Anda di halaman 1dari 34

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
I. Data umum
1. Kepala Keluarga : Tn. S
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 46 tahun
4. Pekerjaan KK : Wiraswata
5. Pendidikan KK : Tamat SD
6. Alamat dan Telepon : Dukuhwaru rt 04/ rw 03
7. Komposisi Keluarga :
Hub.
Jenis
No Keluarga
Nama Kelami Umur Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
. dengan
n
KK
Tn. S L KK 46 th tamat SD wiraswast -
1.
a
2. Ny. A P Istri 39 th tamat SD IRT -

3. An. M L Anak ke 1 18 th Kuliah - √


An. A P Anak ke 2 10 th Belum - √
4.
tamat SD

Genogram:

Keterangan:
: Laki-laki/Perempuan : Anak angkat
: Laki-laki meninggal/Perempuan meninggal

: Klien : :Abortus
: Menikah
: Pisah
: Cerai : Kembar

: Tinggal serumah

8. Tipe Keluarga : Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga


keluarga inti atau nuclear family karena dalam satu rumah terdiri
dari ayah yang berusia 46 tahun dan ibu yang berusia 39 tahun
dengan dua anak
9. Suku Bangsa : Jawa
10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi : Status sosial keluarga termasuk keluarga
sejahtera 3, dimana keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat
atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan
materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.
12. Aktifitas rekreasi keluarga: Keluarga memiliki jadwal rekreasi
bersama seluruh anggota keluarga yang ada khususnya ketika
dalam waktu luang dan ketika Tn. S dan Ny. A merasa memiliki
cukup uang lebih untuk berekreasi. Keluarga sering berjalan-jalan
di sekitar wilayah Slawi walapun hanya sebatas daerah alun-alun,
bahkan ke pasar pun Ny. A menganggap termasuk rekreasi, karena
dengan begitu mereka bisa saling melepaskan kepenatan yang ada.
Atau hanya dengan menonton TV saja sambil bersenda gurau di
ruang keluarga sering mereka lakukan asalkan seluruh anggota
dapat berkumpul. Menurut Ny. A dengan berkumpul bersama
walau hanya berbelanja ke pasar atau dengan menonton TV
bersama, mereka merasa senang dan dapat merasakan lebih tenang
dan bebas karena mampu membuang rasa kejenuhan yang ada.

II. Riwayat & tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini pada tahap V
yaitu keluarga dengan anak remaja. Dimulai saat anak berusia
13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya
untuk memberikan tanggungjawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tugas perkembangan sudah terpenuhi diantaranya:
1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung
jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung
jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
3. Riwayat kesehatan keluarga ini
Pada saat pengkajian Ny. A mengatakan menderita DM dengan
ditandai keluhan sering BAK pada malam hari, mudah haus,
dan kaki sering kesemutan. Tn. S mengatakan sedang dalam
kondisi sehat, tidak ada keluhan apapun. Tn. S Juga
mengatakan kedua anaknya dalam kondisi sehat, pada saat
pengkajian kedua anak Tn. S dan Ny. A sedang tidak ada
dirumah.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. A mengatakan pada tahun 2017 mengeluhkan seering BAK
terutama pada malam hari, mudah haus dan kaki sering
kesemutan. Setelah mengalami keluhan tersebut, Ny. A
melakukan tes gula darah diapotek dan nilai gds: 300 mg/dL.
Ny. A juga mengatakan bahwa bibinya menderita DM juga.
Tn. S mengatakan untuk anggota keluarga yang lain tidak
mempunyai riwayat penyakit yang kronis ataupun parah, hanya
sakit ringan saja seperti; batuk pileg, demam, pusing.

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Denah Rumah:

Kamar mandi
U Dapur

Ruang makan

Kamar

Ruang keluarga

Kamar

Ruang tamu
Kamar
S

Rumah yang dimiliki saat ini adalah milik sendiri atas nama
kepemilikan Tn. S, terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga,
3 ruang kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, yang masing-
masing ruangan memiliki 1 pasang jendela kecuali pada kamar
mandi. Tiap ruangan dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Dinding rumah terbuat dari beton, plafon terbuat dari asbes,
selain itu pencahayaan dari tiap-tiap ruangan pun cukup karena
ventilasi tiap ruangan dirasa cukup. Sumber air minum yang
digunakan berasal dari sumur dengan kondisi air bersih, tetapi
pada saat hujan deras, air akan berubah menjadi keruh maka
dari itu keluarga sengaja menyimpan juga air di tendon.
Keadaan umum lingkungan rumah pun bersih dan tertata rapi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Keluarga dan masyarakat sekitar pun memiliki kebiasaan yang
sama dengan Ny. A yang juga sering berkumpul dengan ibu-
ibu sekitar rumah sambil berbincang-bincang khususnya saat
berbelanja pada penjual sayur keliling. Lingkungan sekitar
rumah pun tampak bersih karena tiap sebulan sekali ada kerja
bakti di lingkungan warga setempat. Di sekitar wilayah
penduduk yang ada tidak ada aturan penduduk tertentu. Warga
sekitar rata-rata berpendidikan lulusan SD dan SMP dengan
rata-rata pekerjaan keluarga daerah tersebut adalah wiraswasta,
pedagang, dan pensiunan
3. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. S tidak pernah berpindah tempat dari rumahnya
saat ini, mereka sudah menempati rumah di daerah tersebut
selama ± 10 tahun. Untuk sarana transportasi, Ny. A dan Tn. S
mengendarai motor bersama saat keluar rumah, sedangkan
untuk anak ke 1 dengan mengendarai motordan anak ke 2
diantarjemput oleh Tn. S ataupun Ny.A
4. Perkempulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. A aktif mengikuti arisan RT 1x/bulan dan Tn. S pun aktif
dalam kelompok kerja bakti di lingkungan RT setempat serta
aktif dalam pertemuan 1x/bulan.
5. Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga tersebut terdapat tiga anggota keluarga yang
sehat tanpa gangguan kesehatan yaitu Tn. S, An.M, dan An. A.
Fasilitas yang dimiliki kelurga untuk menunjang kesehatan
keluarga :
a. Fisik : keluarga memiliki fasilitas-fasilitas seperti motor dan
sepeda untuk mempermudah jika bepergian maupun untuk
keperluan kesehatan. Rumah yang cukup nyaman dan sehat
untuk dijadikan sebagai tempat berlindung.

b. Psikologis : Tn S mengatakan bahwa keluarga memiliki


seseorang kawan dekat yang merupakan teman Tn. S untuk
bercerita tentang masalah dan mencari solusinya. Selain itu
hubungan kedekatan antar anggota keluarga Tn. S sangat erat
sehingga apabila salah satu anggota keluarga mengeluh sakit
maka mereka akan bercerita kepada anggota keluarga yang
lain.

c. Social : adanya kegiatan senam untuk para ibu di saerah


tempat tinggal keluarga Tn S. Adanya kerja bakti untuk
menjaga kebersihan lingkungan agar terciptanya lingkungan
yang sehat di sekitar tempat tinggal. Askes dari pemerintah
yang sangat membantu untuk memeriksa kesehatan keluarga
secara rutin.

IV. Struktur keluarga


1. Struktur peran:
a. Peran formal
Tn. S mengatakan sudah mampu menjalankan perannya
sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah serta pelindung
keluarga. Ny. A mengatakan sudah cukup memenuhi
perannya sebagai ibu rumah tangga yang lebih mengerti
akan kondisi yang sedang dialami oleh keluarganya serta
sebagai tempat curhat untuk semua anggota keluarga.
b. Peran informal
Ny. A mengatakan selain sebagai Ibu yang mendidik dan
mengatur keuangan keluarga, Ny. A juga merupakan
sahabat serta motivator bagi keluarganya. Setiap kali anak-
anak maupun suaminya memiliki masalah dan memerlukan
nasehat serta dorongan Ny. A selalu berusaha ada untuk
mereka.
2. Nilai atau norma keluarga
Tn. S mengatakan nilai dan norma yang dianut sama seperti
yang berlaku di masyarakat. Contohnya, anak-anak Tn. S
dilarang pulang melebihi jam 9 malam, apabila melakukan
kesalahan segera sungkem atau minta maaf kepada yang
bersangkutan dalam hal tersebut. Yang lebih muda selalu
menghormati yang lebih tua.
3. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga yang digunakan adalah pola
komunikasi terbuka, itu berarti tiap anggota keluarga berhak
dan bebas menyampaikan pendapat. Cara komunikasi antar
anak dan ibu berlangsung sangat efektif, karena anak sangat
terbuka kepada Ny. A khususnya dibanding kepada Tn. S,
yang menurut Ny. A itu disebabkan Ny. A lebih sangat paham
dan mengerti karakter dari ketiga anaknya.
Cara komunikasi antar Tn. S dan Ny. A pun terjalin sangat
baik dan efektif. Apabila ada masalah dalam keluarga antar
anggota maupun dari pihak luar, maka diskusi pun dilakukan.
Selain itu, komunikasi yang dilakukan bersifat dua arah
sesama anggota keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan di keluarga adalah Tn. S selaku sebagai
ayah/kepala keluarga tetapi melalui tahap musyawarah/
diskusi. Apabila ada sesuatu yang sangat penting dan Tn. S
tidak berada di rumah, biasanya Ny. A yang mengambil
keputusan untuk anggota keluarganya. Setelah Tn. S pulang,
Ny. A baru mendiskusiknnya dengan Tn. S selaku ayah dan
kepala keluarga.

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif:
Ny. A mengatakan hubungan dalam keluarga sangat dekat. Anak-anak
Tn. S dan Ny. A merasa senang jika pergi bersama-sama. Mereka
sering mengatakan “keluarga bahagia sedang berjalan-jalan”.
2. Fungsi sosialisasi:
Ny. A dan Tn. S mengatakan hubungan keluarga dengan masyarakat di
lingkungan sekitar tempat tinggalnya cukup baik. Namun Ny. A
sedikit menghindari pertemuan dengan para ibu-ibu lebih intensif
kerena untuk menghindar dari pembicaraan negatif. Tn. S aktif
jmengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh Rtnya setiap
bulan. Ny. A juga mengatakan hubungan keluarga dengan anggota
keluarga besar yang lain sangat baik.
3. Fungsi perawatan kesehatan:
a. Mengenal masalah kesehatan
Ny. A mengatakan menderita Diabetes melitus sejak satu tahun
yang lalu. Ny. A merasakan BAK terus dan gampang haus. Setelah
diperiksakan ke apotek ternyata kadar gula darah Ny. A tinggi.
Akhirnya Ny. A baru mengetahui bahwa dia terkena penyalit
Diabetes Melitus.
Ny. A mengatakan bahwa penyakit DM adalah penyakit yang
diindikasikan dengan peningkatan kadar gula darah. Ny. A
mengetahui bahwa penyakit DM yang dideritanya penyakit
keturunan karena ada saudara dari Ny. A juga terkena DM dan
karena pola hidupNy. A yang sbelummenderita DM yaitu sering
minum teh manis sehari sampai 3x.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Setelah mengetahui bahwa Ny. A menderita penyakit DM, Ny. A
mengatakan tertarik dengan chek kesehatan secara rutin dan akan
merubah pola hidupnya. Ny. A juga sudah diikutsertakan dalam
program prolanis guna mengontrol kadar gula darahya. Tn. S juga
mengatakan sering mengingatkan Ny. A untuk menjaga pola
makan dan minumnya. Tn. S dan Ny. A belum mengetahui diet
yang sesuai untuk penderita DM.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. S mengatakan bahwa apabila salah satu anggota keluarganya
sakit dan pernah menderita sakit tersebut sebelumnya, Tn. S hanya
membelikan obat yang serupa dengan yang diresepkan terdahulu
oleh dokter.
Tn. S juga mengatakan bahwa apabila salah satu anggota keluarga
ada yang sakit maka Ny. A lah yang lebih sering memperhatikan
mereka.
d. Memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga Ny. A mampu untuk memodifikasi lingkungan, yaitu
dengan mengurangi jumlah konsumsi nasi untuk Ny.A yang
menderita DM, mengganti gula dengan gula jagung yang rendah
kalori. Untuk keseharian juga Ny. A memakai alas kaki guna
menghindari kaki terkena luka.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah
yaitu KIS. Tn. S mengatakan bahwa keluarga mereka sangat
memanfaatkan KIS, karena dalam pandanga mereka itu adalah hak
mereka untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah. Untuk biaya Chek Up kadar gula darah Ny. A
menggunakan fasilitas KIS sehingga tidak pernah membayar, serta
memanfaatkan Puskesmas untuk berobat secara gratis.
4. Fungsi ekonomi
Pengahasilan Tn. S sebagai wiraswasta dirasa cukupoleh Tn.S untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari serta pendidikan bagi anak mereka.
Jumlah penghasilan Tn.S tiap bulan sekitar 2 juta dengan tanggungan 2
anak.
5. Fungsi pendidikan
Keluarga Tn. S dan Ny.A sudah memenuhi kebutuhan pendidikan
untuk anak-anak. Untuk An.M akan melanjutkan dibangku kuliah dan
An.S sedang dibangku sekolah dasar.
6. Fungsi religius
Tn. S selalumengajarkan anak-anaknya untuk beribadah tepat waktu
dan mengajarkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan norma agama.
7. Fungsi rekrasi
Keluarga memanfaatkan waktu luang untuk sekedar berbelanja
bersama atau jalan-jalan di tempat hiburan. Hal ini ditujukan untuk
refreshing dan melepas kepenatan. Biasanya lebih sering dilakukan di
hari minggu karena disaat itulah semua anggota keluarga berkumpul.
Tn. S mengatakan menyukai menonton TV untuk mnecegah
kebosanan. Ny. A mengatakan suka pergi bersama dengan anak
perempuannya untuk sekedar menghibur diri.
8. Fungsi reproduksi
Tn S mengatakan sebelumnya memang sudah merencanakan memiliki
3 orang anak agar di kala tua nanti tidka merasa kesepian. Ny A
mengatakan untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga, Ny A
menggunakan KB.
VI. Stress dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek
Ny. A mengatakan takut jika terkena luka karena dirinya menderita
DM. Tn. M juga mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat DM
dari keluarga.
Stresor jangka panjang
Ny. A mengkhawatirkan jika dirinya tidak mampu melihat anak-
anaknya tumbuh dewasa sampai menikah dikarenakan dirinya
mempunyai penyakit DM
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Dalam merespon stress, Ny. A lebih mendekatkan diri dengan yang
diatas. Begitu juga dengan Tn. S. Ny. A mengatakan sering sholat
tahajud bersama di malam hari. Apabila ada masalah, keluarga
membicarakan masalah tersebut bersama-sama serta mencari jalan
keluar yang tepat.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga memanfaatkan waktu luang untuk sekedar berbelanja
bersama atau jalan-jalan di tempat hiburan. Hal ini ditujukan untuk
refreshing dan melepas kepenatan. Biasanya lebih sering dilakukan di
hari minggu karena disaat itulah semua anggota keluarga berkumpul.
Tn. S mengatakan menyukai menonton TV untuk mnecegah
kebosanan. Ny. A mengatakan suka pergi bersama dengan anak
perempuannya untuk sekedar menghibur diri.
4. Adaptasi keluarga
Setelah mengetahui Ny. A mempunyai penyakit DM, Ny. A sendiri
mengurangi kebiasaan-kebiasaan seperti minum teh manis, pola makan
yang tidak sehat, tetapi masih minum teh manis jika bertamu dan
disuguhi minuman. Tn. S juga mengingatkan Ny. A untuk mengecek
kadar gulanya di Puskesmas tiap bulannya.
VII. Pemeriksaan fisik
(pemeriksaan individu tiap anggota keluarga)
Pemeriksaan Anggota Keluarga
Tn.S Ny. A An.M An. A
Kepala mesochepal mesochepal mesochepal mesochepal
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
alat pendengaran, alat alat alat
tidak ada pendengaran, pendengaran, pendengaran,
serumen. tidak ada tidak ada tidak ada
serumen. serumen. serumen.

Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva


tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
Sclera tidak Sclera tidak Sclera tidak Sclera tidak
ikterik ikterik ikterik ikterik

Mulut dan Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak
hidung ada sariawan, ada sariawan, ada sariawan, ada sariawan,
gigi bersih. gigi bersih. gigi bersih. gigi ada yang
Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak berlubang.
polip, tidak polip, tidak ada polip, tidak Bersih, tidak
terdapat sekret terdapat sekret terdapat sekret ada polip,
tidak terdapat
sekret
Dada dan paru- Simetris, sonor Simetris, sonor Simetris, sonor Simetris, sonor
seluruh lapang seluruh lapang seluruh lapang seluruh lapang
paru paru,terdengar paru,terdengar paru,terdengar paru,terdengar
bunyi vesikuler bunyi vesikuler bunyi vesikuler bunyi
vesikuler
Abdomen Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
masa, bising usus masa, bising masa, bising masa, bising
13x/menit, usus 10x/menit, usus 8x/menit, usus
terdengar bunyi terdengar bunyi terdengar bunyi 12x/menit,
tympani tympani tympani terdengar
bunyi tympani

Reproduksi - - - -
Eliminasi BAB 1X sehari BAB 1X sehari BAB 1X BAB 1X
BAK ± 7x BAK ≥ 15x sehari sehari
sehari sehari BAK ± 7x BAK ± 13x
sehari sehari
Sistem turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit
Integumen elastis elastis elastis elastis
Sistem tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Muskuloskeleta keterbatasan keterbatasan keterbatasan keterbatasan
l gerak gerak gerak gerak
BB dan TB 55kg, 160 cm 45 kg, 148 cm 60kg, 171cm 35 kg, 142cm
Tanda-tanda t:120/70mmhg, t:100/60mmhg, t:110/80mmhg, nadi:
vital nadi: 82x/menit, nadi: nadi: 82x/menit,
RR: 18x/menit, 80x/menit, RR: 88x/menit, RR:
suhu: 36,3 18x/menit, RR: 18x/menit,
suhu: 36,3 18x/menit, suhu: 36,3
suhu: 36,3
Capillary refill 2 detik 2 detik 2 detik 2 detik

VIII. Harapan keluarga


1. Terhadap masalah kesehatannya: Ny. A mengatakan ingin
memperbaiki kesehatannya agar supaya melihat anak-anaknya tumbuh
dewasa hingga berkeluarga dan punya cucu.
2. Terhadap petugas kesehtan yang ada: Keluarga menganggap perawat
adalah sosok yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama sikap perhatian yang diberikan perarawat akan dapat
mempercepat kesembuhan pasien.

D. Skoring Prioritas Masalah


Diagnosa: risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Kriteria Bobo Skoring Pembenaran
t
Sifat masalah: 1 2/3x1 masalah pnyakit DM dapat
-Krisis (3) mengakibatkan komplikasi fungsi
-Ancaman kesehatan (2) organ lain yang ada ditubuh,
-Tidak sehat (1) sehingga perlu adanya pningkatan
kesehatan
Kemungkinan masalah 2 2/2x1 DM tidak dapat diobat tapi
yang dapat diubah: menstabilkan gula darah agar
-Mudah (2) meminimalisir terjadinya
-Sebagian (1) komplikasi dari penyakit DM.
-Tidak dapat (0)
Potensi masalah untuk 1 2/3x1 pencegahan untuk DM yaitu
dicegah dengan cara mmperbaiki pola hidup
-Tinggi (3) dengan pola hidup yang sehat,selain
-Cukup (2) dari faktor keturunan juga
-Rendah (1) mempngaruhi
Menonjolnya masalah: 1 2/2x1 ketidakstabilan gula darah dalam
-Masalah berat harus tubuh dapat menimbulkan
segera ditangani (2) berbagaimacam masalah,
-Masalah tidak perlu diantaranya penyakit DM hingga
segera ditangani (1) terparah dapat menyebabkan
-Masalah tidak ketoasidosis. Olah karena itu perlu
dirasakan (0) segera penanganan yang baik
agargula darah dalam tubuh stabil.
Total 3 1/3

Diagnosa: Defisiensi Pengetahuan


Kriteria Bobo Skoring Pembenaran
t
Sifat masalah: 1 3/3x1 defisiensi pengetahuan dapat
-Krisis (3) menjadi ancaman kesehatan karena
-Ancaman kesehatan (2) dalam kasus keluarga Ny. A tidak
-Tidak sehat (1) mengetahui jika penyakit DM
merupakan penyakit keturunan
Kemungkinan masalah 2 1/2x1 defisiensi pengetahuan dapat
yang dapat diubah: diubah sebagian karena dalam hal
-Mudah (2) ini dibutuhkan kerja sama dan
-Sebagian (1) dukungan dari keluarga klien
-Tidak dapat (0) dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan
Potensi masalah untuk 1 1/3x1 kurangnya pencegehan dapat
dicegah dilihat dari kasus Ny. A dan Tn. S
-Tinggi (3) yang hanya berpendidikan tamatan
-Cukup (2) SD
-Rendah (1)
Menonjolnya masalah: 1 2/2x1 kurang pengetahuan merupakan
-Masalah berat harus masalah yangperlu segera ditangani
segera ditangani (2) agar pada kasus Keluarga Tn. S
-Masalah tidak perlu dan Ny. A mengerti tentang
segera ditangani (1) penyakit DM
-Masalah tidak
dirasakan (0)
Total 2 5/6

Diagnosa: Ketidakefektifan manajemen kesehatan


Kriteria Bobo Skoring Pembenaran
t
Sifat masalah: 1 2/3x1 kurang efektifnya pemeliharaan
-Krisis (3) pada kasus DM dapat
-Ancaman kesehatan mengakibatkan komplikasi dari
(2) penyakit DM itu sendiri dan
-Tidak sehat (1) merupakan ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah 2 1/2x1 Ketidakefektifan manajemen
yang dapat diubah: kesehatan dapat diubah sebagian
-Mudah (2) karena dalam hal ini dibutuhkan
-Sebagian (1) kerja sama dan dukungan dari
-Tidak dapat (0) keluarga klien dalam meningkatkan
pemeliharaan kesehatan
Potensi masalah untuk 1 1/3x1 kurangnya pencegehan dapat dilihat
dicegah dari kasus Ny. A yang masih
-Tinggi (3) minum teh manis jika bertamu dan
-Cukup (2) disuguhi minuman
-Rendah (1)
Menonjolnya masalah: 1 2/2x1 ketidakstabilan gula darah dalam
-Masalah berat harus tubuh dapat menimbulkan
segera ditangani (2) berbagaimacam masalah,
-Masalah tidak perlu diantaranya penyakit DM hingga
segera ditangani (1) terparah dapat menyebabkan
-Masalah tidak ketoasidosis. Olah karena itu perlu
dirasakan (0) segera penanganan yang baik
agargula darah dalam tubuh stabil.
Total 2 1/2

Prioritas Diagnosa Keperawatan:


No Diagnosa Keperawatan Skor
1 Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah 3 1/3
2 Defisiensi pengetahuan 2 5/6
3 Ketidakefektifan manajemen kesehatan 2 1/2

B. Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan
.
1. DS: Risiko ketidakstabilan kadar
- Ny. A mengatakan bahwa dirinya terkena DM sekiatr satu glukosa darah
tahun yang lalu
- Ny. A mengatakan baru sekitar 2 bulan yang lalu ikut
dalam program prolanis
- Ny. A mengatakan sering mengalami BAK, mudah haus
dan kaki sering kesemutan
- Ny. A mengatakan sedang mengkonsumsi obat gula
- Ny. A mengatakan belum mengetahui diet yang sesuai
untuk penderita DM
DO:
GDS th 2017: 300 mg/dL
GDS sekarang: 116 mg/dL
BB: 45kg, TB: 148 cm, TD: 100/60 mmhg, Nadi: 85x/menit,
RR: 18x/menit, suhu: 36,3
2. DS: Defisiensi pengetahuan
- Ny. A mengatakan sebelumnya tidak mengetahui dirinya
menderita DM dan baru setahun ini mengetahui
- Ny. A mengatakan tidak mengetahui jika penyakit DM
merupakan penyakit keturunan
- Tn. S juga mengatakan bahwa dalam keluarganya terdapat
anggota keluarga yang menderita penyakit DM
- Ny. A mengatakan sebelum mengetahui penyakit DM pola
hidupnya kurang sehat karena hampir setiap hari minum 3
gelas teh manis
- Ny. A mengatakan belum mengetahui diet yang sesuai
untuk penderita DM
DO:
GDS th 2017: 300 mg/dL
GDS sekarang: 116 mg/dL
BB: 45kg, TB: 148 cm, TD: 100/60 mmhg, Nadi: 85x/menit,
RR: 18x/menit, suhu: 36,3
- Pendidikan Ny. A dan Tn. S hanya tamatan SD

3. DS: Ketidakefektifan manajemen


- Ny. A mengatakan sudah tau bahwa dirinya terkena DM kesehatan
tetapi terkadang masih minum teh manis ketika bertamu di
rumah tetangganya
- Ny. A mengatakan baru 2 bulan yang lalu ikut dalam
kegiatan prolanis
- Ny. A mengatakan baru setahun ini dirinya mengetahui
menderita penyakit DM
- Ny. A mengatakan belum secara rutin mengecek kadar
gulanya setiap sebulan sekali
DO:
GDS th 2017: 300 mg/dL
GDS sekarang: 116 mg/dL
BB: 45kg, TB: 148 cm, TD: 100/60 mmhg, Nadi: 85x/menit,
RR: 18x/menit, suhu: 36,3

C.Rumusan Diagnosa Keperawatan


(hanya masalah keperawatan sesuai (NANDA 2015-2017)
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Defisien pengetahuan
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan

Intervensi Keperawatan
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
NOC:
Keluarga mampu mengenal masalah tentang DM dengan out come:
perilaku patuh diet yang disarankan (1622), perilaku dari 1 (tidak pernah
menunjukkan) sampai dengan 3 (kadang-kadang menunjukkan), indikator:
(1). Keluarga berpartisipasi dalam menetapkan tujuan diet yang bisa
dicapai meningkat dari 1 menjadi 3, (2). Menghindari makanan dan
minuman yang tidak diperbolehkan dalam diet meningkat dari 1 sampai 3,
(3). Mengikuti rekomendasi dalam tahap diet meningkat dari 1 sampai 3.

NIC:
Keluarga mampu mengenal masalah tentang DM dengan perilaku patuh
diet yang disarankan (1622), (1). Kaji tingkat pengetahuan pasien
mengenai diet yang disarankan, (2). Kaji pola makan pasien saat ini dan
sebelumnya,termasukmakanan yangdisukai dan pola makan saatini, (3).
Ajarkan pasien nama-nama makanan yang sesuai dengan
dietyangdisarankan, (4). Jelaskan pada pasien mengenai tujuan kepatuhan
terhadap dietyang disaranakn terkait dengan kesehatan secara umum, (5).
Instruksikan kepada pasien untukmerencanakan diet yang sesuai

NOC :

Keluarga mampu mengambil keputusan untuk memperbaiki kesehatan

dengan outcome Partisipasi dalam keputusan kesehatan keluarga (1606).

Meningkat dari 1 (tidak pernah dilakukan)sampai dengan 4 sering

dilakukan, dengan indicator : (1) Mengambil keputusan yang tepat untuk

perawatan meningkat dari 1 sampai 4, (2) Mencari informasi kesehatan

yang tepat meningkat dari 1 sampai 4, (3)Menentukan pilihan terapi yang

diharapkan meningkat dari 1 sampai 4.

NIC :
Keluarga mampu memutuskan untuk memperbaki kesehatan dengan
perencanaan, Dukungan pengambilan keputusan (5250), (1) Bantu
keluarga mendiskuskan alternatif yang jelas, (2) Bantu keluarga
mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif, (3)
Sediakan informasi yang dibutuhkan keluarga, (4) Fasilitasi pengambilan
keputusan yang bersifat kolaboratif

NOC :

Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan out come

Pengetahuan: manajemen diabetes (1820), Meningkat dari 1 (tidak meliki

pengetahuan) sampai dengan 3 (pengetahuan sedang) dengan indicator :

keluarga memahami tentang (1) faktor-faktor penyebab DM meningkat

dari 1 sampai 3 (2) tanda gejala penyakit DM meningkat dari 1 sampai 3

dan (3) upaya pencegahan penyakit DM meningkat dari 1 sampai 3.

NIC :

Keluraga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, dengan outcome

Manajemen hiperglikemi (2120) (1). Kaji tingkat pengetahuan pasien dan

keluarga tentang faktor-faktor penyebab DM, (2). Jelaskan tanda dan gejala

penyakit DM, (3). Identifikasi kemungkinan penyebab, (4). Diskusikan

perubahan gaya hidup yang mungkin dilakukan untuk menjaga kesehatan, (5).

Diskusikan pilihan terapi, dan (6). Edukasi pasien untuk mengontrol gejala.

NOC :

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan outcome, partisipasi

dalam latihan (1633), Meningkat dari 1 (tidak pernah dilakukan) sampai

dengan 4 (sering dilakukan) dengan indicator : (1). Merencanakan latihan


yang tepat dengan tenaga kesehatan meningkat dari 1 sampai 4, (2).

Mengidentifikasi hambatan dalam program latihan meningkat dari 1

sampai 4.

NIC :

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat, dengan

perencanaan: pengajaran peresapan latihan (5612), (1). Informasikan

pasien mengenai tujuan, manfaat darilatihan yang diresepkan, (2). Bantu

pasien menentukantujuan dalam latihan dengan perlahan, (3). Instruksikan

pasien bagaimana melakukan latihan yang diresepkan, (4). Informasikan

pasien mengenai aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

2. Defisiensi pengetahuan

NOC:

Keluarga mampu mengenal masalah tentang DM dengan out come

Pengetahuan: manajemen diabetes (1820), Meningkat dari 1 (tidak meliki

pengetahuan) sampai dengan 3 (pengetahuan sedang) dengan indicator :

keluarga memahami tentang (1) faktor-faktor penyebab DM meningkat

dari 1 sampai 3 (2) tanda gejala penyakit DM meningkat dari 1 sampai 3

dan (3) upaya pencegahan penyakit DM meningkat dari 1 sampai 3.

NIC :

Keluraga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, dengan outcome

Manajemen hiperglikemi (2120) (1). Kaji tingkat pengetahuan pasien dan

keluarga tentang faktor-faktor penyebab DM, (2). Jelaskan tanda dan gejala
penyakit DM, (3). Identifikasi kemungkinan penyebab, (4). Diskusikan

perunahan gaya hidup yang mungkin dilakukan untuk menjaga kesehatan, (5).

Diskusikan pilihan terapi, dan (6). Edukasi pasien untuk mengontrol gejala.

NOC :

Keluarga mampu memutuskan. Partisipasi keluarga dalam perawatan

professional (2605), indicator : (1) Berpartisipasi dalam perencanaan

perawatan, (2) Membuat keputusan ketika pasien tidak dapat

melakukannya.

NIC :

Keluarga mampu membuat keputusan. Dukungan keluarga (7140) dengan

perencanaan : (1)Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga,

(2) Bantu keluarga mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan alat yang

diperlukan untuk mendukung keputusan mereka terhadap perawatan

NOC :

Mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Partisipasi keluarga dalam

perawatan professional (2605), indicator : (1) Memperoleh informasi yang

dibutuhkan, (2) Berpartisipasi dalam menyediakan perawatan

NIC :

Keluarga mampu merawat angota yang sakit outcome Manajemen

hiperglikemi (2120) (1). Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang

faktor-faktor penyebab DM, (2). Jelaskan tanda dan gejala penyakit DM, (3).

Identifikasi kemungkinan penyebab, (4). Diskusikan perubahan gaya hidup

yang mungkin dilakukan untuk menjaga kesehatan, (5). Diskusikan pilihan

terapi, dan (6). Edukasi pasien untuk mengontrol gejala.


NOC :

Mampu memodifikasi lingkungan yang sehat dengan out come

Pengetahuan Perilaku Kesehatan (1805) indicator : (1). Layanan

peningkatan kesehatan, (2). Manfaat olahrga teratur

NIC:

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat dengan Pendidikan

kesehatan (5510): (1). Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam

perencanaan dan rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi

perilaku kesehatan, (2). Manfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga

untuk meningkatkan efektivitas gaya hidupatau modifikasi perilaku

kesehatan, (3). Tekankan, pentingnya pola makan yang sehat, tidur,

berolahraga, dan lain-lain, bagi individu, keluarga, dan kelompok yang

meneladani nilai dan perilaku ini dari orang lain.

3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

NOC :

Keluarga mampu mengenal ketidakstabilan kadargula darah akibat

penyakit DM dalam keluarga dengan outcome Pengetahuan : rejimen

penanganan (1813), Pengetahuan keluarga meningkat dari 1 (tidak tahu)

sampai dengan 3 (memiliki pengetahuan sedang). Dengan indicator

keluarga memahami tentang (1) Proses penyakit meningkat dari 1 sampai

3, (2) Manfaat perawatan meningkat dari 1 sampai 3, (3) Aktivitas fisik

yang dibatasi meningkat dari 1 sampai 3.

NIC :
Keluarga mampu mengenal penanganan penyakit asma. Edukasi : proses

penyakit (5602), dengan perencanaan : (1) Kaji tingkat pengetahuan

keluarga tentang penyakit DM, (2) Jelaskan tanda dan gejala penyakit DM,

(3) Identifikasi kemungkinan penyakit, (4) Diskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin bisa dilaukan untuk mencegah kekambuhan, (5)

Edukasi pasien untuk mengotrol gejala.

NOC :

Keluarga mampu memutuskan. Pembuatan keputusan (0906) dengan

outcome, Meningkat dari 2 (banyak terganggu)sampai dengan 4 (sedikit

terganggu),Indikator : (1) Mengidentifikasi informasi yang relevan

meningkat dari 2 sampai 4, (2) Mengidentifikasi alternative meningkat dari

2 sampai 4, (3) Mengidentifikasi kerangka waktu yang dibutuhkan

meningkat dari 2 sampai 4

NIC :

Kemampuan keluarga dalam memutuskan. Dukungan pengambilan

keputusan (5250), dengan perencanaan : (1) Informasikan kepada keluarga

tentang pandangan-pandangan atau solusi alternative dengan cara yang

jelas dan mendukung, (2) Berikan informasi kesehatan sesuai permintaan

keluarga.

NOC
Keluarga mampu melakukan perawatan. Partisipasi keluarga dalam perawatan

(2605), Indicator : (1) Memperoleh informasi yang dibutuhkan,

(2) Berpartisipasi dalam tujuan bersama terkait dengan perawatan.

NIC :
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Dukungan keluarga (7140) dengan perencanaan : Dukungan keluarga

untuk memberi informasi tentang keterampilan yang dapat digunakan

dirumah.

NOC :

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan. Kontrol resiko (1907) dengan

outcome, meningkat dari 1 (tidak pernah di lakukan) sampai dengan 4 (sering

di lakukan) dengan indicator : (1) Mengidentifikasi faktor resiko dari

lingkungan meningkat dari 1 sampai 4, (2) Memodifikasi gaya hidup untuk

mengurangi resiko meningkat dari 1 sampai 4.

NIC :

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat. Bantuan pemeliharaan

rumah (7180) dengan perencanaan : (1) Libatkan keluarga dalam memutuskan

kebutuhan pemeliharaan rumah yang bersih dan sehat, (2) Anjurkan untuk

keluarga tidak merokok di sekitar lingkungan rumah.

Implementasi Keperawatan

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Implementasi yang dilakukan kepada Ny. A tanggal 7 November 2018 pukul


09.30 WIB, dengan perencanaan yang sudah di buat sebelumnya yaitu TUK 2
Membuat keputusan kepada keluarga tentang Keluarga mampu memutuskan
untuk memperbaki kesehatan dengan perencanaan, penyuluhan tentang
diet bagi penderita penyakit DM dengan respon Ny. A mengatakan kurang
tahu tentang apa saja makanan yang diperbolehkan, dikurangi dan dilarang
untuk dimakan bagipasien DM. TUK 3 Keluraga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit, dengan perencanaan Manajemen hiperglikemi yaitu
dengan menganjurkan hidroterapy kepada Ny. A. Respon Ny. A mengatakan
belum mengetahui tentang hidroterapy dan akan mencoba program yang
dianjurkan oleh mahasiswa.

Implementasi tanggal 8 November 2018 pukul 10.00 WIB, mengevaluasi


kembali TUK 2 dan TUK 3 yang kemarin sudah diberikan tentang diet bagi
penderita DM dan program hidroterapy. Respon Ny. A menyebutkan berapa
makanan yang tidak diperbolehkan, dikurangi dan diperbolehkan bagi
penderita DM. Ny. A juga mengatakan sudah mencoba program hydroterapi
pada hari ini. TUK 4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan
perencanaan Pengajaran latihan senam kaki diabetes. Respon Ny. A dan
Tn. S antusias dalam melihat dan mempraktikkan senam kaki diabetes.

Implementasi tanggal 9 November pukul 09.30 WIB mengevaluasi kembali


TUK 4 yang kemarin sudah diberikan tentang Pengajaran latihan senam kaki
diabetes. Respon Ny. A mempraktikkan kembali gerakan-gerakan pada
senam kaki diabetes. Selanjutnya TUK 5 keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan diabetes melitus
dan masalah kesehatan anggota keluarga lainnya dengan membawa
berobat ke puskesmas dan rumah sakit.
Evaluasi

Dari perencanaan dan implementasi yang penulis tindak lanjuti setelah itu

melakukan evaluasi kepada Ny. A untuk mengetahui sejauh mana Ny. A

mengetahui asuhan keperawatan dicapai. Penulis melakukan evaluasi pada

tanggal 12 November 2018 pada pukul 10.00 WIB.


Penulis menanyakan kembali kepada Ny. A tentang bagaimana kegiatan
yang dilakukan kemarin, apakah sudah dilaksanakan dengan baik atau
belum. S: Ny. A mengatakan sudah mengetahui tentang makanan yang
boleh dimakan, dihindari, dan yang tidak diperbolehkan bagi penderita
DM. Tn. S mengatakan ikut mengingatkan Ny. A untuk makanan yang
perlu dihindari bagi penderita DM. Ny. A mengatakan melakukan
program hidroterapy sudah 3 hari ini. Ny. A mengatakan sesekali
melakukan senam kaki diabetes diwaktu senggang karena cukup mudah.
O: Ny. A mampu menyebutkan tentang makanan yang boleh dimakan,
dihindari, dan yang tidak diperbolehkan bagi penderita DM. Ny. A
mempraktikkan senam kaki diabetes. Ny. A menjalani program
hidroterapy yang dianjurkan. TD: 120/70mmhg, Nadi: 78x/menit, RR:
18x/menit, Suhu: 36,3. A: Keluarga dan klien mampu menerapkan dan
melakukan pengajaran yang selama ini diberikan. P: anjurkan kepada Ny.
A untuk rutin mengontrolkan kadar gula di pelayanan kesehatan terdekat.
Rencana Keperawatan
No Data Diagnosa NOC NIC
.
1 DS: risiko - Keluarga mampu berpartisipasi pengajaran peresapan diet
- Ny. A mengatakan bahwa ketidakstabilan dalam menentukan tujuan diet - Kaji tingkat pengetahuan pasien
dirinya terkena DM sekiatr kadar glukosa yang bisa dicapai mengenai diet yang disarankan
satu tahun yang lalu darah - Memakan makanan yang sesuai - Kaji pola makan pasien saat ini dan
- Ny. A mengatakan baru dengan diet yang ditentukan sebelumnya, termasuk makanan yang
sekitar 2 bulan yang lalu - Menghindari makanan dan disukai dan pola makan saat ini
ikut dalam program minuman yang tidak - Ajarkan pasien nama-nama makanan
prolanis diperbolehkan dalam diet yang sesuai dengan diet yang
- Ny. A mengatakan sering - Mengikuti rekomendasi dalam disarankan
mengalami BAK dan tahap diet - Instruksikan pasien untuk
mudah haus menghindari makanan yang dipantang
- Ny. A mengatakan sedang dan mengkonsumsi makanan yang
mengkonsumsi obat gula diperbolehkan
DO: - Instruksikan kepada pasien untuk
GDS th 2017: 300 mg/dL merencanakan diet yang sesuai
GDS sekarang: 116 mg/dL - Dukung informasikan yang
BB: 45kg, TB: 148 cm, TD: disampaikan tenaga kesehatan lain
100/60 mmhg, Nadi: 85x/menit, - Libatkan pasien dan keluarga
RR: 18x/menit, suhu: 36,3

2. DS: Ketidakefektifan - Keluarga mampu memodifikasi - Kaji pengetahuan keluarga tentang


- Ny. A mengatakan sudah manajemen lingkungan cara pencegahan penyakit DM
tau bahwa dirinya terkena kesehatan - Keluarga mampu memanfaatkan - Diskusikan bersama keluarga cara
DM tetapi terkadang masih fasilitas pelayanan kesehatan pencegahan penyakit DM
minum teh manis ketika yang ada - Anjurkan keluarga untuksegera
bertamu di rumah membawa KK atau anggota keluarga
tetangganya yang sakit ke fasilitas pelayanan
- Ny. A mengatakan baru 2 kesehatan terdekat apabila ada
bulan yang lalu ikut dalam anggota keluarga yang sakit dengan
kegiatan prolanis membawa kartu jasmkesmas
- Ny. A mengatakan baru - Jelaskan kepada keluarga tentang
setahun ini dirinya manffat menggunakan fasilitas
mengetahui menderita pelayanan kesehatan
penyakit DM
- Ny. A mengatakan belum
secara rutin mengecek
kadar gulanya setiap
sebulan sekali

DO:
GDS th 2017: 300 mg/dL
GDS sekarang: 116 mg/dL
BB: 45kg, TB: 148 cm, TD:
100/60 mmhg, Nadi: 85x/menit,
RR: 18x/menit, suhu: 36,3

Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tanggal/Ja Implementasi Evaluasi Tanda
. Keperawatan m tangan
1 risiko 8 November TUK 1 Keluarga mampu Subjektif:
ketidakstabilan 2018 berpartisipasi dalam menentukan Ny. A mengatakan selama ini sudah menghindari
kadar glukosa 09.00- tujuan diet yang bisa dicapai : makanan yang manis-manis dan mengurangi porsi
darah selesai - Melakukan penyuluhan tentang diet nasi yang dimakan
pada pasien dm Tn.S mengatakan sudah mengingatkan kepada Ny.
- mengkaji tingkat pengetahuan A untuk menghindari makanan dan minuman yang
pasien mengenai diet yang manis
disarankan Objektif:
- mengkaji pola makan pasien saat ini Ny. A makan 3x sehari dalam porsi kecil
dan sebelumnya, termasuk makanan Ny. A antusias dalam mendengarkan penyuluhan
yang disukai dan pola makan saat tentag diet makanan pada pasien dm
ini Ny. A menanyakan tentang program diet
- mengajarkan program diet hidroterapy
hidroterapy pada Ny. A Analisa:
TUK 1 tercapai, keluarga mampu berpartisipasi
dalam menentukan tujuan diet. Pengetahuan
keluarga tentang diet dm meningkat dari skala 3
menjadi 5
Perencanaan
Lanjutkan TUK 2, kemampuan keluarga mengambil
keputusan untuk melaksanakan program diet
9 November TUK 2: keluarga mampu Subjektif:
2018 memutuskan untuk melaksanakan Ny. A mengatakan sudah mencoba program
09.00- program diet yang ditentukan: hidroterapy
selesai - mengevaluasi kembali tentang diet Ny. A mengatakan sudah membatasi konsumsi gula
pada pasien dm tiap harinya
- mengajarkan pasien nama-nama Objektif:
makanan yang sesuai dengan diet Ny. A menyajikan teh manis dengan gula jagung
yang disarankan yang rendah kandungan gulanya
- menginstruksikan pasien untuk Ny. A menjawab pertanyaan tentang makanan
menghindari makanan yang yangperlu dihindari dan diperbolehkan untuk
dipantang dan mengkonsumsi dikonsumsi pada pasien dm
makanan yang diperbolehkan Ny. A menjalankan program diet hidroterapy pada
- Menginstruksikan kepada pasien pagi ini
untuk merencanakan diet yang Analisa:
sesuai TUK 2 tercapai, keluarga mampu mengambil
keputusan untuk melaksanakan program diet.
Kemampuan keluarga tentang program diet
meningkat
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3, kemampuan keluarga mampu
merawat aggota keluarga dengan diabetes mellitus:
10 TUK 3: keluarga mampu merawat Subjektif:
November aggota keluarga dengan diabetes Ny. A mengatakan masih melaksanakan program
2018 mellitus: diet hidroterapy
09.30- - Mengevaluasi kembali tentang Ny. A menanyakan manfaat senam kaki diabetes
selesai program diet yang sudah dilakukan Tn. S mengatakan slalu mengingatkan Ny. A untuk
- Menginformasikan tentang cara melaksanakan program diet yang sudah
merawat anggota keluarga dengan dilaksanakan dengan menghindari makanan yang
dm tidak diperbolehkan
- Melibatkan anggota keluarga Ny. A mengatakan akan melakukan kontrol rutin
dalam merawat anggota keluarga untuk mengetahui kadar gula tiap bulannya di
yang menderita dm puskesmas
- Mengajarkan senam kaki Objektif:
- Mendukung dan melibatkan Tn. S dan Ny.A mempraktikkan pelaksanaan senam
keluarga dalam merawat anggota kaki diabetes
keluarga yang menderita dm Ny. A masih melaksanakan terapi hidroterapy
Analisa:
TUK 3 tercapai, keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan diabetes mellitus. Kemampuan
keluarga dalam merawat merawat anggota keluarga
dengan diabetes mellitus meningkat.
Perencanaan:
evaluasi kembali TUK 1, 2, dan 3

Anda mungkin juga menyukai