Oleh :
Nama : Happy Hutama Y
NIM : 1611020
Adelia.(2011). Libas Rematik dan Nyeri Otot dari Hidup Anda. Yogyakarta: Brilliant Books
Friedman M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori & Praktek. Alih Bahasa
oleh Achir Yani S. Jakarta : EGC
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Ny. M
b. Umur KK : 63 Tahun
c. Alamat dan telepon : Ds. Kaliasri RT09/08 Kec Kalipare Kab Malang
d. Pekerjaan KK : Buruh Tani
e. Pendidikan KK : SD
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hub. dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK
1. Tn.S Laki-Laki suami 70 th SD Islam Buruh Tani
= Meninggal
= Laki-laki
=Perempuan
= Tinggal serumah
Ny. M
j. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. M yaitu unsila yang terdiri dari suami,istri
k. Suku Bangsa
Keluarga Ny.M termasuk dalam suku bangsa Jawa
l. Agama
Kepercayaan yang dianut adalah agama islam
m. Status sosial ekonomi keluarga
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari di dapat dari Tn. S dibantu oleh istrinya. Tn. S bekerja
sebagai Buruh tani dengan penghasilan tidak menentu.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. M hanya dirumah selama masa pandemi COVID-19 hiburan hanya menonton tv
bersama dirumah.
2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S yaitu keluarga usia lanjut yaitu Ny. M. Tugas
perkembangan keluarga yaitu: mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,
mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat, melakukan life review
dan mempertahankan penataan yang memuaskan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga
merasa sudah terpenuhi, hanya saja Tn. S maupun Ny. M tetap ingin bekerja keras untuk
menghidupi kebutuhan sehari hari.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Baik Tn. S, dan Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Hanya saja terkadang
pusing dan batuk pilek yang sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi Ny. M sudah 10
tahun menderita penyakit rematik.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tidak mempunyai riwayat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan / penyakit
keturunan
LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1).Denah rumah
Teras
R. Tamu U
K. Tidur
B T
K. Tidur K. Tidur
S
r. klg Dapur
Kandang Toilet
kambing
2). Keadaan lingkungan dalam rumah
Tn. S dan Ny. M menempati rumah Tn.S. Keadaan rumah rapi dan bersih lantainya
bertekel dengan adanya ruang tamu, ruang tengah, 3 kamar tidur, dapur dan kamar mandi.
Masing – masing kamar memiliki jendela dan penerangan yang cukup.
3). Keadaan lingkungan di luar rumah
a). Pemanfaatan halaman
Halaman rumah cukup luas biasa di gunakan untuk menjemur pakaian dan terdapat
beberapa tanaman hias. Terkadang halaman rumah di buat untuk menjemur padi.
b). Sumber air minum
Sumber air minum keluarga Tn. S yaitu dari sumur yang letaknya di belakang rumah.
Dan dalam mengambil air keluarga memanfaatkan pompa air/sanyo.
c). Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor melalui selokan yang mengalir ke daerah yang lebih rendah dan
dalam keadaan lancar untuk resapan air.
d). Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih dahulu semua
sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e). Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah wc jongkok dengan pembuangan septic tank
f). Sumber pencemaran
Belakang rumah terdapat kandang kambing. Terkadang bau kotorannya tercium
sampai dalam rumah
g). Sanitasi rumah
Pembuangan air melalui sambungan paralon yang langsung mengalir ke tempat yang
lebih rendah untuk resapan
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada tetangga yang
membutuhkan pertolongan atau sedang melakukan hajat saling membantu. Namun
dengan adanya pandemi tidak ada perkumpulan dan hajat. Semua keluarga hanya dirumah
dan meminimalkan pergi keluar kalau tidak penting.
c. Mobilitas geografi keluarga
Semenjak menikah, Tn. S ikut dengan istri tinggal bersama Ny. M. Alat transportasi yang
digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor yang di gunakan Tn. H. Tn.H untuk
bekerja.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S dan Ny. M memiliki hubungan yang baik dengan tetangga. Selalu ikut
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti poskamling, yasinan dan acara
kemasyarakatan lainnya. Namun semenjak pandemi kegiatan ditiadakan. Keluarga Tn. S
hanya banyak menghabiskan waktu dengan keluarga serumah saja dan bekerja.
e. Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Faktor pendukung keluarga Tn. S adalah keluarga besar/saudara-saudara dari yang tinggal
berdekatan. Dimana apabila keluarga Tn. S dan Ny. M memerlukan bantuan maka
keluarga yang lain akan membantu.
3. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. S yaitu komunikasi terbuka. Ny.
M. Ny M mempunyai hak untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya kepada
Tn. S selaku kepala keluarga. Dalam keluarga Tn.S mengatakan tidak pernah
mengalami masalah dalam proses komunikasi, apabila terjadi hal kesalah pahaman
mereka menyelesaikannya dengan membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama antara Tn.
S dengan Ny. M. Pengambilan keputusan tetap ditangan Tn. S di buat dengan
mempertimbangkan setiap masukan dari istrinya maupun mertuanya. Seperti halnya
keputusan dalam perawatan Ny. M keluarga memutuskan hanya merawat Ny. M
dirumah dengan memberikan obat. Tidak berani memeriksakan ke RS atau Puskesmas
dikarenakan situasi pandemi.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga dan sekaligus menjadi suami. Tn. S
bertanggungjawab dan berkewajiban mencukupi kebutuhan istri. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah dan istri dan menyiapkan kebutuhan rumah tangga yang lain, menurut
pendapat keluarga bisa saja istri bertindak sebagai pencari nafkah tambahan asalkan
tugas sebagai seorang istri tidak terabaikan. Keluarga mengatakan landasan agama
dalam keluarga sangat berperan penting sebagai pondasi keutuhan keluarga. Keluarga
Tn. S juga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
4. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1). Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan keluarga nya secara rinci, mulai dari kebutuhan
makanan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.
2). Hubungan keakraban
Hubungan Tn. S dengan mertua dan istrinya baik harmonis
3). Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)
Setiap anggota keluarga sakit satu sama lain saling memberikan perhatian apalagi
jika masalah kesehatan anaknya dan Ny. M secepat mungkin mencarikan obat di
warung terdekat.
4). Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi perpisahan yang bersifat sementara, ketika Tn. S
dan Ny. M harus bekerja.
b. Fungsi sosial
1). Cara pola asuh pada anak
Tn. S dan Ny. S mengatakan bahwa perlunya anak beriteraksi dengan teman sebaya
selagi itu positif dan tetap mengawasi anak.
2). Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dilakukan oleh Ny. M di bantu oleh Tn. S dalam merawat
anaknya.
3). Nilai anak–anak dalam keluarga
Tn. S dan Ny. M mengatakan anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dirawat dengan baik.
4). Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi etnis dan
suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih banyak ditangani ibu
5). Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan
Tn. S hanya bekerja sebagai buruh tani apabila tidak ada yang menyuruh atau
mengajak bekerja hanya mengandalkan Ny. M.
6). Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1). Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. M sering merasakan nyeri pada bagian
lututnya. Ny. M mengidap rematik sudah 10 tahun. Nyeri bertambah apabila di buat
aktifitas atau disaat duduk dan akan berdiri. Ny. M megatakan sering mengonsumsi
pil pereda nyeri dari warung. Ia mengatakan apabila telat atau tidak meminum pil
nyeri akan kambuh.
2). Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut
maksimal 3 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi.
3). Penyakit yang sering diderita
Tn. S mengatakan tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius hanya saja
pusing, batuk dan pilek. Ny. M mengalami nyeri sendi / rematik sudah 10 tahun.
4). Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan
5). Penyakit kronis atau menular
Tidak memiliki penyakit menular
6). Kecacatan
Tidak memiliki kecacatan yang dialami oleh keluarga
7). Pola makan
Pola makan baik 2-3 kali/ hari
8). Pola istirahat
Pola istirahat keluarga cukup 7-8 jam/hari
9). Ketergantungan obat atau bahan
Ny. M mengatakan apabila tidak meminum pil dari warung nyeri akan kambuh
10). Mencari pelayanan kesehatan
Dalam keadaan pandemi Tn. H maupun Ny. H mengatakan takut untuk langsung
membawa keluarga yang sakit ke RS/ Puskesmas. Keluarga hanya membelikan obat
warung atau di apotek untuk menyembuhkan sakit yang di derita oleh Ny. S.
d. Fungsi reproduksi
Ny M mengatakan sudah tidak menstruasi
5. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek : Keluarga mengatakan merasa kawatir dengan kondisi
pandemi COVID-19 saat ini yang belum tau kapan berakhir, di tambah lagi dengan
masalah kesehatan Ny. S
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Ny. M mengatakan pada masa pandemi saat ini apabila tidak mempunyai kepentingan
yang mendesak diusahakan untuk tidak keluar rumah, kecuali Tn. S dan Ny. M yang
harus tetap bekerja. Kalaupun harus keluar Tn. S dan Ny. M selalu memperhatikan
protokol kesehatan.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah dalam keluarga, keluarga lebih suka berunding bersama untuk
memecahkannya atau meminta pendapat pada orang yang lebih tahu. Apabila terdapat
keluarga yang sakit dan dirasa sakitnya akan dibelikan obat di warung.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Apabila keluarga menghadapi suatu permasalahan Tn. S dan Ny. M selalu
membicarakan bersama dan memutuskan langkah yang akan diambil.
Happy Hutama
ANALISA DATA
3 Potensial masalah cukup 2/3x1 = 2/3 Masalah Ny. M dapat diatasi oleh
untuk dicegah keluarga dengan menjaga pola makan
Skala : cukup dan membatasi aktivitas yang berlebih.
Jumlah 4 2/3
3 Potensial masalah cukup 2/3x1 = 2/3 Masalah ini dapat diatasi karena
untuk dicegah adanya kemauan dari keluarga.
Skala : cukup
Jumlah 3 4/3
Indikator: Aktivitas-aktivitas:
Topik : Osteoarthritis
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah
1. TUJUAN
a. Ceramah
4. MEDIA
1. Leaflet
5. WAKTU
3. Menawarkan kontrak
waktu
Rumah Ny. M
7. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria Struktur :
b. Kriteria Proses :
A. Pengertian Osteoarthritis.
Penyakit Osteoarthritismerupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan.
Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tetapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak
mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya
sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang.
Osteoarthritis adalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal dari sisa
makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan
makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh
makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut,
maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-
buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel- sel tubuh
yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Biasanya asam urat
menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan bahan purin ini.
E. Komplikasi Osteoarthritis
1. Bahaya Penyakit OsteoarthritisPada Jantung
Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan angka kematian yang
disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pasien dengan
hiperurikemia dan hipertensi terdapat meningkatnya risiko 3-5 kali timbulnya penyakit
jantung koroner dan strok dibandingkan dengan yang hanya menderita hipertensi.
Hiperurikemia juga berhubungan dengan sindroma metabolik (sindroma X) atau
resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-kelainan dengan kadar insulin yang
meningkat di dalam darah, hipertensi, kadar trigliserida darah yang meningkat dan
kadar lemak ‘baik’ (HDL-cholesterol) yang rendah yang semuanya sering
menyebabkan penyakit jantung koroner.
2. Bahaya Penyakit Osteoarthritis Pada Ginjal
Penderita hiperurikemia mempunyai risiko menderita batu asam urat di dalam
perjalanan penyakitnya. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan saja
meningkatkan pembentukan batu asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium
oksalat.Pembentukan batu asam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman
air seni dan tingginya kadar asam urat di dalam air seni, sedangkan disisi lain bahwa
adanya zat sitrat dan glikosaminoglikan dapat menghambat pembentukan batu tersebut.
Selain daripada kadar asam urat yang tinggi di dalam urine, faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi pembentukan batu asam urat berupa volume air seni yang lebih
sedikit.Adanya batu asam urat menyebabkan peninggian tekanan di dalam ginjal dan
penekanan pembuluh-pembuluh darah yang menyebabkan bertambah tebalnya dinding
pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke ginjal dengan akibat kerusakan pada
ginjal seperti ginjal mengecil, ginjal bengkak, ginjal bocor, gagal ginjal dll.
2. Cara pencegahan terhadap osteoarthritis
a)Banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk,
strawberry, pepaya.
b) Buah-buahan dan sayuran yang dapat membantu mengobati asam urat seperti
buah naga, belimbing wuluh, sawi putih, sawi hijau, tomat, jahe dll.
c) Makanlah makanan yang banyak mengandung potasium seperti pisang, yughurt
dan kentang.
d) Banyaklah mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti roti, singkong, ubi dan
nasi.
e) Mengurangi mengkonsumsi permen, gula, sirup, arum manis, gulali.
f) Untuk orang gemuk sebaiknya menurunkan berat badan
g) Hindari minum obat aspirin
h) Hindari bekerja terlalu keras
i) Olahraga secara cukup.
j) Minum air putih 8 gelas sehari
3. Cara pengobatan osteoarthritis
a. Segera kurangi atau kalau bisa hentikan mengkonsumsi makanan yang tinggipurin anda
terkana penyakit asam urat atomatis dalam tubuh anda telah terjadi penumpukan asam
urat dan ginjal anda tidak bisa mengatasi untuk mengeluarkan zat asam urat. Segera
hentikan mengkonsumi makanan-makanan yang banyak mengandung purin.
b. Perbanyaklah minum air putih. Banyak minum air putih akan membantu untuk
mengencerkan dan melarutkan kadar asam urat. Dengan demikian ginjal akan lebih
ringan didalam mengeluarkan zat asam urat dari tubuh melalu urine. Banyak minum air
putih juga salah sata cara ringan untuk melakukan detoksifikasi atau pengeluaran racun
dalam tubuh termasuk asam urat.
c. Konsumsilah Obat Herbal Penurun Asam Urat Dan Penguat Ginjal Sebenarnya kita
tidak perlu lagi menengok obat-obatan kimia didalam mencegah, mengatasi dan
mengobati penyakit asam urat. Di alam sudah banyak sekali tersedia bahan-bahan
herbal berkualitas anti asam urat dan penurun asam urat. Namun perlu Anda pahami
bahwa penyakit asam urat muncul dikarenakan tingginya asam urat dan
ketidakmampuan organ ginjal untuk membuang zat hasil metabolisme purin tersebut.
Jadi dalam pengobatan penyakit asam urat harus juga mencari obat herbal yang bisa
juga memperbaiki fungsi ginjal. Jadi penggunaan obat herbal penurun asam urat harus
dikombinasikan dengan herbal yang bisa memperbaiki fungsi ginjal sehingga proses
pengeluaran asam urat malalui urin berjalan lancar.
LAMPIRAN 2
Kompres Hangat
Pengertian Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada
radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.