DISUSUN
OLEH : KELOMPOK 12
1. HASANAH (022STYC19)
2. HUMAENI (026STYC19)
3. MOH. KIN ALFARIZI (044STYC19)
Assalamualaikum warohmatullahhiwabarokatuh
Alhamdulillah, Penyusun panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT,
karena dengan Rahmat dan RidhoNya lah penyusun dapat menyelesaikan
tugas Asuhan Keperawatan Keluarga.
Dalam penyusunan tugas ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
ini. Tidak lupa penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada Dosen
pengampu Heri Bahtiar., S.Kep., Ns., MPH yang telah ikut serta dalam
memberikan tugas dan bimbingan dalam penyusunan Asuhan Keperawatan
Keluarga.
Semoga ALLAH SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam meyelesaiakan Asuhan
Keperawatan Keluarga ini. Penyusun berharap Asuhan Keperawatan Kelurga
ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Wassalamualaikum warohmatullahhiwabarokatuh
( Kelompok 12)
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAUHULUAN……………………………………………………..1
1.1. Latar
Belakang………………………………………………………....1
1.2. Tujuan………………………………………………………………
….3
BAB II TINAJAUAN PUSTAKA……………………………………………...4
A. Konsep dasar keluarga………………………………………………….4
B. Konsep dasar teori gastritis ……………………………………………………5
4. Fungsi Keluarga
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Rahayuningsih. D. (2011) pemeriksaan penunjang pada
pasien dengan gastritis, meliputi :
a. Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
b. Pemeriksaan serum vitamain B12, bertujuan untuk
mengetahui adanya defisiensi B12.
c. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah
dalam feses
d. Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCl
lambung.
e. Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
f. Tes antibody serum, bertujuan mengetahui adanya antibodi
sel parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap
Helicobacter pylori.
g. Endoscopy, biopsy, dan pemeriksaan urine biasanya
dilakukan bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus
peptikum.
h. Sitologi, bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel
lambung.
10. Penatalaksanaan
a. Berkonsultasi ke dokter, dokter akan memberi obat sesuai
keluhan dan penyebab. Umumnya gastritis yang disebabkan
oleh infeksi diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan
dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi
gastritis (Nurhayati, 2010).
b. Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan:
1) Pemeriksaan darah, tes ini digunakan untuk memeriksa
adanya antibody H. Pylori dalam darah. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi
akibat pendarahan lambung akibat gastritis (Nurhayati,
2010). Hasil test yang positif menunjukkan bahwa
seseorang pernah mengalami kontak dengan bakteri H.
Pylori dalam hidupnya tetapi keadaan tersebut bukan
berarti seseorang telah terinfeksi H. Pylori (Okviani,
2011)
2) Pemeriksaan feses, tes ini memeriksa apakah H. Pylori
dalam feses atau tidak (Nurhayati, 2010). Hasil tes yang
positif menunjukkan orang tersebut terinfeksi H. Pylori.
Biasanya dokter juga menguji adanya darah dalam tinja
yang menandakan adanya perdarahan dalam lambung
karena gastritis (Okviana,2011).
3) Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini
dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar
X (Nurhayati, 2010).
4) Rontgen saluran cerna bagian atas, tes ini akan melihat
adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya (Nurhayati, 2010). Agar dapat dilihat dengan
jelas biasanya penderita diinjeksi terlebih dahulu dengan
bubur barium (Okviani, 2011).
c. Pengobatan non-farmakologi (Pemberian Terapi Relaksasi
Benson Untuk Mengatasi Gangguan Rasa Nyaman)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari Ike, dkk
(2014), yang berjudul “Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
Terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja” dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebelum kunjungan tingkat stres
ringan sebanyak 10 orang (71.4 %), tingkat stres sedang
sebanyak 4 orang (28.6%), sedangkan sesudah kunjungan
tingkat stres ringan sebanyak 6 orang (42.9%), tingkat stres
sedang sebanyak 7 orang (50.0%), dan tingkat stres berat
sebanyak 1 orang (7.1%). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Wahyu (2018), yang berjudul “Efektifitas
Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pasien Pasca
Sectio Caesarea” dengan hasil pengamatan penelitian terhadap
nyeri pasca section caesarea, diketahui sebelum diberikan terapi
Relaksasi Benson sebagian besar responden memiliki nyeri
sedang sebanyak 18 orang (81,8 %) dan sesudah diberikan nyeri
sedang sebanyak 4 orang (18,4%). Secara garis besar terdapat
perubahan nyeri pada pasien saat sebelum dan sesudah diberikan
teknik Relaksasi Benson. Terlihat ada perubahan katagori nyeri
yang berarti setelah dilakukan teknik Relaksasi Benson, dengan
kata lain Relaksasi Benson dapat mengurangi nyeri pada pasien
pasca section caesarea. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Franciska, dkk (2018), yang berjudul “Pengaruh Teknik
Relaksasi Benson Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada
Lanjut Usia” diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan tidur
sebelum dilakukan teknik Relaksasi Benson sebagian besar
dikategorikan kurang, sebanyak 10 orang (47,62%) dan sesudah
dilakukan teknik Relaksasi Benson sebagian besar dikategorikan
baik sebanyak 18 orang (85,72%). Hasil penelitian
menunjukkan pengaruh teknik Relaksasi Benson terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur pada lanjut usia di di Pos Pelayanan
posyandu Lansia Srikandi Wilayah Pilang Kelurahan
Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang didapatkan
nilai signifikan = 0,011 < α (0,05) yang berarti data dinyatakan
signifikan dan menerima H1. Artinya ada pengaruh teknik
Relaksasi Benson terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada
lanjut usia di posyandu Lansia Srikandi Wilayah Pilang
Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
11. Komplikasi
a. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan
kedaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi
cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
2) Ulkus, jika prosesnya hebat
3) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah
hebat.
b. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu
dan penyempitan daerah antrumpylorus.
12. Pencegahan dan Pengobatan
Menurut Chasanah (2010) dan Aminudin (2013) berikut ini
merupakan tips agar penyakit gastritis tidak menghampiri. Bagi
penderita gastritis dapat menerapkannya supaya gastritis tidak
sering kambuh.
a. Biasakan makan dengan teratur.
Lambung selesai mencerna makanan selama 4 jam.
Kebiasaan makan tidak teratur akan menebabkan sebagian
makanan tidak dicerna dengan sempurna oleh lambung.
Makanan yang tidak dicerna ini bisa membusuk dan
menyebabkan kembung.
b. Kunyah makanan dengan baik.
Enzim ptialin dapat melakukan tugasnya dengan sempurna
jika mengunyah makanan dengan baik. Jangan menelan
makanan dengan tegesa-gesa atau mengunyah makanan
sambil berbicara agar udara yang masuk ke dalam rongga
mulut tidak berlebihan
c. Berpikir dengan rileks
Berpikir positif dan rileks dapat mengurangi stres. Jika stres
system pencernaan tidak berfungsi optimal. Cobalah untuk
selalu tenang dalam menjalani hidup anda.
d. Banyak minum air putih
e. Jangan makan terlalu banyak.
Jika makanan dalam lambung terlalu banyak dan melebihi
kemampuan enzim untuk mencernanya, makanan tidak
dapat tercerna dengan sempurna. Makanan ini akan masuk
ke usus halus sehingga menyebabkan salah cerna, terjadi
fermentasi dan menimbulkan gas.
f. Jangan berbaring setelah makan.
Berbaring setelah makan dapat menimbulkan
gastroesophageal reflux, yaitu kondisi makanan yang sudah
dalam keadaan asam kembali masuk ke kerongkongan
sehingga menimbulkan rasa tidak enak. Jadi harus berhenti
makan minimal 2 jam sebelum tidur
g. Kurangi konsumsi makanan yang pedas dan asam.
Hindari makanan yang pedas atau asam karena akan
meningkatkan produksi asam lambung. Jangan
menggunakan bumbu yang kuat, misalnya cabai, merica dan
cuka
h. Jangan makan makanan yang terlalu panas dan minum
minuman yang terlalu dingin.
Makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu
dingin akan
menyebakan iritasi pada lapisan dinding lambung. Jika
terjadi berulang-ulang, lambung akan rusak dan pencernaan
akan terganggu. Pilihlah makanan yang hangat, yang
suhunya mendekati suhu tubuh.
i. Hindari merokok dan minuman yang mengandung kafein.
Getah tembakau yang tertelan dapat menimbulkan iritasi
pada dinding lambung. Kafein akan merangsang produksi
asam secara berlebihan dalam lambung. Kopi dan teh
mengandung kafein. Bagi penderita gastritis, sebaiknya tidak
mengkonsumsi kopi dan teh.
j. Hindari minuman beralkohol.
Minuman beralkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
mukosa dalam lambung serta dapat mengakibatkan
peradangan dan perdarahan.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah:
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas
nama, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan
kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
b. Tipe keluarga, menjelaskan tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
terkait dengan kesehatan.
1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga
2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah
lingkungan yang secara etnik bersifat homogeny).
3) Kegiatan-kegiatan social budaya, rekreasi, dan pendidika.
Apakah kegiatan-kegiatan ini dalam kelompok kultur atau
budaya keluarga.
4) Kebiasan-kebiasan doet berbusana, baik tradisional maupun
modern.
5) Bahasa yang digunakan dalam keluarga(rumah).
6) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi.
Apakah keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-
praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau mempunyai
kepercayaan tradisional dalam bidang kesehatan.
d. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti:
1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
beragamanya.
2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan.
3) Agama yang dianut oleh keluarga.
4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang
dianut dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
e. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain status sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barangbarang yang dimilki oleh keluarga seperti:
1) Jumlah pendapatan perbulan
2) Sumber-sumber pendapatan perbulan
3) Jumlah pengeluaran perbulan
4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga
5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu
perlu dikaji pula oenggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan
tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan
keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji
sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan perkembangan
keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat
kesehatan keluarga inti dari riwayat kesehatan keluarga:
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang beum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
c. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masingmasing anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan
keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
d. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat
dengan orang tua dari kedua orang tua.
3. Pengkajian lingkungan
a. karakteristik rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
kontrak, atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah untuk tempat tinggal.
2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior.
Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar
tamu, kamar tidur), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan
bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan
kecukupan perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah.
Susunan dan kondisi bangunan tempat tinggal. Termasuk
perasan perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya,
apakah keluarga nenganggap rumahnya memandai bagi mereka.
3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah
ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun
dan handuk.
5) Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah
memadai bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia
mereka, hubungan, dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka
lainnya.
6) Kebersiahn dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-
serangga kecil (khususnya didalam), dan masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan akibat binatang-binatang peliharaan.
7) Pengaturan privasi. Bagaimana dengan perasaan keluarga
terhadap pengaturan privasi rumah mereka memadai atua tidak.
Termasuk bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau
lingkungan.
8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan
rumah mereka.
b. karakteristik lingkungan dan komintas tempat tinggal
1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa
2) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan
industry kecil agraris).
3) Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara
penangan sampah, dan lainnya.
4) Adakah jenis-jenis industri di lingkungan rumah (kebisingan,
polusi air, dan udara).
5) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
6) Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni.
7) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam
lingkungan dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan
keadaan gawat darurat, kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
8) Kemudian pendidikan di lingkungan komunitas apakah mudah
di akses dan bagaimana kondisinya.
9) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang di miliki di komunitas tersebut.
10) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotik, pasar, wartel,
dan lainnya.
11) Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut
dapat di akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan, dan
lainnya). Untuk keluarga/komunitas.
12) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah
ada masalah yang serius seperti tidak aman dan ancaman yang
serius.
c. Mobilitas geografis keluarga
mobilitas geografis keluarga yang di tentukan, lama keluarga
tinggal di daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan
berpindahpindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interkasi dengan masyarakat.
Menjelaskan yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
e. sistem pendukung keluarga meliputi:
1) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimilki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas
fisik, psikologis.
2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun
swasta/LSM.
3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimilki keluarga.
4. Struktur keluarga
a. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk
pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara
langsung atau tidak, pesan emosional (positif atau negative),
frekuensi, dan kualitas komunikasi yang berlangsung. Adakah hal-
hal yang tertentu dalam keluarga untuk didiskusikan.
b. struktur kekuatan keluarga
1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang
memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil keputusan
dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang
memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga, baik secara formal maupun informal.
1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota
keluarga (gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan
peran masing-masing) dan apakah ada konflik peran dalam
keluarga.
2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa
yang memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana
peran tersebut dilaksanakan secara konsisten.
d. Struktur nilai atau norma keluarga
menjelaskan mengenai nilai norma yang di anut keluarga dengan
kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang
dianut, seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut
secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai yang menonjol dalam
keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana kelas social
keluarga, bagaimana latar belakang budaya yang mempengaruhi
nilainilai keluarga, serta bagaimana nilai-nilai keluarga
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana
anggota keluarga belajar displin, norma atau budaya dan perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai konsep sehat sakit. Kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan
Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah
kesehatan meliputi: pengerian, tanda dan gejala, penyebab, serta
yang mempengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah
2) Mengambil keputusan
Mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang
dialami, takut akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap
negatif terhadap masalah kesehatan, dapatkah menjangkau
fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan, serta mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya,
mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan; mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan,
fasilitas fisik, psikososial). Mengetahui keberadaan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap
yang sakit.
4) Memelihara lingkungan
Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang
dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan,
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan
antaranggota keluarga pada praktik lingkungan. Apakah saat ini
keluarga terpapar polusi udara, air, atau kebisingan dari
lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan keluarga
untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan membuat
keputusan terkait masalah kesehatan keluarga, serta bagaimana
pengetahuan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang
sakit
5) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan, dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh
keluarga.
6) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga
dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
7) Fungsi ekonomi
8) Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat guna meningkatkan status kesehatan
keluarga.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stressor,
mengkaji sejauh mana keluarga berespons terhadap situasi atau
stressor.
d. Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
e. Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga atau masyarkat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya.
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil penghasilan terhadap
msalaah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungn keluarga, struktur
keluarga, fungsi-fungsi keluaraga, kping keluarga, bsik yang bersifat actual,
risiko maupun sejahtera diman perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan
keluraga, berdasarkan kemampuaan, dan sumber daya keluarga .
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnose keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang
selanjutnya dikenal dengan PES: problem atau masalah (P), etiology atau
penyebab (E), sign atau tanda (S).
Tipology dari diagnosis keperawatan:
1. Diagnosis actual (terjadi atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan, di mana masalah kesehatan yang di alami oleh
keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada
diagnosis keperawatan aktual, factor yang berhubungan merupakan
etiologi, atau factor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan
status kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat kategori, yaitu:
a. patofisiologi ( biologi atau psikologi)
b. tindakan yang berhubungan
c. situasional (lingkungan, personal)
d. maturasional
C. Scoring prioritas
3
Potensial masalah untk dicegah
Skala 3 1
a. Tinggi 2
b. Cukup 1
c. Rendah
4 1
Menonjolnya masalah
Skala 2
a. Masalah berat harus segera ditangani 1
b. Ada masalah, tapi tidak perlu harus
Segera ditangani 9
c. Masalah tidak dirasakan
Total
D. Perencenaan keperawatan
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuahan keperawatan
keluarga.
1. menentukan sasaran atau goal
Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala
upaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus
ditentukan bersama keluarga. Jika keluarga mengerti dan menerima
sasaran tersebut.
2. menentukan tujuan dan objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih
terperinci, berisi tentang hasil yang di harapakan dari tindakan perawtan
yang akan dilakukan. Cirri tujuan atau objektif yang baik adalah spesifik,
dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan ada batasan waktu.
3. menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Tindakan keperawatan yang dipilh sangat bergantung pada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang
dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab
yang mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
E. Iplementasi keperawatan
Iplementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, sebagai
tempat untuk menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Setelah
rencana di kembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat
melakukan intervensi keperawatan yang spesifik, yang mencakup tindakan
perawat dan tindakan dokter.(Bulechek & McCloskey, 1995 dalam Setyowati,
2017)
F. Evaluasi tindakan keperawatan
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien,
keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya ikut serta
dalam menentukan(Potter & perry 2005).:
a. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
b. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
(Wilkinson, 2014)
Pada dasarnya tindakan evaluatif adalah sama dengan tindakan
pengkajian, tetapi di lakukan pada saat perawatan, dimana di sini juga
akan di susun keputusan tentang status klien dan kemajuan klien( poter &
perry, 2005). Maksud dari pengkajian adalah untuk mengidentifikasi apa
yang harus di lakukan jika terdapat suatu masalah. Sedangkan maksud
dari evaluasi adalah menentukan apakah masalah yang di ketahuai telah
teratasi, memburuk atau sebaliknya telah mengalami perubahan ( poter &
perry, 2005 Setyowati, 2017). Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
a. Evaluasi ahir (sumatif)
Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi dengan
menilai apakah hasil yang di harapkan telah tercapai. Perawat
menggunakan pendokumentasian dari pengkajian dan kriteria hasil
yang di harapkan sebagai dasar untuk menulis evaluasi sumatif.Tipe
evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara
paripurna.Format yang dipakai adalah format SOAP.
b. Evaluasi berjalan (formatif)
Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat
terhadap respons klien segera setelah tindakan atau bisa juga di sebut
sebagai evaluasi berjalan. Biasanya di gunakan dalam catatan
keperawatan, atau respon hasil ketika melaksanakan iplementasi
(deswani, 2009 dalam Setyowati, 2017).
Pendidikan
Hepatiti
Jenis Kel.
No. Nama
Campak
s n
BCG
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Ny. H P Istri 23 th SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tidak
ada
2. An. Z L Anak 6 th - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tidak
ada
i. Genogram
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= menikah
---------- = tinggal serumah
= Klien
j. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan anak
k. Suku bangsa
Keluarga Tn. M berasal dari suku Sasak. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat sasak, adat kebiasaan
yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa sasak.
l. Agama
Seluruh anggota Keluarg Tn.M menganut agama Islam dan taat menjalankan
sholat lima waktu. Ny.H sering mengikuti pengajian yang 40 ada di
lingkungannya serta berdoa agar Tn. Mdapat sembuh dari penyakit yang
dideritanya.
m. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.M memiliki penghasilan dari hasil bertani, sumber
pendapatan yang diperoleh hanya dari Tn.M.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang
menonton pasar malam yang dilaksanakan di lapangan kecamatan
2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini
Pada saat ini keluarga Tn.M sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak pra sekolah
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan
keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan
sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan lagi
adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
c. Riwayat Keluarga Inti
Tn. M mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan
muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari 1
bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn. Mtampak
meringis menahan sakit, skala nyeri 6
Ny. H mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname
di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan. Saat ini Ny H
hamil 7 bulan untuk anak kedua. Telah Imunisasi TT satu kali.
An. Z Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling
pilek, kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai di opname di rumah
sakit. Status imunisasi lengkap.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang
tua Tn. M dan Ny. H, tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertensi
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali keluarga Tn. M adalah rumah milik sendiri
dengan luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak
rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang
baik, jendela berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu, jendela
kamar jarang di buka sehingga siang hari tampak gelap. Kamar mandi
dan jamban dengan keadaan kurang bersih, sumber air keluarga berasal
dari PAM yang tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber
penerangan memakai lampu listrik.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah
penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah,
umumnya tetangga adalah suku sasak, tidak ada kesulitan dalam
kehidupan sehari-hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga
ikut aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan
anaknya juga bersosialisasi dengan teman-teman di sekitar rumah.
Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara Tn. M.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. M paling
sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat
ke kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah
jika bermain dengan teman sebayanya.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.M termasuk
masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif
berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul
Fitri.
e. Sistem pendukung keluarga
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan
dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana
keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga menggunakan bahasa Sasak dalam berkomunikasi. Tn. M
berbicara lembut dengan istri maupun anak-anaknya dan begitupun
sebaliknya.
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. M yang berperan dalam mengambil keputusan.
Setiap keputusan yang diambil oleh Tn. M sebagai kepala keluarga
selalu dimusyawarakan dengan Ny. H dan anggota keluarga yang lain.
c. Struktur peran
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-
masing Tn M mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny.
H mendidik anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal
mencari nafkah.
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus
melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang
sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat atau
mencari dukun. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan
anak-anak lebih diutamakan.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak nya.
c. Fungsi Reproduksi
Saat ini Ny.H sedang hamil 7 bulan, anak kedua. Ny.H mengatakan semoga
anaknya yang lahir nanti laki-laki.
d. Fungsi Ekonomi
Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari Tn.M menjual hasil kebunnya berupa kelapa, coklat sayur,
dan tomat.
e. Fungsi perawatan keluarga
Tn. M saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,
muntah dan pusing.Tn. M jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya
jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita . Tn. M mengatakan bila sudah
merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.
1) Kemampuian mengenal masalah kesehatan
Ny. H mengatakan bahwa Tn. M sering kambuh maagnya, dan bila
kambuh maagnya Ny. H membeli obat di warung.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat . Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. M tidak
langsung di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak
sembuh baru di bawa ke puskesmas
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat Tn. M anggota keluarga hanya memberikan obat yang
di beli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui
kenapa Tn. M sering sakit ulu hati
4) Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan jarang
di buka, pakaian digantung di dinding rumah.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas
ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan
rumah tidak terlalu jauh.
6. Stress dan koping keluarga
1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek
Tn. M mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.
b. Stresor jangka panjang
Tn. M merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut
opname di rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak
1. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping
a. Respon keluarga terhadap stresor
Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang
sakit.
b. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.
2. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah
dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga
7. Pemeriksaan Fisik
8. Harapan keluarga
Harapan keluarga kiranya Tn. M cepat sembuh, dan bila berobat di puskesmas
selalu dilayani dengan baik.
Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar promag
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.M
khususnya Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
Total 4 1/6
Total 2 5/6
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tanggal DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Kamis 07 I Setelah dilakukan kunjungan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang 1. Memberikan pemahaman
April 2022 rumah 2 kali, keluarga mampu pengertian, proses penyakit dan kepada keluarga tentang
mengenal masalah kesehatan tanda gejala penyakit Gastritis atau penyakit Gastritis atau maag
Gastritis dengan kriteria hasil maag.
1. Keluarga Mampu 2. Jelaskan kepada keluarga tentang 2. memberikan pemahaman
menyebutkan defenisi faktor penyebab penyakit Gastritis kepada keluarga tentang
Gastritis atau maag atau maag menggunakan media dan faktor penyebab penyakit
2. Keluarga mampu cara yang tepat Gastritis atau maag
menyebutkan penyebab dari 3. Diskusikan tentang perubahan gaya 3. memberikan gambaran
Gastritis hidup yang mungkin di perlukan tentang upaya yang bisa
3. Keluarga mau menyebutkan untuk mencegah komplikasi di masa dilakukan untuk mencegah
tanda dan gejala Gastritis yang akan datang kekambuhan
4. diskusikan pilihan terapi 4. dengan terapi yang di ajarkan
keperawatan penanganan awal keluarga akan mampu
gejala penyakit Gastritis atau maag merawat keluarga dengan
Gastritis atau maag
Kamis 07 II Setelah dilakukan kunjungan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang 1. Gali pengetahuan keluarga
April 2022 rumah 2 kali, keluarga mampu lingkungan sehat tentang diet makanan gastritits
mengenal, memutuskan dan 2. Diskusikan bersama keluarga
merawat anggota keluarga dengan 2. berikan edukasi kepada keluarga tentang pengertian diet
ketidakseimbangan nutrisi : kurang tentang hubungan kondisi 3. Jelaskan kepada keluarga
dari kebutuhan tubuh dengan penerangan rumah dengan kejadian penyebab kurang nafsu makan
kriteria hasil resiko jatuh pada pasien lansia 4. Jelaskan dampak yang
1. Keluarga mampu menjelaskan ditimbulkan akibat salah diet
tentang penting - nya diet 3. berikan edukasi tentang kriteria 5. Beri kesempatan pada keluarga
makanan Gastritis penataan lingkunga rumah yang untuk bertanya
2. Keluarga mampu memutuskan sehat 6. Bantu keluarga untuk
masalah kurang nafsu makan mengulangi apa yang telah
3. Keluarga mampumemberikan dijelaskan
diet sesuai anjuran 7. Beri pujian atas prilaku yang
benar
IPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ tanggal DX Iplementasi Respon hasil TTD
Sabtu 09 April I 1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang 1. keluarga tampak mengerti apa yang
2022 pengertian, proses dan tanda/gejala penyakit di sampaikan oleh perawat
Gastritis atau maag 2. keluarga mampu menjelaskan
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu kembali Gastritis atau maag
gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan 3. keluarga tampak antusias dan
gejalanya bersedia untuk mempraktikan gaya
3. mendiskusikan bersama keluarga tentang hidup untuk mencegah kekambuhan
perubahan gaya hidup seperti pola makan dan penyakit Gastritis atau maag
aktifitas berat dapat menyebabkan
kekambuhan penyakit Gastritis atau maag
Sabtu 09 April II 1. mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang 1. keluarga tidak mengerti tentang
2022 lingkungan sehat lingkungan sehat
2. memberikan edukasi kepada keluarga tentang 2. keluarga mengerti dengan apa yang
hubungan kebersihan lingkungan terhadap di jelaskan perawat
kesehatan 3. keluarga tampak mengerti dengan
3. memberikan penjelasan tentang ciri-ciri apa yang di jelaskan oleh perawat
lingkungan rumah yang sehat
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal DX Evaluasi SOAP Paraf
Minggu 10 I S : Keluarga mampu menjelaskan tentang
April 2022 pengertian, penyebab, dan tanda/gejala
penyakit gastritis atau maag
A: masalah teratasi
DOKUMENTASI
1
2
DAFTAR PUSTAKA