Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA SESUAI KEBUTUHAN TUMBUH KEMBANG


KELUARGA DENGAN USIA PERTENGAHAN DAN LANSIA
(USIA LANJUT)
DOSEN: SRI YULIANTI, S.KEP.,NS.,M.KEP

DI SUSUN OLEH KELOMPOK III:


YHEFIN SAMPE PARENDEN (201801137)
ANANDA SHSILIA LAMBE (201801093)
HERLI (201801104)
MOH DUR SULE (201801114)
NILUH GABRIELA (201801119)
SINTA (201801135)
YELCI KALOAN (201801136)

PROGRAM STUDI S1 NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya Penyusun telah dapat menyelesaikan Makalah ini meski pun
secara sederhana. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua.

Makalah ini Penyusun susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga. Dalam penyusunannya Peyusun menemui berbagai rintangan. Namun
Tuhan Yang Maha Esa sangat memperhatikan hambanya yang mau berusaha dan
berdoa. Sehingga dengan adanya bantuan dari berbagai pihak Makalah ini dapat
diselesaikan.
Pada kesempatan ini, tak lupa Penulis ucapkan Terima Kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan Makalah ini. Penulis berharap
Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palu, 15 April 2021

Kelompok III

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Konsep Keperawatan Keluarga......................................................................3

B. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan...........................4

C. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Lansi (Usia Lanjut)........................8

D. Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan Dan


Lansi (Usian Lanjut).......................................................................................9

1. Pengkajian keluarga...................................................................................9

2. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga............................................16

3. Perencanaan.............................................................................................21

4. Pelaksanaan..............................................................................................22

5. Penilaian...................................................................................................23

BAB III PENUTUP...............................................................................................25

A. Kesimpulan...................................................................................................25

B. Saran.............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap
anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki
keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan Leny,
2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.
Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas.
Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program guna
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat berhasil
berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan. Dalam
ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi
kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga sehingga program dapat berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali
dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa
prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan
keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota
keluarga. Membantu dalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari
permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap perkembangan keluarga
(Padila, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep keperawatan keluarga?
2. Bagaimana konsep dari Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan?
3. Bagaimana konsep dari Tahap Perkembangan Keluarga Lansi (Usia
Lanjut)?

1
4. Apa Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga Pertengahan
Dan Lansi (Usia Lanjut)?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusun makalah ini adalah:
1. Mengetahui konsep keperawatan keluarga.
2. Mengetahui konsep dari Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan.
3. Mengetahui konsep dari Tahap Perkembangan Keluarga Lansi (Usia
Lanjut).
4. Mengetahui Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga
Pertengahan Dan Lansi (Usia Lanjut).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti
ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup
bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001,
dalam Doane & Varcoe, 2005).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI,1988).
2. Tujuan perawatan keluarga
a. Tujuan umum:
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka
secara produktif
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
5) Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
3. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga
yaitu

3
a. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan.
b. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
c. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah.
d. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi.
e. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.

B. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan


1. Definisi
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia  pertengahan
bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan  berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang
lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga
anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik 
kesimpulan bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya
40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir   pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam
keluarga.
2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu
periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia
lanjut, cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik   
pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. bila konflik itu
dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.

4
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya
meninggal tanpa kebahagiaan. dan di usia pertengahan ini juga, sebagian
pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi
sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian
hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih
mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya
ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani
periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut.
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk 
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah
faktor  fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan
kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa
mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan
dan penting untuk dilakukan. psikoseksual, juga salah satu faktor penting
untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering
jenuh dalam hubungan suami istri.
“Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini
penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga
kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan.”
3. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan
Menurut fridman (1998 hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu:
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan
waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program
olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan
yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan
alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang
tua yang berusian lanjut.

5
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan: membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang
tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa
kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum
kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang
bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak
mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
4. Tugas Perkembangan Usia Pertengahan
a. Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi
lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin
mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri
selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih
baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya
terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-
perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi
akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya
kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya
hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami
serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa
pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan
cara- cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai
penyakit  juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. penyakit
hati, kanker  dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab
kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian
urutan ke empat.
b. Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak-Anaknya Dan
Sebayanya

6
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas
perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977
dalam friedman, 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan
pasangan usia  pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan
mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek
tanpa tanggung  jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur
harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus
terjadi pada tahap perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam  perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan  jemunya ikatan, bukan karena kualitas
traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan
kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas-tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio-kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat
kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian
penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup
berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu
pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain  pihak. pemanduan
antara keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi
individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan
berkeluarga.

Adapun tahap keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas


perkembangan keluarga:
a. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para


orang tua (lansia) dan anak-anak.

c. Memperkokoh hubungan perkawinan.

d. Persiapan masa tua/ pensiun.

7
C. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Lansi (Usia Lanjut)
1. Definisi
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan
tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun  psikologis.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia pada Bab I Pasal 1 Ayat Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan t adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
yang berakhir dengan kematian.
Dalam buku ajar geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi
Martono (1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaikikeruskan yang diderita.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara
perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini
dapat mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lansia, termasuk
kehidupan seksualnya. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus
atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua
makhluk hidup. Proses menua merupakan kombinasi bermacammacam
faktor yang sling berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang
menjelaskan tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum,
proses menua didefinisikan sebagai  perubahan yang terkit waktu, bersifat
universal, intrinsik, progresif, dan detrimental ntrinsik, progresif, dan
detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup

8
berikut akan dikemukakan bermacam-macam teori  proses menua yang
penting.

2. Tahap keluarga lanjut usia Tugas perkembangan keluarga:


a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup

b. Mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan

c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

d. Mempertahankan hubungan perkawinan

e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

f. Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi

g. Melakukan life review masal lalu.

D. Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan Dan


Lansi (Usian Lanjut)
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga
dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses
keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penelitian (Jhonson dan
Leny, 2010).

1. Pengkajian keluarga
Pengkajian merupakan suatu tahapan di mana perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya. a. Pengumpulan
data Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan
metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan rumah,
pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga secara head to toe dan
telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan
lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga
adalah:
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

9
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
a) Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Komposisi
tidak hanya mencantumkan penghuni rumah tangga, tetapi juga
anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut.
Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu
anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudia diikuti dengan
anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai
dari yang tua, kemudia mencantumkan jenis kelamin, hubungan
setiap anggota keluarga tersebut, tempat tanggal lahir atau umur,
pekerjaan dan pendidikan.
b) Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram
merupakan alat pengkahian informatif yang digunakan untuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga.
Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas generasi)
dan horizontal (dalan generasi yang sama) untuk memahami
kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal
tersebut, maka genogram keluarga harus memuat informasi tiga
generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing orang tua).
Keterangan:
: Laki-Laki

: Perempuan

10
: Klien yang diidenfikasi

: Meninggal

: Menikah

: Pisah

: Cerai

: Tidak menikah

: Anak adopsi/anak angkat

: Kembar

: Anggota serumah

11
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/ tipe keluarga tersebut
7) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebuthan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang yang dimiliki
oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat relreasi tertentu, namu
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

12
termasuk imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebeblumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum digunkan serta dilengkapi dengan
denah rumah.
2) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
d. Struktur keluarga
1) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.

13
2) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi antar anggota
keluarga
3) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
4) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
5) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Struktur keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
2) Fungsi sosialiasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggotan keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta prilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mapu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhdapa anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapar meningkatkan kesehatan dan mampu

14
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga.
c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota keluarga memnuhi
kebutuhan sandang pangan dan papan serta sejauh mana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
pengingkatan status kesehatan keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan.
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memrlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor .
3) Strategi koping yang digunakan.
4) Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalah
g. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan

h. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang


digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

i. Harapan keluarga

15
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan
dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawatan
keluarga.

Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi,


dan simtom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari
NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima
tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah.

Tipologi dari dignosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa


keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko
(ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellness).

Penulisan diagnosa keperawatan keluarga :

a. Diagnosa keperawatan keluarga : actual

Contoh:
1) Usia pertengahan
Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi.
2) Usia lanjut
Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn.W terutama Ny.Sr
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota dengan masalah kesehatan : reumatik
Ketidak mampuan keluarga merawat dapat pula mencerminkan tiga
etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat
merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau lebih
etiologi tersebut.

16
b. Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman)

Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah ada


data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat dan lain sebagainya.

Contoh :

1) Usia pertengahan
a) Resiko terjadinya penyakit TB Paru pada keluarga Tn. A
khususnya Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal pentingnya kebersihan lingkungan dan sirkulasi udara
yang baik.
b) Resiko kesepian pada keluarga Tn.A khususnya Tn.A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga
2) Usia lamjut
Resiko integritas kulit pada keluarga Tn.W terutama Ny.Sr
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan luka decubitus.
c. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)
Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan
dimana kelurga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat di tingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan
etiologi.
Contoh :
1) Usia pertengahan
a) Potensial peningkatan status kesehatan Tn.A keluarga.
b) Potensial peningkatan status kesehatan pada keluarga Tn.A tentang
kebersihan lingkungan dan sirkulasi udara yang baik.
2) Usia lanjut
a) Pontesial meningkatkan status kesehatan Ny.Sr
b) Pontesial meningkatkan kempuan merawat ny.Sr dengan
kebersihan area lika decubitus.

17
Berikut disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan kondisi
kesehatan kelurga berdasarkan NANDA dalam friedman (1989).

Tabel : Rumusan Dignosa keperawatn keluarga

Aspek Rumusan Diagnosa


Kesehatan lingkungan Kerusakan pemeliharaan rumah
keluarga
Pola dan proses komunikasi Kerusakan komunikasi verbal
keluarga
Struktur kekuatan (power) Konflik menyangkut keputusan
keluarga
Struktur peran (role) a. Berduka yang diantisipasi
b. Berduka disfungsional
c. Isolasi sosial
d. Perubahan dalam perenting

a. Perubahan kinerja peran


b. Gangguan citra tubuh
Nilai – nilai keluarga Konfilk lain
Fungsi efektif a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan menjadi orang tua
c. Berkabung yang difungsional
d. Koping keluarga tidak efektif
e. Resiko terjadi kekerasan

Fungsi sosialisasi a. Perubahan proises keluarga


b. Kurang pengetahuan
c. Kurang peran orang tua
d. Perubahan menjadi orang tua
e. Perilaku mencari
pertolongan kesehatan
(diagnosa wellness)
Fungsi perawatan kesehatan Perubahan pemeliharaan
kesehatan perilaku mencari
kesehatan

Proses dan strategi koping a. Koping keluarga tidak efektif


keluarga b. Resiko kekerasan

18
Setelah seluruh diagnosa keperawatan kelurga ditetapkan sesuai
prioritas, maka selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga (format
pengkajian kemandirian : lihat di penilaian).
Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama keluarga
harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan.

Tabel : skala prioritas masalah keluarga

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/ 3
kurang sehat)
b. Ancaman 1
kesehatan 2
c. Keadaan
sejahtera 1
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah
untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. rendah 1

Sumber : Baylon & Maglaya

19
Cara melakukan skoringnya adalah :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria


2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga

Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi


untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3)
diberikan pada tidak/kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan
disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan
keadaan sejahtera skor satu.

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah,


perawat perlu memperhatikan faktor-fakor berkut :

1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk


menangani masalah.
2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun
tenaga.
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
masyarakat dan dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat


perlu memperhatikan faktor-faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah


itu ada.

3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat


dalam memperbaiki masalah.

20
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah masalah.

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu


menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan
tersebut.

3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Tujuan
dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai
(achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART). Rencana intervensi
ditetapkan untuk mencapai tujuan. Wright dan Lrahey dalam friedman
(1998) membagi intervensi keperawatan keluarga menjadi dua tingkatan
intervensi, yaitu intervensi permulaan dan intervensi lanjut. Intervensi
permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif dan langsung
kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi sejumlah intervensi
terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial dan tidak langsung.

Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan (tipologi)


intervensi keperawatan keluarga menjadi :

a. Intervensi supplemental Perawat sebagai pemberi perawatan langsung


dengan mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat
melakukannya.
b. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga
seperti pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan pelayanan
kesehatan dirumah.
c. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung

21
jawab pribadi. Perawat membantu keluarga memanfaatkan sumber-
sumber perawataan untuk keluarganya termasuk dukungan internal dan
ekternal. Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan
menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektis dan
psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan
kesehatan, tetapi modalitas ataupun terapi koplementer pada akhirnya
ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima
tugas keluarga dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pernyataan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respons verbal,
sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang
kita tentukan berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam
menentukan standar antara klien satu dengan klien yang lainnya
walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi berbeda.
Contoh:
Tujuan Khusus: Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat
menjelaskan tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue. Kriteria:
Respons verbal (karena menjelaskan).
Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1) Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2) Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat
pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya.
Tindakan perawatan terhadap keluarga mencangkup dapat berupa:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1) Memberikan informasi penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

22
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
1) mengintifikasi konsukuensi tidak melakukan tindakan.
2) mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
3) mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang


sakit :
1) mendemostrasikan cara perawatan.

2) menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.

3) mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan.

d. membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan


menjadi :
1) menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.

2) melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,


dengan cara :
1) memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan
keluarga.
2) membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi dapat
bervariasi seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan
kesehatan, kontrak, memanajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi.

5. Penilaian
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara
bertahap, demikian halnya dengan penilaian.
Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP
(subyektif, obyektif, analisa, dan planning).

23
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga atau data subjektif.
a. Usia pertengahan
misalnya keluarga Tn. A mengatakan bahwa keluar Tn.A mengerti
mengenai tahap perkembangan keuarga usia pertengahan.
b. Usia lanjut
Keluarga tn. W mengatakan mengertitentang kebersihan Ny.Sr dengan
masalah luka decubitus.
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diuku atau data onjektif.
a. Usia pertengahan
misalnya tekanan darah tuan Tn.A sudah mulai membaik (130/90
mmHg).
b. Usia lanjut
Luka decubitus pada Ny. Sr sudah membaik.
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.

Penilaian terhadap asuhan keperawatn juga dilakukan dengan melakukan


penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian kemandirian
keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum
diberikan pembinaan/tindakan keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah
pembinaan/tindakan keperawatan dilakukan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 267 Tahun 2006, penilaian
kemandirian keluarga ini diajdikan sebagai outcome pelaksanaan perawatan
kesehatan masyarakat (perkesmas) dipusat kesehatan masyarakat
(perkesmas).

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,1988).
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia  pertengahan
bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan  berakhir pada saat
seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia pada Bab I Pasal 1 Ayat Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan t adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kematian.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali
dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa
prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan
keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota
keluarga. Membantu dalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari
permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap perkembangan keluarga
(Padila, 2012).
B. Saran
Penyusun mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih
memahami tentang konsep Keluarga Dengan Usia Pertengahan Dan Lansia
(Usia Lanjut). Selain itu juga diharapkan pembaca dapat mambaca berbagai
refresi sehingga menambawa pengetahuan tentang konsep Keluarga Dengan
Usia Pertengahan Dan Lansia (Usia Lanjut).

25
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek.
Edisi Kelima. Jakarta: FKUI

Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika

Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu

Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis


ProsesProses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC

Nugroho, Wahyudi.2008. Asuhan Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai