengasuh orang tua lansia atau
tidak berdaya.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 45 - 65 tahun
dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang
harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah mampu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan
yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak,
memperkokoh hubungan perkawinan, menjalin komunikasi yang baik dan benar
dengan anaggota keluarga juga perhatian dalam pemberi asuhan pada orang tua
lansia maupun anak-anak.
2. Saran
Sebagai perawat hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun
hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan simpati, dan
mengetahui tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan usia
dewasa pertengahan atau orang tua paruh baya.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi 5. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Evelyn M. duvall & Brent C. Miller, Marriage and Family Development, Philadelphia; J.B.
Lippincott Company, 1997

Marilyn M. Friedman, Family Nursing: Theory and Assessment, Fleschner Publishing


Company, 1986

Anda mungkin juga menyukai