Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diare pada Balita

Dosen Pengampu : Ns. Puji Purwaningsih, S.Kep.,M.Kep.

Kelompok 7 :

1. Yogi Nur Hidayat


2. Ratih Dwi Kurniawati
3. Romi Romansyah
4. Rohmatul Awaliyah
5. Heni Setyorini
6. Fernanda Filly Pramaysella
7. Dany Setiawan
8. Eunike Christina Eryyanto
9. Erlin Khoriana
10. Putri Amalia Indah
11. Ulyatul Khasanah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR KELUARGA


A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari


kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes
RI, 1998 ).Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan
dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan
logan,1986 dalam Setiadi,2008).Keluarga adalah dua atau tiga individu
yang tergabung karena hubungandarah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).

II. TINJAUAN TEORI DIARE


A. DEFINISI
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal >
3 kali / hari, serta perubahan isi / volume (>200 gr/hari) dan konsistensi feses
cair (Nethinadkk, 2008)
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml/sekali defekasi (etz Cecily, 2009)
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
B. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Infeksi virus (Rotavirus, Adenovirus), bakteri (E. Colli, Salmonella,
Shigella, Vibrio dll), parasit (protozoa : E. hystolitica, G. lamblia; cacing :
Askaris, Trikurus; Jamur : Kandida) melalui fecal oral : makanan,
minuman,yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita.
2. Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.
3. Makanan : alergi makanan, basi atau keracunan makanan
4. Imunodefisiensi / imunosupresi (kekebalan menurun) : Aids dll
5. Faktor lingkungan dan perilaku
6. Psikologi : rasa takut dan cemas
C. KLASIFIKASI
1. DiareAkut.
Diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam
beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Penyebab utamanya adalah bakteri,
parasit maupun virus. Penyebab lain: toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti
puasa yang berlangsung lama, kemoterapi dan berbagai kondisi lainnya.
2. DiareKronik.
Diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini
berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan
batas waktu dua minggu. Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal
pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat
pengaruh keduanya.
D. PATOFISIOLOGI
Spesies bakteri tertentu menghasilkan eksotoksin yang mengganggu
absorbsi usus dan dapat menimbulkan sekresi berlebihan dari air dan
elektrolit. Ini termasuk baik enterotoksin kolera dan E. Coli. Spesies E. Coli
lain, beberapa Shigella dan salmonella melakukan penetrasi mukosa usus
kecil atau kolon dan menimbulkan ulserasi mikroskopis. Muntah dan diare
dapat menyusul keracunan makanan non bakteri.
Diare dan muntah merupakan gambaran penting yang mengarah pada
dehidrasi, akibat kehilangan cairan ekstrvaskuler dan ketidakseimbangan
elektrolit. Keseimbangan asam basa terpengaruh mengarah pada asidosis
akibat kehilangan natrium dan kalium dan ini tercermin dengan pernafasan
yang cepat (Qauliyah, 2010)
Patogen usus menyebabkan sakit dengan menginvasi mukosa usus,
memproduksi enterotoksin, memproduksi sitotoksin dan menyebabkan
perlengketan mukosa yang disertai dengan kerusakan di menbran mikrovili.
Organisme yang menginvasi sel epitel dan lamina propria menimbulkan suatu
reaksi radang local yang hebat. Enterotoksin menyebabkan sekresi elektrolit
dan air dengan merangsang adenosine monofosfat siklik di sel mukosa usus
halus. Sitotoksin memicu peradangan dari sel yang cedera serta meluaskan zat
mediator radang.
Perlengketan mukosa menyebabkan cedera mikrivili dan peradangan
sel bulat di lamina propria. Bakteri yang tumbuh berlebihan di usus halus
juga mengganggu mukosa usus. Bakteri menghasilkan enzim dan hasil
metabolisme untuk menghancurkan enzim glikoprotein pada tepi bersilia dan
menggangggu pengangkutan monosakarida dan elektrolit. Cedera vili
menyebabkan lesi mukosa di sana sini yang disertai dengan segmen atrofi vili
subtotal dan respon radang subepitel yang mencolok.

E. TANDA DAN GEJALA


1. Anakseringbuang air besardengankonsistensitinjacairatauencer.
2. Anakcengeng, gelisah, suhutubuhmungkinmeningkat,
nafsumakanberkurang.
3. Warnatinjaberubahmenjadikehijau-hijauankarenabercampurempedu.
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet
karenaseringnyadifekasidantinjamenjadilebihasamakibatbanyaknyaasamla
ktat.
5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulitjelas (elistitaskulitmenurun),
ubun-
ubundanmatacekungmembranmukosakeringdandisertaipenurunanberatbad
an.
6. Perubahantanda-tanda vital, nadidanrespirasicepattekandarahturun,
denyutjantungcepat,
pasiensangatlemashinggamenyebabkankesadaranmenurun.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria) (Arjatmo, 2011)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Tinja
2. Makroskopis dan mikroskopis untuk mencari kuman penyebab dan uji
resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
3. Pemeriksaan Darah
4. Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit.
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
6. Daudinal Intibatian
7. Untuk mnengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif
terutama pada diare kronik.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per
oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa
untuk diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar
natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang
kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
engan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya
cairan stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan
tergantung berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badanya.
1) Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
2) Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral, selanjutnya : 125 ml / kg
BB / hari
3) Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde), selanjutnya 125
ml / kg BB / hari
4) Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan berat badan pasien.
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang
dari 7 kg jenis makanan :
a. Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
b. Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila
anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu
dengan tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang /
tidak sejuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
a. Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin,
dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
b. Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin,
ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi
diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal,
tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak
diberikan lagi.
c. Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas
bila penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA,
faringitis, bronkitis / bronkopneumonia.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Kasus :
Keluarga Tn. D (30th) mempunyaiistriNy. H (25th) anakY (2 th).
Hasilwawancaradengankeluargaanaknyamasih mengonsumsi susu formula
dengan dot. Selamainianaknyahanyasakitbatukpilekbiasa, dan cukup
dibiarkan beberapa hari bisa sembuh sendiri.Tetapi 2 hari ini anaknya
sering buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari
ini pula anak Y nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja,
kurang lebih 2 sendok makan 3 kali sehari, minum susunya dari yang
biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol saja perhari. Tn. D dan Ny. H
belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit
anaknya hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas kesehatan.
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS UMUM
1. IdentitasKepalaKeluarga
Nama : Tn. D Pendidikan : SLTA
Umur : 30tahun Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat : Surabaya
Suku : Jawa NomorTelepon : 081230xxx
2. KomposisiKeluarga:

No. Nama L/P Hub. Umur Pend. Imunisasi KB


Kel.
1. Tn. D L KK 30th SLTA - -
2. Ny. H P Istri 25th SD - Suntik
3. An. Y L Anak 2th - Lengkap -

3. Genogram
4. Tipekeluarga.
a. Jenistepekeluarga :
KeluargaintiterdiridariTn D, Ny. H dan An. Y.
b. Masalah yang terjadidengan tipetersebut :
Bila terdapat satu anggota keluarga yang sakit,anggota yang lain harus
memberikan ekstra waktu lebih untuk merawatnya,sehingga bisa membuat
anggota yang satu ini mudah capek dan sakit juga.
5. Sukubangsa (etnis).
a. LatarBelakangEtnisKeluargaatauAnggotaKeluarga :
KeluargainiberbudayasukuJawa yang
mempunyaianggapanmakantidakmakanasalngumpul.
b. TempatTinggalkeluarga ( bagiandarisebuahlingkungan yang
secaraetnisbersifathomogen ).
Sebagianbesaradalahetnisjawa.Ada beberapaetnismadura, masyarakat
diarea tempattinggal Tn. D bersifathomogen.
c. Kegiatan-kegiatanKeagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
( Apakahkegiatan-
kegiataniniberadadalamkelompokkultur/budayakeluarga ).
Kegiatanlingkungan yang
masihberhubunganeratdengannilaietnisdiantaranyaadalahselamatandanti
ngkepan.
d. Kebiasaan-kebiasan diet danberbusana( tradisionalataumoderen ).
Keluarga Tn. D menggunakanbusana modern yaitubaju,
celana/rok.Kebiasaan diet mencukupi menu 4 sehat.
e. Strukturkekuasaankeluargatradisionalatau “modern”.
Pengambilankeputusanadalahkepalakeluarga,
tetapisebelumnyadidasarkanpadamusyawarahkeluarga.
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakandirumah.
Bahasa yang digunakanadalahbahasajawa.
g. Penggunaanjasa-jasaperawatankesehatankeluargadanpraktisi.
(Apakahkeluargamengunjungipelayananpraktisi, terlibatdalamprakti-
praktikpelayanankesehatantradisional,
ataumemilikikepercayaantradisionalaslidalambidangkesehatan).
Jika saatsalahsatuanggotakeluargasakitdibawaberobatkepuskesmas.
saatiniAn. Ysakitdiarenamun orang tua px belum berencana membawa
ke puskesmas karena ibu px masih menganggap sakit anaknya hanya
sakit biasa. Tn. D dan Ny. H belum tahu tentang penanganan pertama
pada diare.
6. Agama dankepercayaan yang mempengaruhikesehatan :
a. Apakahanggotakeluargaberadadalampraktikkeyakinanberagamaanmereka.
Seisikeluargamenganut agama islam. Tidakadakeyakinan yang
berdampakburukpada status sosial.
b. Seberapaaktifkeluargatersebutterlibatdalamkegiatan agama
atauorganisisikeagamaan.
SetiapmalamjumatNy. H danTn D mengikutipengajian di masjid.
c.Agama yang dianutolehkeluarga
Seluruhkeluargamenganutagamislam.
d.Kepercayaan-kepercayaandannilai-nilaikeagamaan yang
dianutdalamkehidupankeluargaterutamadalamhalkesehatan.
Ny. Hselaluberdoauntukkesembuhanya anaknya.
7. Status SosialEkonomiKeluarga:
Penghasilankeluarga per bulanRp. 800.000,- yang
diperolehdarihasilkerjaTnD, Ny H mengatakandaripenghasilan yang ada
cukup untuk biaya makan, minum, berobat. Barang – barang yang dimiliki
TV berwarna 20 “, meja, kursi, 2 buah tempat tidur, almari 1, 1 buah motor.
8. AktifivitasRekreasiKeluarga
 Saatwaktuluang Tn. D main ke tempat tetangga dengan membawa
anaknya

 Sesekalisetahun keluargamengunjungisanak family di Banyuwangi.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan saat ini:
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
prasekolah.
2. Tahapperkembangankeluarga yang belumterpenuhi:
Keluargabelummampu melakukan pembagian waktu untuk
individu,pasangan dan anak. Tn.D bekerja di pabrik yang jaraknya cukup
jauh sehingga waktu untuk berkumpul dengan istri dan anak masih kurang,
saat hari libur Tn.D baru bisa menggunakan waktunya untuk main ke
tempat tetangga dengan membawa anaknya.
C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayatkesehatankeluargasaatini:
An. Tn. D sudah di imunisasilengkap, anaknyamasih
mengkonsumsi susu dengan dot.
Selamainianaknyahanyasakitbatukpilekbiasa, dan cukupditunggu beberapa
hari akan sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air besar,
kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu
maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok
makan 3 kali sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari
jadi setengah botol saja perhari. Ny. H mengatakan botol yang digunakan
hanya dicuci saja tanpa direbus terlebih dahulu.Ny.H juga sering
memberikan jajanan luar pada An.Y karena An.Y lebih suka jajanan luar
dzri pada makanan buatan Ny.H. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan
keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit anaknya hanya sakit
biasa dan anak kecil wajar menderitanya.
1. Riwayatkesehatanmasing-masinganggotakeluarga:
No. Nama Umur BB KeadaanK Imunisasi Masalahkese Tindakan yang
(kg) esehatan (BCG/Polio/DP hatan telahdilakukan
T/HB/Campak)
1. Tn. D 30th 69 Sehat - - -
2. Ny. H 25th 55 Sehat - - -
3. An. Y 2th 10 Sakit Lengkap Diare -

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Puskesmas letaknya cukup jauh dari rumah kurang lebih 10 km.

4. Riwayat keluarga sebelumnya:


 Tn. D mempunyai saudara 3 orang, Tn. D anak pertama, ke-2
saudaranya masih hidup. Tn. D tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan.
 Ny. H mempunyai saudara 1. Ayah Ny. H meninggal pada usia 87
tahun.
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah:

a. Gambaran tipe tempat tinggal


Luas rumah 55 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m. terdiri dari
2 kamar tidur, 1KM+WC. Dapur. Ruang keluarga dan satu ruang tamu.
Tipe rumah permanent. Jendela rumah terdapat di ruang tamu dengan
posisi menghadap ke barat, satu buah ruang keluarga menghadap ke timur.
Satu buah mushalla dan kamar tidur masing-masing satu buah. Secara
umum sistem ventilasi di ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur sangat
cukup. Barang-barang diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, kamar
tidur dan dapue. WC permanent di buat saluran pembuangan / septic tank.
Sumber air minum dari PDAM yang dibeli secara eceran (tidak berupa
pipa permanen). Sumber air bersih untuk mencuci baju dijadikan 1,
seminggu 2x. Kebiasaan memasak menggunakan kompor. Peralatan
makan dan minum digunakan secara bersama-sama dan bergantian. Lantai
rumah terbuat dari tegel dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah
tanpa melepas alas kaki sehingga kesannya banyak debu dan tanah.

b. Denah rumah

RR
KD KD

RK D
KM

Keterangan :

RT : Ruang Tamu KD : Kamar Tidur

RK : Ruang Keluarga D : Dapur

M : Mushola KM : Kamar Mandi

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Tn. D bertetangga dengan satu keluarga polisi dan lainya


wiraswasta. Semua tetangga beragama islam dari suku jawa asli, beberapa dari
suku madura, yang taat beribadah, kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama
sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga dilakukan tegur sapa biasa, kunjung
mengunjung dilakukan bila hari raya agama

3. Mobilitas Geografis Keluarga :

Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn. D dan


Ny. H kebanyakan tinggal dirumah selama An. Y sakit. Ny. H menjahit
dirumah. Anaknya yang belum sekolah diasuh oleh Ny. H dirumah.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :

Keluarga Tn. D aktif mengikuti pengajian di masjid bagi bapak dan ibu
sedangkan anak Y hanya memiliki kegiatan bermain-main.

5. Sistem Pendukung Keluarga :

Tn. D, Ny. H, dan anaknya sehat- sehat saja. Selama ini yang aktif
merawat An. Y adalah Ny. H. Tn. D mengatakan tidak punya tabungan khusus
hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak rumah dengan fasilitas
kesehatan terdekat adalah puskesmas 7 Km. Tn. D mengatakan penghasilanya
masih dapat untuk membayar biaya kesehatan An. Y. Namun keduanya masih
belum berencana untuk memeriksakan anaknya karena masih dianggap sakit
biasa.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga


Tn. D dan Ny. H menyatakan komunikasi keluarga dilakukan
secara terbuka. Menurut Tn. D, semua masalah yang dihadapi dibicarakan
satu keluarga, dengan menghormati hak-hak masing-masing anggota
keluarga.

2. Struktur Peran Keluarga


Tn. D mempunyai peran khusus untuk menjaga keluarga. Tn. D
dan Ny.H mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk An.Y masih balita,sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
ataupun sedang sakit dirawat oleh Ny.H dan dibantu oleh Tn.D bila sudah
pulang bekerja.

a. Struktur Peran (Formal dan Informal)


Tn. D hanya sebagai kepala keluarga bekerja di pabrik dari pagi
sampai sore. Apabila di rumah menjadi anggota takmir masjid sedangkan
Ny. H menjalankan perannya sebagai istri dan ibu yaitu merawat keluarga di
rumah.

b. Nilai dan Norma Keluarga :


Keluarga Tn.D menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran
islam dan mengharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam
menjalankan agama. Dalam keluarga memandang sakit sebagai ujian tuhan.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif : Semua anggota keluarga Tn.D saling menyayangi satu


sama lain. Tempat tinggal saudara-saudara berada dalam satu
kota.komunikasi yang terjalin antar keluarga masih bagus,bila ada anggota
keluarga ada yang sakit saling mengabari satu sama lain. Keluarga yang
lain umumnya bila dimintai bantuan akan berusaha membantu sebisanya.
2. Fungsi sosial : keluarga Tn.D menekankan perlunya berhubungan dengan
orang lain. Bila ada waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol
bersama tetangga sambil membawa anaknya yang masih kecil.
3. Fungsi perawatan kesehatan : Ny.H mengatakan An.R masih suka minum
susu di dot,setelah dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci
sekedarnya saja.Ny.H mengatakan anaknya sebelumnya hanya pernah
sakit batuk pilek biasa,diare hanya pernah sekali waktu masih bayi dan
tidak diperiksakan ke petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
4. Fungsi reproduksi : Tn. D mempunyai seorang anak dan mengatakan
inginpunya anak lagi. Ny. H berumur 25 tahun dan mengatakan belum
berhenti haid tetapi pasangan ini mengikuti program KB.
5. Fungsi Ekonomi : Tn. D mengatakan bahwa penghasilan dirinya sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

G. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor jangka pendek dan panjang :


Menurut Tn. D, sejak 2 hari terakhir ini sering memikirkan keadaan
anaknya yang diare Tetapi Tn.D dan Ny.H mengatakan tidak terlalu cemas
karena masih menganggap sakit yang diderta anaknya masih biasa.Tn.D
mengatakan ingin dapat membangun rumah yang lebih bagus lagi agar
lebih nyaman lagi.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :


Jika ada masalah keluarga biasanya didiskusikan bersama. Bila perlu
nasihat Tn.D meminta nasihat Ny.H

3. Strategi koping yang digunakan :


Tn. D bersama istri selalu berduskusi untuk memecahkan problem
keluarga kadang-kadang melibatkan mertuanya yang rumahnya tidak jauh
dari rumah Tn.D
H. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Tn. D Ny. H An. Y


fisik

Kepala Rambut Rambut: Rambut :


bersih,hitam hitam, hitam bersih
bersih

N : 80
N : 82 N : 100
TTV
TD : 120/90
TD : 120/90 RR : 21
RR : 20
RR : 20 S : 37,5
S : 37
S : 36

BB : 56 kg
BB : 78 kg TB : 80 cm
BB, TB/PB
TB : 150 cm
TB : 170 cm BB : 10 kg
(kondisi
(kondisi
normal)
cukup)

Konjungtiva
Konjungtiva
merah Konjungtiva
Mata merah
muda, sklera merah muda,
muda, sclera
putih sklera putih
putih
Hidung Tidak Tidak Tidak
bersekret bersekret bersekret

Mukosa Mukosa Mukosa


Mulut
lembab, lembab, agak kering,
tidak tidak tidak
kesulitan kesulitan kesulitan
menelan menelan menelan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada
Leher
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar
limfe limfe limfe

Bunyi Bunyi Bunyi


Dada
jantung dan jantung dan jantung dan
paru normal paru normal paru normal

Abdomen Simetris, Simetris, Simetris,


BU 12x/mnt BU 12x/mnt BU 18x/mnt

DBN DBN DBN


Tangan
DBN DBN DBN
Kaki
I. HARAPAN KELUARGA
Tn. D dan Ny. H berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare
lagi

ANALISA DATA

No Data Diagnosa Keperawatan

1 Data Subyektif :

- Ny. H mengatakan An. Y BAB Gangguan keseimbangan


encer mulai 2 hari yang lalu. cairan pada An.Y (2th) di
- Ny. H mengatakan tidak pernah keluarga Tn.D (30 th)
merebus botol susu
berhubungan dengan
anaknya,hanya dicuci saja.
- Ny. H mengatakan suka ketidakmampuan
memberikan jajanan di luar keluarga Tn.D merawat
kepada anaknya karena anaknya anggota keluarga yang
lebih suka memakan jajanan di sakit.
luar dari pada masakan di
rumah.
- Ny.H mengatakan tidak tahu
penanganan khusus pada anak
yang menderita diare.
- Ny. H mengatakan tidak pernah
mendapatkan penyuluhan
tentang diare dan cara
penanganan dini diare.
-
Data Obyektif :

-An.Y mukosa bibir kering


-Mata An.Y cowong
-An. Y BAB encer kurang lebih 4
kali sehari.
- Turgor kulit An.Y menurun
2. Data Subyektif :

- Ny. H mengatakan tidak pernah


merebus botol susu
anaknya,hanya dicuci saja.
- Ny. H mengatakan suka
memberikan jajanan di luar
kepada anaknya karena anaknya Resiko tinggi terulangnya
lebih suka memakan jajanan di diare pada An.Y(2 tahun)
luar dari pada masakan di rumah.
di keluarga Tn.D(30 th)
- Ny. H mengatakan belum ada
rencana untuk membawa berhubungan dengan
anaknya ke puskesmas. ketidak mampuan
Data Obyektif : keluarga memelihara
lingkungan yang bisa
- Tempat botol susu An.Y terlihat menunjang kesehatan.
kusam dan bau

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SCORING

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul antara lain:

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit pada An.Y (2th) di keluarga Tn.D (30 th)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit diare

No. KRITTERIA SCORE PEMBENARAN

1. Sifat masalah: x1 An.Y sudah diare selama 2


hari dan belum
 Aktual menunjukkan perbaikan.
Kemungkinan masalah Ibu An. Y mengatakan
belum tahu tentang
untuk diubah:
2. pertolongan pertama pada
diare. Ibu menganggap itu
 Sebagian
masalah biasa.

Potensial masalah Diare sudah terjadi sejak 2


untuk dicegah: hari yang lalu. Ibu masih
belum berencana membawa
3.  Cukup x1 anaknya ke puskesmas.

Menonjolnya masalah: Ibu menganggap diare


masalah biasa yang dialami
 Tidak segera anak-anak.
diatasi
4.

Total 3.5
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(2 tahun) di keluarga Tn.D(30 th)
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan
yang bisa menunjang kesehatan.

No. KRITTERIA SCORE PEMBENARAN

1. Sifat masalah: x1 Ny.H mengatakan tidak


merebus atau merendam
 Resiko botol susu An.Y hanya
dicuci biasa saja.

Ny.H mengatakan tidak


Kemungkinan masalah merebus botol susu An.Y
2.
untuk diubah: tiap membuat susu karena
menganggap dicuci sudah
 Sebagian bebas dari kuman.

3. Potensial masalah Ny.H mau sebelumnya


tidak tahu kalau harus
untuk dicegah:
x1 direbus atau direndam dulu
botol susunya,setelah tau
 Cukup
beliau mau mencoba.

Menonjolnya masalah:
Ny. H tidak membawa
4.
anaknya ke puskesmas
 Tidak segera
padahal diare sudah 2 hari.
diatasi

Total 3.1
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit pada An.Y (2th) di keluarga Tn.D (30 th)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit diare.

2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(2 tahun) di keluarga Tn.D(30 th)
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan
yang bisa menunjang kesehatan.
INTERVENSI KEPERAWATAN

n SDKI SLKI SIKI


o
1 (D.0037) (L.03021) ( I. 03122)
ResikoKetidakSeimbangan Keseimbnganelekt Pemantauanelektrolit
elektrolitberhubungandeng rolit 1. Identifikasikemung
anDiare Setelahdilakukanti kinanpenyebabketid
Definisi: ndakanselama akseimbanganelektr
berisikomengalamiperubah 1x24 jam olit
ankadar serum elektrolit diharapkan: 2. Monitor
1. Serum kadareletrolit serum
natriumditi 3. Monitor
ngkatkanda mualmuntahdandiar
ri 3 ke 5 e
2. Serum 4. Monitor
kaliumditin kehilangancairanjik
gkatkandar aperlu
i 3 ke 5
3. Serum
kalsiumditi
ngkatkanda
ri 3 ke 5
4. Serum
fosforditin
gkatkandar
i 3 ke 5

Anda mungkin juga menyukai