Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN

ISPA

Nama : Delviani Peruge


NIM : 2200601
Kelas : keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
2020 - 2021
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA masih dianggap


remeh oleh masyarakat. Karena tanda-tanda yang muncul hanyalah batuk
berdahak atau tidak berdahak dan seseg. Akan tetapi berdasarkan penelitian
dan kemajuan ilmu kedokteran, ISPA ternyata dapat menyebabkan kematian.
ISPA dapat disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Antara lain masyarakat
yang kurang memperhatikan lingkungannya. Bisa juga karena pola hidup
yanbg salah, virus serta bakteri.

Banyak diantara masyarakat yang kurang memahami tentang berbagai


macam penyakit. Misalnya saja mereka yang berpendidikan relative rendah
yang kurang memperhatikan lingkungan serta pola hidupnya.

Saat ini presentase terjadinya ISPA sudah tinggi. Terutama di


Magelang, masyarakat terkena ISPA sudah banyak, baik itu Rhinosinusitis,
Sinusitis, dan Faringitis. Hal ini terbukti dengan banyaknya pasien yang
me;akukan pengobatan di Rumah Sakit Tk. II Dr. Soedjono Magelang,
melalui poliklinik maupun yang rawat inap di bangsal. Akan tetapi, pasien
ISPA yang menjalani rawat inap masih sedikit, dan banyak diantaranya masih
anak-anak.

Berdasarkan pemikiran diatas penulis berusaha untuk menggali lebih dalam


mengenai infeksi saluran pernafasan akut tersebut, sebagai inti permasalahan
pada tugas akhir ini. Semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
B.     TUJUAN PENULISAN

1.      Tujuan Umum

Siswa mampu malakukan pengkajian dan tindakan keperawatan pada pasien


dengan infeksi saluran pernafasan akut.

2.      Tujuan Khusus

a) Siswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan infeksi saluran


pernafasan akut dalam asuhan keperawatan

b) Siswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan


infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.

c) Siswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada psien dengan


infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.

d) Siswa mampu mengimplementasikan intervensi pada pasien dengan infeksi


saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.

e) Siswa mampu mengevaluasi hasil tindakan pada pasien dengan infeksi


saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.

f) Siswa mampu mengetahuin faktor pendukung dan penghambat serta solusi


pemecahan masalahnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
ISPA

I. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI

ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas.


Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian
bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14
hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari
hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti :
sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik,
namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak
diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA
dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia
dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia
tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan
penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini
ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat
antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara
pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian
atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar
pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada
bulan-bulan musim dingin

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan istilah yang digunakan


untuk menguraikan peradangan yang terjadi pada hidung, paranasal sinus,
hulu kerongkongan, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, dan saluran
pernapasan diagnosis umum yang termasuk didalamnya adalah rhinosinusitis
virus(flu biasa), sinusitis akut, dan pharyngitis akut. Sistem saluran
pernapasan atas lain, yang lebih serius termasuk epigglotis dan penyakit batuk
yang disertai dengan sesak napas. Terjadinya ISPA karena masuknya virus,
dan bakteri. Sebab utama ISPA adalah Virus dan kemudian diikuti oleh
bakteri. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang akan sembuh dengan
sendirinya, tanpa pemberian obat-obat terapeutik, namun pemberian
antibiotik dapat mempercepat proses penyembuhan.
(http://www.clevelandclinic.com
2. ETIOLOGI

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis penyakit bakteri, virus,
dan riketsia. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus,
Adenvirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-
lain

Virus adalah penyebab utama infeksi saluran napas atas penyakit-


penyakit yang ditimbulkan seperti, rhinosinusitis, faringitis, dan sinusitis akut.
Rhinosinusitis disebabkan oleh virus dan bakteri seperti Streptococcus
pneumonia, dan Haemophilus influenzae.4 Faringitis merupakan radang pada
tenggorokan yang dapat disebabkan oleh virus Ebstein-Barr, influenza,
infeksi virus immunodefisiensi human akut. Dan bakterial yang umumnya
adalah Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridians, streptococcus beta
hemolyticus yang umumnya disebut “strep tenggorokan”.1,2 Sinusitis akut
merupakan inflamasi sinus-sinus paranasal dan lendir hidung yang
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, peradangan pada saluran hidung, dan
penyakit-penyakit tertentu misal asma, gangguan sistem imun,dan alergi.

3. KLASIFIKASI

1. Infeksi saluran pernafasan akut atas

Infeksi saluran pernafasan akut atau merupakan infeksi yang menyerang


saluran pernafasan bagian atas (faring). Terdapat beberapa gejala yang di
temukan pada infeksi ini yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, bengkak di
wajah, nyeri telinga, ottorhea, dan mastoiditis (parthasarahaty, 2013)

Beberapa penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut


atas yaitu sinusitis, fangitis, dan otitis media akut
2. Infeksi saluran pernafsan bawah

Infeksi saluran pernafasan bawah merupakan infeksi yang menyerang


saluran pernafasan bagian bawah. Seseoraang yang terkena infeksi pada
saluran pernafasan bawah biasanya akan ditemukan gejala takipnea,
retraksidada, dan pernafasan whesing (Parthasarathy (ed), et al,2013).
Beberpa penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut
bawah yaitu bronchiolitis, bronchitis akut, dan pneumonia (zuriyah 2015).

4. PATHOFISIOLOGI

Infeksi saluran napas atas dapat terjadi karena transmisi organisme


melalui penyegar udara, droplet, dan melalui tangan yang dapat menjadi jalan
masuk bagi virus. Hal ini dapat terjadi pada kondisi yang penuh sesak. Pada
faringitis disebabkan penularan terjadi melalui droplet, kuman mengilfitrasi
lapisan epitel, jika epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi
sehingga terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear. Pada sinusitis, saat terjadi infeksi saluran pernapasan atas
melalui virus, hidung akan mengeluarkan ingus yang dapat menghasilkan
superinfeksi bakterial, sehingga dapat menyebabkan pathogen-pathogen
bakterial masuk ke dalam rongga-rongga sinus. Selain itu sinusitis dapat
terjadi karena alergi musiman, gangguan mekanisme pengaliran sinus,
berenang, intubasi hidung yang lama, dan perluasan infeksi gigi ke dalam
rongga sinus.
5.  MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang terjadi pada rhinosinusitis termasuk kemacetan hidung,
ingus, batuk, sakit kepala, bersin, bunyi sengau, dan sakit tenggorokan.
Demam tinggi sangat jarang terjadi, dan jika terjadi seharusnya menimbulkan
kecurigaan akan diagnosis alternative. Gejala khusus akan terjadi kurang dari
7 hari, namun sampai 25% dari seluruh pasien akan mengalami gejala hingga
14 hari. Penyakit ini sering terjadi, tetapi gejala-gejala yang lebih parah
jarang sekali ditemui. Jika gejala-gejala bertahan lama melampaui 7 hari,
klinis seharusnya mulai memperhatikan komplikasi-kompikasi seperti
bronchitis, sinusitis, bakterial sekunder, atau otitis media.1 Pada faringitis
akan terjadi kenaikan suhu hingga 400C, rasa gatal, kering pada tenggorokan,
lesu, nyeri sendi, batuk yang kronis, kesulitan menelan, dan rasa sakit pada
kerongkongan. Sedangkan pada sinusitis biasanya mengalami gejala lebih
dari 1 minggu, misalnya sakit gigi maxillary, sakit kepala yang lebih berat
pada pagi hari, nyeri wajah, kadang-kadang demam dan batuk, serta bunyi
sengau. Pada anak-anak dapat disertai dengan deman hingga 390C, khusus
pada anak-anak gejala batuk lebih hebat saat siang hari, terjadinya parau
menandakan kelanjutan dari radang tenggorokan.

6. KOMPLIKASI

Komplikasi yang di dapat dari infeksi saluran pernafasan akut adalah


terjadinya obstruksi jalan nafas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia,
atelektasis.

a. Kardiovaskuleer: miokarditis, yang dapat terjadi akibat toksin yang


dibentuk kuman difteri

b. Kelainan pada urogenital (ginjal): nefritis

c.  Kelainan saraf: dapat berupa paralisis atau parase


7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a). Kultur

kultur tenggorok dapat di lakukan untuk mengidentifikasi organisme yang


menyebabkan faringitis.

b). Biopsi

prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan


tubuh, di lakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring,
laring, dan rongga hidung, dalam tindakan ini mungkin saja pasien mendapat
anastesi lokal, tropical atau umum tergantung pada tempat prosedur di
lakukan .

c). Pemeriksaan pencitraan

termasuk didalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT-Scan,


pemeriksaan dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik).
Pemeriksaan tersebut mungkin dilakukan sebagaibagian integral dari
pemeriksaan diagnostik untuk menentukan keluasan infeksi pada sinusitis
atau pertumbuhan tumor dalam kasus tumor

8. PENATALAKSANAAN

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus


yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
(turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik
dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi
penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan
kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
# Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
# Pengobatan dan perawatan
Pinsip perawatan ISPA antara lain :
• Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
• Meningkatkan makanan bergizi
• Bila demam beri kompres dan banyak minum
• Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
• Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
• Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek
* Pengobatan antara lain :
• Mengatasi panas (demam)

Dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah


2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap
6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
• Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.
9. PENCEGAHAN

1. cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktifivats di tempat umum.

2. Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata,


unutk menghindari penuluran virus dan bakteri.

3. Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau
batuk

II. KONSEP KEPERAWATAN


A. KONSEP KEPERAWATAN
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
GEJALA : kelemahan,kelelahan,insomnia
2. SIRKULASI
GEJALA :riwayat gagal jantung
3. ELIMINASI
GEJALA :kencing berlebihan
TANDA :BAK lebih dari 5 kali dalam duajam
4. MAKANAN/CAIRAN
GEJALA :kehilangan nafsu makan,mual/muntah,riwayat DM
5. NYERI/KENYAMANAN
GEJALA :sakit kepala nyeri dada meningkat
TANDA :
6. KEAMANAN
GEJALA :riwayat gangguan system imun,demam
TANDA : berkeringat,menggigil berulang,gemetar,kemerahan.
7. PENYULUHAN ATAU PEMBELAJARAN
GEJALA : riwayat mengalami pembedahan,penggunaan alcohol kronis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.)  Ganggguan pertukaran pada gas b/d kekurangan suplai oksigen (obstruksi
jalan napas oleh sekresi spasme bronkus jebakan udara) kerusakan alveoli

2.) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d anoreksia

3.)  Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.

4.)  Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan


sekunder

5.)  Kurang pengetahuan b/d perawatan di rumah

6.)  Perubahan proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kaji frekuensi ,kedalaman pernapasan, catat penggunaan tot akesori ,napas


bibir, ketidakmamuan utuk berbicara

2.Kaji biasa diet

3. Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor


memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.
4.Batasi pengunjung sesuai indikasi
5.Kaji tingkat pemahaman orang tua.

6.Berikan informasi pada orangtua tentang pilihan pengobatan

7. Observasi aktivitas pasien


D. PENYIMPANAN KDM (ISPA)

E. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

·         Lo Re, Vincent. 2011. Hot Topics: Infectious Disease.


Philadelphia.The Curtis Center.

·         Arif Mansjoer,dkk. 2011. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN.


Jakarta: Media Aesculapius.

·         Slaven,Ellen. 2014. “INFECTIOUS DISEASES”. North America. The


McGraw-Hill Companies.

·         Ngastiyah, (2014), Perawatan Anak Sakit , Edisi Kedua, EGC, Jakarta

·         DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta 2018

·         Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Bandung 2017
ISPA

NAMA : DELVIANI PERUGE

NIM : 22006015

KELAS : KEPERAWATAN 1 A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
2020 – 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN
DIAGNOSA MEDIS “ISPA” DIRUANG CEMPAKA RSUD
KOLONODALE KABUPATEN MOROWALI UTARA
A. PENGKAJIAN

A. Identitas pasien

    Nama : Tn. A

Umur : 65 tahun

   Alamat : Desa Tiu,Kecamatan Petasia Barat,Kabupaten Morowali


Utara

Pendidikan : SMK

Agama : Islam

Status : Menikah

Suku : Mori

Pekerjaan : Tani

Tgl.Masuk/Jam Masuk : 18 Februari 2019 pukul 08.00 WITA

Tgl./Jam Pengkajian : 18 Februari 2019 pukul 13.15 WITA

Ruang Rawat : Ruang Cempaka

No.Rekam Medik : 09 51 93

Sumber Informasi :

Diagnosa Medik : Infeksi saluran pernafasan akut

B. Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama : Batuk berdahak terus menerus

2. Riwayat Keluhan Utama :


Pasien datang via UDG dengan keluhan sejakk sore sehabis PKL,
tiba-tiba badan panas dingin, batuk berdahak 5 hari, terdapat dahak,
sesak nafas (dengan posisi supinasi).

Pada saat pengkajian pasien mengeluh sesak nafas, makan dan


minum kurang, tenggorokan terasa gatal dan susah menelan, badan
lemes seperti demam dan terasa hangat, serta sputum yang
dikeluarkan berwarna putih kekuning-kuningan dan kental. Pasien
juga terlihat menghabiskan ½ porsi yang diberikan rumah sakit,
pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan, posisi tidur
semi fowler dengan diganjal bantal, terlihat seseg, batuk berdahak,
terdapat nyeri telan, saat berjalan ke kamar mandi terlihat dipapah.

C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


1. Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang diderita
saat ini.
2. Klien tidak memiliki riwayat alergi
3. Klien memiliki kebiasaan merokok
4. Klien kadang mengonsumsi obat-obatan
D. Aspek Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi
a. Hal yang dia pikirkan saat ini : Harapan ingin cepat sembuh
b. Harapan setelah menjalani perawatan : Cepat sembuh dan bisa
melakukan aktivitasnya kembali seperti biasa.
c. Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Sakit dibagian dada
serta merasa kesulitan saat bernafas
d. Suasana hati : Gelisah
2. Hubungan Komunikasi : Kurang Jelas
3. Pertahanan Koping
a. pengambil keputusan:
b. perasaan pasien akan dirinya:
c. yang dilakukan pasien jika merasa stress adalah:
4. Hal yang dilakukan perawat selama ini:
5. System nilai kepercayaan/kegiatan keagamaan
a. ketaatan beribadah :
b. dorongan keluarga klien :

E. Pengkajian Fisik

1. Keadaan umum : Lemah dan Sesak nafas

2. Kesadaran : Composmentis

TTV : TD = 120/90 mmHg

N=84 kali/menit

S=37ºC

RR=28 kali/menit

BB : 44 kg

TB : 158 cm

IMT : 17,63 (kurus)

1. Kepala : Mesocephal

Inspeksi : Rambut tidak mudah rontok, berwarna hitam, tidak


terdapat ketombe.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan atau benjolan

2. Mata
Inspeksi: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan, tidak buta warna
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi :Tidak terdapat polip, tidak terdapat secret, penciuman tidak
terganggu
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan atau benjolan.
4. Mulut
inspeksi: Lidah tidak kotor, gigi bersih, bibir kering, tidak terdapat
caries.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan atau benjolan.
5. Thorax/Dada :

Paru

inspeksi : Pengembangan paru sama.

Palpasi : Vocal fremetus kanan dan kiri sama.

Perkusi : tidak ada akumulasi cairan.

Auskultrasi : Whezing (-), ronchi (+), vesikuler.

6. Jantung
Palpasi : Icus cordis teraba di mid linea clavikula sinistra 5, ±2cm

Perkusi : S1 dan S2 reguler

Auskultasi : gallop (-), mur-mur (-).

7. Abdomen

Inspeksi : Perut datar, tidak terdapat lesi

Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar. Tidak terdapat massa

Perkusi : Thympani

Auskultrasi : Bising usus 10 kali/menit

8. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada penyakit kelamin
Palpasi : Tidak ada nyeri.
F.Fungsi Pesyarafan

a. fungsi cerebral
1. status mental yang dialami klien: Baik

b. Fungsi cerebellum

Eye :4

Motorik:6

Verbal :5

c. Fungsi saraf cranial


Nervus 1 sampai Nervus 12
Nervus 1 sampai nervus 12
1).Nervus 1:Pasien dapat membedakan bau yang dirasakan
2).Nervus II:Pasien dapat melihat dengan jelas
3).Nervus III,IV,VI: Pasien dapat menggerakan konjungtiva, refleks
pupil dan inspeksi kelopak mata
4).Nervus V:Pasien dapat menggerakan rahang kesemua sisi,
pasien memejamkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi
atau pipi. menyentuh permukaan kornea dengan kapas.
5).Nervus VII: pasien dapat senyum, bersiul, mengngkat alis
mata, menutup kelopak mata dengan tahanan, menjulurkan
lida untuk membedakan gula dan garam
6).Nervus VIII:pendengaran normal.Keseimbangan tidak
dapat diidentifikasi
7).Nervus IX:Pasien dapat membedakan rasa manis dan asam
8).Nervus X: Pasien dapat menyentuh faring posterior, pasien
menelan saliva, disuruh mengucap ah…
9).Nervus XI: Pasien dapat menggerakan bahu dan lakukan
tahanan sambil pasien melawan tahanan tersebut.
10).Nervus XII:  pasien dapat menjulurkan lidah dan
menggerakan dari sisi ke sisi.

d. Fungsi reflex
Bisep :positif
Trisep :positif
Patella :
Babinsky :positif

e. Fungsi sensorik
Mengikuti perntah/tidak: ya mengikuti perintah
f. Fungsi Motorik
Massa otot :normal
Tonus otot :menurun
Kekuatan otot :normal

G. Kebutuhan Nutrisi

NO Nutrisi Sebelum sakit Setelah sakit


.
1. Kebiasaan Pasien mengatakan
Pasien mengatakan pasien
Pola Makan
3 kali sehari, mendapatkan diet
Frekuensi makanan habis satu porsi tinggi protein

Menu makanan dengan rendah kalori dari


menu nasi,lauk dan Rumah sakit.Pasien
Porsi makanan
sayur. mengatakan nafsu
Kebiasaan minum Minum kurang lebih makan berkurang
1000ml/hari.Pasien darai
sebelumnya.Minum
Makanan pantangan mengatakan tidak kurang lebih
mempunyai alergi 600ml/jam
selama sakit.
H. Pola Eliminasi

No. Eliminasi Sebelum sakit Selama sakit

1. BAB Pasien mengatakan Pasien mengatakan


BAB 1kali/hari dipagi selama dirumah sakit
Kebiasaan
hari dengan konsistensi susah BAB,sudah 2
Frekuensi berwarna coklat dan hari pasien tidak

Konsistensi bau khas feses. merasa ingin BAB

Warna

Perubahan selama sakit

2. BAK
Tidak ada masalah BAK kurang lebih 5-
Frekuensi pada BAK 4-5 kali/hari 6kali/hari dengan
Konsistensi warna kuning konsistensi cair warna
jernih,bau khas urine kuning jernih dan bau
Warna
khas urine
Volume :cc

Perubahan selama sakit


I.istirahat /Tidur

No Istirahat/Tidur Sebelum sakit Setelah sakit


.
1. Kebiasaan Pasien mengatakan Pasien mengatakan susah
sebelum sakit tidur untuk tidur siang dan
malam
Tidur malam jam kurang lebih 7-8
jam/hari.Pasien
Tidur siang jam
mengatakan tidak
pernah tidur siang
Klien dapat tidur
nyenyak

J. Olahraga dan aktivitas

No Olahraga dan aktivitas Sebelum sakit Setelah sakit


.
1. Kebiasaan Pasien beraktivitas Pasien mengatakan
sehari hari dan sesak nafas bila
memenuhi ADL secara digunakan untuk
mandiri beraktivitas
K. Hygiene

No. Hygiene Sebelum sakit Setelah sakit


1. Kebiasaan Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mandi 2kali hanya mandi tiga
Mandi sehari,sikat gigi secara kali dalam
teratur dan seminggu sikat gigi
Sikat gigi mengunting kuku 2 teratur dan
kali dalam seminggu menggunting kuku
Cuci rambut
23 kali dalam
Gunting Kuku seminggu

L. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil laboratorium tanggal 28 agustus 2017;

WBC : 7,8. 10³/mm³ (3,5.10³/mm³-100.10³/mm³)

RBC : 5,3. 10³/mm³ (3,80.10³/mm³-5,0)0.10³/mm³)

HGB : 11,6 g/dl (11,0 g/dl-16,5 g/dl)

HCT : 33,3 L% (35,0L%- 50,0 L%)

PLT ; 220.10³/mm³ (150.10³/mm³-450.10³/mm³)

PCT : 180% (100&-500%)

MCV : 65 L m³ (80 L m³-97 L m³)


MCH : 22,5 L pg (26,5 Lpg- 33,5 Lpg)

MCHC :34.7 g/dl (31,5 g/dl-35,0 g/dl)

RDW : 14,1 % (10,0%- 18,0%)

MPV : 8,2 m³ (6,5 m³-11,0 m³)

PDW : 15,1 % (10,0&-18,0%)

WBC Flags :1

Differensial

% LYM : 12,1 L% (17,0 L%-48,0 L%)

% MON : 1,6 L% (4,0 L%-10,0 L%)

%GRA : 86,3 H% (43,0 H%-76,0 H%)

% LYM : 0,9 L 10³/mm³ (1,2 L 10³/mm³-3,2 L10³/mm³)

%MON : 0,1 L 10³/mm³ (0,3 L 10³/mm³-0,8 L10³/mm³)

%GRA : 6,8.10³/mm³ (1,2. 10³/mm³- 6,8.10³/mm³)

LED :4/1

M. GENOGRAM
X xxx xx
X
x
X

x
ANALISA DATA

Nama : TN. A

NO. Rm : 09 51 93

Tgl.Masuk: 18 Februari 2019

Tgl.Pengkajian: 18 februari 2019

No Data Masalah Etiologi


1. DS: Gangguan pertukaran Kekurangan
gas suplai oksigen
·      Pasien mengatakan
sesak

·      Pasien mengatakan


batuk berdahak

DO:

·         Pernafasan cepat


(RR=28 kali/menit)

·         Saat batuk dan


berbicara pasien terlihat
seseg

·         Batuk berdahak

·         Posisi tidyur pasien


semi fowler
2. DS: Gangguan pemenuhan Anoreksia
kebutuhan nutrisi
·         Pasien mengatakan
makan dan minum kurang

·         Pasien mengatakan


tenggorokan sakit dan gatal

·         Pasien mengatakan


sulit menelan dan terdapat
nyeri telan

DO:

·         Pasien terlihat


menghabiskan ½ porsi
makan yang diberikan
rumah sakit

·         BB:44kg, TB:158cm,


IMT: 17,63

3. DS: Gangguan aktivitas Kelemahan fisik

·         Pasien mengatakan


badan terasa lemes, demem,
dan terasa agak hangat

DO:

·         Pasien terlihat lemas

·         Pasien dibantu


(dipapah) saat berjalan kle
kamar mandi
4. DS: Resiko tinggi penularan Tidak kuatnya
infeksi pertahanan
·         Pasien mengatakan
sekunder (adanya
badan terasa lemas, seperti
infeksi penekanan
demem dan terasa agak
imun)
hangat

·         Pasien mengatakan


sering batuk

DO:

·         Suhu: 37ºC

·         Sputum berwarna


putih kekuning-kuningan
dan kental

·         Saat batuk mulut tidak


ditutup
5. DS: Nyeri akut Inflamasi pada
membran mukosa
faring dan tonsil
·         Pasien mengatakan
sulit menelan, dan terdapat
nyeri telan

DO:

·         Pasien terlihat merasa


sakit dan meringis saat
menelan

·         Pengkajian nyeri di


tenggorokan:

P: Nyeri timbul saat batuk


dan menelan

Q: Seperti ditusuk-tusuk

R: Nyeri terletak di
tenggorokan

S: skala ±3

T: selama batuk dan


menelan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : TN.A

No RM : 09 51 93

Tgl masuk : 18 Februari 2019

Tgl pengkajian :18 februari 2018

Diagnosa Jam Implementasi Soap

Tgl keperawatan
.
Diagnosa 1 28.08.2017 a.   Memonitor rata-rata S:
kedalaman, irama dan
16.00 ·         Pasien
usaha respirasi,, suara
WITA mengatakan tidak
nafas dan pola nafas
terlalu sesak
b.   Memberi posisi pasien
O:
semi fowler agar mudah
dalam respirasi ·         TD: 120/90 mm
Hg
c.   Mengauskultasi suara
nafas dan suara tambahan ·         N/S: 84x/menit /
36ºC
d.   Mengajarkan batuk
efektif ·         Batuk berdahak
e.   Memberikan obat ·         Pasien tidak
Dexametorphan 15 mg, terlihat seseg
3X1 tablet
A:

·         Masalah teratasi


sebagian

P:

·         Lanjutkan
intervensi a, b, c, dan d
2. Diagnosa 2 a.   Mengamati/observasi S:
keluhan nyeri, mencatat
·         Pasien
intensitasnya (dengan
mengatakan nyeri
skala 0-10)
berkurang
b.   Menganjurkan
O:
pasien untuk
menghindari allergen/ ·         Pasien terlihat
iritan terhadap debu, lebih relaks (tidak
bahan kimia, asap rokok menahan nyeri)

c.   Mengalihkan rasa ·         Pasien tidak


nyeri dengan tekhnik mengeluh nyeri
distraksi dan relaksasi,
yaitu dengan A:
mengajarkan teknik ·         Masalah teratasi
bernafas dalam sebagian
d.   Menganjurkan P:
berkumur dengan air
garam ·         Lanjutkan
intervensi a, b, c, dan
d.
3. Diagnosa 3 a.   Mengurangi S:
tindakan selama jam
·         Pasien
makan, sehingga
mengatakan nafsu
tindakan dilakukan
makan bertambah
setelah jam makan
O:
b.   Menghindari
makanan panas ·         Pasien terlihat
menghabiskan 1 porsi
c.   Konsultasi dengan
makan yang diberikan
ahli gizi pemberian diit
rumah sakit
TKTP
A:
Memberi snack
·         Masalah teratasi
sebagian

P:

·         Lanjutkan
intervensi a, b, c, dan
d.

Anda mungkin juga menyukai