PENDAHULUAN
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan
terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak,
namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka menganggap
dirinya sebagai keluarga.
UU No. 10 Tahun 1992, mengemukakan keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami
istri, atau ayah dan anak-anaknya, atau ibu dan anak-anaknya. Lain halnya
menurut BKKBN (1999) dalam Yolanda (2017), keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak,
bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang
antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Yolanda,
2017
1. Bentuk keluarga
Berbagai bentuk keluarga tradisional adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari
nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak
(Friedman, 2010). Sedangkan menurut Sudiharto (2012), Kelurga
inti adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak karena
kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga adopsi.
Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah tanggung
jawab sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke
orang tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan yang saling
menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak
orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan kasihsayangnya
bagi anak adospsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah
keluarga yang sangat menginginkan mereka (Friedman, 2010).
7) Keluarga binuclear
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak merupakan
anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah
tangga inti, maternal dan paternal, dengan keragaman dalam hal
tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga (Yolanda, 2017).
2. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) dalam Yolanda 2017:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendir, sehingga fungsi
afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling
penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi
afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan
kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota
keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status social
3. Struktur keluarga
Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah struktur
peran, struktur nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuasaan
dan pengambilan keputusan.
a. Struktur peran.
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang
sebuah posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang
dalam suatu sistem
a. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matriloka
Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ayah.
e. Keluarga kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
f. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
pada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan
g. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan
yang komprehensif.Pelayanan keperawatan yang bersinambungan
diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehatan.
h. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan.Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit
dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
i. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
2. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
3) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan
wanita hamper sama antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita
beresiko lebih besar.
4) Etnis
Peningkatan pravelensi hipertensi diantara orang berkulit
hitam tidaklah jelas, akan tetapi peningkatannya dikaitkan
dengan kadar rennin yang lebih rendah, sensitivitas yang
lebih besar terhadap vasopressin, tinginya asupan garam, dan
tinggi stress lingkungan.
c. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah
1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada
klien diabetes mellitus karena diabetes mempercepat
aterosklerosisdan menyebabkan hipertensi karena kerusakan
pada pembuluh darah besar.
2) Stress
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah
jantung serta menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress
adalah permasalahan persepsi, interpretasi kejadiaan yang
menciptakan banyak stressor dan respon stres.
3) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan
meningkatnya jumlah lemak disekitar diafragma, pinggang
dan perut, dihubungkan dengan pengembangan hipertensi.
Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai
dengan sindrom metabolis, yang juga meningkatkan resiko
hipertensi.
4) Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus
hipertensi pada individu. Diet tinggi garam menyebabkan
pelepasan hormone natriuretik yang berlebihan, yang
mungkin secara tidak langsung menigkatkan tekanan darah.
Muatan natrium juga menstimulasi mekanisme vaseoresor
didalam system saraf pusat. Penelitan juga menunjukkan
bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium, dan magnesium
dapat berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa
penggunaan obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko
hipertensi. pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret
serta obat seperti kokain dapat menyebabkan naiknya
tekanan darah secara langsung.
4. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema
pupil (edema pada diskus optikus ) (Brunner & Suddart, 2015).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun – tahun.Gejala, bila ada, biasanya
menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang
khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
bersangkutan.Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala
yang paling menyertai hipertensi.Hipertrofi ventrikel kiri terjadi
sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa
berkontraksi melawan tekana sistemik yang menigkat.Apabila
jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja, maka
dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart, 2015). Crowin
(2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian
besar gejala klinis timbul :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang–kadang disertai mual dan
muntah akibat peningkatan tekanan intracranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
a. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban
kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.
Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh
lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi
ini disebut gagal jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,
apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
d. Mata
Hipertensi juga dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.
7. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90
mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat
hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan kualitas hidup
sehubungan dengan terapi (Brunner & Suddart, 2015).
a. Terapi nonfamakologis
b. Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan
hipertensi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi, seperti
jenis obat anti hipertensi. Setiabudy (2013), Ada 5 macam jenis
obat anti hipertensi yaitu:
1) Diuretik
1. Pengkajian
Merupakan gangguan pada waktu tidur terkait kualitas dan kuatitas akibat
faktor tertentu. Untuk penyebabnya diantaranya :
5) Kurangnya kontrol tidur
6) Kurang privaasi
7) Restraint fisik
Untuk gejala dan tanda mayor data subjektifnya mengeluh sulit tidur,
pola tidur berubah serta mengeluh sering terjaga sedangkan data objektif tidak
ada. (TIM POKJA SDKI DPP PPNI, 2017)
8. Intervensi Keperawatan
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Edukasi
1) Observasi
3) Edukasi
1) Observasi
2. Evaluasi Keperawatan
Tahap terahir dari asuhan keperawatan yang bertujuan untuk menilai keefektifan keseluruhan
proses asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan dikatakan berhasil jika kriteria hasil yang
telah ditentukan tercapai. (TIM POKJA SLKI DPP PPNI, 2019) pada tahap ini dibutuhan data
subjektif yaitu data yang berisi ungkapan, keluhan dari klien kemudian data objektif yang
diperoleh dari pengukuran maupun penilaian perawat sesuai dengan kondisi yang tampak
kemudian penilaian asesmen dan terahir perencanaan atau plenning, untuk mudah diingat
biasanya menggunakan singkatan SOAP (Subjek Objektif Analisis Planning)
BAB II
A. Pengkajian Keluarga
Pengajian ini dilakukan pada tanggal 8 Mei 20023 jam 10:00 WIB mengkaji kasus pada
keluarga Ny. S dengan masalah kesehatan yaitu Hipertensi Di Desa Langonsari Rt 01 rw
01 dan di dapatkan kasus sebagai berikut:
a. Data Umum
1. Nama KK : Tn. A
2. Usia : 53 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Penjahit
5. Alamat : Desa Langonsari Rt 01 Rw 01
6. Komposisi :
No Nama Usia JK Status Pendidik Pekerjaan Status
an Kesehatan
1. Ayi Sumarna 53 L Suami SMA Sehat
2. Siti Dareha 49 P Istri SMP Hipertensi
3. Irman 27 L Anak Ke 1 SMA Sehat
4. Wulan Sari 22 P Anak Ke 2 SMK Anemia
5. Zam Zam 18 L Anak Ke 3 SMA Sehat
GENOGRAM
: Suami
: Istri
: Anak Laki-laki
: Anak perempuan
7. Tipe Keluaarga :
a) Jenis Type Keluarga: Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak yang tinggal serumah
b) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut: Ny. S mengalami Hipertensi
8. Suku : Sunda
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota Kelurga Yang mencari nafkah: Suami
b) Penghasilan:
Suami >2000.000/ Bulan
c) Upaya Lain: Membuka warung
d) Harta Benda yang dimiliki (Perabot, Transfortasi (Motor), Tv, Kulkas, Kursi
dll)
11. Ativitas Rekreasi Keluarga: Menonton Tv ketika ada waktu dengan keluarga
b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Tn. A dan Ny. S punya penghasilan
sendiri dan berada di tahap perkembangan yang cukup
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum Terpenuhi: Tn. A ingin Istrinya
Ny. S menjaga pola istirahat denan baik agar tekanan darahnya kembali
normal.
3. Riwayat Keluarga Saat ini:
a) Riwayat Kesehatan Keluarga Saat ini:
b) Riwayat Penyakit Keturunan:
c) Sumber pelayanan Kesehatan yang di manfaatkan:
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya:
Sehat, Tidak ada masalah kesehatan lainnya
c. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah: 4 tumbak
b) Type rumah: Permanen
c) Kepemilikan: Milik Sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2 ruangan
e) Ventilasi/jendela: ada 6 jendela
f) Pemanfaatan ruangan: ruang tamu, dapur, toilet dan kamar tidur
g) Septic tank: terdapat septic tank
h) Sumber air minum: air galon
i) Kamar mandi/WC: bersih
j) Kebersihan lingkungan:keadaan lingkungan terjaga, karena masyarakat
selalu mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan setiap sebulan
sekali
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
a) Kebiasaan: berkumpul saat berbelanja, dan mengadakan pengajian setiap
satu minggu sekali
b) Aturan/Kesepakatan: tidak berkeliaran diluar rumah pada saat malam
kecuali alasan yang penting
c) Budaya:
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Menurut Ny. S sering
berkumpul dengan tetangga sekitar dan mengikuti pengajian seminggu sekali
d. Sistem Pendukung Keluarga: menurut pengakuan Ny. S ia kurang mendaptan perhatian
dari suaminya karena suaminya sibuk bekerja dan tidak ada libur.
d. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga: menurut Ny. A dalam keluarganya komunikasi biasa
menggunakan bahasa sunda, dan anak-anaknya pun mengikuti bahasa sunda
b. Struktur Kekuatan Keluarga: Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. A dan Ny. S
adalah Tn. A karena sebagai kepala keluarga, tetapi mereka selalu bermusyawarah dan
memberikan pendapat satu sama lain.
c. Struktur Peran: Keluarga Tn.A yang mencari nafkah adalah Tn. A dengan penghasilan 1
juta-2 juta/ bulan dengan di bantu hasil istrinya Ny. S dari warung kurang lebih 1 juta-1,2
juta/ bulan, sehingga ekonomi eluarga Tn. S tercukupi karena ada 2 orang dalam keluarga
yang bekerja
d. Nilai dan Norma Budaya: menghormati orang tua, menghargai terhadap orang yang lebih
tua, ramah, sopan, dan santun terhadap eluarga dan tetangga juga.
e. Keluarga
a. Fungsi Afektif: Tn. A sebagai kepala rumah tangga, Ny. S sebagai ibu rumah tangga,
anak pertama Tn. I membantu orangtua mencari nafah, anak edua Ny. W membantu
ibunya dan juga perekonomian keluarganya, anak ke tiga Tn. Z sebagai pelajar.
Hubungan dalam keluarga kurang terasa hangat karena pada sibuk bekerja
b. Fungsi Social:
a) Interaksi dan hubugan dalam keluarga:
Interaksi di dalam keluarga urang hangat, dikarenakan pada sibuk pada
pekerjaanya masing-masing, tetapi walaupun begitu Tn. A tetap menerapkan
kedisiplinannya yaitu dengan mengajaran norma-norma dan nilai budaya serta
keagamaan pada keluarganya.
b) Anggota eluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Tn. A sebagai suami sekaligus kepala keluarga
c) Kegiatan keluarga waktu senggang: Menonton Tv dll
d) Partisipasi dalam egiatan sosial: Bekerja bakti/ gotong Royong
c. Fungsi perawatan keluarga
1) Mengenal Masalah:
Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Ny. S, keluarganya
mengatakan tahun istri/ ibunya mengalami hipertensi , tapi tidak tahu
hipertensi yang di alami Ny. S dapat membahayakan istrinya/ ibunya.
Pada saat ditanya Ny. S tentang hipertensi dia menjawab kalau tekanan
darahnya tinggi, dan kalau pusing itu berarti tekanan sedang naik. Tetapi
Ny. S tidak tahu kenapa bisa mengalami hipertensi
2) Mengambil keputusan:
Ny. R hanya meminum obat yang di berikan oleh Dokter saja yaitu
amplodipin atau kalau lagi pusing suka di istirahatan saja.
3) Merawat amggota keluarga:
Ny. S mengataan kurang support dari keluarga yang lainnya jika ia sedang
sakit, dikarenakan mereka pada sibuk
4) Modifikasi lingkungan:
Menurut Ny. S ia tidak tahu apa yang harus di lakukan kalau mendadak
pusing
5) Pemanfaatkan fasilitas kesehatan:
Menurut Ny. S jika keluraganya ada yang sakit selalu dibawa berobat ke
dokter terdekat atau ke puskesmas
a. Fungsi Reproduksi
a) Perancanaan jumlah anak: Ny. S mengatakan sudah cukup 3 anak saja
b. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
Untuk sandang papan dan pangan Ny. S sejauh ini sudah merasa cukup dan akan
membeli jika diperlukamNy. S mengatakan sejauh ini selalu membawa
keluarganya ke klinik terdekat dan ke pusesmas terdekat jika sakit,, namun upaya
peningatan kesehatan dimasyarakat seperti penyuluhan dan pemberantasan
jentik-jentik sejauh ini urang.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat:
f. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang:
a) Stresor jangka pendek:
Ny. S pernah mengalami cemas karena adanya pusing yang sering terjadi
b) Stresor jangka panjang:
Ny. S mengatakan takut terjadi apa-apa pada saat pusing datang
b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap masalah:
Jika terdapat masalah selalu di selesaikan dengan diskusi. Namun akhir-akhir ini kurang
suppor atau perhatian, karena pada sibuk dengan pekerjaanya.
c. Strategi koping yang digunakan:
Ny. S mengatakan sering bertanya ke tetangganya yang tenaga medis
d. Strategi adaptasi disfungsi:
Keluarga terutaama Ny. S akan melakukan apa saja untuk bisa tekanannya darah normal
kembali
e. Pemeriksaan fisik keluarga:
f. Pengkajian Fisik Keluarga
N Pemfis Tn. A Ny. S Tn. I Ny.W Tn. Z
O
1. KU :
BB :
TB :
2. Keadaan Kepala
1. Rambut
2. Mata
3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut
3. Leher
1. Jvp
2. Kelenjar
Tiroid
4. Data:
Mamae:
1. Inspeksi
2. Palpasi
5. Paru:
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
6. Jantung:
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
7. Abdomen:
8. Ekstremitas
h. Analisa Data
Masalah Masalah
Kesehatan Keperawatan
1. Ds: Ketidakmampuan Hipertensi Gangguan Rasa
- Ny. S berusia 49 keluarga mengenal Nyaman b/d
tahun masalah kesehatan Ketidakmampuan
- Ny. S mengatakan Keluarga mengenal
suka pusing k masalah kesehatan d/d
epala keluarga Ny. S
- Ny. S mengatakan mengatakan tidak tahu
sering sakit kenapa bisa mengalami
pundak hipertensi
- Ny. S mengatakan
support dari suami
dan anak-anaknya
kurang
- Ny. S mengatakan
dia tidak tahu
harus ngapain
ketika mendadak
pusing
- Ny. S tidak tahu
mengenai kenapa
bisa terjadi
Hipertensi
DO:
- Pada saat di kaji
Ny. S nampak
kebingungan
mengenai
pengetahuannya
tentang masalah
yang di deritanya
- TTV:
TD: 180/100
RR: 21
S: 36,5 C
N: 48x/ menit
2.
a. keluarga belum
Psikomotor
mengetahui
(tindakan
bagaimana cara
yang
pencegahan
dilakukan
keluarga
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanggal/ Hari
Gangguan rasa nyaman b/d TUK 1 S: Senin, 08 mei 2023
ketidakmampuan eluarga Mendiskusikan definisi Keluarga mampu
mengenal masalah gangguan rasa nyaman menjelaskan kembali
kesehataan d/d keluarga Ny. Mendiskusikan tanda definisi, penyebab,
S mengatakan tidak tahu rasa nyaman dan tanda gangguan
kenapa bisa mengalami Mendiskusikan rasa nyaman
hipertensi Penyebab rasa nyaman Keluarga dapat
Mendiskusikan Tanda Menjelaskan manfaat
Hipertensi terapi pijat refleksi
Memberikan kaki
kesempatan bagi Keluarga dapat
keluarga untuk Menjelaskan manfaat
menjelaskan kembali terapi rendam kaki
tentang pengertian dan dengan air hangat.
penyebabnya O:
Mendiskusikan Cara Keluarga
pencegahan Hipertensi memperhatikan
penjelasan yang
TUK 2 disampaikan dan
Menjelaskan manfaat menanyakan
terapi pijat refleksi penjelasan yang belum
kaki jelas
Menjelaskan manfaat A:
terapi rendam kaki tujuan sebagian
dengan air hangat. tercapai
P:
interpensi dilanjutkan
Gangguan rasa nyaman b/d TUK
ketidakmampuan eluarga
mengenal masalah
kesehataan d/d keluarga Ny.
S mengatakan tidak tahu
kenapa bisa mengalami
hipertensi