LOMBOK BARAT
DI SUSUN OLEH:
HARDIANTI
021STYJ23
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah yang terdiri dari atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan
penikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam satu rumah tangga yang sama (Friedman,
2010). Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam Friedman (2010), keluarga adalah sebuah
kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga
tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya
sebagai keluarga.
2. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang
ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman, 2010). Sedangkan menurut
Sudiharto (2007), Kelurga inti adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak karena
kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga adopsi
Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai
orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang tua adopsi, biasanya
menimbulkan keadaan yang saling menguntungkan baik bagi orang tua maupun
anak. Disatu pihak orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan kasihsayangnya
bagi anak adospsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga yang sangat
menginginkan mereka (Friedman, 2010).
3) Keluarga Besar
Keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang bercerai, ditelantarkan, atau
berpisah (Friedman, 2010).
Kebanyakan individu yang tinggal sendiri adalah bagian dari beberapa bentuk
jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini tidak terdiri atas kerabat, jaringan
ini dapat terdiri atas teman – teman seperti mereka yang sama – sama tinggal di
rumah pensiun, rumah jompo, atau hidup bertetangga. Hewan pemeliharaan juga
dapat menjadi anggota keluarga yang penting (Friedman, 2010).
Keluarga yang pada awalnya mengalami proses penyatuan yang kompleks dan
peneuh dengan stress. Banyak penyesuaian yang perlu dilakukan dan sering kali
individu yang berbeda atau subkelompok keluarga yang baru terbentuk ini
beradaptasi dengan kecepatan yang tidak sama. Walaupun seluruh anggota keluarga
harus menyesuaikan diri dengan situasi keluarga yang baru, anak – anak seing kali
memiliki masalah koping yang lebih besar karena usia dan tugas perkembangan
mereka (Friedman, 2010).
7) Keluarga binuklear
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak merupakan anggota dari
sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga inti, maternal dan
paternal, dengan keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang
dihabiskan dalam setiap rumah tangga (Friedman, 2010).
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota
keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan
psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,
stabilitas keperibadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan
harga diri
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga
yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara menjalankan fungsi dan
memikul peran sosial orang dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu.
Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian
status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi
saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
4. Struktur Keluarga
Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah struktur peran, struktur
nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.
a. Struktur peran
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi
tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu system social.
Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan tentang nilai suatu hal
atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar mengikat anggota keuarga dalam
kebudayaan sehari-hari atau kebudayaan umum.
c. Proses komunikasi
Proses komunikasi ada dua yaitu proses komunikasi fungsional dan proses komunikasi
disfungsonal.
Sama halnya ada cara berkomunikasi yang fungsional, gambaran dari komunikasi
disfungsional dari pengirim dan penerima serta komunkasidisfungsinal
juga melibatkan pengirim dan penerima.
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matriloka
d. Patriloka
e. Keluarga kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut samapi berusia 30 bulan.Transisi ke
masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci menjadi siklus kehidupan keluarga.
Tugas perkembangan tahap II adalah membentuk keluarga muda sebagai suattu unit
yang stabil ( menggabungkan bayi yang baru kedalam keluarga), memperbaiki
hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan dan kebutuhan
berbagai keluarga, mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan,
memperluas hubungan dengan keluarga besar dengan menambah peran menjadi orang
tua dan menjadi kakek/nenek (Friedman, 2010).
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-
laki, dan putri-saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga tahap III adalah
memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi dan keamanan yang
memadai, menyosialisasikan anak, mengintegrasi anak kecil sebagai anggota keluarga
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lain, mempertahankan hubungan yang
sehat didalam keluarga dan diluar keluarga (Friedman, 2010).
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanya
pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota keluarga maksimal dan hubungan keluarga pada
tahap ini juga maksimal.Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV adalah
menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan restasi, mempertahankan
hubungan pernikahan yang memuaskan (Friedman, 2010).
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh
tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan
keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda (Friedman, 2010).
Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak pertama dari
rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga
telah meninggalkan rumah. Tugas keluarga pada tahap ini adalah memperluas
lingkaran keluarga terhadap anak dewas muda, termasuk memasukkan anggota keluarga
baru yang berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbarui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang
sudah menua dan sakit (Friedman, 2010).
Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu
pasangan.Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyediakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan kepuasan dan hubungan yang
bermakna antara orangtua yang telah menua dan anak mereka, memperkuat hubungan
pernikahan.
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua
pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan pasangan dan berakhir dengan
kematian pasangan lain. Tujuan perkembangan tahap keluarga ini adalah
mempertahanka penataan kehidupan yang memuaskan (Friedman, 2010).
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan- perubahan yang dialami
anggota keluarga.Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua.Sejauh mana keluarga mengetahui
dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan
gejala, factor penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
(Wati, 2019) menyebutkan beberapa gejala yang bisa dialami oleh pasien
dengan penyakit tekanan darah tinggi berupa di kepala terasa pusing, tubuh
menjadi lemas, ada rasa lelah, terkadang mengalami sesak napas, sering gelisah,
terdapat mual dan juga muntah,kemungkinan terjadi penurunan di kesadarannya.
Tanda dan gejala hipertensi meliputi :
b. Sakit dikepalanya (yang mungkin lebih parah disaat bangun dipagi harinya
dikarenakan adanya peningkatan ditekanan intrakranialnya), terasa mual disertai
muntah terkadang bisa terjadi.
c. Epistaksis biasanya karena adanya kelainan dipembuluh darahnya 8 akibat dari
hipertensinya.
d. Perasaan seperti pusing, kadang bingung, dan juga lelah akibat turunnya diperfusi
darahnya sebab divasokonstriksi pembuluh darahnya.
e. Penglihatan kabur
C. KLASIFIKASI
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan perna terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
E. PATOFISIOLOGI
F. KOMPLIKASI
Menurut (Dewi, 2021) ada dua cara yang dilakukan dalam pengobatan hipertensi :
1. Makan Gizi Seimbang Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang :
makan buah dan sayur 5 porsi per-hari, karena cukup mengandung kalium
yang dapat menurunkan tekanan darah. Asupan natrium hendaknya dibatasi
dengan jumlah intake 1,5 g/hari atau 3,5-4g garam/hari. Pembatasan asupan
natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko
penyakit kardiovaskuler.
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat Berhenti merokok dan tidak
mengonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
b. Penatalaksanaan farmakologis
2. Beta-blocker Mekanisme kerja obat obat ini adalah melalui penurunan laju
nadi dan daya pompa jantung, sehingga mengurangi daya dan frekuensi
kontraksi jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya
hipotensinya baik. Obat yang termasuk jenis Beta-blocker adalah Propanolol,
Atenolol, Pindolol dan sebagainya.
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyamam dan rendah
stimulus
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi
- Anjurkan melakukan
kelelahan
menurun keselamatan
- Monitor perubahan
status keselamatan
lingkungan
Terapeutik
- Hilangkan bahaya
keselamatan lingkungan
- Modifikasi lingkungan
untuk menimalkan bahaya
dan risiko
- Sediakan alat bantu
keamanan lingkungan
- Lakukan skrinning
bahaya lingkungan
Edukasi
Ajarkan individu,
keluarga dan kelompok
risiko tinggi bahaya
lingkungan
- Kemampuan
menjelaskan pengetahuan
- Identifikasi factor-faktor
tentang suatu topic
yang dapat menurunkan
- Jadwalkan pendidikan
masalah yang dihadapi kesehatan sesuai
kesepakatan
Edukasi
kesehatan
BAB III
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang
dipergunakan mengkaji status keluarga adalah:
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas
nama, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga,
status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, genogram (genogram
keluarga dalam tiga generasi)
b. Tipe keluarga, menjelaskan tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait
dengan kesehatan.
1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga
2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah lingkungan
yang secara etnik bersifat homogeny).
3) Kegiatan-kegiatan social budaya, rekreasi, dan pendidika. Apakah kegiatan-
kegiatan ini dalam kelompok kultur atau budaya keluarga.
4) Kebiasan-kebiasan doet berbusana, baik tradisional maupun modern.
5) Bahasa yang digunakan dalam keluarga(rumah).
6) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah
keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan
kesehatan tradisional, atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam
bidang kesehatan.
d. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan seperti:
1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan beragamanya.
2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan.
3) Agama yang dianut oleh keluarga.
4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
e. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barangbarang yang dimilki oleh keluarga
seperti:
1) Jumlah pendapatan perbulan
2) Sumber-sumber pendapatan perbulan
3) Jumlah pengeluaran perbulan
4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga
5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi,
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi, selain itu perlu dikaji pula oenggunaan waktu luang atau senggang
keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap
kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga
melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga
adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dari riwayat kesehatan keluarga:
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang beum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
c. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing anggota,
dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian,
dan keluarga yang hilang.
d. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua
dari kedua orang tua.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak, atau
lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah untuk
tempat tinggal.
2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior. Interior
rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur),
penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut
diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot, penerangan, ventilasi,
lantai, tangga rumah. Susunan dan kondisi bangunan tempat tinggal.
Termasuk perasan perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya,
apakah keluarga nenganggap rumahnya memandai bagi mereka.
3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas
pengaman bahaya kebakaran.
4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk.
5) Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai bagi
anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka, hubungan, dan
kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya.
6) Kebersiahn dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga kecil
(khususnya didalam), dan masalah-masalah sanitasi yang disebabkan akibat
binatang-binatang peliharaan.
7) Pengaturan privasi. Bagaimana dengan perasaan keluarga terhadap
pengaturan privasi rumah mereka memadai atua tidak. Termasuk bahaya-
bahaya terhadap keamanan rumah atau lingkungan.
8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah
mereka.
b. karakteristik lingkungan dan komintas tempat tinggal
1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa
2) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan
industry kecil agraris).
3) Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara penangan
sampah, dan lainnya.
4) Adakah jenis-jenis industri di lingkungan rumah (kebisingan,
polusi air, dan udara).
5) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
6) Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni.
7) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam lingkungan
dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan gawat darurat,
kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
8) Kemudian pendidikan di lingkungan komunitas apakah mudah di akses dan
bagaimana kondisinya.
9) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang di miliki di komunitas tersebut.
10) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotik, pasar, wartel, dan lainnya.
11) Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut dapat di
akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan, dan lainnya). Untuk
keluarga/komunitas.
12) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah ada
masalah yang serius seperti tidak aman dan ancaman yang serius.
c. Mobilitas geografis keluarga
mobilitas geografis keluarga yang di tentukan, lama keluarga tinggal di daerah
ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindahpindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interkasi dengan masyarakat.
Menjelaskan yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
e. sistem pendukung keluarga meliputi:
1) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimilki keluarga untuk
menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis.
2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun
swasta/LSM.
3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimilki keluarga.
4. Struktur keluarga
a. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk pesan yang
disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak,
pesan emosional (positif atau negative), frekuensi, dan kualitas komunikasi
yang berlangsung. Adakah hal-hal yang tertentu dalam keluarga untuk
didiskusikan.
b. Struktur kekuatan keluarga
1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan dalam
penggunaan keuangan, pengambil keputusan dalam pekerjaan atau tempat
tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga, baik secara formal maupun informal.
1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga
(gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-masing)
dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.
2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang
memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran tersebut
dilaksanakan secara konsisten.
d. Struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai norma yang di
anut keluarga dengan kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai
norma yang dianut, seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut
secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai yang menonjol dalam keluarga,
bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana kelas social keluarga, bagaimana
latar belakang budaya yang mempengaruhi nilainilai keluarga, serta bagaimana
nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
pada keluarga, serta keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota
keluarga belajar displin, norma atau budaya dan perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan perlindungan
terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat
sakit. Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga,
di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan
Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan
meliputi: pengerian, tanda dan gejala, penyebab, serta yang mempengaruhi
persepsi keluarga terhadap masalah
2) Mengambil keputusan
Mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Sejauh mana keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan,
dapatkah menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap
tenaga kesehatan, serta mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui
sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan; mengetahui sumber-
sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial). Mengetahui keberadaan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang
sakit.
4) Memelihara lingkungan
Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya
hygiene sanitasi dan kekompakan antaranggota keluarga pada praktik
lingkungan. Apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara, air, atau
kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan keluarga
untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan membuat keputusan
terkait masalah kesehatan keluarga, serta bagaimana pengetahuan keluarga
cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
5) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan, dan fasilitas kesehatan tersebut
terjangkau oleh keluarga.
6) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
serta metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
7) Fungsi ekonomi
8) Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
guna meningkatkan status kesehatan keluarga.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang saat ini dialami yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stressor, mengkaji sejauh
mana keluarga berespons terhadap situasi atau stressor.
d. Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
e. Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau
masyarkat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data
secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan tindakan dimana perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil penghasilan terhadap msalaah
dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungn keluarga, struktur keluarga, fungsi-
fungsi keluaraga, kping keluarga, bsik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera
diman perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluraga, berdasarkan kemampuaan, dan sumber
daya keluarga .
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian. Komponen diagnose keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya
dikenal dengan PES: problem atau masalah (P), etiology atau penyebab (E), sign atau
tanda (S).
Tipology dari diagnosis keperawatan:
1. Diagnosis actual (terjadi atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan, di mana masalah kesehatan yang di alami oleh keluarga
memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosis
keperawatan aktual, factor yang berhubungan merupakan etiologi, atau factor
penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan status kesehatan. Sedangkan
factor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu:
a. patofisiologi ( biologi atau psikologi)
b. tindakan yang berhubungan
c. situasional (lingkungan, personal)
d. maturasional
1 Sifat masalah
Skala 1
2 Skala
a. Mudah 2
b. Sebagian 2
c. Rendah
1
0
Potensial masalah untk dicegah
3 Skala
a. Tinggi
b. Cukup
3 1
c. Rendah
2
Menonjolnya masalah
Skala
Total
_______________________ x Bobot
Skor Tertinggi
D. Perencenaan keperawatan
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuahan keperawatan
keluarga.
1. menentukan sasaran atau goal
Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala
upaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus ditentukan bersama
keluarga. Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran tersebut.
2. menentukan tujuan dan objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci, berisi
tentang hasil yang di harapakan dari tindakan perawtan yang akan dilakukan. Cirri
tujuan atau objektif yang baik adalah spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis,
dan ada batasan waktu.
3. menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Tindakan keperawatan yang dipilh sangat bergantung pada sifat masalah dan
sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah. Dalam perawatan
kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk
mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya
ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
E. Iplementasi keperawatan
Iplementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, sebagai tempat untuk
menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Setelah rencana di kembangkan, sesuai
dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan intervensi keperawatan yang
spesifik, yang mencakup tindakan perawat dan tindakan dokter.(Bulechek & McCloskey,
1995 dalam Setyowati, 2017)
F. Evaluasi tindakan keperawatan
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus
menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga
kesehatan professional lainnya ikut serta dalam menentukan(Potter & perry 2005).:
1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan (Wilkinson, 2014)
Pada dasarnya tindakan evaluatif adalah sama dengan tindakan pengkajian, tetapi
di lakukan pada saat perawatan, dimana di sini juga akan di susun keputusan tentang
status klien dan kemajuan klien( poter & perry, 2005). Maksud dari pengkajian adalah
untuk mengidentifikasi apa yang harus di lakukan jika terdapat suatu masalah.
Sedangkan maksud dari evaluasi adalah menentukan apakah masalah yang di ketahuai
telah teratasi, memburuk atau sebaliknya telah mengalami perubahan (poter & perry,
2005 Setyowati, 2017). Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
Handayani, I. (2022). Studi kasus Asuhan Keperawatan pada Ny.M yang Mengalami Hipertensi di
Wilayah Kampung Ketupat.
Kemenkes RI. (2019, Juli 8). Apa Komplikasi berbahaya dari Hipertensi?
Siregar, R. R. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Dengan Masalah Kecemasan
Pada Penderita Hipertensi.
DI SUSUN OLEH:
HARDIANTI
021STYJ23
1. Data Umum
c. Pekerjaan KK : wirausaha
e. Komposisi keluarga :
f. Genogram
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
Nama Jenis Hub Umur Pendidikan BCG Status Imunisasi Campak Ket
Kel. Kel.KK Polio DPT Hepatitis
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Tn. S L Suami 65 Tidak
sekolah
Ny. H p Istri 57 Tidak
sekolah
g. Suku Bangsa : Sasak/Indonesia
h. Agama : Islam
Keluarga Tn. S saat ini berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan
lanjut usia. Tahap perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi antara lain:
memberikan kebebasan yang seimbangan dan bertanggung jpada anak- anaknya,
mempertahankan hubungan intim dalam keluarga, dan mempersiapkan perubahan peran
dan peraturan keluraga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Kamar mandi/WC : Ada, dengan bangunan terpisah jauh dari tempat tidur
Sampah: Tidak terdapat tong sampah, pasien mengumpulkan di plastic
biasa.
Kebersihan: Bersih.
e. System pendukung
Klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, anak-anaknya yang
pertama kali membawa keluarganya ke rumah praktek perawat, jika tidak
kunjung sembuh langsung membawanya ke Puskesmas atau RS terdekat.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
Keluarga Ny.H menganut nilai dan norma sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat.
c. Pola komunikasi keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
1) Pengetahuan
3) Kemampuan merawat
Kemampuan keluarga dalam hal ini adalah cukup, tidak tersedianya tempat
sampah, dan veintalsi udara yang cukup.
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
g. Fungsi pendidikan
h. Fungsi religious
Klien mengatakan Jika ada masalah di keluarga, Ny.H biasanya akan mencari
jalan keluar secara bersama-sama dengan suaminya. Ny. H mengatakan
bahwa segala sesuatu sudah ada yang mengatur, sehingga manusia hanya perlu
berusaha, jika sakit, maka harus berusaha untuk berobat agar cepat sembuh.
Ny. H mengatakan bahwa keluarga cenderung tidak terlalu memikirkan
masalah apa yang dialami Strategi koping yang digunakan Anggota keluarga
selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
8. Harapan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
15.00 Wita ketidakmampuan selama 3 x kunjungan, Identifikasi beban prognosis secara psikologis
keluarga untuk ikut serta diharapkan keluarga Terapeutik
dalam posyandu yang mampu memberikan Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan
diselenggarakn dalam perawatan pada Ny.S, keluarga
waktu 1 bulan 1 kali di dengan Kriteria Hasil: Edukasi
Setiling 2 d.d salah satu Verbalisasi kesulitan Berikan penjelasan dan diskusikan pada
keluarga menjalankan keluarga terkait dengan gout arthitis
mengungkapkan tidak perawatan yang Anjurkan pada keluarga untuk tidak
memahami masalah ditetapkan menurun mengkonsumsi makanan yang tinggi garam dan
kesehatan yang diderita Gejala penyakit berdaging.
(D.0115) anggota keluarga Anjurkan kepada keluarga untuk ikut serta saat
menurun. adanya poyansdu.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
D. EVALUASI KEPERAWATAN