FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU Nama : Yantris Suha NIM : 2111437263 Pertemuan : 27 Desember 2021 - 8 Januari 2022 A. Latar Belakang 1. Karakteristik Keluarga 1) Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan- ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta menganggap diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2000, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling kebergantungan. Keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadian anak dan pengembangan ras individu dalam masyarakat. Apabila mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan individu dari Maslow, maka keluarga merupakan lembaga pertama yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut (Sahlan, 2018). Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan keperawatan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keluarga merupakan unit terkecil dari komunitas yang didalamnya ada individu-individu yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan emosional, psikososial, budaya, dan spiritual. 2) Fungsi Keluarga Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu: a. Fungsi Afektif Menfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga. b. Fungsi Sosialisasi Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota keluarga. c. Fungsi Reproduksi Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat. d. Fungsi Ekonomi Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan. 3) Tipe Keluarga Tipe dan Bentuk Keluarga Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut: a. Nuclear Family. Keluarga inti terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah. b. Extended Family. Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. c. Reconstitud Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah. d. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang. Istri dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier. e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja dirumah. f. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anakanaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah. g. Dual Carier. Suami istri atau keduanya tanpa anak. h. Commuter Married. Suami/istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tingga sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah. j. Tree Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah. Asuhan keperawatan diberikan kepada keluarga menggunakan suatu pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap pertama dan utama dalam suatu proses keperawatan, dimana pada tahap ini sorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Pada tahap ini ners muda menggali dan mengambil informasi kesehatan pada keluarga. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dan dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga, lalu ditegakkan diagnose dan dirancang intervensi keperawatan serta dilakukan implementasi dan evaluasi (Friedmen, 2010). Tujuan terpenting dari keperawatan keluarga adalah memandirikan anggota keluarga untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan keluarga secara suka rela atau tanpa paksaan. Pengkajian keperawatan keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil informasi dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan keluarga yang dibinanya. Metode yang dapat digunakan perawat dalam melakukan pengkajian keluarga diantaranya wawancara, observasi fasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga, measurement dari data sekunder (kartu keluarga, hasil lab, papsmear, dan sebagainya). Pada minggu pertama keperawatan komunitas, akan dilakukan pengkajian kepada keluarga binaan, keluarga yang dibina ners muda yaitu keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini, umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat belajar. 2. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam pernikahan. 3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. 2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Model Friedman menguraikan beberapa hal yang dapat dikaji dalam keluarga binaan. Pengkajian ditekankan pada pengkajian keluarga seutuhnya dan pengkajian terhadap anggota keluarga. Beberapa hal yang dikaji dalam keluarga antara lain data sosial budaya, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengkajian terhadap anggota keluarga ditekankan pada aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual. Adapun data awal yang perlu dikaji pada keluarga binaan menurut Friedman (2010): a. Data umum, data yang perlu dikumpulkan adalah nama kepala keluarga, alamat lengkap, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar belakang budaya, identitas agama, status kelas sosial, dan rekreasi keluarga. b. Data sejarah dan Perkembangan Keluarga, data yang perlu dikaji pada komponen pengkajian ini, yaitu tahap perkembangan keluarga saat ini, diisi berdasarkan umur anak pertama dan tahap perkembangan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti (data yang dimaksud adalah data kesehatan seluruh anggota keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak), riwayat keluarga sebelumnya dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan. c. Data Lingkungan, data yang perlu dikaji adalah karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas. Data Komunitas terdiri atas tipe penduduk, apakah termasuk penduduk pedesaan atau perkotaan, tipe hunian rumah, apakah sebagian besar tetangga, sanitasi jalan, dan pengangkutan sampah. Karakteristik demografi tetangga dan komunitas meliputi kelas sosial, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-hari. d. Data Struktur Keluarga, data yang keempat yang perlu dikaji adalah data struktur keluarga, antara lain pola komunikasi, meliputi penggunaan komunikasi antar anggota keluarga, bagaimana anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam menyampaikan pendapat, dan perasaannya selama berkomunikasi dan berinteraksi. e. Data Fungsi Keluarga, terdiri dari fungsi afektif, sosialisasi, perawatan keluarga. f. Data Stress dan Koping Keluarga, data yang perlu dilakukan pengkajian adalah stresor keluarga, meliputi data tentang stresor yang dialami keluarga berkaitan dengan ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga dapat memastikan lama dan kekuatan stresor yang dialami, apakah keluarga dapat mengatasi stresor dan ketegangan sehari-hari. g. Harapan Keluarga h. Pemeriksaan fisik secara head to toe kepada semua anggota keluarga 3. Masalah Keperawatan a. Diagnosis keperawatan aktual Kategori diagnosis keperawatan yang pertama adalah diagnosis keperawatan aktual. Diagnosis keperawatan ini menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, dan komunitas (Nanda, 2012). Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil pengkajian keperawatan. b. Diagnosis keperawatan risiko Yaitu menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, dan komunitas. Hal ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (Nanda, 2012). c. Diagnosis keperawatan potensial Kondisi kesehatan keluarga dalam keadaan positif atau perbaikan yang mengarah baik. B. Proses Keperawatan 1. Diagnosa Keperawatan Keluarga Setelah melakukan pengkajian dan data telah terkumpul maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan. Namun, diagnosa belum bisa ditegakkan karena belum dilakukannya pengkajian terhadap keluarga bianaan. Setelah dilaksanakan pengkajian dalam waktu 3 x 60 menit penuh, dilanjutkan dengan analisa data untuk melihat masalah dalam keluarga. Setelah ditemukan masalah keperawatan maka akan dilakukan skoring untuk memilih masalah yang menjadi prioritas yang nantinya akan terbentuk susunan diagnosa yang akan diselesaikan. Diagnosa baru dapat ditegakkan setelah kunjugan ke tiga. 2. Tujuan Umum Dalam waktu 3 x 60 menit diharapkan terbentuknya hubungan saling percaya antara ners muda dan keluarga binaan dan diperoleh data yang dibutuhkan untuk menunjang masalah yang akan diangkat pada keluarga bianaan. 3. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang harus sesuai dengan prinsip SMART: a. Spesifik (S) yaitu rumusan tujuan harus jelas b. Measurable (M) yaitu dapat diukur c. Achievable (A) yaitu dapat dicapai d. Realistic (R) yaitu dapat tercapai dan nyata e. Timing (T) yaitu memiliki target waktu 1) Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 1 x 60 menit 2) Keluarga memberikan informasi berkaitan dengan data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemerikasaan fisik terkait anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan. 3) Mengidentifikasi masalah keperawatan 4) Menentukan diagnosa dan prioritas utama dari masalah kesehatan keluarga 5) Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan pada keluarga 6) Melakukan implementasi kepada keluarga berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat, sehingga keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat. C. Implementasi Tindakan Keperawatan 1. Topik : Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga 2. Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik 3. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik 4. Waktu : Senin s/d Rabu, 27-29 Desember 2021 5. Tempat : Rumah Keluarga Tn. A RT06/RW 06 Kelurahan Delima D. Kriteria Evaluasi 1. Kriteria Struktur a. Menyiapkan LP b. Menyiapkan alat bantu dan media c. Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana 2. Kriteria Proses a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan b. Keluarga aktif dalam kegiatan 3. Kriteria Hasil Kriteria Persentase Pencapaian a. Didapatkan data umum dan tahap 90 % perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga terhadap petugas kesehatan, dan pemeriksaan fisik. 90 % b. Teridentifikasi masalah kesehatan. 100 % c. Diagnosa dan prioritas masalah kesehatan dapat ditetapkan. 90 % d. Rencana keperawatan keluarga dapat dirumuskan. 90 % e. Rencana keperawatan terlaksana (implementasi). REFERENSI Zakaria, A. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pendekatan Teori dan Konsep. Malang: International Research and Development for Human Beings. Depkes, (2000). Buku Pintar Konseling Keluarga Mandiri Sadar Gizi. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Sahlan, A. K. (2018). Mendidik perspektif psikologi. Deepublish. Friedman, M. M., & Bowden, V. R. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga. EGC. NANDA, NIC NOC.2012. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional : Edisi Revisi. Mediaction publishing.