Anda di halaman 1dari 41

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. R DENGAN SALAH


SATU ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI GASTRITIS DI DESA
LABUHAN LOMBOK

Disusun Oleh :
Syahri
Rafida.,S.Kep

PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
LOMBOK TIMUR - NTB
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas limpahan rahmat dan pimpinan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan dengan judul: “Asuhan Keperawatan
keluarga Pada Tn. R Dengan Salah Satu Anggota Keluarga
Mengalami Gastritis di Desa Labuhan Lombok.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Stase Keperawatan Keluarga, Pendidikan Profesi Ners. Dalam proses
pembuatan hingga penyelesaian laporan ini tentunya tidak lepas dari
bantuan dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu
dengan segala kerendahan dan keihlasan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada bapak Ns. Jumaidi Safwal, M.Kep, selaku
pembimbing yang memberi motivasi, arahan dan masukan terhadap
penulisan laporan ini.

Penulis

Syahri Rafida
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan
asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi
penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan
yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh
kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan
di sistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh
dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang
mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah
penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag. (Sulastri, 2012)
Penyakiut Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita
kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri
ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya.
Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan
yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat
mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak
berlebihan yaitu dengan menghilangkan stres dan makan teratur. (Wijoyo,
2011).
Penyakit Gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan
gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas,
sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam
meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga
itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam
keluarga untuk untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat
Gastritis, merawat anggota keluarga dengan Gastritis, memodifikasi
lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
(Wijoyo. 2011)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan ini agar penulis mampu melaksanakan
asuhan keperawatan keluarga pada Tn. R dengan Gastritis di desa Labuhan
Lombok.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat:
a) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. R dengan salah satu anggota
keluarga Tn. R menderita Gastritis.
b) Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
Tn. N dengan salah satu anggota keluarga Tn.R menderita Gasatritis.
c) Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk
mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. R dengan salah satu
anggota keluarga Tn.R menderita Gastritis.
d) Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah disusun pada keluarga Tn. R dengan salah satu anggota keluarga
Tn. R menderita Gastritis.
e) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk
mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. R dengan salah satu
anggota keluarga Tn. R menderita Gastritis.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan informasi tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn. R dengan
salah satu anggota keluarga Tn. R menderita Gastritis.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada keluarga Tn. R dengan salah satu anggota
keluarga Tn. R menderita Gastritis.
b) Bagi Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman khususnya dalam perawatan keluarga dengan salah satu
anggota keluarga Tn. R menderita Gastritis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah
kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
Menurut Raisaner dalam Jhonson (2012), keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak
dan nenek.
2. Tujuan Pembentukan Keluarga
Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi
dan kebutuhan seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo, 2012)
3. Sasaran Asuhan Keperawatan
Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga
resiko tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak
lanjut.
a. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan
tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan
untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga,
keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan
memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan misalnya:
klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan
pembedahan, penyakit terminal.(Muslihin, 2012 )
4. Struktur keluarga
Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan
bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada
beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari
bermacam - macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui
jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui
jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
5. Fungsi keluarga
Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar
keluarga:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian
dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini
sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gakin atau pra
keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap
anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat
anggota yang sakit.
6. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing–masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson,
2012).
7. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga adalah:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga. Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2012) adalah sebagai
berikut:
1) Suami sebagai pengambil keputusan.
2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3) Berbentuk monogram.
4) Bertanggung jawab.
5) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
6) Ikatan keluarga sangat erat.
7) Mempunyai semangat gotong-royong,
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan
orangtua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan
karier keduanya.
3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
4) Bujangan dewasa sendiri
5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
anaknya sudah terpisah.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hukum tertentu.
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
9. Tahap perkembangan keluarga
Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2012) menjelaskan
meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-
tahap perkembangan keluarga yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah.
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluaraga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
4) Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
5) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)
B. Konsep Dasar Teori Gastritis
1. Pengertian.
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan
inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang
lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang
berarti perut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan.
Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
(Refelina Widja, 2019).
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.
Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan
yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa
bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal
sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut
atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung (Admin,
2012).
2. Etiologi.
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang
amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang
dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi
H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi
pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori
menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman
H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H.
pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di
negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan, 2016).
Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di
komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun
presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan
menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering
diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2016).
Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung
yang lemah, Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih
banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan
saluran cerna, Stress psikologis. (Misnadiarly 2019).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama
aspirin, Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang
disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk
usus – lambung, Endotoksin. ( Inayah 2014 ).
Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal
lisol, merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,
trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan
syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2014 ).
Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan
terlalu banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan
alkohol, aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut
disebabkan oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan
parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk 2012).
3. Patofisiologi
Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan
gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat-
obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung
merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan
perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat,
Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H + meningkat, Perfusi
mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling
berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa
lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam
lambung juga terpacu ( Inayah, 2014 ).
Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung
melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas
siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting
untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding
merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung yang amat penting.
Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti
inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal.
Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut
bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat
menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan
factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2012).
4. Manifestasi klinis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,
merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula
perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul
dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan
anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan
kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai
keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea,
dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ).
5. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan
melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan
hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada
tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi
6. Patogenesis
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung
adalah sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion
H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam
lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-
daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat
kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah, 2014.).
7. Pengobatan
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi
makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas
dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi
antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2019)
Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi
kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab
apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat-
obat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H.
pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2014 ).
Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk
melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya
dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin,
amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2016).
8. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk
hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung
mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena.
Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2012).
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan
keluarga, perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Abi Muslihin, 2012).
Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
(Andarmoyo, 2012)
Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam
pengkajian keluarga adalah:
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Kepala Keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di
identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi
keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang
sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain
sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian
mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga
tersebut, tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga (pohon keluarga)
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
7) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan- kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi
dengan denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi Efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak ?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga ?
c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga ?
5) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan ?
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga ?
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor
2) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan/stress
3) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan/stress
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi, 2008).
Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :
a. Analisa data
Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa
data yaitu: validasi data, mengelompokkan data, membandingkan dengan
standart dan membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang
diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang diperlukan
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga
yang meliputi :
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.
b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
c) Keadaan gizi anggota keluarga.
d) Status imunisasi anggota keluarga.
e) Kehamilan dan KB.
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :
a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi,
luas rumah dan sebagainya.
b) Sumber air minum.
c) Jamban keluarga.
d) Tempat pembuangan air limbah.
e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.
3) Karakteristik keluarga, yang meliputi :
a) Sifat-sifat keluarga.
b) Dinamika dalam keluarga.
c) Komunikasi dalam keluarga.
d) Interaksi antara anggota keluarga.
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga.
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, (Setiadi,
2008)
b. Perumusan masalah
Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga
mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi
problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).
1) Masalah (Problem)
Suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah
(tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga)
yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan
pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas
dan sesingkat mungkin, (Setiadi, 2008).
Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA
(North American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi
(2008) adalah sebagai berikut :
a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan
(1)Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis
lingkungan)
(2)Resiko terhadap cidera
(3)Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
(1)Komunikasi keluarga disfungsional
c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran
(1)Berduka dan antisipasi
(2)Berduka disfungsional
(3)Isolasi sosial
(4)Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang
sakit terhadap keluarga)
(5)Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang
tua)
(6)Perubahan penampilan peran
(7)Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah
(8)Gangguan citra tubuh
d) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif
(1)Perubahan proses keluarga
(2)Perubahan menjadi orang tua
(3)Potensial peningkatan menjadi orang tua
(4)Berduka dan diantisipasi
(5)Koping keluarga tidak efektif, menurun
(6)Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
(7)Resiko terhadap tindakan kekerasan
e) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi sosial
(1)Perubahan proses keluarga
(2)Perilaku mencari bantuan kesehatan
(3)Konflik peran orang tua
(4)Potensial peningkatan menjadi orang tua
(5)Perubahan pemeliharaan kesehatan
(6)Kurang pengetahuan
(7)Isolasi sosial
(8)Kerusakan interaksi sosial
(9)Resiko terhadap tindakan kekerasan
(10) Ketidakpatuhan
f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
(1)Perubahan pemeliharaan kesehatan
(2)Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
(3)Perilaku mencari pertolongan kesehatan
(4)Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga
(5)Resiko terhadap penularan penyakit
g) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
(1)Potensial peningkatan koping keluarga
(2)Koping keluarga tidak efektif, menurun
(3)Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
(4)Resiko terhadap tindakan kekerasan.
2) Penyebab (etiologi)
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu
kepada lima tugas keluarga, yaitu sebagai berikut :
(a)Mengenal masalah keluarga
(b)Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
(c)Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
(d)Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya :
(a)Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan
kesalahan persepsi).
(b)Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
Sedangkan menurut Komang (2010) mengacu pada 5 tugas keluarga
yaitu:
 Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
 Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
 Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
 Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga
3) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan
Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2015 adalah:
(a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat
(b)Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
(c)Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
(d)Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diit
dan proses penyakit.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang
mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan etiologi
(Komang, 2010) adalah:
(a) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah.
(b) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala
Baylon dan Maglaya).

Tabel. Skala Bailon dan Maglaya

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3 1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat di
ubah 2
a. Mudah 1 2
b. Sebagian 0
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus 2
segera ditangani 1
b. Ada masalah tetapi tidak 1
perlu segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Setiadi (2008) Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skor X Bobot

Angka Tertinggi
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobo
Menurut Padila (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor
yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah,
skor yang lebih besar 3, diberikan pada tidak/kurang sehat karena
kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman
kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1
Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah,
perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun
tenaga.
c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
masyarakat dan dukungan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat
perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
d. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah masalah.
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan
tersebut.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka
panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan perencanaan
untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008).
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Selanjutnya
intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang
mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku). Semua
intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas ataupun terapi
komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan. Kriteria dan
standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan spesifik tentang
hasil yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap atau psikomotor,
sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan
kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan standar antara klien satu
dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi
berbeda, (Padila, 2012)
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap
ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi
perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim
perawatan kesehatan di rumah. (Setiadi,2008)
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis
dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan
klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan, (Setiadi, 2008)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.N DAN NY.S
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI
GASTRITIS

I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Kamis, 30 Mei 2022 Waktu : 14:00 WITA
Metode : Wawancara
A. Data Keluarga
1. Indentitas Keluarga
a. Nama KK : Tn. R
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 40 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Perkerjaan : Wiraswasta
2. Alamat : Dusun Sandubaya Timur, Desa Labuan Lombok
3. Susunan Anggota Keluarga
No Nama Hubungan L/P Umur Perkerjaan Pendidikan Agama Ket.
Tn R Suami L 40 Swasta SMA Islam Sehat
Ny M Istri P 37 IRT SMA Islam Sehat

An D Anak L 12 Pelajar SD Islam Sehat

4. Genogram

Tn. R
Ny. M

An. D
Keterangan :
: Keturunan/anak
: Laki-laki
: Perempuan : Menikah

: Tinggal serumah
: Klien
5. Type Keluarga
Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”, dimana dalam satu rumah Tn
“R” hanya tinggal bersama istri dan anaknya.
6. Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Tn. R berasal dari Jawa dan Ny. M berasal dari
suku sasak. Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain
dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan
yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan
Ketika sakit keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.
7. Agama Dan Kepercayaan Yang Memepengaruhi Kesehatan
Agama Tn. R dan Ny. M adalah Islam, Tn R dan Ny. M selalu berusaha
untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah
dengan anak mereka An D, kecuali jika Tn. R dan Ny. M sedang kerja,
mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.
8. Status Sosial Ekonomi
a. Kegiatan Organisasi : setiap 1 bulan sekali Ny. M selalu terlibat ketika
jadwal posyandu di dusunnya.
b. Keadaan Ekonomi :
Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 / bulan
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya
sekitar 2 juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan
jajan An D juga pembayaran sekolah An D.
9. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga kadang-kadang berekreasi pada saat waktu libur panjang, dengan
pergi ke tempat wisata seperti ke pantai.
10. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. R dan Ny. M
memiliki satu orang anak berumur 12 tahun yang sekarang kelas 6 SD, dan
berencana untuk memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. R dan Ny. M berada
pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
11. Riwayat kesehatan keluarga inti
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn R , dan Ny M serta An D tidak ada yang menderita penyakit berat,
hanya kadang terkena flu, atau pusing kepala biasa.
b. Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah
yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. R tidak ada yang
memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
 Tn. R pernah dirawat di puskesmas karena diare
 Ny. M pernah dirawat di RS saat persalinan An. D
 An.D pernah dirawat di puskesmas karena demam yang tinggi.
B. Pola Kesehatan Keluarga
1. Kebersihan Diri : keluarga Tn.R menerapkan biasanya mereka mandi 2
kali sehari dan menggosok gigi 3 kali sehari sementara untuk berkeramas
mereka biasa melakukannya sebanyak 2 sampai 3 kali dalam seminggu.
2. Penyakit Yang Pernah Diderita
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Tn. R : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja
Ny. M : Ny M mengatakan dirinya sering merasa nyer perut saat telat
makan
An D : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa.
 Riwayat Penyakit Keturunan :
Dari keluarga Tn. R dan Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
 Riwayat Penyakit Kronis :
Sampai saat ini keluarga Tn. R tidak memiliki riwayat penyakit kronis.
3. Pola Nutrisi : menurut Tn.R kecukupan nutrisi di keluarganya sudah
lumayan terpenuhi. Tn.R mengatakan dalam seminggu mereka kadang
mengkonsumsi ikan, daging dan sayur secara seimbang dan tidak lupa juga
Ny.M kadang membeli buah di pasar.
4. Pola Istirahat : Tn.R mengatakan dia biasanya tidur pukul 23.00 wita dan
Ny. M tidur pukul 21.00 wita sama dengan An.D
5. Pola Eliminasi : keluarga mengatakan tidak ada masalah dengan pola
eliminasi.
6. Pola Aktivitas : budaya dalam keluarga Tn. R biasanya bangun pukul
05.00 wita kemudian melakukan ibadah, Ny. M memasak untuk sarapan
dan sedangkan Tn. R membantu An.D untuk bersiap-siap kesekolah.
Setelah itu Tn.R dan Ny.M pergi bekerja begitu juga dengan An.D pergi
sekolah.
7. Kesehatan Reproduksi : Tn. R dan Ny. M berencana untuk menambah
anak dalam waktu dekat.
8. Sumber Pelayanan Kesehatan Yang Biasa Digunakan Keluarga : Menurut
Ny. M jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka membeli obat di warng
terdekat jika tidak ada perubahan maka langsung ke petugas kesehatan
terdekat atau kadang langsung ke puskesmas.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Denah Rumah :

b. Pembuangan air kotor : di selokan dekat rumah


c. Pembuangan sampah : Dalam pengelolaan sampah rumah tangga
keluarganya memiliki tempat penampungan berupa lobang yang
terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh biasanya
di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka
d. Jamban keluarga : telah memiliki jamban jenis leher angsa yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan
jarak lebih dari 10 m dari sumur gali
e. Sumber air minum : air yang diminum biasanya dimasak terlebih
dahulu
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
 Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan posyandu RT dan
pengajian setiap seminggu sekali.
 Aturan/kesepakatan :
 Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah sasak.
3. Mobilitas geografis keluarga : Menurut Ny. M selama ini keluarganya
sering mengunjungi sanak saudara.
4. System pendukung keluarga :
a. Jarak untuk pelayanan kesehatan terdekat
 Puskesmas : jarak rumah Tn.R ke puskesmas cukup jauh yaitu di
dusun sebelah.
 Puskesmas pembantu : jarak rumah Tn.R ke puskesmas pembantu
cukup jauh yaitu di dusun sebelah.
 Rumah sakit : untuk rumah sakit sendri berada di kecamatan lain dan
ukup jauh dari rumah Tn.R
 Posyandu : untuk posyandu berada di rumah ketua RT cukup dekat
dengan rumah Tn.R
b. Fasilitas Sosial
 Masjid/mushola : jarak mushola dengan rumah Tn.R tidak jauh yaitu
sekitar 50 meter dari rumah.
 Pasar : sementara untuk pasar sendiri terbilang cukup jauh dari
rumah Tn.R.
D. Struktur Keluarga
 Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. M dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa sasak, dan An D juga terbiasa
dengan bahasa sasak dan bahasa indonesia.
 Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.
R dan Ny. M selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah.
An D jarang diikut sertakan jika memang itu menyangkut masalah
keluarga, karena An D dianggap mash trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan
pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah.
 Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) :Dalam keluarga
Ny. M, Tn. R sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk
keluarga dan dibantu oleh Ny. M yang turut bekerja membantu suaminya
tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus
menyiapkan semua keperluan suaminya dan anaknya di rumah. An D
sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya belajar.
 Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat sasak dan
beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut
seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini
dirinya anak dan suaminya makan bersama kalau malam hari.
E. Fungsi Keluarga
 Fungsi Afektif : Tn R dan Ny M, juga An D, bisa melakukan peran mereka
masing masing, Tn R dan Ny M bisa membagi waktu untuk peran sebgai
orang tua anak usia sekolah.
 Fungsi perawatan kesehatan :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah : Tn R mengatakan kurang
mengetahui bagaimana penyakit Maag yang sering di derita istrinya.
Tn R bingung harus bagaimana saat istrinya mengeluh nyeri perut.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan : pengambilan keputusan
dalam keluarga biasanya di tentukan oleh kepala keluarga namun tidak
lepas dari diskusi dengan anggota keluarga yang lain.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : saat
salah satu anggota keluarga sakit, biasanya istirahat dan hanya minum
obat warung saja.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah : lingkungan
rumah cukup bersih.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan : biasanya
berobat ke petugas kesehatan terdekat sebelum ke puskesmas.
 Fungsi reproduksi : keluarga berencana untuk memiliki satu anak lagi. Saat
ini Ny. M tidak menggunakan alat kontrasepsi, karena berencanaan
memiliki anak secepatnya karena An D juga sudah besar, dan berencana
memiliki 2 anak saja.
 Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta
anaknya sampai sejauh ini baik hanya saja Ny M sering mendapat laporan
dari sekolah maupun tempat TPA kalau An D kurang aktif dan terlihat
takut jika bermain bersama teman-temannya.
 Fungsi ekonomi : Ny. M mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga
Tn. R dan kebutuhan An D.
F. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek : Menurut Tn. R dirinya tidak tahu bagaiman cara
merawat dan mencegah riwayat Maag yang di derita istrinya.
2) Sressor jangka panjang
Tn R mengatakan takut jika masalah ini berlarut larut akan membuat
penyakit Ny M lebih parah.
3) Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu
diselesaikan dengan diskusi.
4) Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Tn. R hanya bisa menyuruh
Ny M istirahat dan bingung harus memberikan obat apa.
G. Harapan Keluarga/ Persepsi Keluarga Terhadap Masalah
Keluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam
keadaan sehat.
II. ANALISIS DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Data subjektif Kurangnya ketidakmampuan
Tn. R mengatakan istrinya pengetahuan keluarga dalam
sering mengeluh sakit perut mengenal masalah
bila terlambat makan,
pusing,
mual dan muntah.
2 Data subjektif Kurangnya ketidakmampuan
Tn. R mengatakan tidak tau sumber informasi keluarga merawat
apa yang harus dilakukan mengenai anggota keluarga
saat istrinya mual muntah kesehatan yang sakit
dah sakit perut.
Tn. R mengatakan jarang
mendapat informasi ksehatan

III. Diagnosa Keperawatan


(1) ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan.
(2) ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan Kurangnya sumber informasi mengenai kesehatan

IV. Skoring Prioritas Masalah


a. ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan.

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Ny. M sakit maag dan
Aktual memerlukan tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan Fasilitas kesehatan
masalah diubah 2/2 X 1 = 2 (puskesmas) dapat dijangkau
: Mudah dengan mudah sehingga
keluarga dapat memanfaatkan
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
untuk dicegah : 2/3 diobati dan dicegah bila
Cukup keluarga mengetahui.
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun keluarga
masalah : menganggap tidak perlu
Ada, tetapi tidak segera ditangani
harus segera
diatasi
Total 4 1/6
b. ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan Kurangnya sumber informasi mengenai kesehatan

No Kriteria Skor Pembenar


an
1 Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Ny. M sakit maag dan
aktual Tn R tidak mengetahui cara
merawat Ny M.
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah dengan
masalah 2/2 X 1 = 1 mudah dengan cara
diubah : memberikan penyuluhan
Mudah tentang penyakit yang
dialami Ny M
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dicegah dibiarkan dapat menjadi aktual.
: Cukup
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
masalah : menganggap tidak perlu
Ada, tetapi segera ditangani
tidak harus
segera diatasi
Total 3 1/6
V. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana keperawatan


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. ketidakmampu Setelah Setelah a. Keluarga Gastritis adalah a. Kaji pengetahuan
an keluarga dilakukan dilakukan Mampu proses tentang Gastritis
dalam Kunjungan kunjungan 1x menyebut inflamasi pada b. Diskusikan dengan keluarga
mengenal seba - 40 menit kan lapisan mukosa tentang pengertian Gastritis
masalah nyak 3 x45 keluarga mampu defenisi dan submukosa dengan menggunakan
berhubungan menit mengenal Gastritis lambung. leafleat/lembar balik
dengan keluarga masalah atau maag c. Evaluasi kembali pengertian
Kurangnya mampu Gastritis Gastritis pada keluarga
pengetahuan mengenal d. Berikan pujian pada keluarga
masalah atas jawaban yang benar
kesehatan b. Keluarga Penyebab nya a. Mengakaji pengetahuan
tentang mampu adalah obat tentang penyebab Gastritis
Gastritis menyebut analgetik, b. Diskusikan dengan keluarga
kan inflamasi, tentang penyebab
penyebab merokok, c. GastritisEvaluasi kembali
Gastritis Alkohol, tentang penyebab Gastritis
d. Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar.
c. Keluarga Tanda dan a. Kaji pengetahuan Tentang
mau gejala nyeri tanda dan gejala Gastritis
menyebut ulu hati, b. Diskusikan dengan
kan tanda mual, keluarga tentang tanda dan
dan gejala kembung, gejala Gastritis dengan
Gastritis muntah, menggunakan leafleat/lembar
anemia. balik
c. Evaluasi kembali tanda dan
gejala Gastritis pada keluarga
d. Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar
2. ketidakmampu Setelah 1. Setelah Keluarga Keluarga a. Kaji keputusan yang diambil
an keluarga dilakukan dilakukan mampu memberi oleh keluarga
merawat Kunjungan kunjungan 1x memutusk keputusan b. Diskusikan dengan keluarga
anggota sebanyak 3 x 4 menit an untuk merawat c. Evaluasi kembali tentang
keluarga yang 45 menit keluarga merawat keluarga yang keputusan yang telah dibuat
sakit keluarga mampu keluarg sakit yaitu d. Berikan pujian pada keluarga
berhubungan mampu mengambil yang sakit dengan tehnik atas jawaban yang benar
dengan merawat keputusan distraksi dan
Kurangnya anggota untuk relaksasi,
sumber keluarga yang merawat mengompres
informasi mengalami klien dengan air
mengenai masalah hangat yang
kesehatan kesehatan diisi
Gastritis di botol

2. Setelah Keluarga a.Keluarga a. Jelaskan pada keluarga cara


dilakukan mampu dapat membuat ramuan obat untuk
kunjungan memberik menjelaskan anggota keluarga yang sakit
1x 40 menit an ramuan tentang c b. Demonstrasikan bersama
keluarga obat b.Keluarga keluarga cara membuat
mampu tradisiona dapat ramuan obat
merawat l untuk mendemontr c. Beri kesempatan pada
anggota anggota asikan keluarga untuk mendemonst
keluarga keluarga kembali rasikan kembali
yang sakit yang sakit dengan d. Beri pujian atas keberhasilan
dengan benar cara keluarga
mendemons membuat
trasi kan ramuan obat
cara dengan
membuat kunyit
ramuan obat
tradisional
dengan
kunyit
3. Setelah Keluarga Keluarga a. Jelaskan pentingnya
dilakukan mampu memperlihat lingkungan dalam
kunjungan memodifik kan mencegah terjadinya
1x45 menit asi lingkungan Gastritis
keluarga lingkungan sekitar b. Mendiskusikan dengan
mampu rumah yang keluarga cara memodifikasi
memodifikasi telah di lingkungan
lingkungan modifikasi c. Motivasi keluarga untuk
untuk memodifikasi lingkungan
mencegah d. Beri pujian atas penataan
terjadinya yang telah dilakukan
Gastritis
4. Setelah Keluarga Keluarga a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan mampu membawa Ny.S tentang kondisi Ny.S
kunjungan membawa kepelayanan b. Motivasi keluarga untuk
1x 20 menit yang kesehatan untuk membawa Ny.S ke
keluarga kurang diperiksakan pelayanan kesehatan
mampu sehat kondisi dan c. Beri pujian atas tindakan
memanfaatk kefasilitas mendapatkan yang dilakukan keluarga
an fasilitas kesehat an pengobatan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai