Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ANAK USIA SEKOLAH

INSTRUKTUR AKADEMIK INSTRUKTUR KLINIK

(ABD GAFAR S.Kep.MPH) (Ns. DEVI YANTI, S.Kep)

DISUSUN OLEH
VELLIA OKTI HENDRIAN
173210347
III B

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


PRODI D – III KEPERAWATAN SOLOK
2019
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Anak Usia Sekolah


1. Definisi
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak
masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir
masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi
dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak
menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan
cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
2. Kelompok Anak
a. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
b. Usia sekolah : 6 – 12 tahun
c. Usia remaja : 13 - 18 tahun
3. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Label yang digunakan oleh orang tua
1) Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah
dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun
anggota keluarga lainnya
2) Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan
3) Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan
membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua
anggota keluarga
b. Label yang digunakan pendidik/guru
1) Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian
diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan
penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
2) Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung
menetap sampai dewasa
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
1) Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok
2) Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang
disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku
3) Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan
menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak
4) Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang
sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain
4. Tugas Perkembangan Orangtua Dengan Anak Usia Sekolah
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa
bahwa tahapan ini lebih berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah
sudah dapat berjalan secara rutin. Anak secara umum merasa puas mengenai
hubungannya dengan orangtua dan mulai terlibat dalam aktivitas rumah
tangga.
a. Mensupport perkembangan anak
Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara membiarkan
anak untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin
lama, akan semakin sedikit waktu anak tersebut berada di rumahnya.
Sejak pagi hingga siang anak harus bersekolah, kemudian setelah itu tidak
jarang anak mengikuti kegiatan olahraga atau klub-klub tertentu bersama
dengan grupnya, sehingga anak pulang ke rumah dalam keadaan lelah
pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan temannya untuk
menginap di rumahnya, berlibur bersama, ikut camp, mengunjungi kerabat
pada hari libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di atas sangat baik untuk
perkembangan anak dalam hal kemandirian, memperluas pengalaman dan
untuk perkembangan kepribadiannya.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan
Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah
biasanya lebih sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya
mereka mengalami 4 kali problem lebih sering. Potensi problem terbesar
bisanya mengenai pengaturan anak di rumah, sehingga mengurangi
ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan nomor kedua
Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan
pernikahan. Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan
peran gender tradisional dalam berhubungan, dimana hubungan keduanya
kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan yang didasarkan pada
kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke pihak lainnya. Model
pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi daripada
menghindar dalam penyelesaian konfliknya, dan yang lebih
pentingberusaha untuk mengekspresikan cintanya secara spontan
(Swensen,Eskew,&Kohlhepp, 1981). Menjaga hubungan pernikahan pada
saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah penting, tidak hanya
untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi kepentingan anak
kelak
5. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
a. Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan Kesehatan
Anak
b. Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
c. Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
d. Sosialisasi
e. Komunikasi Di Dalam Keluarga dan Anak Usia Sekolah
6. Promosi Kesehatan Selama Periode Usia Sekolah
Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan
latihan perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika
tingkat kognisi meningkat pada periode ini, pendidikan kesehatan yang efektif
harus dikembangkan dengan tapat. Promosi praktek kesehatan yang baik
merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku
yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat dapat
berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan nasional dengan menigkatkan
kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi. Anak usia sekolah harus
berpartisipasi dalam progam pendidikan yang memungkinkan mereka untuk
merencanakan, memilih dan menyajikan makanan yang sehat. Perawat juga
mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan kesehatan yang tepatbagi
anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya kunjungan
pemeliharaan kesehatan.
7. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Anak Usia Sekolah
Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang
terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan mengalami
kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada kelompok usia
ini, masalah ini memiliki angka mordibitas tinggi jumlah infeksi hamper 80%
dari seluruh penyakit anak. Infeksi pernafasan merupakan prevalensi
terbanyak, flu biasa tetap merupakan penyakit utama pada masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan
ketidakmampuan, sering kali sebagai akibat adanya rintangan pencapaian
pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar, kerusakan sensasi,
dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di antara anak-anak yang
hidup dalam kemiskinan.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian

a. Data umum

1) Nama kepala keluarga


2) Alamat
3) Telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi anggota keluarga
7) Genogram
8) Tipe Keluarga
9) Suku Bangsa
10) Agama
11) Status Sosial Ekonomi Keluarga
12) Aktivitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga tersebut
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing –
masing anggota keluarga, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga, serta pengalaman – pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya, dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan, serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh
mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, papan,
maupun pangan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di dalam
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
d. Tugas Perawatan Keluarga
1) Mengenal masalah keluarga
2) Mengambil keputusan
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
4) Memelihara lingkungan
5) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan
e. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
f. Pemeriksaan Fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga.
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata,
mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah,
sistem genetalia.
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
g. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan


menggambarkan respons manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana perawat
dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk mempertahankan status
kesehatan atau untuk mencegah perubahan. Untuk menegakkan diagnosa
dilakukan 2 hal, yaitu :
a. Analisa Data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan
dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung
3. Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat


untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi. Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2
tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan.
a. Menentukan prioritas masalah keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor
tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah
dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
Bailon dan Maglay.
Tabel Proses Skoring
Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah :
b) Aktual 3
1
c) Risiko 2
d) Potensial 1
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan :
 Mudah 2
2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk dicegah :


 Tinggi 3
1
 Cukup 2
 Rendah 1

Menonjolnya masalah :
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
1
 Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
 Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5).
4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah


disusun. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga, yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil


implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah terkandung dalam rencana
perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik
maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas
yang telah dicapai. Evaluasi disusun menggunakan SOAP
DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2012. Keluarga Anak Usia Sekolah. Diakses pada tanggal 25 Januari 2018 di
http:/www.scribd
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah
dengan Masalah KB. Dimuat dalam
http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga/
Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE :
Appleton And Lange.

Anda mungkin juga menyukai