M DENGAN
GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSAT
KADAP KECAMATAN RAO SELATAN KABUPATEN
PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2019
DIAN RAHMAYANI
1914901033
a. Pengertian Keluarga
Keluarga menurut Burges (1963) dalam Friedman (2010) adalah sekumpulan yang
disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan ikatan adopsi atau ikatan sebuah keluarga
yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga dan adanya interaksi dan
kumunikasi satu sama lain dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu,
anak laki-laki, anak perempuan, saudara dan saudari.Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
Sayekti (1994 dalam Suprajitno 2004) berpendapat bahwa keluarga adalah suatu
ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan
jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
b. Fungsi Keluarga
keluarga yaitu:
1) Fungsi Afektif
Yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga, pelindung dan
2) Fungsi Sosialisasi
sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin, norma budaya prilaku melalui
3) Fungsi reproduksi
manusia.
4) Fungsi Ekonomi
dan lain-lain.
Selain fungsi diatas ada beberapa fungsi keluarga yang lain menurut Effendy
(1998, dalam Setiadi, 2008), yang dapat dijalankan keluarga yaitu sebagai berikut :
1) Fungsi biologis
2) Fungsi Psikologi
3) Fungsi Sosiologi
anak.
4) Fungsi Ekonomi
lingkungan.
sebagainya.
5) Fungsi Pendidikan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri
dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,
nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orangtua tunggal,
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak – anak tiri.
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah,
ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang
tinggal bersama.
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah
punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
Keluarga Inti (Nuclear Family). Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta
Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family). Keluarga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak, atau anak mereka tidak tinggal bersama.
Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family). Keluarga inti yang suami
membujang.
Couple). Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia
saudara-saudara menurut garis vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami
maupun istri.
Keluarga karier kedua (Second Carrier Family) Keluarga inti diad yang anak-
anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif lagi kerja.
berikut :
Keluarga yang hidup bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari
pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan
Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried Parents and
Children Family) Pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal
perkawinan sah.
terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan
yang sah.
dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup bersama sebagai
2) Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai
anggota keluarga
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6
privasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak.
yang lain.
hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas).
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur hingga 13
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 20 tahun),
Tugasnya :
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
6) Tahap VI : keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda (mencakup anak
perkawinan.
c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan suami maupun istri.
7) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan), Tugasnya :
3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
prinsip-prinsip berikut :
kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
f) Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan
hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah.
g) Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-
sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. (Sudiharto dan Sri Setyowati,
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan yang paling
Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri osteum
Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada
Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai
pylorus
Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli
Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot
Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu
yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
(Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran
pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.
1) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut.
Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu
banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan
yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
radiasi.
2) Gastritis Kronis
yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri
Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang
pekat.
III. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang
Minuman beralkohol
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan
kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa
lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi,
2008).
Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum
IV. Patofisiologi
1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa
akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan
terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan
sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya
rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
V. Manifestasi Klinik
Anorexia
Mual
Muntah
nyeri epigastrium
2. Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan.
VI. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, terkadang
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
terjadinya pendarahan
syok
perforasi
kanker lambung
VIII. Penatalaksanaan
Aspek keperawatan yang paling penting adalah perhatian pada unit keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Effendi, 2004). Keluarga yang juga adalah individu, kelompok, dan
membentuk unit dasar masyarakat dan tentunya unit dasar ini sangat mempengaruhi
Unit keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat (Bronfenbrenner, 1979
dalam Friedman, 2003). Tujuan dasar sebuah keluarga terdiri dari dua, yaitu: mempertemukan
kebutuhan dari masyarakat dimana keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan
mempertemukan kebutuhan individu-individu dalam keluarga. Fungsi ini merupakan asas bagi
adaptasi manusia yang tidak dapat dipenuhi secara terpisah sehingga harus berkaitan satu sama
lain di dalam sebuah keluarga. Hal ini menjadi dasar bagi perawat untuk mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik demi terciptanya keluarga dan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana
keperawatan.
a. Pengumpulan data
1) Data umum
b) Komposisi kelaurga
c) Genogram
d) Tipe keluarga
f) Agama
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
b) Struktur kekuasaan
c) Struktur peran
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
e) Harapan Keluarga
f) Pemeriksaan Fisik
b. Analisa Data
Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
3) Karakter keluarga
Keluarga
2000). Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
merupakan sebuah label singkat untuk menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di
lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah - masalah aktual, resiko atau potensial atau
diagnosis sejahtera yang mengacu pada NANDA (The North American Nursing Diagnosis
Association) 2012-2014.
Menegakkan diagnosa dilakukan dua hal, yaitu analisis data yang mengelompokkan
data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.Tanda (sign) adalah
sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara
langsung atau tidak langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
29. Kontaminasi
Keluarga
Tabel 2.2
2003)
o.
Sifat masalah
Skala:
1. a. Aktual 3
b. Resiko 2 1
c. Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4. Meninjolnya masalah
Skala:
b. M
c. M
Angka Tertinggi
prioritas :
1) Kriteria 1 :Sifat masalah bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
teknologi dan tindakan untuk menangani masalah, Sumber daya keluarga dalam
bentuk fisik, keuangan dan tenaga, Sumber daya perawat dalam bentuk
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya
masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang
sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah, adanya kelompok 'high risk" atau kelompok yang sangat peka menambah
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana
tujuan keperawatan.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
keluarga mencakup lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, 2003), yaitu:
harapan tentang kesehatan dan endorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara
sumber daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan
penerimaan keluarga dan sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
merupakan upaya untuk menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan dengan baik
atau belum. Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka pelaksanaan tindakan diulang
keperawatan.
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.Kerangka kerja
evaluasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan
tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga
yang obyektif.