Anda di halaman 1dari 18

Makalah Keperawatan Kesehatan Keluarga

“Menyusun Askep Pada Keluarga Baru Menikah Dan Child


Bearing”

Disusun Oleh :
Priscel Regina
( 203110183 )
3B
Dosen Pembimbing:
Murniati Muchtar,SKM.M.Biomed

D III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TA 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang bertema “Menyusun Askep pada keluarga baru
menikah dan child bearing” ini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya penulis sampaikan
shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga sebagai
pengetahuan untuk kita semua. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada bapak Murniati
Muchtar,SKM.M. Biomed selaku dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam mencari ilmu dan untuk para
pembaca semua dalam menambah pengetahuan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Padang, 09 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................................2

Daftar Isi ....................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

a.Latar Belakang ......................................................................................................................4

b.Rumusan Masalah ...................................................................................................................5

c.Tujuan Penulisan…………….…………………….……………………………………..…..5

BAB II Pembahasan

a. tahap perkembangan keluarga baru menikah………………………………………………..6


b.tahap perkembangan keluarga child bearing…………………………………………………8
c. Asuhan Keperawatan………………………………………………………………………….8

BAB III Penutup

a. Kesimpulan…………...............................................................................................................17

b.Saran………………………......................................................................................................17

Daftar Pustaka .............................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinisikan oleh istilah kerabat,
individu bersatu. Jalin hubungan pernikahan dengan menjadi orang tua. Keanggotaan yang luas
keluarga adalah yang memiliki hubungan pribadi dan timbale balik kembali memenuhi
kewajiban dan memberikan dukungan. Disebabkan oleh kelahiran, adopsi atau pernikahan
(Stuart, 2014). Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie dalam Harnilawati, 2013)

Keluarga memiliki 8 tahapan perkembangan, yaitu keluarga baru (keluarga sedang), keluarga
dengan anak pertama <30 bulan (anak lahir), keluarga dengan anak prasekolah (3-5 tahun), dan
keluarga dengan anak usia sekolah ( 6-12 tahun), keluarga dengan anak di bawah umur (13-20
tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak pertama meninggalkan rumah), keluarga paruh baya
(keluarga paruh baya). Menurut Harmoko (2012), anak usia sekolah adalah 6 tahun. Usia di
sekolah mengacu pada jumlah anak yang telah memperoleh dasar pengetahuan agar berhasil
beradaptasi dengan kehidupan orang dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

Perkembangan keluarga yaitu model kerangka kerja yang memperkenalkan bahwa suatu
keluarga berkembang melalui pengalaman dan transisi peran yang dialami selama
perkembangan. Prinsip yang digunakan dalam melihat perkembangan keluarga dapat dilihat
melalui tugas perkembangan keluarga. Tugas perkembangan keluarga harus dipenuhi di setiap
perkembangan. Dalam sebuah perkembangan ini keluarga sebagai system berkembang ke arah
tingkatan fungsi yang lebih tinggi sehingga berdampak terhadap berbagai hal.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun asuhan keperawatan keluarga pada tahan perkembangan keluarga


Baru menikah dan Child Bearing??

2. Tujuan

1. Untuk memahami Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahapan Perkembangan Keluarga


Baru Menikah dan child bearing

BAB II
5
PEMBAHASAN

1. Keluarga Pasangan Baru / baru menikah

Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang belum
mempunyai anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.

Menurut Doengoes (2010), pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu


keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang
baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah saat ini membuat
porsi rumah tangga menjadi lebih kecil daripada beberapa dekade sebelumnya.

Tugas perkembangan keluarga pasangan baru :

1) Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain.


2) Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.
3) Merencanakan sebuah keluarga.
4) Perhatian kesehatan

Tahapan dan Tugas keluarga baru

a. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah.


b. Keluarga dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
c. Keluarga dengan anak prasekolah.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah.
e. Keluarga dengan anak remaja.
f. Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat.
g. Keluarga dengan tahapan berdua kembali.
h. Keluarga dengan tahapan masa tua

6
Masalah yang sering terjadi pada tahap perkembangan keluarga baru yaitu masalah
kekurangan pengetahuan tentang KB atau Prenatal care, membina hubungan intim yang
memuaskan, membina hubungan dengan anggota keluarga yang lain, dan membina kesepakatan
untuk tujuan bersama (Harmoko, 2012).

Salah satu tindakan keperawatan untuk menambah pengetahuan keluarga baru tentang KB
adalah dengan diberikannya pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau
penerapan pendidikan dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan adalah
semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, praktek baik individu,
kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2012).

Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya terdapat delapan tugas pokok
yaitu :

a) Pemeliharaan fisik keluarga, yaitu keluarga bertanggung jawab menyediakan tempat


tinggal, pakaian yang sesuai dan makanan yang cukup bergizi, serta asuhan kesehatan
atau asuhan keperawatan yang memadai.
b) Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, yaitu keuangan waktu
pribadi dan hubungan dengan orang lain.
c) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
d) Sosialisasi antar anggota keluarga.
e) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f) Pemeliharaan ketertiban antar anggota keluarga

7
2. Keluarga Child Bearing

Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai sampai


kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Pada periode
childbearing (transisi), ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi (Abi
Muhlisin. 2012).

Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Childbearing

Adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan


dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orang tua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, menata ruang untuk anak.

Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yangterus menerus dan
keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. Dengan
kata lain data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga, kemudian
diklasifikasikan dan dianalisis untuk menginterprestasikan artinya. (Friedman, 2010).

a) Pengkajian keluarga meliputi :

Pengkajian data umum :

1) Nama KK
2) Umur
3) Alamat
4) Pekerjaan KK
5) Pendidikan KK
6) Komposisi keluarga
7) Genogram

8
8) Tipe Keluarga
9) Suku Bangsa
10) Agama
11) Status Sosial Ekonomi Keluarga
12) Aktivitas Rekreasi Keluarga

b) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

(1) Tahap Keluarga Saat ini

Tahapan perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua dari keluarga inti.

(2) Tugas Tahapan Perkembangan Yang Belum Terpenuhi Menjelaskan tentang tugas keluarga
yang belum terpenuhidan kendala yang dialami keluarga.

(3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan anggota keluarga, upaya
dalam pencegahan suatu penyakit.

(4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit menular dan keturunan.

(5) Data Lingkungan

(a) Karakteristik rumah

 Ukuran rumah.
 Kondisi dalam rumah dan luar rumah.
 Kebersihan rumah.
 Ventilasi rumah.
 Saluran pembuangan air limbah.
 Pengolahan sampah.
 Kepemilikan rumah.
 Kamar mandi.
 Denah rumah.

9
(b) Karakteristik tetangga dan komunitas

Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunias setempat dan meliputi kebiasaan,
nilai dan norrma serta budaya penduduk setempat.

(c) Mobilisasi geografi keluarga

Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga.

(d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul dan berinteraksi
dengan masyarakat.

(e) Sistem pendukung keluarga

Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang mendukung
kesehatan.

(6) Struktur komunikasi keluarga

(a) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan bagaimana anggota keluarga


menciptakan komunikasi.

(b) Struktur Kekuatan keluarga

Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga


untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

(c) Struktur Peran

Menjelaskan tentang peran masing – masing anggota keluarga secara formal maupun informal
baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

(d) Nilai dan norma budaya

Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut keluarga dan berhubungan dengan kesehatan.

10
(7) Fungsi keluarga

Secara umum fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :

(a) Fungsi afektif

Yaitu fungsi mempertahankan kepribadian memfsilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,


memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.

(b) Fungsi Sosialisasi dan status sosial

Yaitu fungsi memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif, serta memberikan status pada anggota keluarga.

(c) Fungsi Reproduksi

Yaitu fungsi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.

(d) Fungsi Ekonomi

Yaitu fungsi menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

e) Fungsi Perawatan Kesehatan

Yaitu menyediakan kebutuhan fisik : makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan.

(8) Stress dan koping keluarga

(a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga dan memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan stressor jangka panjang adalah stressor yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan

(b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi

Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor dan situasi.

(c) Strategi koping yang digunakan

Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan keluarga bila ada permasalahan.

11
(d) Harapan keluarga

Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan.

(e) Pemeriksaan fisik

Pada Pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi : Pengkajian mental, pengkajian fisik,
pengkajian fisik, pengkajian emosi, pengkajian sosial dan pengkajian spritual.

2. Penetapan prioritas masalah

Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian
maslah keperawatan melalui perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria.

1) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko (skor 2), dan wellness
(skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi
atau kearah pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

2) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala mudah (skor 2), sebagian
(skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data
pengetahuan (pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah
yang ada), sumber daya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya
perawat (pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat (dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan sokongan masyarakat).

3) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor tinggi (skor 3) cukup
(skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data dari masalah
yang berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya maslah (waktu masalah itu ada),
tindakan yang sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan adanya
kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

4) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor 2), tidak perlu segera
(skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot 1.

12
3. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap gangguan
kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan respon dari seorang individu, keluarga,
kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015). Menurut Sudiharto (2012), ada tiga komponen
penting dalam suatu diagnosis keperawatan yaitu :

a. Problem

Dapat didefinisikan sebagai respons manusia terhadap masalah - masalah kesehatan yang aktual
atau potensial sesuai dengan data - data yang didapat dari pengkajian yang dilakukan.

b. Etiologi

Dapat didefinisikan sebagai petunjuk pengalaman – pengalaman individu yang telah lalu,
pengaruh genetika, faktor – faktor lingkungan yang ada saat ini, atau perubahan – perubahan
patofisiologis.

c. Sign and sympton

Menggambarkan sesuatu yang dikatakan oleh sesuatu yang dikatakan oleh klien dan sesuatu
yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikasikan adanya masalah tertentu.

Diagnosa keperawatan keluarga yang bisa diambil berdasarkan masalah menurut Herdman
(2015), yaitu :

1) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran pada status kesehatan


anggota keluarga.
2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan.
3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan.

13
4. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap tujuan khusus.
Intervensi keperawatan meliputi : perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan
keperawatan (Sudiharto, 2012). Menurut Bulechek (2013), intervensi yang dapat disusun
berdasarkan masalah keperawatan pada tahap perkembangan pasangan baru dengan keluarga
berencana yaitu :

1) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran pada status kesehatan


anggota keluarga.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut Moorhead
(2016), diharapkan gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran pada status
kesehatan anggota keluarga dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Kesehatan fisik anggota keluarga tidak terganggu


b) Aktivitas fisik anggota keluarga tidak terganggu
c) Skrining kesehatan anggota keluarga sesuai usia
d) Sumber daya perawatan kesehatan yang tepat

Intervensi :

a) Identifikasi bagaimana keluarga menyelesaikan masalah kesehatannya


b) Identifikasi peran yang biasa dalam sistem keluarga
c) Berikan pendidikan dan informasi mengenai status kesehatan
d) Bantu keluarga meningkatkan strategi koping yang ada
e) Fasilitasi strategi untuk menurunkan stres dalam keluarga

14
2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut Moorhead
(2016), diharapkan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan dapat teratasi dengan kriteria hasil

a) Mampu mengidentifikasi informasi yang relevan


b) Mampu mengidentifikasi alternatif pilihan
c) Mampu memilih alternatif - alternatif pilihan

Intervensi :

a) Bangun komunikasi sedini mungkin sejak bertemu dengan keluarga


b) Informasikan pada keluarga mengenai pandangan – pandangan atau solusi alternatif
dengan cara yang jelas dan mendukung
c) Berikan informasi sesuai permintaan keluarga
d) Tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan keluarga dan pandangan penyedia
perawatan kesehatan mengenai kondisi keluarga
e) Bantu menjelaskan keputusan pada keluarga sesuai dengan kebutuhan
f) Fasilitasi percakapan keluarga mengenai perawatan

3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut Moorhead
(2016), diharapkan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Keluarga mengetahui bagaimana konsepsi terjadi


b) Keluarga mengetahui pengaruh nilai personal dalam pemilihan metode kontrasepsi
c) Keluarga mengetahui bagaimana kontrasepsi yang dipilih bekerja
d) Keluarga mengetahui penggunaan kontrasepsi pilihan yang tepat
e) Keluarga mengetahui efektifitas metode kontrasepsi pilihan

15
Intervensi :

a) Gali pengetahuan dan pemahaman keluarga terhadap pilihan kontrasepsi


b) b) Diskusikan metode - metode kontrasepsi termasuk efektifitas, efek samping,
kontraindikasi dan tanda gejala yang perlu dilaporkan ke petugas kesehatan.
c) Instruksikan keluarga mengenai fisiologi reproduksi manusia, termasuk sistem reproduksi
laki - laki dan perempuan
d) Instruksikan aktivitas seks yang aman sesuai indikasi.
e) Tentukan kemampuan dan motivasi klien dalam menggunakan metode tertentu.

5. Implementasi keperawatan

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat sebaiknya tidak
bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi
tim perawatan kesehatan dirumah (Setiadi, 2010).

6. Evaluasi keperawatan

Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahap penilaian atau evaluasi
adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dengan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam
mencapai tujuan (Setiadi, 2010)

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang belum
mempunyai anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.

Tugas perkembangan keluarga pasangan baru : Membentuk pernikahan yang memuaskan


bagi satu sama lain, Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, Merencanakan
sebuah keluarga, Perhatian kesehatan

Tahapan dan Tugas keluarga baru yaitu Pasangan pemula atau pasangan baru menikah,
Keluarga dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama), Keluarga dengan anak prasekolah,
Keluarga dengan anak usia sekolah, Keluarga dengan anak remaja, Keluarga dengan melepaskan
anak ke masyarakat, Keluarga dengan tahapan berdua kembali, Keluarga dengan tahapan masa
tua

Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.

Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Childbearing, Adaptasi perubahan anggota


keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan
tanggung jawab, bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, menata
ruang untuk anak

B. Saran

Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa
keperawatan dan menjadi informasi dan pengetahuan bagi kita semuanya. Dan penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan dan
kepercayaan kepada penulis untuk membuat makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria, dkk 2016. Nursing Interventions Classification. Lanford Lane: Elsevier

Abi Muhlisin, 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: gosyen publishing

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC

Mubarak dan Santoso, 2014. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga childbearing.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai