Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA AWAL

Disusun Oleh :
SONYA WULANDARI
R220416051

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA AWAL

A. Konsep Perkembangan Keluarga dengan Anak Dewasa


1. Pengertian
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri ataskepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi, 2012).
Dewasa muda (awal) adalah masa transisi dari masa remaja ke dewasa
yang disebut sebagi beranjak dewasa (emerging adulthood) terjadi dari usia 18
sampai 25 tahun. Dengan kondisi fisik dan intelektual yang baik. Peningkatan yang
terjadi pada masa dewasa ini akan dimanifestasikan melalui berbagai macam hal,
seperti sosialisasi yang luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi,
perencanaan yang jauh kedepan, dan sebagainya. Berbagai keputusan yang penting
yang berkaitan dengan kesehatan, karir, dan hubungan antar pribadi juga akan
dialami pada masa dewasa awal (Diane, Ruth, & Sally, 2015)
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(launching center family) dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasikan kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak
untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membentuk anak terakhir untul lenih
mandiri (Harmoko, 2012).
2. Fungsi Keluarga dengan Anak Dewasa
Menurut Friedman (2013), fungsi keluarga dibagi menjadi fungsi afektif,
fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, dan fungsi kesehatan
a. Fungsi Afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan
dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi
afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling


mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan
kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat
dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar
memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut.
4) Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian
keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan makanan,
tempat tinggal dan lain sebagainya.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut : Mengenal masalah, Membuat keputusan tindakan
yang tepat, Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.,
Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, Mempertahankan
hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

3. Tugas perkembangan keluarga “Launching Centre Family”


Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah lamanya
tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap
ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas
anaknya untuk hidup sendiri, keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terkahir untuk lebih
mandiiri, saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan
membina hubungan suami istri seperti fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan
peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak
tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan
aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan dan tetao memelihara
hubungan dengan anak (Hanmoko, 2012)
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
5) Menara kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarha
6) Berperan sebagai suami,istri, kakek, nenek
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapar menjadi contoh bagi anak-
anaknya

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identifikasi data
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : Nama kepala keluarga
(KK) , Alamat dan telepon, Pekerjaan dan pendidikan KK, Komposisi keluarga,
Genogram, Tipe keluarga, Suku bangsa, Agama, Status sosial ekonomi keluarga,
Status sosial keluarga, Status sosial ekonomi keluarga, Aktivitas dan reaksi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perekembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, di jelaskan mulai lahir hingga saat ini yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri. (Andarmoyo, 2012).
5) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang
digunakan serta dena rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan
dengan kebiasaan berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya
dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
6) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
b) Struktur keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
7) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari enam bulan
b) Stresor jangka panjang
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari enam bulan
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Stresor dikaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stresor.
d) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan/stres
e) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stres.
8) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
C. Analisa Data dan Skoring
1. Analisa Data
Data Senjang Etiologi/Penyebab Masalah Keperawatan
(DS dan DO)
Ds: Meningkatkan Kesiapan Peningkatan
Anggota keluarga koping keluarga Koping Keluarga
meningkatkan tujuan untuk (D.0090)
meningkatkan gaya hidup
sehat, Anggota keluarga
berupaya menjelaskan
dampak krisis terhadap
perkembangan, Anggota
keluarga mengungkapkan
minat dalam membuat
kontak dengan orang lain
yang mengalami situasi yang
sama
Ds: Transisi Kesiapan Peningkatan
Mengekspresikan keinginan perkembangan Proses Keluarga
untuk meningkatkan (D.0123)
dinamika keluarga
Do :
Menunjukkan fungsi
keluarga dalam memenuhi
kebutuhan fisik, sosial dan
psikologis anggota keluarga,
Terlihat adanya respect
dengan anggota keluarga,
Menunjukkan aktivitas
untuk mendukung
Data Senjang Etiologi/Penyebab Masalah Keperawatan
(DS dan DO)
keselamatan dan
pertumbuhan anggota
keluarga
Ds: Perubahan peran Penurunan Koping
Klien mengeluh/khawatir keluarga Keluarga
tentang respon orang (D.0097)
terdekat pada masalah
kesehatan, orang terdekat
menyatakan kurang terpapar
informasi tentang upaya
mengatasi masalah klien
Do:
Orang terdekat menarik diri
dari klien, terbatasnya
komunikasi orang terdekat
dengan klien, bantuan yang
dilakukan orang terdekat
menunjukan hasil yang tidak
memuaskan, orang terdekat
berperilaku protektif yang
tidak sesuai dengan
kemampuan/kemandirian
klien
Ds: Peralihan Gangguan Proses
Keluarga tidak mampu pengambilan Keluarga
mengungkapkan perasaan keputusan dalam (D.0120)
secara leluasa keluarga
Do:
Data Senjang Etiologi/Penyebab Masalah Keperawatan
(DS dan DO)
Keluarga tidak mampu
beradaptasi terhadap situasi,
tidak mampu berkomunikasi
secara terbuka diantara
anggota keluarga, keluarga
tidak mampu memenuhi
kebutuhan
fisik/emosional/spiritual
anggota keluarga, keluarga
tidak mampu mencari atau
menerima bantuan secara
tepat

2. Skoring Menurut Teori


No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat Masalah
- Aktual (tidak/kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan krisis atau sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Cukup 1 2
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2 1
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
- Ada masalah, tapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Rumus :
Skor / angka tertinggi x bobot
Note : skor dihitung bersama keluarga

D. Diagnosa Keperawatan
a. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga B.d Meningkatkan koping keluarga
D.d Anggota keluarga meningkatkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat,
anggota keluarga berupaya menjelaskan dampak krisis terhadap perkembangan,
anggota keluarga mengungkapkan minat dalam membuat kontak dengan orang lain
yang mengalami situasi yang sama (D.0090)
b. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga B.d Transisi perkembangan D.d
Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga, menunjukkan
fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis anggota
keluarga (D.0123)
c. Penurunan Koping Keluarga B.d Perubahan peran keluarga D.d Klien
mengeluh/khawatir tentang respon orang terdekat pada masalah kesehatan, orang
terdekat menyatakan kurang terpapar informasi tentang upaya mengatasi masalah
klien. orang terdekat menarik diri dari klien, terbatasnya komunikasi orang terdekat
dengan klien, bantuan yang dilakukan orang terdekat menunjukan hasil yang tidak
memuaskan, (D.0097)
d. Gangguan Proses Keluarga B.d Peralihan pengambilan keputusan dalam
keluarga D.d Keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa,
keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi, tidak mampu berkomunikasi
secara terbuka diantara anggota keluarga, keluarga tidak mampu memenuhi
kebutuhan fisik/emosional/spiritual anggota keluarga, (D.0120)
E. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Koping Keluarga
Peningkatan Koping keperawatan selama 1x24 jam O : Identifikasi respons emosional terhadap kondisi U/ mengetahui respon
Keluarga diharapkan kesiapan peningkatan saat ini keluarga
koping keluarga dapatar teratasi U/ menghargai koping
dengan kriteria hasil : N : Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif keluarga
Indikator I ER yang digunakan U/ memberi informasi
I R kepada keluarga
1. Pemenuhan 3 5
E : Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang U/ Agar keluarga
kebutuhan
anggota keluarga tersedia menggunakan koping yang
2. Adaptasi 3 5 baik dalam menghadapi
terhadap masalah
K : Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu masalah
3. Mempertahankan 3 5
tradisi keluarga
Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Promosi Keutuhan Keluarga
Peningkatan Proses keperawatan selama 1x24 jam O : Monitor hubungan antar anggota keluarga U/ mengetahui hubungan
Keluarga diharapkan kesiapan peningkatan antar anggota keluarga
proses keluarga dapat teratasi N : Fasilitasi komunikasi terbuka antar anggota U/ Agar keluarga dapat
dengan kriteria hasil : keluarga saling berkomunikasi
Indikator IR ER U/ Agar keluarga senantiasa
II 1. Adaptasi 3 5 E : Anjurkan anggota keluarga mempertahankan harmonis
keluarga
keharmonisan keluarga
terhadap situasi
2. Kemampuan 3 5 U/ Agar keluarga siap
keluarga K : Rujuk terapi keluarga, jika perlu meningkatkan proses
memenuhi
keluarga
kebutuhan fisik
anggota
keluarga
3. Ketepatan peran 3 5
keluarga pada
tahap
perkembangan
Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Penurunan Koping Setelah dilakukan tindakan Bimbingan Sistem Kesehatan
Keluarga keperawatan selama 1x24 jam O: Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga U/ Mengetahui masalah
diharapkan penurunan koping dan masyarakat kesehatan
keluarga dapat teratasi dengan
kriteria hasil : N: Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan U/ Memenuhi kebutuhan
III Indikator IR ER mandiri kesehatan keluarga secara
1. Menggaanggap 3 5 mandiri
kesulitan
E: Bimbing untuk bertanggungjawab U/ Membantu dalam
sebagai
tantangan mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan identifikasi dan
2. Dukungan 3 5 memecahkan masalah kesehatan secara mandiri pengembangan kemampuan
kemandirian
memecahkan masalah
anatara anggota
keluarga
3. Menggunakan 3 5
strategi koping
yang efektif
Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Gangguan Proses Setelah dilakukan tindakan Terapi Keluarga
Keluarga keperawatan selama 1x24 jam O: Identifikasi kebutuhan dan harapan dalam U/ Mengetahui kebutuhan
diharapkan gangguan proses keluarga dan harapan dalam keluarga
keluarga dapat teratasi dengan
kriteria hasil : N: Fasilitasi diskusi keluarga U/ Memberikan saran dan
IV Indikator IR ER prasarnana untuk diskusi
1. Adaptasi peran 3 5 E: Ajurkan komunikasi lebih efektif memecahkan masalah
2. Konflik peran 3 5
3. Verbalisasi 3 5
kepuasaan peran U/ Mengurangi
kesalahpahaman antara
anggota keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Mubarak. W. I. (2011). Promosi kesehatan Jogyakarta : Graha ilmu

Papalia, Diane E. Papalia, Sally Wendkos, dan Ruth Duskin Feldman. (2015).
Human Development. Terjemahan: Brian Marwensdy. (Jakarta: Salemba
Humanika)

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan Edisi 1. Jakarta: PPNI

PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: PPNI

PPNI. (2018). Standar Luarsn Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan . Edisi 1. Jakarta:PPNI

Setiadi. (2012). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai