Anda di halaman 1dari 13

A.

Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien dalam
asuhan keperawatan. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai yang dianut keluarga,
budaya keluarga serta sebagai aspek yang terkait dengan apa yang diyakini dalam
keluarga tersebut (Saiful 2012).
2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan berasal dari berbagai macam pola kehidupa.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan
maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Menurut Friedman tipe keluarga
ada 2 yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak (kandung atau angkat)
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman,
bibi.
3) Keluarga “dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak
4) Single parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
( ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seseorang dewasa
( misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah ).
b. Tipe keluarga non tradisional
1) The ummarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu dengan anak dari
hubungan tanpa nikah )
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami-istri (marital partners)
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
7) Group-marrige family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang
saliing merasa sudah menikah, berbagai sesuatu sexual dan membesarkan
anaknya
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian terapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) Berfikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim :
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik
2) Karakteristik penerima :
a) Siap mendengarkan
b) Memberi umpan balik
c) Melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagaianya. Terapu kadang
peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada
beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggora
keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam
diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan ( potensial dan aktual ) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.
d. Nilai – nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Keluarga yang berhasil melaksanakan
fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Menurut ( Murwani, 2007) komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh
Cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka,
kemampuanya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada
akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan
orang lain diluar keluarga/masyarakat.
2) Saling menghargai
Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak
setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka
fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi
Ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus megembangkan
proses identifikasi yang positif dari kedua orang tuanya.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi
afektif didalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir, keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisai. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggora keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Kelurga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
menruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan tidak seimbang
antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya ganggua kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
5. Tugas kesehatan keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e) Mempertahankan hubungan dengan ( mengguanakan ) fasilitas kesehatan masyarakat.

6. Tugas perkembangan keluarga


Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahap –tahapan. Seperti individu – individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga
juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Davall dan miller adalah :
a. Tahap 1 : keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan
Menandai bermulanya sebuah keluara baru dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakir ketika anak
berusia lima tahun
d. Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja
e. Tahap V : keluarga dengan anak ramaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahum. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau
20 tahun
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong ketika anak terakir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat disingkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : oran tua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal dan
tugas tumbuh kembang lansia pada tahap ini adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

B. Tahap Perkembangan Keluarga Remaja


1. Pengertian
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan seseorang dalam struktur dan
fungsi tubuh menjadi lebih kompleks dengan pola yang teratur meliputi diferensiasi sel-
sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang kemudian akan berkembang
sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku yang merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungan.
Selain pengertian di atas juga terdapat penjelasan bahwa perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan yang dialami individu untuk mencapai tingkat kedewasaan
atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan kontinyu dalam diri
individu mulai lahir sampai mati.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan remaja adalah proses
perubahan struktur dan fungsi remaja untuk menuju tingkat kedewasaan dan kematangan
secara sistematis, progresif dan berkesinabungan untuk memenuhi masing-masing fungsi
termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku yang dihasilkan dari
interaksi dengan lingkungan

2. Tugas Remaja
Menurut Erikson (2004), berpendapat bahwan masa remaja merupakan
perkembangan identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja.
Erikson memandang pengalaman hidup remaja adalah suatu periode saat remaja
diharapkan mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan dan mampu
menjawab pertanyaan siapa saya? Dan apabila remaja mengalami kegagalan dalam
mengembangkan rasa identitasnya, maka akan mengalami kehilangan arah sehingga
akan berdampak pada hal yang negatif seperti perilaku yang menyimpang, tindakan
kriminal atau menutup diri dari lingkungan. Selain tugas perkembangan di atas juga
terdapat tugas perkembangan, yaitu :
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul
dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok
d. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri
e. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri kekanan-kanankan
f. Mampu menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya
sebagai seorang anggota keluarga
g. Perasaan memiliki terhadap sebaya membentuk geng anak perempuan
mempunyai sahabat
h. Menuntut keadilan tapi cenderung melihat sesuatu dari sisi pandang mereka
sendiri.
3. Masalah pada remaja
1. Depresi
Mood jelek dan kemarahan bisa menimpa remaja mana pun. Bila terjadi dalam waktu
panjang, perilaku atau perubahan suasana hati tersebut bisa menyebabkan remaja
mengalami depresi. Jika tidak diobati, depresi dapat menyebabkan masalah di sekolah
dan rumah, penyalahgunaan obat, alkohol atau kecanduan internet, gangguan makan
kecelakaan diri, kekerasan atau perilaku berbahaya, bahkan yang lebih buruk bunuh
diri. Gejala bisa berupa kesedihan luar biasa, putus asa, rasa bersalah, gelisah, merasa
tidak berguna, sulit berkonsentrasi, menarik diri dari lingkungan, kehilangan minat
dalam aktivitas, jarang menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman,
makan atau tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, banyak menangis, atau bahkan
melarikan diri dari rumah.
2. Gangguan makan
Remaja perempuan biasanya terobsesi memiliki tubuh yang sempurna hingga
akhirnya berbagai cara dilakukan bahkan hingga akhirnya berbagai cara dilakukan
bahkan hingga menyebabkan gangguan makan seperti anorexia nervosa, bulimia
nervosa atau binge eating disorder. Remaja yang annoreksia akan makan sangat
sedikit, karena khawatir menjadi gemuk dan mengalami masalah keseharan jangka
panjang seperti penurunan berat badan yang parah, penghentian siklus menstruasi,
pertumbuhan terhambat, kulit sangat kering dan rambut rontok. Remaja dengan
gangguan makan mungkin merasa kesepian, malu, cemas, dan depresi, serta memiliki
citra diri yang sangat rendah.
3. Kehamilan
Kebanyakan kehamilan remaja tidak direncanakan dan banyak ibu-ibu muda yang
menghadapi konsekuensi yang berat. Banyak remaja hamil melahirkan bayi dengan
berat badan rendah dan perkembangan organ yang lambat. Sebagian besar merupakan
hasil dari kegagalan ibu remaja untuk memelihara diri dan mendapatkan perawatan
prenatal yang tepat.
4. Narkoba
Remaja menghadapi banyak tekanan kuat dari teman sebaya untuk mencoba obat-
obatan, alkohol dan rokok di pesta-pesta dan dalam situasi sosial, kebanyakan remaja
mencoba narkoba setidaknya sekali pada usia 13 tahun. Obat yang biasa digunakan
oleh para remaja termasuk halusinogen, heroin, inhalansia dan metamfetamin
(ekstasi), yang semuanya sangat adiktif dan dapat mengakibatkan kesulitan keuangan,
medis dan emosional seumur hidup. Penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan
kerusakan hati atau otak, kekurangan sistem kekebalan tubuh atau bahkan kanker
5. Bunuh diri
Depresi, penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol dan agresi bisa menjadi tanda-
tanda remaja ingin melakukan bunuh diri. Ramaja seperti ini dapat menjadi tidak
tertarik pada kegiatan biasanya, menarik diri dari keluarga dan teman-teman, tidur
atau makan lebih kurang dari biasanya, mengeluh tentang sakit dan nyeri, kehilangan
minat di sekolah dan biasanya banyak berbicara tentang bunuh diri lebih sering dari
biasanya.

C. Askep Teoritis
1. Pengkajian
1) Data umum
Yang meliputi identitas KK , jumlah anggota keluarga
2) Genogram
Diambil dari 3 keturunan dari suami dan istri
3) Tipe keluarga
Menjelaskan megenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
dengan jenis tipe/bentuk keluarga tersebut.
4) Suku bangsa
Mengkaji asal suku tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait
dengan kesehatan. Kalau ada perbedaan dalam keluarga bagaimana keluarga terhadap
perbedaan tersebut, apakah berhasil atau tidak dan kesulitan- kesulitan yang masih
dirasakan sampai saat ini sehubungan dengan proses adaptasi tersebut.
5) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan. Apakah berasal dari agama dan kepercayaan yang sama, kalau tidak
bagaimana proses adaptasi dilakukan dan bagaimana hasilnya.
6) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh keluarga maupun oleh
keluarga yang lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga.
7) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama
untuk mengunjungi tempat rekrasi tertentu bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekrasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivtas rekrasi. Seberapa sering rekrasi dilakukan dan apa kegiatan yang
dilakukan baik oleh keluarga secara keseluruan maupun seluruh anggota keluarganya.
Eksplorasi perasaan keluarga setelah bereaksi, apakah keluarga puas/tidak. Rekreasi
dibutuhkan untuk memperkokoh dan mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki
perasaan masing-masing anggota keluarga, curah pendapat/sharing, menurunkan
ketegangan dan untuk bersenang-senang.

2. Riwayat tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturuan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit ( status imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

3. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah di identifikasikan dengan luas rumah, tipe rumah ruangan,
jumlah jedela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabor rumah tangga, jenis
septicktank dengan sumber ait minum yang digunakan serta denah rumah. Apakah
rumah dan lingkungan sekitar telah memenuhi syarat-syarat lingkungan sehat, tingkat
keamanan dalam penggunaan fasilitas yang ada dirumah, apakah privasi masing-
masing anggota tentang keadaan rumah puas/tidak, memadai/tidak.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya
yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Tinggal di daerah sekarang sudah berapa lama dan apakah sudah dapat beradaptasi
dengan lingkungan setempat
4) Perkumpulan keluarga inti dari interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang sehat, fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat
setempat.

4. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
mengubah perilaku
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan
kesehatan

5. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluara,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai
2) Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku
3) Fungsi perawatan keluarga
Sejauh mana keluarga menyadiakan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap
anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengalami sehat-sakit, kesanggupan
keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan
Sejauh mana keluarga mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi
pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Sejauh mana keluarga mengerti menganai sifat dan luasnya masalah, apaka
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat
dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan,
dapat menjangkau fasiltas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui tentang sifat
dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber-sumber yang
ada dalam keluarga ( anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan,
fasilitas fisik, psikososial ), mengetahui keberasaam fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Sejauhmana mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hyegine
sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan dimasyarakat
Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga
4) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa
yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumla anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan,
dan memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya meningkatkan status
kesehatan keluarga

6. Stress dan koping keluarga


1) Stressor jangka pendek
Yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6
bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
4) Strategi adaptasi difungsional
Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan

7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan, tidak berbeda dengan fisik di klinik
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai