KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
Kami dapat menyelesaikan makalah Komunitas yang berjudul ”Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah” tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Kami juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih
banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya dan
pembaca pada umumnya
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 11
4.2 Saran............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat Harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan Perlu
paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhiseluruh keluarga dansebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota.Keluarga
cenderung dalam pembuatran keputusan dan dan prose terapeutik padasetiap tahap
sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan paraanggota sebuah
keluarga baiasanya hidup bersamasama dalam satu rumahtangga, atau jika mereka
hidup secra terpisah, mereka tetap menganggap rumahtangga tersebut sebagai rumag
tangga mereka.
Dewasa ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah
dan kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu apa-apa saja
tugas dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga
sering terjadi pertengkaran di antara mereka. Oleh sebab itu, kelompok membuat
makalah tentang askep tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan masalah
Askep Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah, yaitu :
1.3 Tujuan
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga ”kulawarga” yang
berarti ”anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI : 1988).
Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak, kakek dan nenek.
Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah system social dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Gillis (1983)
Duvall
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 tahun) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal.
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab
serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua.
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Fase ini dimulai dari saat perkawinan hingga si istri hamil. Fase ini
merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian
tinggi pada bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan
jugA harus melakukan penyesuaian kepuasan (mutually satisfactory
adjustment) sejak awal perkawinan Keadaan akan makin sulit jika pasangan
juga harus melakukan penyesuaian di luar hubungan dengan suami/isterinya,
misal : melanjutkan sekolah, tugas luar kota, mobilitas tinggi, tergantung kpd
orangtua (tempat tinggal, finansial), hubungan dengan keluarga besar. Maka
ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh pasangan pada
fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik, antara lain :
(Duvall, sociological perspective, 1985)
a. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang
b. Menetapkan tenpat tinggal
c. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab kepada
siapa (pembagian peran & tanggung jawab)
d. Memantapkan kepuasan hubungan seksual
e. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional
f. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar
g. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman; kolega dan organisasi
h. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanaannya
i. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami isteri
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu.
Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah
keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan
keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya
pelayanan kesehatan. Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah
keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari
pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada
PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA. Tipologi dari
diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)
Diagnose yang mungkin muncul dalam keluarga yang baru menikah yaitu :
1. ketidak mampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang
sehat
2. kurangnya pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga
baru menikah
3. kerusakan pemeliharaan rumah
4. resiko terjadinya konflik
c. Intervensi
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan.
d. Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
a) Memberikan informasi
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara :
a) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c) Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara :
a) Mendemonstrasikan cara perawatan
b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;
a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b) Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
a) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
e. Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga . Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional.
1. Subjektif Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervens keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya
berkurang.
2. Objektif Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3. Analisa Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada
tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan.
4. Planning Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga pada tahap evaluasi.Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir
3.2 ASKEP KASUS
a. pengkajian
1. identitas KK
Nama : Dedi irawan
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SI pertanian
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : Jl.Raya Kemabang seri,km 14 Kec.Talang 4 Bengkulu Tengah
2. komposisi keluarga
No nama L/P Umur hub pend Pekerjaan Status
kesehatan
1 Dewi L 31 KK S1 Blm sehat
irawan pertanian punya
pekerjaan
2 Jeni P 24 Istri SMA Ibu sehat
juita rumah
tangga
3. Genogram
Kerinci
Bengkulu tengah
5. Suku Bangsa
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Ny.J
menurut Ny.J rumah yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian
belakang.kondisi rumah masih terlihat berantakan karena baru
seminggu yang lalu pasca pernikahan.antara rumah Ny.J dengan yang
lainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2 meter. Kondisi
ventilasi dirumah baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela atau
ventilasinya. Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara
sangat cukup.
2. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang
padat.Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari
2 meter.Ny.J mengatakan tetangganya cukup ramah,baik,dan sangat
kompak denagn berbagai kegiatan.mereka terkadang menghabiskan
waktu untuk mengobrol diteras salah satu rumah.
Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Ny.J.Menurut Ny.J
diseberang jalan rumahnya ada tempat praktek bidan,sehingga apabila
ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,mereka
pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau kepuskesmas yang berjarak
100 meter dari rumah Ny.J.kegiatan posyandu biasanya diadakan di
posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Ny.J
Untuk fasilitas umum,lingkungan rumah Ny.J jauh dari perkotaan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.D Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di
rumah Ny.J di Bengkulu tengah,dan untuk saat ini belum ada rencana
untuk pindah rumah
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.D Mengatakan berinteraksi sangat baik.Ny.J sering
mengikuti pengajian ma‟jlis ta‟lim di desa nya.begitu juga dengan
Tn.D semenjak tinggal dilingkungan Bengkulu tengah, mengikuti
kegiatan yang ada disana,seperti mengikuti pengajian.
d. Struktur Keluarga
1. Sistem Pendukung Keluarga
Tn.D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu
Tn.D dan Ny.J.apabila ada diantara mereka yang sakit,maka orang tua
dari Ny.J akan membantu pekerjaan rumah karena mereka berada
dalam satu rumah.
2. Pola Komunikasi Keluarga
Kluarga Tn.D mempunyai pola komunikasi yang cukup
baik,terbuka,Bila timbul masalah kelurga berusaha mendiskusikan
bersama-sama dan memberikan umpan balik yang tepat.Dan tidak ada
pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga.
3. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn.D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila
berkaitan dengan hal pengambilan keputusan Tn.D bertanggung jawab
untuk mengendalikan masalah dengan mengambil keputusan secara
kompromi dengan Ny.J.
4. Strukur Peran
Tn.D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya
karena ia masih tinggal bersama mertuanya. Tn.D merupakan
pemimpin keluarga, sedangkan Ny.J sebagai istri/ibu rumah tangga.
Peran Tn. D di dalam keluarga dilakukan dengan sebaik- baiknya.
Menurut Tn.D ia selalu berusaha menjadi suami yang baik. Tn.D pun
tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny.J
untuk memberikan masukan.
5. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai lembak karena mereka
berdua tinggal dilingkungan orang-orang lembak. Tn.D dan Ny.J
merupakan pekerja keras. Namun menurut Ny.J,mereka sendiri tidak
tahu yang seperti apa nilai lembak sehingga mereka menjalani
kehidupan sehari-hari seperti biasa. Norma yang dianut adalah norma
agama. Apabila menurut agama tidak baik maka mereka tidak akan
melakukan hal itu.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.D dan Ny.J selalu berusahha saling memperlihatkan kasih sayang
baik anatar mereka berdua, maupun orang tua dari ny.Jeni. mereka
selalu berusaha menerapkan komunikasi yang terbuka dalam segala
hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi masalah. Mereka tidak
sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan- perasaan
mereka.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling
menyesuaikan diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru
yang mereka terima, termasuk peran suami istri. Dengan lingkungan
sekitar, keluarga Tn.D mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan
lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan baik dan
harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan
norma agama dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan
harmonis dan sejahtera. Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga
diserahkan kepada istri(Ny.J) namun apabila nanti ada masalah yang
sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan bersama. Kelaurga
mengatakan, bila nanti mempunyai anak, mereka akan mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan
seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti
demam, batuk filek, hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua
pasangan suami istri belum mengalami sakit/membutuhkan pelayanan
perawatan.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.Dedi saat ini belum memiliki anak, karena baru 1
minggu menikah. Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya
diberi dua orang anak, tetapi mereka juga mengatakan terserah
kepada Yang Kuasa mau member mereka anak berapa, mereka akan
bahagia.
5. Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Tn.Dedi belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini, masih
bergantung kepada orang tua. Sehingga mereka memutuskan untuk
tinggal bersama orangtua Ny.J.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa
lalu. Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem
dukungan sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka
pada saat membutuhkan pertolongan dikemudian hari.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional
yaitu pada saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia
sering lupa makan, dan membiarkan menunda waktu makan,
sehingga terjadi penurunan BB drastic pada Ny.J.
g. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum
kondisi kesehatan secara fisik, Ny.Jeni mengalami penurunan BB drastic dan
Tn.Dedi ada masalah cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok
1. Keadaan Umum 52 kg 45 kg
BB 165 cm 150 cm
TB
2. Kepala :
Rambut Ikal, hitam, dan bersih Lurus, hitam, halus dan
bersih
Mata Konjungtivaan anemis, Konjungtivaan anemis,
Telinga
Pendengaran baik, serumen Pendengaran baik, serumen
(-) (-)
3. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
JVP vena jugularis Tidak ada vena jugularis Tidak ada
Kelenjar Tiroid pembengkakan pembengkakan
4. Dada :
Mamae
Inspeksi Tidak ada Tidak ada
pembengkakan,simetris pembengkakan,simetris
antara kiri dan kanan antara kiri dan kanan
Palapasi Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
Paru :
Palapsi Tidak ada bengkak, lesi (-) Tidak ada bengkak, lesi (-)
Auskulta
Bunyi nafas vesikuler, RR Bunyi nafas vesikuler, RR
si
normal normal
5. Abdomen
Inspeksi Simetris, warna normal, Simetris, warna normal,
asites (-) asites (-)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan tidak ada benjolan
6. Genetalia _ _
7. Ekstermitas
Atas dan Bawah
Inspeksi Berfungsih dengan baik Berfungsih dengan baik
ANALISA DATA
Data Objektif :
Data Objektif :
PROITITAS MASALAH
Dx.I. Penurunan berat badan setelah pernikahan sehingga terjadi mudah lelah pada keluarga
Tn.Dedi khususnya Ny.Jeni B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.
Tota 41/2
l
Dx.II. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada keluarga Tn.Dedi
khususnya pada Tn.Dedi B.d ketidakmampuab mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat
Dx.III Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn.Dedi Khususnya
Tn.Dedi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah.
Tota
l
PERENCANAAN
Rencana Keperawatan pada keluarga Tn.Dedi Khusunya Ny.Jeni Dengan
Penurunan Berat badan drastic, serta Tn.Dedi dengan Cemas da Resiko
terjadinya penyakit akibat merokok
EVALUASI
4.1 Kesimpulan