Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEENGAN

KELUARGA USIA PERTENGAHAN

Di
Susun oleh:
Kelompok 6
1.Apriyani Nahrawi (1801025)
2. Andika Yoram Imanuel Masadape(1801100)

Kelas : VI-B Keperawatan


Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga
Dosen pengampauh : Ns. Bayu Dwisetyo S.kep, M.kep

PROGRAM STUDI:ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “ASKEP Pada Keluarga Usia
Pertengahan” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan keluarga . Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Manado,April, 2021

Penyusun

Kelompk 6
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................
D. Manfaat...................................................................................................

BAB II PEMBAHSAN

A. Definisi.....................................................................................................
B. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia
Pertengahan..............................................................................................
C. Karakteristik Keluarga Dewasa
Pertengahan........................;...................................................................
Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia
D. Pertengahan............................................................................................
E. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan..................................................
BAB III KOSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian..............................................................................................
B. Diagnosa ................................................................................................
C. Intrvensi .................................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
C. Daftar pustaka ...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan  berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit Karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan
anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.

B. Rumusan Masalah
1.apa itu defenisi keluarga usia pertengahan?
2. Bagaimana perkembangan dan upaya meningkatkan keluarga bahagia pada usia
pertengahan?
3.Bagaimana karekteristik usia pertengahan?
4.Apa saja masalah yang ditemukan oleh keluarga usia pertengahan?
5.Apa saja tugas perkembangan keluarga usia pertengahan?
6.bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga pertengahan?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia Pertengahan.
D. Manfaat
Dalam asuhan keperawatan keluarga dengan keluaga usia peretengan manfaat bagi
keluarga yaitu bagaiaman mengetahi arti dari usia keluarga pertengahan dan apa saja
peran kelurga pertengahan , sedangkan bagi mahasiswa dengan asuhan keperawatan
keluarga pertengahna mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan
pada kelurga usia pertengahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65
tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan
adalah masa – menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa
depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi,
hasilnya membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle
adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun
hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang
tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun,
biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia
pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi denga n
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka
dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60
tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan didalam keluarga.

B. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan


Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup
banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa
maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya,
kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Dan  di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus
berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap
membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya
sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan
perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu
menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap
pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti
jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting
untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan
karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari
penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka
berdua dapat dipulihkan."

C. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan


Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata),
dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989,
dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal
menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi
dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan
berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa
kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman
1988).

D. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok,
berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan
anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang “terperangkap”
yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia
kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali
tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.

E. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan


1.Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak
pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu
banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi
akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital
akibat merokok.
2. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman, 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti
sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai
kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur
harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada
tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal
132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada
saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan
dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
3. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman,
1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas
pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.
Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti
keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Data Umum
1. Identitas kepala keluarga
2. Komposisi anggota keluarga
3. Tipe keluarga
4. Genogram
5. Suku bangsa
6. Agama
7. Status sosial ekonomi keluarga
b. Pengkajian Lingkungan
1. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
2. Sistem pendukung keluarga
c. Struktur keluarga.
1. Pola komunikasi keluarga.
2. Struktur Kekuatan keluarga.
3. Struktur Peran.
d. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif.
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi ekonumi
e. Stres dan koping keluarga
1. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
2. Strategi koping yang diigunakan
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
B. Diagnosa
1.Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
2.Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
3.Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan dengan kurangnya
peran serta keluarga dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Intervensi
a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan, keluarga dapat mengenal dan melaksanakan
peran masing-masing anggota keluarga secara tepat
Kriteria Hasil :
1. Anggota keluarga dapat menempatkan diri/berperan sebagai anggota keluarga
2. Keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan baik
3. Hubungan antara anggota keluarga baik.
Intervensi:
1. Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota keluarga.
 Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota keluarga.
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-masing
anggota keluarga.
2. Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing anggota keluarga tidak
dilaksanakan.
 Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga yang
efektif.
 Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian seefektif mungkin.
3. Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
 Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dalam
masyarakat, misalnya sarana hiburan, olahraga, dll.
b. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi konflik dalam keluarga
Kriteria Hasil :
1. Pembicaraan dua arah.
2. Ada umpan balik dengan saling mengungkapkan masalah.
3. Memcahkan masalah keluarga
4. Saling berinteraksi
5. Meningkatkan keharmonisan keluarga
6. Keputusan keluarga dapat mengatasi konflik
Intervensi:
1. Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi.
 Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi pada keluarga.
 Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota keluarga
 Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.
2. Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga.
 Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik
 Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi konflik
 Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan
c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan dengan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat berperan serta aktif dalam
kegiatan sosial masyarakat.
Kriteria Hasil :
1. Keluarga ikut dalam wadah sosial masyarakat
2. Keluarga aktif dalam menggunakan saran umum yang ada di lingkungan
tempat tinggal.
Intervensi :
1. Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan masyarakt.
 Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar lingkungan tempat
tinggal
 Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam masyarakat.
2. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam
masyarakat:
 Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar
 Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah kegiatan sosial
masyarakat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan.
Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak
terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus
terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan yang
memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh
hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk
mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan
tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain
ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan,
kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi lingkungan.
B. Saran
1.Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan
adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan
simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan
anak usia dewasa pertengahan.
2.Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu mengaplikasikannya kepada
masyarakat terutama pada keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
3.Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia
dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.

Daftar pustaka

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing.
Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept and
Practice. Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th Edition.
Connecticu : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Anda mungkin juga menyukai