Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep keluarga

1. Definisi keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat

oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota

keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (mubarak,2015).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (setiadi, 2012).

Sedangkan menurut friedman keluarga adalah unit dari masyarakat

dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan

keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit

layanan perlu di perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu

sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah

ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta

saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :


a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi

afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan

kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang

perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi

afektif adalah (Friedman, M.M et al.,2010 ) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih,

kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar

anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling

menghargai dan mengakui keberadaan dan hak

setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan

iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak

pasangan sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,

misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu

dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini

keluarga dapat Membina hubungansosial pada anak,


Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan

tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai

budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu

perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan

biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga

adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan

makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan

keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan

perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :


a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu

membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan

bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,

mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan

menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian

kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan

menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga

pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota

keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan

orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta

konseling KB post partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan

kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh

kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan

kelahiran berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)


Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas

perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak

terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk

mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan

aktifitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah

pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi

terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan

anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang

anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk

hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata

kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu

mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah

minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara

generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti

penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara


hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan

kematian, serta melakukan life review masa lalu.

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan

c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang sakit.

d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang

dapat meningkatkan kesehatan

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

terdapat di lingkungan setempat

B. Asam Urat

1. Pengertian Penyakit Asam Urat

Penyakit asam urat atau penyakit gout merupakan penyakit karena

gangguan metabolik yang termasuk kelompok golongan heteregonous

yang berhubungan dengan efek genetik pada metabolisme purin

(hiperpusisemia). Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal

yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan

nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat

pada inti sel-sel tubuh (Wibowo, 2008). Asam urat merupakan sampah

hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging,


hati, ginjal atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya dibuang

melalui ginjal, feses atau keringat (Sustrani, 2004).

Timbunan asam urat dalam tubuh menyebabkan terjadinya kelebihan

kadar asam urat dalam darah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu

kelebihan produksi asam urat dalam tubuh dan penurunan ekskresi asam

urat melelui urin. Kurang lebih 75% penderita kelebihan asam urat terjadi

akibat peningkatan asam urat dengan pengeluaran yang tidak sempurna.

proses pengeluaran yang tidak sempurna disebabkan adanya gangguan

ginjal, pengaruh beberapa jenis penyakit dan obat seperti hipertensi dan

gangguan kardiovaskuler.

Menurut Prince dan Wilson (2005) tanda dan gejala asam urat

adalah terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat datang tiba-

tiba, pergerakan kaku, mudah letih dan lesu, ruam kulit, sakit tenggorokan,

nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah). dinyatakan

dalam satuan mg/dl. Dibagi kedalam dua kategori yaitu hiperuricemia

(pemeriksaan menunjukan hasil diatas 7,2) dan kategori dalam batasa

normal ( pemeriksaan menunjukan hasil 5.0 – 7,2).

Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar

asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan

2,6N – 6 mg/dl. Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah dengan

mengunakan tes asam urat dengan menggunakan AU Sure digital asam

urat. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia. Asam urat
cenderung dialami pria karena perempuan mempunyai hormon estrogen

yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada

pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena

tidak memiliki hormon estrogen tersebut. Selain itu usia juga berpengaruh

terhadap kadar asam urat dimana pada orang tua kadar asam urat

cenderung sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar

tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl (Sustrani, 2004).

2. Tanda – tanda Asam Urat

Asam urat yang terjadi dalam tubuh penderita memiliki tanda- tanda

sebagai berikut :

a. Nyeri pada satu atau beberapa sendi pada malam hari, makin

lama makin memburuk, Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan

hingga keunguan, kencang licin dan hangat,

b. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita

terjadi peningkatan denyut jantung, Bila benjolan kristal disendi

pecah, akan keluar massa seperti kapur, kadar asam urat dalam darah

tinggi.

3. Gout

Gout adalah penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam

tubuh secara berlebihan akibat produksi yang meningkat,

pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat

peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout adalah


penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan

berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya

endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi

sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah atau

hiperurisemia. Gout dapat besifat primer maupun sekunder. Gout

primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh

yang berlebihan akibat penurunan ekskresi asam urat. Sedangkan

gout sekunder disebabkan pembentukan asam urat berlebihan atau

ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain

atau obat-obatan tertentu. Sebesar 90% penderita gout primer

adalah laki-laki yang umumnya berusia lebih dari 30 tahun,

sementara gout pada wanita umumnya terjadi setelah menopause

yaitu umur 50 tahun keatas (Krisnatuti, 2006).

4. Tahapan Penyakit Gout

Tahapan penyakit gout menurut Sustrani (2004) meliputi empat tahap

yaitu :

a. Asymptomatic (tanpa gejala)

Pada tahap ini penderita tidak menunjukan gejala selaian

dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% pasien

hiperurisemia asimptomatik yang berlanjut menjadi serangan gout

akut.

b. Akut
Pembengkakan yang terjadi mendadak dan nyeri yang

luar biasa, biasanya terjadi pada sendi ibu jari kaki dan sendi

metatarsofalangeal. Terdapat demam akibat peningkatan jumlah

leukosit. Rasa sakit dapat berkurang dalam beberapa hari tapi

dapat muncul kembali pada interval yang tidak tentu.

c. Interkritikal

Penderita asam urat tidak mengalami gejala yang dapat

berlangsung dari beberapa bulan atau tahun. Tetapi kadang-

kadang serangan muncul dalam waktu yang tidak tertentu.

d. Kronis

Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat

mengakibatkan perasaan nyeri, sakit dan kaku juga pembesaran

dan penonjolan sendi yang bengkak. pada tahap ini tophi

menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh penderita

seperti bursa tendod achiles, permukaan ekstensor lengan

bawah, bursa infrapatelar dan heliks telinga (Sustrani, 2004).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi asam urat

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat

yaitu :

a. Genetik /riwayat keluarga

Asam urat dapat menjadi penyakit keturunan, dimana penderita

mesti berhati-hati terutama dalam pola makan dan gaya hidup.


b. Stress

Penderita yang menerima stress dapat menyebabkan kadar

asam urat dalam serum meningkat.

c. Asupan senyawa purin berlebihan

Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat

meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml

purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti

makanan yang digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-

buahan yang mengandung lemak tinggi seperti durian dan alpukat

juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2007).

d. Konsumsi alkohol berlebih

Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena

alkohol meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah

meningkat akibat produk sampingan dari metabolisme normal

alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal

sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum (Carter, 2002).

e. Kegemukan (obesitas)

Seseorang dinyatakan obesitas jika indeks massa tubuh (IMT)

lebih dari 30. Obesitas merupakan salah satu faktor gaya hidup yang

berkontribusi terhadap kenaikan asam urat selain diet tinggi purin dan

konsumsi alkohol (Lyuet,2003)

Anda mungkin juga menyukai