Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. (Departemen

Kesehatan RI, 1988 dalam Ali, 2010).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan

ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang

selaras,serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya. (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto, 2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan suatu

budaya. (Ali, 2010).

Dari ketiga definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari dua orang atau

lebih yang berkumpul dalam satu atap dan tergabung dalam hubungan

darah, perkawinan yang sah dan saling ketergantungan yang mempunyai

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
hubungan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota.

2. Struktur dan Peran Keluarga

Struktur keluarga menunjuk kepada keluarga bagaimana keluarga

tersebut diorganisasikan, dan cara dimana unit-unit tersebut ditata, serta

bagaimana komponen-komponen tersebut berhubungan satu sama lain.

a. Struktur Peran Keluarga

Terdapat 2 perspektif dasar mengenai peran orientasi struktural

yang menekankan pengaruh normatif yaitu pengaruh yang berkaitan

dengan status – status tertentu dan peran – peran terkaitnya dan

orientasi interaksi yang menekankan timbulnya kualitas peran yang

lahir dari interaksi sosial. (Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).

1) Peran Formal

Keluarga membagi peran secara merata kepada para

anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi peran –

perannya, bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi suatu

sistem. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga

(pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah,

pengasuh anak, dan manager keuangan). (Friedman, 2003).

Menurut Gaces (1976, dalam Friedman, 2010) mendefinisikan 6

peran dasar yang membentuk posisi sebagai suami (ayah) dan

istri (ibu), peran – peran tersebut adalah peran sebagai provider

(penyedia), peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
persaudaraan, peran terapeutik, (memenuhi kebutuhan afektif

dari pasangan), peran seksual.

2) Peran Informal

Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak

kekuasaan permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga

keseimbangan dalam keluarga (Stir, 1976 dalam Friedman,

2010).

b. Struktur Nilai

Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang mempunyai bentuk

perilaku spesifik (Rokeach, 1973 dalam Friedman, 2010). Sedangkan

nilai – nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan

kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara

sadar mupun tidak sadar mengikat bersama – sama seluruh anggota

keluarga dalam suatu budaya lazim.

c. Struktur Kekuatan Keluarga

Kekuasaan merupakan kemampuan potensial maupun aktual dari

seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi, mengubah tingkah

laku seseorang (Friedman, 2010). Kekuasan keluarga sebagai sebuah

karakteristik dari sistem keluarga adalah kemampuan untuk potensial

maupun aktual dari seorang anggota individu untuk mengubah tingkah

laku anggota keluarga. (Olson & Cromwell, 1975 dalam Friedman,

2010).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
d. Pola dan Proses Komunikasi

1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan

jujur, selalu menyelesaikan konflik, berfikiran positif, tidak

mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik keluarga berfungsi sebagai karakteristik pengirim

dan karakteristik penerima. Karakteristik pengirim berfungsi

dalam mengemukakan sesuatu pendapat yang disampaikan jelas

dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.

Sedangkan karakteristik penerima berfungsi siap mendengarkan,

memberikan umpan balik, melakukan validasi. (Setiyowati &

Murwani, 2008).

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Tipe dan bentuk keluarga menurut Sudiharto, 2007 meliputi:

a. Secara tradisional

1) Keluarga Inti (Nuclear Family)

Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang

direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak – anak

karena dilahirkan (natural) maupun adopsi.

2) Keluarga Asal (Family Of Origin)

Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang

dilahirkan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Keluarga Besar (Extended Family)

Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena

hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.

b. Secara modern

1) Tradisional Nuclear

Keluarga Inti yang didalamnya terdapat sanksi – sanksi

yang harus dipatuhi oleh anggota keluarga yang tinggal dalam

satu rumah.

2) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan

kembali suami atau istri yang tinggal dalam satu rumah dengan

anak – anaknya.

3) Niddle Ageanak

Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua –

duanya bekerja dirumah anak sudah meninggalkan rumah

karena sekolah atau perkawinan.

4) Dyadic Nuclear

Suami atau istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai

anak yang kedua atau salah satunya bekerja diluar.

5) Singgle Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian

pasangannya dan anak – anaknya dapat tinggal dirumah atau

diluar rumah.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
6) Dual Carrier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa adanya

seorang anak.

7) Commer Married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah

pada jarak tertentu.

8) Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendirian yang tidak

adanya keinginan untuk menikah.

9) The Generation

Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.

10) Comunal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang

monogami dengan anaknya yang bersama – sama memfasilitasi.

11) Group Marriage

Suatu perumahan yang terdiri dari orang tua dan

keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu

menikah dengan yang lainnya dan semua adalah orang tua dari

anak – anak.

12) Unmaried Parent And Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, adanya

adopsi.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13) Choibin Couple (kumpul kebo)

Dua orang atau pasangan yang tinggal dalam satu rumah

tetapi pasangan tersebut tidak menikah.

14) Gay And Lesbian Family

Keluarga yang dibentuk dalam pasangan yang berjenis

yang kelamin yang sama.

4. Fungsi Keluarga

Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5

yaitu :

a. Fungsi Afektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi

kebutuhan psikologis anggota keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan

anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan

status pada anggota keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Untuk mempertahankan komunitas keluarga selama beberapa

generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

d. Fungsi Ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,

perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)

5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.

Seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan

perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap

perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan

keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah :

a.Tahap I : Keluarga Pasangan Baru

Keluarga pasangan baru keluarga pemula perkawinan dari

sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan

perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang

intim.

Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain :

1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama

2) Menetapkan tujuan bersama

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok

social

4) Merencanakan anak (KB)

5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri

untuk menjadi orang tua.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Masalah kesehatan yang muncul pada tahap ini adalah :

1) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang

KB, penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah

2) Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan, hukum adat

Peran perawat pada tahap ini adalah :

1) Membantu setiap keluarga agar saling memahami satu sama

lain

b. Tahap II : Keluarga dengan Menanti Kelahiran (Child Bearing)

Keluarga dengan menanti kelahiran dimulai dengan kelahiran anak

pertama hingga bayi berusia 30 bulan (2,5 tahun).

Tugas perkembangan pada masa ini adalah :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Membagi peran dan tanggung jawab

3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah

yang menyenangkan

4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing

5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga

6) Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita

7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,

imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan

penanganan masalah kesehatan fisik secara dini

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2) Inaksebilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan

anak

Peran perawat pada tahap ini yaitu : mengkaji peran orangtua,

bagaimana kedua orangtua berinteraksi dengan bayi baru dan

merawatnya, dan bagaimana respon bayi.

c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah

Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak

pertama berusia dua setengah tahun dan berakhir ketika anak berusia 5

tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan

tempat tinggal, privasi, dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun

diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap

paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu :

1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular, jatuh, luka bakar,

keracunan dan kecelakaan lainnya.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: membantu membentuk gaya

hidup yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual,

emosional dan sosial yang optimal.

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama

berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia

13 tahun,awal dari masa remaja.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan

dan semangat belajar

2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam

perkawinan

3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual

4) Menyediakan aktifitas untuk anak

5) Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan

mengikutsertakan anak.

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Kecelakaan dan injuri pada anak

2) Kanker terutama leukemia pada usia 1-14 tahun

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Bunuh diri

4) HIV-AIDS

Peran perawat pda tahap ini adalah: diskusi keselamatan anak

dengan orangtua, melakukan screening atau pemeriksaan diri melalui

riwayat kesehatan dan pemeriksaan diri.

f. Tahap V : Keluarga dengan Anak Usia Remaja

Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama

melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap

ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau

lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20

tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat

otonominya

2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Pada remaja: kecelakaan, perkelahian, penggunaan obat-

obatan/NAPZA, alkohol, merokok, pergaulan bebas, kehamilan

tidak dikehendaki.

2) Terdapat beda persepsi antara orangtua dan anak remaja

3) Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan konseling dan

pendidikan tentang seks education, memberikan persepsi remaja

tentang seks education, uji kehamilan, AIDS dan aborsi.

g. Tahap VI : Keluarga dengan Pelepasan Anak Usia Dewasa Muda

Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh

anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan

rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini

dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak

yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai

oleh tahun-tahun puncak persiapandan oleh anak-anak untuk kehidupan

dewasa yang mandiri.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anak

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

6) Berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi

anak-anaknya.

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Masalah komunikasi anak dengan orangtua (jarak), perawatan

usia lanjut, masalah penyakit kronis; diabetes, hipertensi,

kolestrol dll.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan strategi promosi

kesehatan dan gaya hidup sehat.

g. Tahap VII : Keluarga dengan Orangtua Usia Pertengahan

Orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian

salah satu pasangan.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti

mengolah minat sosial dan waktu santai

3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi

tua

4) Keakraban dengan pasangan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga

6) Persiapan masa tua atau pension dengan meningkatkan

keakraban pasangan.

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak

dan teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri

Peran perawat pada tahap ini yaitu: kebutuhan promosi kesehatan,

pemeriksaan berkala.

h. Tahap VIII : Keluarga dengan Masa Lanjut Usia

Keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah satu

atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu

pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik, dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review

6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan

kematian (Harmoko, 2012)

Masalah kesehatan pada tahap ini yaitu:

1) Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2) Sumber-sumber financial yan tidak memadai

3) Isolasi sosial

4) Kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia

menunjukan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memfasilitasi perawatan

kesehatan bagi lansia.

6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Hal yang terpenting untuk dicermati bahwa dalam kaitannya

dengan perawatan kesehatan keluarga adalah sejauh mana keluarga secara

mandiri mampu melakukan tugas kesehatannya yang meliputi ;

a.Mengenal Masalah kesehatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, kaji sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah

kesehatan yang meliputi : pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebabdan yang mempengaruhinya dan persepsi keluarga terhadap

masalah.

b.Mengambil Keputusan Untuk Tindakan Keperawatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenal tindakan keperawatan yang tepat, hal yang perlu dirasakan

oleh keluarga yaitu : sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat

dan luasnya masalah, apakah masalah kesehatan dirasakan oleh

keluarga, apakah keluarga merasa menyerah kepada masalah yang

dialami, apakah keluarga merasa takut kan akibat dari penyakit.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
c.Melakukan Perawatan Dirumah Bagi Anggota Keluarga yang Sakit

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah sejauh mana

keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran komplikasi, diagnosa dan cara

perawatannya) sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan, sejauh mana keluarga

mengetahui fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, sejauh mana

keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga dan

bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d.Memodifikasi Lingkungan rumah yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

atau memodifikasi lingkungan rumah sehat (dari segi fisik, psikis, sosial

ekonomi) hal yang perlu dikaji sejauh mana mengetahui sumber-sumber

yang dimiliki keluarga, sejauh mana keluarga memperoleh keuntungan

atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana keluarga

mengetahui pentingnya dan sanitasi, sejauh mana keluarga mngenal

upaya pencegahan penyakit, sejauh mana sikap atau pandangan

keluarga hygiene dan sanitasi, dan sejauh mana kekompakan antara

anggota keluarga.

e.Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang

perlu dikaji : sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, sejauh mana tingkat

kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, apakah

keluarga mempunyai pengalaman yang baik terhadap petugas kesehatan

dan apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

B. Konsep Gangguan Pendengaran Otitis Media Akut (OMA)

1. Pengertian

Gangguan pendengaran terutama pada telinga bagian tengah yaitu

keadaan dimana terdapatnya cairan didalam telinga atau terjadinya

peradangan pada telinga bagian tengah yang bersifat akut atau tiba-tiba

yang bisa disebabkan oleh perawatan telinga yang kurang baik.

(Brunner & Sudart, 2006)

Otitis Media Akut (OMA) adalah infeksi telinga meliputi, infeksi

saluran telinga luar (Otitis Eksternal), saluran telinga tengah (otitis

media), mastoid (mastoiditis), dan telinga bagian dalam (labyrinthitis).

Otitis media, suatu inflamasi telinga tengah berhubungan dengan efusi

telinga tengah. (Rahajoe, 2012)

Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh

periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 2002).

Otitis media akut ialah radang akut telinga tengah yang terjadi

terutama pada bayi atau anak yang biasanya didahului oleh infeksi

saluran nafas bagian atas (Schwartz 2004, h.141).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2. Etiologi

Penyebab otitis media akut menurut Wong et al 2008, h.943 ialah

Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Sedangkan

penyebab dari noninfeksius tidak diketahui, meskipun sering terjadi

karena tersumbatnya tuba eustasius akibat edema yang terjadi pada

ISPA, rinitis alergik, atau hipertrofi adenoid. Merokok pasif juga

menjadi faktor penyebab otitis media. Selain itu menurut Muscari 2005,

h.220 otitis media terjadi karena mekanisme pertahanan humoral yang

belum matang sehingga meningkatkan terjadinya infeksi, pemberian

susu bayi dengan botol pada posisi terlentang akan memudahkan

terkumpulnya susu formula di rongga faring, pembesaran jaringan

limfoid yang menghambat pembukaan tuba eustachii. Posisi tuba

eustachii yang pendek dan horisontal, perkembangan saluran kartilago

yang buruk sehingga tuba eustachii terbuka lebih awal.

3. Komplikasi

a. Peradangan telinga tengah (Otitis Media) yang tidak diberi terapi

secara benar dan adekuat dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga

tengah termasuk ke otak, namun ini jarang terjadi setelah adanya

pemberian antibiotik.

b. Mastoiditis

c. Kehilangan pendengaran permanen bila OMA tetap tidak ditangani

d. Keseimbangan tubuh terganggu

e. Peradangan otak (kejang).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4. Tanda Gejala

Manifestasi klinis otitis media menurut Wong et al 2008, h.944 :

a. Terjadi setelah infeksi pernafasan atas

b. Otalgia (sakit telinga)

c. Demam

d. Rabas purulen (otorea) mungkin ada, mungkin tidak.

Manifestasi klinis pada bayi atau anak yang masih kecil :

a. Menangis

b. Rewel, gelisah, sensitive

c. Kecenderungan menggosok, memegang, atau menarik telinga

yang sakit

d. Menggeleng-gelengkan kepala

e. Sulit untuk memberi kenyamanan pada anak

f. Kehilangan nafsu makan

Manifestasi klinis pada anak yang lebih besar :

a. Menangis dan/atau mengungkapkan perasaan tidak nyaman

b. Iritabilitas

c. Letargi

d. Kehilangan nafsu makan

e. Limfadenopati servikal anterior

f. Pada pemeriksaan otoskopi menunjukkan membran utuh yang

tampak merah terang dan menonjol, tanpa terlihat tonjolan

tulang dan refleks ringan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
5. Anatomi dan Fisiologi

a. Anatomi

Gambar 2. 1. Anatomi fisiologi telinga

Sumber : Bickley, Lynn S 2009

Secara anatomi, telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,

tengah dan dalam. (Bickley, Lynn S, 2009)

1) Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas aurikel atau pina, yang pada

binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan

membantu mengumpulkan gelombang suara; dan meatus

eksterna yang menjorok kedalam menjauhi pina, serta

menghantarkan getaran suara menuju membrane timpani. Liang

ini berukuran sekitar 2,5 cm, sepertiga luarnya adalah tulang

rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang.Aurikel

berbentuk tidak teratur serta terdiri atas tulang rawan dan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu cuping

telinga, yang terutama terdiri atas lemak.

2) Telinga tengah

Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang

mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membran

timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari

meatus auditorius eksterna. Rongga itu sempit serta memiliki

dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian

belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam

prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah

celah disebut aditus.

Tuba Eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga

tengah menuju nasofaring, lantas terbuka. Dengan demikian

tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur

seimbang melalui meatus auditorius eksterna, serta melalui tuba

eustakhis. Celah tuba eustakhis akan tertutup jika dalam

keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan.

Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani

dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam

atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak

seimbangnya tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya

hubungan dengan nasofaring ini memungkinkan infeksi pada

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga

telinga tengah.

Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang

tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang

bersambung dari membrane timpani menuju rongga telinga

dalam. Tulang sebelah luar adalah maleus, tulang yang berada

ditengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya bersendi

maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam

sebuah tulang kecil yaitu stapes.

Proses mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang

terletak dibelakang telinga, sementara ruang udara yang berada

pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang

berhubungan dengan rongga telinga tengah. Infeksi dapat

menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid, dan

dengan demikian menimbulkan mastoiditis.

3) Telinga Dalam

Rongga telinga dalam berada dalam bagian os petrosum

tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai

rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang

temporalis. Ronga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi

membrane sehingga membentuk labirin membranosa.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Labirin tulang terdiri atas tiga bagian :

1) Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat

bersambungnya bagian-bagian yang lain.

2) Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula.

Ada tiga jenis saluran-saluran, yaitu saluran superior,

posterior, dan lateral. Bagian telinga dalam ini berfungsi

membantu serebelum dalam mengendalikan keseimbangan,

serta kesadaran akan kedudukan tubuh kita.

3) Koklea adalah sebuahtabung berbentuk spinal yang

membelit dirinya laksana sebuah rumah siput. Belitan-

belitan itu melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut

yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan disebut

modiulus.

Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang

megandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan

dalam labirin membranosa disebut endolimfa, sementara

cairan diluar labirin membranosa dan dalam labirin tulang

disebut perilimfa. Ada dua tingkapdalam ruang melingkar

ini :

1) Fenestra vestibuli (yang juga disebut fenestra ovalis,

lantaran bentuknya yang bulat panjang) ditutup tulang

stapes.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2) Fenestra koklea (yang juga disebut fenestra rotunda,

lantaran bentuknya bundar) ditutup sebuah membran.

b. Fisiologi

Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfer yang dikenal

sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya

berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga

luar menyebabkan membrane timpani bergetar. Getaran-getaran

selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stapes, melalui maleus

yang terkait pada membrane itu. Karena gerakan-gerakan yang

timbul pada setiap tulang ini sendiri, tilang-tulang itu

memperbesar getaran, yang kemudian disalurkan melalui

fenestra vestibular menuju perilimfa. Getaran perilimfa

dialihkan melalui membran menuju endolimfa dalam saluran

koklea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf salam

organ corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus

auditorius.

Pendengaran-pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara

yang enak atau tidak enak, ingar-bingar atau musikal.

Gelombang suara yang tidak teratur menghasilkan keributan

atau keingar-bingaran, sementara gelombang suara berirama

teratur menghasilkan bunyi musikal enak. Suara merambat

dengan kecepatan 343 meter per detik dalam udara tenang, pada

suhu 15,5 derajat celcius.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
6. Pathofisiologi

Otitis Media Akut (OMA) sering diawali dengan infeksi pada

saluran nafas (ISPA) yang disebabkan oleh bakteri, kemudian menyebar

ke telinga tengah melewati tuba eustakhis. Ketika bakteri memasuki

tuba eustkhis maka dapat menyebabkan infeksi dan terjadi

pembengkakan, peradangan pada saluran tersebut.

Proses peradangan yang terjadi pada tuba eustakhis menyebabkan

stimulasi kelenjar minyak untuk menghasilkan secret yang terkumpul di

belakang membrane timpani. Jika secret bertambah banyak maka akan

menyumbat saluran eustakhis, sehingga pendengaran dapat terganggu

karena membrane timpani dan tulang osike (maleus, incus, stapes) yang

menghubungkan telinga bagian dalam tidak dapat bergerak bebas.

Selain mengalami gangguan pendengaran, klien juga akan

mengalami nyeri pada telinga. Otitis Media Akut (OMA) yang

berlangsung selama lebih dari dua bulan dapat berkembang menjadi

Otitis Media Supuratif Kronis apabila faktor hygiene kurang

diperhatikan, terapi yang terlambat, pengobatan tidak adekuat, dan

adanya daya tahan tubuh yang kurang baik. (Garna H, dkk 2012).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis menurut Dowshen et al 2002, h.149.

Penatalaksanaan OMA disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dan

stadiumnya :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a. Stadium oklusi tuba

1) Berikan antibiotik selama 7 hari :

a) Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB

4 x sehari atau

b) Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10

mg/KgBB 3 x sehari atau

c) Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10

mg/KgBB 4 x sehari

2) Obat tetes hidung nasal dekongestan

3) Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi

4) Antipiretik

b. Stadium hiperemis

1) Berikan antibiotik selama 10 – 14 hari :

a) Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB

4 x sehari atau

b) Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10

mg/KgBB 3 x sehari atau

c) Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10

mg/KgBB 4 x sehari

2) Obat tetes hidung nasal dekongestan maksimal 5 hari

3) Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi

4) Antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
c. Stadium supurasi

1) Segera rawat apabila ada fasilitas perawatan.

2) Berikan antibiotika ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi

parenteral selama 3 hari. Apabila ada perbaikan dilanjutkan

dengan pemberian antibiotik peroral selama 14 hari.

3) Bila tidak ada fasilitas perawatan segera rujuk ke dokter

spesialis THT untuk dilakukan miringotomi.

Penatalaksanaan keperawatan menurut Muscari 2005, h.221 ialah :

a. Kaji klien terhadap demam dan tingkat nyeri, dan kaji adanya

komplikasi yang mungkin terjadi.

b. Turunkan demam dengan memberikan antipiretik sesuai

indikasi dan lepas pakainan klien yang berlebihan

c. Redakan nyeri dengan memberikan analgesik sesuai indikasi,

tawarkan makanan lunak pada klien untuk membantu

mengurangi mengunyah makanan, dan berikan kompres panas

atau kompres hangat lokal pada telinga yang sakit.

d. Fasilitas drainase dengan membaringkan klien pada posisi

telinga yang sakit tergantung.

e. Cegah kerusakan kulit dengan menjaga telinga eksternal kering

dan bersih.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
f. Berikan penyuluhan pada pasien dan keluarga :

1) Jelaskan dosis, teknik pemberian, dan kemungkinan efek

samping obat yang telah diberikan oleh pelayanan kesehatan.

2) Ajarkan tentang perawatan telinga dirumah

3) Ajarkan pada keluarga bagaimana cara mengenal masalah

penyakit

4) Diskusikan bagaimana strategi keluarga memodifikasi

lingkungan

5) Motivasi klien dan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan

kesehatan

6) Diskusikan tindakan-tindakan pencegahan, seperti memberi

klien posisi tegak pada waktu makan, menghembus udara

hidung dengan perlahan, permainan meniup.

7) Tekankan perlunya untuk perawatan tindak lanjut setelah

menyelesaikan terapi antibiotik untuk memeriksa adanya

infeksi persisten.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
8. Pathway

Gambar 2. 2. Pathway
Infeksi sekunder (ISPA), influenza, trauma benda asing, ruptur gendang

telinga

Invansi bakteri

Infeksi telinga tengah

Proses peradangan peningkatan produksi cairan pengobatan

tidak tuntas,

episode

berulang

Nyeri akumulasi cairan infeksi berlanjut

Ruptur membran timpani kurang pengetahuan

Sekret keluar dan bau acuh tah acuh

Gangguan citra tubuh Perilaku kesehatan


cenderung beresiko

Erosi pada kenalis semisikularis

Pening, vertigo, hipertermi

Kurang informasi

Kurang pengetahuan

Ketidakefektifan managemen kesehatan

Sumber : Modifikasi NANDA 2015, Thomas D, 2007 dalam Maryana, 2013

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Konsep asuhan keperawatan keluarga dengan masalah otitis media akut

secara teori menurut (Toy EC, et all 2011 dalam Maryana, 2013) yaitu

sebagai berikut :

1. Pengkajian

a. Identitas klien

b. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan dahulu

Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah

menderita gangguan pendengaran (kapan, berapa lama,

pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan

membersihkan telinga, keadaan lingkungan, daerah

industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota

keluarga.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Kaji kesehatan yang dirasakan klien pada saat anamnesa,

seperti penjabaran dari riwayat adanya kelainan nyeri

yang dirasakan.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji ada tidaknya salah satu keluarga yang

mengalami penyakit yang sama. Ada atau tidaknya

riwayat saluran nafas atas yang berulang dan riwayat

alergi pada keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum klien

Lakukan inspeksi, palpasi, perkusi, maupun auskultasi

dari kepala (mata, hidung, khususnya telinga kaji secara

detail caian yang keluar, bau dan warna cairan), leher,

dada, jantung, perut, genitouria, dan ekstermitas.

2) Kaji nutrisi, eliminasi, aktivitas dan perawatan diri

d. Pemeriksaan diagnostik

1) Tes audiometri

2) X-ray

3) Tes berbisik

4) Tes garpu tala

2. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi

a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

1) Keluarga mampu mengenal masalah

Mengembangkan materi pendidikan sesuai dengan

tingkat pengetahuan keluarga

2) Keluarga mampu mengambil keputusan, sesuai dengan

informasi yang diperoleh

3) Keluarga mampu merawat anggota yang sakit,

meningkatkan istirahat dan perawatan yang baik

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Menentukan sumber daya keuangan, menentukan status

pendidikan, merencanakan kegiatan pencegahan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

Menentukan apakah klien dan keluarga mempunyai

pengetahuan mengenai kondisi kesehatan.

b. Ketidakefektifan managemen kesehatan

1) Keluarga mampu mengenal masalah

Beri pengertian keluarga resiko penyakit

2) Keluarga mampu mengambil keputusan

3) Keluarga mampu merawat anggota yang sakit, beri

pendidikan kesehatan mengenai penyakit dan

penyebabnya

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Ciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari baktei

pencetus

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

Menentukan apakah keluarga sudah memahami tentang

kesehatan, dan keluarga memanfaatkan kesehatan.

3. Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap

pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
ditunjukan pada Nursing Order untuk membantu klien

mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu rencana

tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga harus

didasarkan dari 5 fungsi keperawatan keluarga. (Nursalam,

2008)

4. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi

proses keperawatan yang menandakan seberaapa jauh

diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. (Nursalam, 2008)

Hasil evaluasi dapat dibentuk :

a. Tujuan tercapai, jika keluarga menunjukan perubahan

sesuai dengan standar fungsi pemeliharaan keluarga

yang ditetapkan.

b. Tujuan tercapai sebagian, jika keluarga menunjukan

perubahan sebagian dari standar fungsi pemeliharaan

keluarga yang ditetapkan.

c. Tujuan tidak tercapai, jika keluarga tidak menunjukan

perubahan sama sekali bahkan timbul masalah baru.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., Esti Muharumsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Anda mungkin juga menyukai