Anda di halaman 1dari 42

TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga binaan yang belangsung


selama 4 hari mulai dari tanggal 11 November 2020 sampai 14 November 2020
dengan melakukan kunjungan sebanyak 3 kali pertemuan. Asuhan keperawatan
keluarga dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-
langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa data dan perumusan masalah
keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Dalam Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam


melaksanakan asuhan keparwatan keluarga. Dari hasil pengumpulan data pada
keluarga diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Identitas Keluarga

a. Kepala Keluarga

1) Nama KK : Tn.J

2) Usia : 52 Tahun

3) Pendidikan : SD

4) Pekerjaan : Nelayan

5) Agama : Islam

6) Alamat : Kuala Secapah Mempawah

7) anggota keluarga : 6 Orang

b. Susunan Anggota Keluarga

No. Nama Jenis Hub Pendidikan Pekerjaan Keadaan


(Inisial) Kela dengan fisik
min KK
1 Ny. P Istri SD Ibu Sakit
Rumah
Tangga
2 An. P L Anak SMA - Sehat

3 An. D L Anak SMP - Sehat


4 An. A L Anak SMP - Sehat

5 An. R L Anak SD - sehat

c. Genogram

Keterangan :
a. Laki –laki :

b. Perempuan :

c. Pasien :

d. Satu rumah :

e. Meninggal dunia
Keterang
an :
Tn.J adalah anak 2 dari 2 bersaudara yang terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan.
Ny.O adalah anak 1 dari 3 bersaudara yang terdiri dari 3 perempuan. Tn.J
mempunyai istri bernama Ny.P dan dikaruniai 4 orang anak yang berjenis kelamin
laki-laki.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga Tn.J adalah tahap Keluarga dengan anak


Remaja Remaja di sini adalah anak yang berusia mulai dari 13 tahun hingga
19-20 tahun. Tahap perkembangan keluarga ini bisa lebih singkat jika anak
pertama yang beranjak remaja memutuskan hidup terpisah dengan orangtua,
misalnya mengenyam pendidikan di luar kota.Selain bertugas menjaga
keharmonisan keluarga, tahap perkembangan keluarga ini juga menantang
orangtua untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak. Orangtua
wajib memberi kebebasan pada anak, namun juga memberi tanggung jawab
sesuai usia dan kemampuan anak

b. Riwayat keluarga inti

Tn.J asli dari Mempawah dan Ny.P asli dari Pontianak , mereka bertemu di
rumah Ny.P pada tahun 1995 saat Tn.J main ke rumah Ny.P. mereka
menikah pada tahun 1995 dan tinggal di Pontianak sebelum menetap
Mempawah sampai saat ini. Anak pertama Tn.J masih duduk di bangku
SMA

d. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn.J adalah keluarga besar yang terdiri dari suami, istri, dan 4
anak.
e. Tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi
Memenuhi kebutuhan harian dan menyelesaikan pendidikan anak

3. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka


yaitu dengn musyawarah dan dilakukan pada waktu yang tidak menentu
ketika ada urusan yang mendesak saja. Pola interaksi dalam keluarga Tn.J
dilakukan saat makan bersama. Anggota keluarga yang paling dominan
adalah istrinya Ny.P karena dia yang tinggal serumah
b. Struktur Kekuatan keluarga

Hubungan antara anggota keluarga Tn.J terlihat harmonis, saling terbuka satu
sama lain dan menghargai satu sama lain, mendukung dan membantu
dalam keadaan dan kegiatan apapun.
c. Struktur nilai

Nilai yang dianut oleh keluarga Tn.J tidak ditemukan nilai-nilai budaya yang
bertentangan dengan penyakit ispa dan begitu pula dengan kegiatan
didalam keluarga Tn.J tidak ada yang bertentangan. Menurut keluarga Tn.J
kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan.
4. Struktur peran

a. Tn.J adalah kepala rumah tangga yang berperan sebagai pencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, memberikan keamanan dalam
keluarga
b. Ny. P adalah ibu rumah tangga berperan mengurus anak – anaknya sekolah,
menggurus pekerjaan rutin di dalam rumah tangga.
c. An. P adalah anak pertama kedua yang bekrja serabutan untuk membantu
ayah nya memenuhi kebutuhan sehari-hari
d. An. D yang berperan sebagai seorang pelajar yang menempuh bangku SMA
e. An. D yang berperan sebagai seorang pelajar yang menempuh bangku SMP
f. An. R adalah anak ketiga yang berperan sebagai anak pra sekolah

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Tn.J saling menyayangi seperti memberikan


perhatian dan saling mendukung satu sama lain dan bila ada anggota
keluarga yang berhasil anggota keluarga yang lain merasa senang dan
bahagia. Apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit, semua
anggota keluarga saling membantu untuk merawat.
b. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Tn.J dan Ny.P dengan tetangga terjalin dengan tidak baik,
dikarenakan Ny.P tidak pernah mengikuti pengajian, ibu PKK dan arisan
yang diadakan setiap minggu ataupun setiap bulannya yang dikarenakan
Ny.P sibuk mengurus anak-anaknya sekolah dan mengantarkan cucunya
berangkat les. Sedangkan Tn.J selalu mengikuti kegiatan gotong royong
yang diselenggarakan sebulan 2-3 kali dilingkungan sekitarnya
c. Fungsi reproduksi

Ny.P sejak masih usia dalam produktif (49 Tahun) telah menjadi ikatan
aseptor alat KB sejak 5 tahun yang lalu dengan menggunakan alat
kontrasepsi alat Implan sejak 1 tahun yang lalu dilanjutkan dengan alat
IUD selama 2 tahun.
d. Fungsi ekonomi

Keluarga Tn.J memberikan kebutuhan keluarga dengan memberikan financial


untuk keperluan keluarga, dengan jumlah sebesar kurang lebih
Rp.1.000.000,00 meliputi uang jajan sekolah/les, bayar uang les,
membayar uang kontrakan, listrik dan lain-lain. Untuk memenuhi
kebutuhannya Tn.J bekerja sebagai nelayan, penghasilan setiap bulan
kurang lebih Rp.1.000.000 sampai dengan Rp.1.500.000,00. Terkadang
penghasilan Tn.J tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari

e. Fungsi pemeliharaan kesehatan

1) Kebiasaan keluarga Tn.J jika ada anggota keluarga yang sakit beli
obat sendiri. Tetapi jika menurutnya belum ada perubahan baru
dibawa ke dokter atau ke klinik maupun puskesmas terdekat.
2) Kelurga Tn.J dalam pengadaan makanan sehari – hari dengan cara
memasak sendiri. Komposisi jenis makanan sehari – hari selalu ada
makanan pokok, lauk-pauk (protein hewani dan nabati), sayuran
sedangkan untuk buah dan susu ketersediannya kadang – kadang.
3) Cara menyajikan makanan dalam kelurga Tn.S kadang-kadang
tertutup. Keluarga Tn.J tidak memiliki pantangan makanan apapun.
Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum menggunakan air
minum isi ulang atau terkadang juga dimasak, sedangkan mengelola
makanan biasanya dipotong dulu baru dicuci. Kebiasaan makan
keluarga Tn.J adalah sendiri – sendiri sesuai dengan keinginan.
4) Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Anggota keluarga Tn.J mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari.


Keluarga Tn.J hanya mempunyai satu ruangan tamu dan dijadikan
sebagai kamar tidurnya sebagai tempat beristirahat.
5) Pemenuhan rekreasi dan latihan

Keluarga Tn.J tidak pernah melakukan liburan keluar rumah seperti pergi
ke mall secara bersama setiap ada kerja maupun hari sabtu dan
minggu. Menurut keluarga liburan ke luar rumah tidak terlalu penting.
Keluarga Tn.J hanya melakukan liburan dengan menonton tv dan
mengobrol dengan anggota keluarganya dalam mengisi waktu
sengang.
6) Pemeliharaan kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan anggota keluarga Tn.J dalam pemenuhan kebersihan diri yaitu


mandi 3x/hr, sikat gigi 2x/hr, serta cuci rambut 2x/hr. Semua anggota
keluarga Tn.J menggunakan bahan – bahan dalam pemenuhan
kebutuhan kebersihan diri dengan sabun, shampoo, pasta gigi, dan
lain- lain.Sterssor dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Yang dikeluhkan Tn. J yaitu stress karena Istrinya belum sembuh dari
batuk dan pileknya. Keluarga Tn.J ingin memperbaiki rumah dan
membuat jamban sendiri apabila memiliki biaya
2) Kemampuan kelurga berespon terhadap masalah
Keluarga Tn.J menghadapi masalah dengan biasa saja dan jarang bersikap
panik
3) Strategi koping yang digunakan
Apabila ada masalah apapun keluarga Tn.J selalu melakukan musyawarah
dengan cara berdiskusi untuk menyelesaikan masalahnya secara
bersama-sama dan tidak saling menyembunyikan masalah satu sama
lain.
4) Starategi adaptasi disfungsional
Apabila ada masalah apapun keluarga Tn.J selalu melakukan musyawarah
dengan cara berdiskusi untuk menyelesaikan secara bersama-sama dan
tidak saling menyembunyikan masalah satu sama lain. Respon
keluarga Tn.J menghadapi masalah – masalah tersebut dengan
bersikap biasa saja, tidak marah – marah, tidak pernah membanting
barang.

c. Kesehatan Lingkungan
Rumah yang ditempati adalah rumah kontrakan. Jenis bangunan rumah
permanen, luas bangunan panjang kurang lebih 5 M, lebar kurang lebih 1,5
sampai dengan 2 meter, tembok yang ada dirumahnya adalah papan.
Rumah yang ditempati terdiri dari ruang tamu sebagai tempat tidur, ruang
dapur yang kotor dan penataan kurang, tempat kamar mandi berada diluar
bareng dengan tetangga sekitarnya. Airnya berasal dari pompa, tidak
berbau, putih, kamar mandi tampak licin, pencahyaan dikamar mandi
cukup terang, pencahyaan di rumah cukup terang juga, tempat
pembuangan sampah kurang memadai
Denah rumah

Dapur + Ruang
makan

Ruang tamu +
Kamar tidur

Jendela

d. Pemeriksaan Fifik

No Komponen Tn.J Ny.P An.D An.A An.R


Kepala Kulit kepala Kulit kepala
Kulit kepala
Kulit kepala
Kulit kepala
bersih, tidak ada bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak ada
benjolan, dan ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan, benjolan, dan
rambut tidak dan rambut dan rambut dan rambut rambut tidak
rontok. tidak rontok. tidak rontok. tidak rontok. rontok.
Mata Konjungtiva : Konjungtiva : an Konjungtiva : an Konjungtiva : an Konjungtiva : an
an anemis Sklera anemis Sklera anemis Sklera anemis Sklera anemis Sklera :
: an : an : an : an an
ikterik ikterik ikterik ikterik ikterik
Telinga Bersih, tidakBersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak
ada cairan yang cairan cairan cairan ada cairan
keluar yang keluar yang keluar yang keluar yang keluar
Hidung Bersih, tidakBersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Adanya cairan
ada benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan dihidung
Mulut Bersih, tidakBersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis
Gigi Bersih, tidakBersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada caries ada caries ada caries ada caries ada caries
Leher Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaAdanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembengkakan
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah ditenggorokan,
bening, tidak bening, tidak bening, tidak bening, tidak ada pembesaran
ada pembesaran ada ada ada vena jugularis
vena jugularis pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena jugularis vena
jugularis jugularis
Dada danSimetris, tidak adaSimetris, tidak adaSimetris, tidak adaSimetris, tidak adaSimetris, tidak ada
paru – paru otot bantu napas, otot bantu otot bantu otot bantu otot bantu napas,
suara vesikuler napas, napas, suara napas, suara suara vesikuler
terdengar vesikuler vesikuler
suara ronchi di
intercosta 2
Abdomen Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
distensi distensi distensi distensi distensi
abdomen abdomen abdomen abdomen abdomen
10 Ekstrimitas Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
5555 5555
5555 5555
11 TB 160 cm 158 cm 155 cm 102 cm 100 cm
12 BB 76 kg 75 kg 50 kg 20 kg 15 kg
13 TTV TD : 120/90 TD : 120/80 TD : 110/80 N : 80 x/mnt RRN: : 82 x/mnt RR :
mmHg mmHg mmHg 20 x/mnt S : 22 x/mnt S :
N : 80 x/mnt RR : N : 82 x/mnt RRN: : 80 x/mnt RR : 36,6 0C 35,2 0C
20 x/mnt S : 22 x/mnt S : 20 x/mnt S :
36,7 0C 37,5 0C 37,5 0C
14 Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis

f. Penjajakan Tahap II

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah

Ny.P nengatakan bahwa ISPA adalah penyakit ISPA adalah penyakit


batuk-batuk, pilek dan demam. Ny.P mengatakan penyebab dari
penyakitnya adalah bakteri, cuaca, tanda dan gejala yang dirasakan
oleh An.A meliputi batuk-batuk selama 14 hari, pilek, demam naik
turun, mual muntah, tidak nafsu makan.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga mengatakan Ny.P pernah periksa sebelumnya dan diberikan


obat pereda dahak. Saat ditanya, Ny.P mengatakan obat yang pernah
diminum nya yaitu Ambroxol 3x1.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

Keluarga Tn. J mengatakan bila Ny. P merasa batuk-batuk, pilek, demam,


Ny.P beristirahat dan terkadang minum obat dari warung untuk
menghilangkan batuk-batuk, pilek, demam dan jika rasa sakitnya
belum sembuh juga keluarga Tn.J langsung pergi ke puskesmas untuk
memeriksa kesehatannya diantar dengan keluarganya.

4) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Ny.P mengatakan Kondisi rumah berantakan, udara lembab, kotor,


jendela hanya dibuka pada pagi hari saja.
5) Kemampuan keluarga dalam manfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sedang sakit,


keluarga segera membawa ke klinik / puskesmas terdekat
6. Analisa Data

Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan dalam analisa
data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa data
yang disusun dalam tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Analisa Data Keluarga Tn.J khususnya Ny. P
No Data Fokus Masalah Diagnosa Keperawatan
Kesehatan
1 DS : ISPA Ketidak efektifan bersihan jalan
1. Ny.P nengatakan bahwa ISPA adalah nafas pada keluarga Tn.J
penyakit batuk-batuk, pilek, demam dan khusunya Ny.P
sesak napas berhubungan dengan
2. Ny.P mengetahui apa penyebab dari Ketidakmapuan keluarga
penyakitnya yaitu bakteri dan cuaca dalam merawat anggota
3. Ny.P mengatakan tanda dan gejala yang keluarga yang sedang sakit
dirasakan oleh nya meliputi batuk-batuk ISPA
selama 14 hari, pilek, demam, sesak napas.
4. Ny.P mengatakan pernah memeriksakan
kesehatannya kepuskesmas tetapi tidak ada
perubahan kesehatan Namun kesehatan
nya belum kunjung sembuh, akhirnya
Ny.P membawa lagi ke puskesmas
terdekat.
5. Keluarga Tn. J mengatakan bila Ny.P
merasa batuk-batuk, pilek, demam, Ny.P
beristirahat dan terkadang minum obat dari
warung untuk menghilangkan batuk-batuk,
pilek, demam dan jika rasa sakitnya belum
sembuh juga keluarga Tn.J langsung pergi
ke puskesmas untuk memeriksa
kesehatannya diantar dengan keluarganya.
6. Ny.P mengatakan Kondisi rumah
berantakan, udara lembab, kotor, jendela
rumah hanya dibuka setiap pagi hari saja.
7. Keluarga mengatakan jika ada anggota
keluarga yang sedang sakit, keluarga
segera membawa ke klinik / puskesmas
terdekat
DO :
1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : N : 82 x/mnt
3. RR : 22 x/mnt
4. S : 37,2 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2
6. Klien tampak adanya cairan putih dihidung
7. Dada klien tampak tidak simetris.

3 DS : ISPA Resiko infeksi menular


1. Ny.O mengatakan An.A masih batuk- pada keluarga Tn.S
batuk sudah kurang lebih 2 minggu, pilek, khususnya An.A
demam. berhubungan dengan
2. Ny.O mengatakan An.A kalau malam hari Ketidak mampuan keluarga
suka terbangun karena batuknya dalam merawat anggota
3. Ny.O mengatakan An.A bila batuk keluarga
tenggorokannya suka sakit karena sering
batuk.
DO :
1. Kesadaran : Composmetis
2. TTV : N : 82 x/mnt
3. RR : 22 x/mnt
4. S : 37,2 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2
6. Klien terlihat batuk-batuk.
7. Klien tampak adanya cairan dihidung.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan hasil analisa data sebagaimana tertera pada tabel 3.1 maka
diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada kasus keluarga dengan Ispa
adalah :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.J khusunya Ny.P
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sedang sakit ISPA
b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.J khusunya Ny.P berhubungan
dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
2. Skoring Masalah Keperawatan

Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan


teknik skoring keperawatan berdasarkan masalah yang telah disusun dalam
analisa data. Skoring keperawatan, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel
dibawah ini :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.J khusunya Ny.P
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sedang sakit ISPA

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini bersifat aktual karena Ny.P
Skala mengatakan masih batuk-batuk, pilek,
Potensial : 1 demam, mual dan muntah, tidak nafsu
Resiko : 2 makan. Jika tidak ditangani segera dapat
mengakibatkan penyakit komplikasi
Aktual :3

2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 = 2 Kemungkinan masalah dapat diubah


masalah untuk dengan mudah, keluarga sudah
diubah mengetahui beberapa mengenai
penyakit Ny.P, sehingga saat batuk dan
Skala
pilek keluarga langsung membawa ke
Mudah : 2
puskesmas terdekat
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0

3 Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Potensial masalah untuk dicegah cukup


untuk dicegah karena Ny.P mengatakan sehabis
aktivitas yang berlebih dan batuk-batuk,
Skala
pilek, demam terjadi, Ny.P langsung
Tinggi : 3
beristirahat dan meminum obat dari
Cukup : 2 puskemas
Rendah : 1

4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan apabila ada


masalah anggota keluarga sudah merasakan
tanda dan gejala penyakit tersebut.
Skala
Keluarga segera membawa ke klinik /
Segera ditangani puskesmas terdekat
:2
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total 4 2/3

b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan


dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat masalah Skala 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini belum
Potensial : 1 terjadi sehingga perlu
Resiko : 2 ditangani namun
Aktual :3
2 Kemungkinan masala untuk 2 2/2 x 2 = 2 Motivasi Ny.O untuk
diubah mengatasi masalah ISPA
untuk sembuh karena
Skala Mudah : 2
Ny.O mengatakan
Sebagian : 1
apabila An.A sedang
Tidak dapat : 0 mengalami masalah
tersebut langsung dibawa
ke klinik atau puskesmas
terdekat.

3 Potensi masalah untuk 1 1/3 x 1 = 1/3 Resiko penularan


dicegah penyakit sulit dicegah
karena kondisi rumah
Skala Tinggi : 3
Tn.S yang kotor, berdebu
Cukup : 2
dan interaksi antara
Rendah : 1 anggota keluarga yang
lain kurang dari 1 meter.
Anggota keluarga Tn.S
menggunakan masker
apabila ada yang sedang
sakit seperti ISPA
4 Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Resiko penularan harus
segera ditangani untuk
Skala
tidak terjadi pada
Segera ditangani : 2 anggota keluarga yang
lainnya
Masalah ada tapi tidak
perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total 4

3. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Berdasarkan hasil perhitungan scoring keperawatan keluarga didapatkan
diagnosa keperawatan prioritas sesuai dengan jumlah yang tertinggi, adapun
urutan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Skore
1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.J khusunya 4 2/3
Ny.P berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sedang sakit ISPA
Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.J khususnya Ny.P 3
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga

C. Rencana Tindakan

Berdasarkan urutan diagnosa diatas maka, diagnosa yang menjadikan prioritas


studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
FORMAT RENCANA TINDAKAN KELUARGA
Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi
keperawatan Evaluasi
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidak efektifan Selama 5 kali Selama 1x30 Respon Verbal ISPA adalah infeksi Diskusikan bersama
bersihan jalan kunjungan menit kunjungan, saluran pernapasan akut keluarga pengertian
nafas pada rumah, keluarga mampu yang terjadi secara tiba – ispa dengan
keluarga Tn.J bersihan jalan mengenal masalah tiba yang menyerang menggunakan lembar
khusunya Ny.P nafas ISPA hidung, tenggorokan balik.
berhubungan pada Ny.P pada keluarga. saluran bagian dalam Tanyakan kembali
dengan Ketidak dapat teratasi Dengan cara : sampai ke paru – paru. kepada keluarga,
mapuan keluarga a. Menyebutkan Biasanya menyerang anak tentang pengertian
dalam merawat pengertian usia dua bulan sampai ISPA
anggota keluarga ISPA lima tahun. Beri pujian atas usaha
yang sedang sakit yang
ISPA dilakukan keluarga.

b. Menyebutkan Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 Diskusikan bersama


penyebab penyebab ispa: keluarga tentang
terjadinya penyebab ISPA.
a. tertular penderita
ISPA Motivasi keluarga
batuk pilek
untuk menyebutkan
b. imunisasi belum
kembali penyebab
lengkap
ISPA
c. lingkungan tidak
Beri reinforcement
sehat
positifatasusaha
yang dilakukan
keluarga.
c. Menyebutkan Respon Menyebutkan 3 dari 5 1. Diskusikan dengan
tanda dan Verbal tanda dan gejala ISPA: keluarga tentang
gejala dari tanda gejala ISPA
1) Batuk
ISPA 2. Motivasi
2) Pilek keluarga untuk
3) Demam menyebutkan
kembali tanda
4) Anoreksia gejala ISPA
5) Sakit kepala 3. Beri reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan keluarga.

Selama 1x30 Respon Menyebutkan akibat Menjelaskan kepada


menit kunjungan, Verbal bila penyakit ISPA tidak keluarga mengenai
keluarga mampu diatasi dapat terjadi : akibat lanjut dari
mengambil penyakit ISPA
keputusan untuk a. Infeksi Telinga Motivasi keluarga
mengatasi Bagian Tengah untuk
penyakit ISPA b. Infeksi Selaput mengungkapkan
Menjelaskan Otak kembali akibat
akibat yang c. Infeksi Otak lanjuut ISPA jika
terjadi bila tidak di tangani
penyakit ISPA Mendiskusikan
tidak di atasi. kembali dengan
keluarga tentang
keinginan keluarga
untuk merawat
anggota keluarga.
. Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat
tindakan Psikomotor mendemonstrasikan
keperawatan cara perawatan ISPA
selama 1x60 dengan inhalasi buatan,
menit kunjungan membuatkan jeruk nipis
rumah diharapkan dan kecap.
keluarga mampu
merawat anggota a. Teknik inhalasi 1. Demostrasikan pada
keluarga yang buatan keluarga tentang
sakit ISPA 1) Persiapan alat: cara menggunakan
Dapat melakukan inhalasi buatan
a) Kertas koran
perawatan ISPA
2. Berikan
Inhalasi buatan
b) Minyak kayu
kesempatan pada
putih
keluarga untuk
c) Wadah mencoba
baskom atau menggunakan
Ember inhalasi buatan
3. Beri reward
d) Air panas
secukupnya positi supaya yang
dilakukan keluarga
2) Prosedur
tindakan:
a. Isi wadah
dengan air
panas
Membuat jeruk b. Teteskan 4-6
nipis dan kecap tetes minyak 1. Demostrasikan
kayu putih pada keluarga
tentang cara
c. Hirup uap membuat jeruk
melalui corong nipis dan kecap
dari koran 2. Berikan
b. Pembuatan jeruk
nipis dan kecap kesempatan pada
1) Persiapan Alat: keluarga untuk
mencoba
a) Gelas atau
mangkok
b) Jeruk 3
c) Kecap
d) Sendok
makan
2) Prosedur membuat jeruk
Tindakan : nipis dan kecap
a) Siapkan buah 3. Beri reward
jeruk nipis positif supaya
yang masih yang dilakukan
keluarga
segar dan
sudah masak
b) Siapkan juga
kecap manis
c) Ambil 3 buah
jeruk nipis
dan potong
menjadi dua
d) Peras jeruk
nipis ke
dalam wadah
gelas atau
mangkok
e) Air perasan
jeruk nipis
saring menggunakan
penyaring yang
sangat halus agar
tidak ada biji atau
ampas buah jeruk
nipis yang
tecampur
f) Tambahkan kecap
secukupnya, biasanya
cukup berikan 3
sendok
makan
Setelah dilakukan Respon Menyebutkan 2 dari 3 1. Klarifikasi
Verbal
tindakan cara memodifikasi pengetahuan
keperawatan lingkungan untuk keluarga tentang
selama 1 x 30 mencegah terjadinya manfaat fasilitas
menit kunjungan ISPA : kesehatan
rumah diharapkan 2. Memotivasi
a. Lantai rumah
keluarga mampu : keluarga untuk
bersih
memodifikasi menyebutkan
b. Atap rumah bersih
lingkungan kembali manfaat
tanpa sawang
yankes
c. Terdapat ventilasi
3. Memberikan
dan penerangan
reward positif
yang kuat
pada keluarga
d. Dapur dan kamar
atas usaha yang
mandi bersih
dilakukan
e. SPAL mengalir
keluarga.
tidak berbau

Setelah dilakukan Respon Verbal Manfaat fasilitas


tindakan kesehatan adalah untuk
keperawatan mengontrol kesehatan,
selama 1x30 mendapatkan
menit kunjungan pendidikan kesehatan
rumah diharapkan yang tepat dan segera
Keluarga mampu untuk mengatasi ISPA.
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
untuk
mengatasi ISPA
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

HARI/TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN PARAF


KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan dengan
bersihan jalan nafas pada keluarga pengertian ISPA,
keluarga Tn.J khusunya mengajarkan keluarga untuk
Ny.P mengungkapkan kembali
berhubungan dengan pengertian ISPA
Ketidak Ds : keluarga mengatakan
mapuan keluarga dalam ISPA adalah batuk, pilek
merawat saja
anggota keluarga yang Do : Ny.Ptampak mengerti
sedang sakit ISPA tentang ispa
2. Mendiskusikan dengan
keluarga penyebab ispa
Ds : keluarga mengatakan
penyebab ispa berasal dari
bakteri dan cuaca
Do : Ny.P tampak
memperhatikan dan
memahami yang
didiskusikan
3. Mendiskusikan dengan
keluarga tanda dan gejala
Ds : keluarga mengatakan
tanda dan gejala yang
dirasakan batuk, pilek,
demam
Do : klien tampak
menyimak dan menjawab
pertanyaan
Ketidak efektifan 1. Mengidentifikasi akibat
bersihan jalan nafas pada lanjut dari ispa Ds :
keluarga Tn.J khusunya keluarga mengatakan akibat
Ny.P lanjut dari ispa ada infeksi
berhubungan dengan telinga bagian otak Do :
Ketidak Ny.O\P tampak paham
mapuan keluarga dalam akibat lanjut dari ispa
merawat 2. Memotivasi keluarga
anggota keluarga yang untuk mengungkapkan
sedang sakit ISPA kembali akibat lanjut dari
ispa
Ds : keluarga mengatakan
memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit,
jika tidak sembuh akan
membawa ke klinik atau
puskesmas terdekat
Do : Ny.P tampak menjawab
pertanyaan
Ketidak efektifan 1. Mendemontrasikan cara melakukan
bersihan jalan nafas pada inhalasi buatan
keluarga Tn.J khusuny Ny.P Ds : keluarga mengatakan mengerti dan
berhubungan dengan ingin melakukan cara tersebut
Ketidak mapuan keluarga Do : Ny. P tampak paham dan menyimak
dalam merawat 2. Memotivasi
anggotakeluarga yang keluarga untuk
sedang sakit ISPA redemontrasikan
Ds : keluarga mengatakan senang karena
bisa melakukan inhalasi buatan.
Do : keluarga tampak kooperatif dan aktif
Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan cara memodifikasi
bersihan jalan nafas pada lingkungan keluarga
keluarga Tn.J khusun Ny.P Ds : keluarga mengatakan cara menata
berhubungan dengan lingkungan yaitu lantai rumah bersih, atap
Ketidak mapuan keluarga rumah bersih tanpa sawang, terdapat
dalam merawat anggota ventilasi dan penerangan yang kuat
keluarga yang sedang sakit Do : Ny. P tampak menyimak
ISPA 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali cara memodifikasi lingkungan
Ds : keluarga mengatakan cara menata
lingkungan yaitu lantai rumah bersih, atap
rumah bersih tanpa sawang, terdapat
ventilasi dan penerangan yang kuat
Do : Ny.P tampak menjawab pertanyaan
yang diberikan
Ketidak efektifan 1. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga
bersihan jalan nafas pada tentang manfaat fasilitas kesehatan
keluarga Tn.J khusunya Ds : keluarga mengatakan manfaat dari
Ny.P berhubungan dengan fasilitas kesehatan bisa mengetahui
Ketidak mapuan keluarga kondisi atau keadaan tubuh, mendapatkan
dalam merawat anggota pengobatan yang tepat serta pendidikan
keluarga yang sedang sakit kesehatan
ISPA Do : Ny. P tampak menjawab pertanyaan
yang diberikan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan
antara hasil implementasi dengan kriteria hasil
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan. Evaluasi disusun dengan pedoman
SOAP.
No Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
1 Data Subjektif :
1. keluarga mengatakan ispa adalah batuk, pilek
2. keluarga mengatakan penyebab ispa berasal dari
virus dan bakteri.
3. keluarga mengatakan tanda dan gejala ispa adalah
batuk, pilek, demam, mual muntah, tidak nafsu
makan.
4. keluarga mengatakan akibat lanjut dari ispa adalah
infeksi telinga bagian otak.
5. keluarga mengatakan memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit, jika tidak sembuh akan
membawa ke klinik atau puskesmas terdekat.
6. keluarga mengatakan, gara-gara ispa dapat berakibat
mengganggu aktivitas
7. keluarga mengatakan mengerti apa yang telah
diajarkan.
8. keluarga mengatakan senang karena bisa melakukan
cara inhalasi buatan.
9. keluarga mengatakan cara memodifikasi
lingkungannya yaitu lantai rumah yang bersih, atap
rumah bersih tanpa sawang, terdapat ventilasi dan
penerangan yang kuat
10. keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas
kesehatan bisa mengetahui kondisi atau keadaan
tubuh, mendapatkan pengobatan yang tepat serta
pendidikan kesehatan”
Data Objektif :
1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA
dengan benar
2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA
3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA
4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan
oleh perawat dan keluarga terlihat sangat
menyayangi Ny.P
7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar
8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan
ISPA dengan benar
9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan
oleh perawat.
10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang
aman bagi penderita ISPA
11. Keluarga sudah melakukannya
12. Keluarga dapat meyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan

Analisa : TUK 1 sampai TUK 5 teratasi sesuai rencana

Planning : Memotivasi keluarga untuk melanjutkan dan


menerapkan apa yang perawat sudah berikan
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang ada antara teori dan
tinjauan kasus yang dilakukan mulai tanggal 3 April 2017 sampai 14 April 2017 pada
keluarga Tn.S dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah ISPA yang beralamat
di Jalan Utan Panjang RT.07 RW.02 Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran,
Jakarta Pusat. Pembahasan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan melalui
proses keperawatan yang meliputi proses pengkajian sampai evaluasi

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis dalam pengkajian
penulis melakukan pengumpulan data. Data diperoleh dengan menggunakan format
pengkajian dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan klien
maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan
pendekatan untuk menjalin hubungan saling percaya, keluarga Tn.J dapat menerima
kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak ditemukan kesulitan dikarenakan
keluarga Tn.J yang kooperatif keluarga Tn.J menjawab semua pertanyaan yang
diajukan oleh penulis sehingga mempermudah mendapatkan informasi tetapi dalam
pemeriksaan fisik lengkap dengan kontrak waktu yang sudah disepakati dengan yang
bersangkutan agar dapat bertemu. Selain itu penulis terbantu dengan adanya format
pengkajian. Untuk tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
dikarenakan tipe keluarga pada keluarga Tn.J adalah keluarga inti. Dimana didalam
teori menurut Friedman, Bowden & Jones, 2003 dijelaskan bahwa The nuclear family
(keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap keluarga dengan tahap anak
usia dewasa awal dimana Tn.J mempunyai anak pertama yang berumur 25 tahun,
dimana berdasarkan teori tugas perkembangan keluarga dewasa awal meliputi:

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2. Mempertahankan keintiman.

3. Membantu orang tua memasuki masa tua

4. Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga


Dalam teori tugas perkembangan yang ditempuh keluarga Tn.J didapat kesenjangan
dengan kasus, dimana tugas perkembangan pada tahap perkembangan keluarga usia
dewasa awal yang belum terpenuhi adalah membantu orang tua memasuki masa tua
dikarenakan An. P belum memiliki pekerjaan .
Peran keluarga pada keluarga Tn.J yaitu Tn.J berperan sebagai kepala rumah
tangga, pencari nafkah, melindungi anak-anaknya, Ny.P berperan sebagai ibu rumah
tangga, mengurus anak-anaknya sekolah, sebagai pengurus rumah tangga, An. D berperan
sebagai anak pelajar, An.A berperan sebagai anak pra sekolah, An.R berperan sebagai anak
pra sekolah. Tidak memiliki kesenjangan antara teori dan kasus.
Fungsi pemeliharan kesehatan dalam keluarga Tn.J memiliki tidak memiliki
kesenjangan antara teori dan kasus dimana dalam teori menurut friedman keluarga dapat
memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan serta perawatan kesehatan. Keluarga
Tn.J langsung membawa Ny. P pergi berobat kerumah sakit atau puskesmas terdekat. Cara
penyajian makanan dalam keluarga Tn.J tidak ditemukan kesenjangan dengan teori dengan
cara ditutup dan disimpan dalam lemari. Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan
yaitu dengan cara dipotong terlebih dahulu baru dicuci berdasarkan teori memotong sayur
terlebih dahulu baru dicuci membuat kehilangan manfaat vitamin B dan C karena vitamin
B dan C adalah vitamin larut air maka vitamin-vitamin ini sangat mudah larut dalam air.
Dari tanda dan gejala yang dikeluhkan An.A tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus seperti batuk-batuk kurang lebih 2 minggu, pilek, mual muntah, tidak nafsu makan,
nyeri tenggorokan. Sedangkan dalam teori tanda dan gejala dari ispa adalah batuk-batuk,
pilek, mual muntah, tidak nafsu makan, demam kurang
Pada fungsi sosialisasi dalam keluarga Tn.J memiliki kesenjangan antara teori dan
kasus dimana dalam teori menurut friedman keluarga dalam bersolisasi berperan aktif
dalam kegiatan bermasyarakat maupun keluarga sangat penting, sedangkan dalam keluarga
Tn.J dalam bermasyarakat hanya sekedar mengobrol dengan tetangga sekitarnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Dalam membuat diagnosa penulis sudah mengacu sesuai teori yaitu aktual, resiko dan
potensial. Dalam membuat diagnosa, ada sedikit kesenjangan teori dan kasus yaitu
jika didalam teori sasarannya individu dan keluarga, sedangkan dalam kasus penulis
sasarannya lebih sering pada individu. Didalam keluarga Tn.J terdapat 1 masalah yaitu
ispa.
Dalam pada kasus penulis hanya membahas mengenai gangguan sistem oksigenasi:
ISPA dan hanya mendapatkan diagnosa aktual dan resiko. Tapi pada kasus penulis
mendapatkan 2 masalah keperawatan keluarga yang kemudian dilakukan skoring
untuk menentukan prioritas masalah yaitu :
1. Ketidak efektifan bersihan jalan pada keluarga Tn.J khusunya Ny.P b.d ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ISPA khususnya
Ny. P .Penulis mengangkat diagnosa ini dengan dasar adanya data yang didapatkan yaitu
dari data subjektif keluarga Tn.J mengatakan hanya mengetahui beberapa pengertian,
penyebab dan tanda gejala ispa. Waktu terkena ispa Ny. P masih batuk-batuk, pilek,
demam, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri tenggorokan. Ny. P mengalami ispa
keluarga langsung membawanya ke puskesmas terdekat. Namun pengobatan tersebut
tidak sembuh akhirnya Ny. P dibawa lagi ke puskesmas untuk menanyakan kesehatannya.
Dan menurut data objektif didapatkan terdengar suara ronchi di intercosta 2, hidung klien

tampak mengeluarkan cairan, N:84 x/mnt, RR: 22 x/mnt, S: 37,2 oC, keadaan rumah tidak
tertata rapi.

2. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.J khususnya Ny. P b.d


ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
Khususnya An.A Diagnosa ini dimunculkan karena keluarga
Tn.J khususnya Ny. P mengatakan Ny. P masih batuk-batuk
sudah kurang lebih 2 minggu, pilek, demam, Ny. P kalau malam
hari suka terbangun karena batuknya Ny. P bila batuk
tenggorokannya suka sakit karena sering batuk. Sedangkan data
objektif yaitu kesadaran : Composmetis, TTV : N : 82 x/mnt,
RR : 22 x/mnt, S : 37,2 0C, Terdengar suara ronchi diintercota 2
, Klien terlihat batuk-batuk, Klien tampak adanya cairan
dihidung.

Diagnosa menurut teori ada diagnosa nyata / gangguan, diagnosa


ancaman (risiko), diagnosa sehat/ wellness. Berikut adalah masalah
yang muncul pada penderita ispa dalam teori buku nic noc :

a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas


b. Perubahan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Hipertemi
d. Resiko infeksi

Dari tiga diagnosa keperawatan yang terjadi tidak terlhat perbedaan


antara teori dan kasus, karena tanda dan gejala mengarah pada yang
ditegakkannya diagnosa keperawatan tersebut. Pada diagnosa
keperawatan pertama aktual, yaitu ketidak efektifan bersihan jalan
nafas pada keluarga Tn.J khususnya Ny. P pada diagnosa kedua
Resiko Infeksi Menular pada keluarga Tn.J khususnya Ny. P. Dalam
membuat diagnosa keperawatan dan memprioritaskan diagnosa
keperawatan melalui teknik skoring yang dibuat bersama keluarga,
penulis tidak mengalami hambatan.

C. Perencanaan Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan dibuat untuk mengatasi masalah yang


ada. Berdasarkan dengan konsep perencanaan diawali dengan
merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk
mengatasi masalah yang ada.

Tujuan terdiri dari jangka panjang dan tujuan jangka pendek.


Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada
bagaimana mengatasi problem masalah (P) dikeluarga, sedangkan
penentuan tujuan jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada
bagaimana mengatasi etiologi (E) (Komang, 2012).

Rencana keperawatan diperioritaskan pada masalah ketidak efektifan


bersihan jalan nafas karena maslah ini merupakan maslaah dengan
resiko tinggi dibandingkan dengan diagnosa kedua, selain itu maslah
tersebut akan berakibat munculnya masalah – masalah baru bila
tidak segera ditanagni. Didalam membuat diagnosa dan membuat
prioritas masalah penulis tidak mengalami kesulitan karena keluarga
kooperatif dan mengerti skoring setelah diarahkan oleh penulis.\

ada diagnosa pertama yaitu Ketidak efektifan bersihan jalan nafas


pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan dengan Ketidak
mapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit
ISPA. Penulis bersama keluarga merencanakan untuk melakukan
penyuluhan kesehatan tentang ispa mulai dari pengertian sampai cara
pencegahan dan perawatannya serta psikomotornya yaitu melakukan
teknik inhalasi buatan dan cara pembuatan jeruk nipis dan kecap.

Tidak terdapat kesenjangan antara rencana tindakan yang dibuat


dengan teori penyusunan rencana keperawatan, dimana penulis
melibatkan keluarga dalam penyusunan rencana keperawatan dan
rencana tindakan yang mempunyai masalah. Selain itu penulis
merencanakan untuk melakukan penyuluhan disetiap masalah pada
keluarga untuk mencegah resiko terjadinya masalah dengan tindakan
promotif seperti penyuluhan.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah


perncanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan
berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali
perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu
yang cukup untuk merencanakan implementasi

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis melakukan sesuai


rencana yang telah disusun. Keluarga Tn.S sangat terbuka setiap
tindakan yang diberikan oleh penulis. Tetapi sedikit mengalami
hambatan, karena setiap tindakan tidak semua anggota keluarga Tn.S
hadir. Penulis memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga
Tn.S yang hadir sementara untuk anggota keluarga Tn.S yang tidak
dapat hadir, penulis memberikan saran untuk keluarga yang
mendapatkan penyluhan agar memberitahu kepada anggota keluarga
yang tidak hadir. Selain itu keluarga diberi leflet dan catatan agar
bisa dibaca dan dipelajari lagi
E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses kepearawatan. Evaluasi


merupakan sekumpulan informasi sistematik berkenaan dengan
program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang
diguanakan terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang
telah dicapai. Pengukuran efektifitas program dapat dilakukan
dengan cara mengevaluasi kesuksesan dalam pelaksanaan program.
Evaluasi asuhan kepearwatan keluarga, didokumentasikan dalam
SOAP (subjektif, Objektif, Analisis, Planning).Untuk diagnosa
pertama Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.J
khusunya Ny. P berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit ISPA. Dilakukan
evaluasi pada setiap melakukan tindakan, setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan ispa dan psikomotornya berupa teknik inhalasi
buatan . Masalah tersebut sudah teratasi hal ini dapat dilihat dengan
Ny. P yang dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala,
serta pencegahan dan perawatan ispa. Ny. P dan keluarga dapat
melakukan dengan baik teknik inhalasi buatan. Tindak lanjut dari
penulis meyarankan kepada keluarga Tn.J selalu menjaga kesehatan
pada seluruh anggota keluarga serta menyarankan kepada keluarga
Tn.J untuk tetap menerapkan apa yang telah disampaikan oleh
penulis. Penulis mengalami hambatan yaitu ada anggota keluarga
yang tidak hadir saat ada tindakan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff & Mukty. (2010). Dasar – dasar Ilmu Penyakit Paru.


Surabaya : Airlangga University Press.
Friedman, Marilyn M. (1998). keperawatan keluarga. Edisi 3. EGC.
Jakarta. DepKes RI. (2002). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran
Pernapasan Akut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kozier, B dkk. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Volume
1. Edisi 7.Jakarta: EGC
Laporan Nasional Riskesdas. (2007). Prevalensi
ISPA.http://www.k4health.org/sites/default/laporanNasional20Riskesdas
%202007.pd f . Diperoleh 02 Febuari 2017 jam 10.00 WIB
Laporan Nasional Riskesdas. (2013). Prevelensi
ISPA.http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas%20 2013.pdf Diperoleh 02 febuari 2017 jam 09.40 WIB

Ns. Tantut Susanto, M.Kep.Sp.Kep.Kom. (2012). Buku Ajar


Keperawatan Keluarga: Aplikasi pada praktik asuhan keperawatan
keluarga. Jakarta: TIM

Pedoman Interim WHO. (2007). Pencegahan dan pengendalian infeksi


saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan
pandemic di fasilitas pelayanan kesehatan. Jenewa : WHO.

Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Graha Ilmu.
Susanto. (2012). Aplikasi Teori Praktik Asuhan Keperawatan
Keluarga. Jakarta : Trans Info Media.
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis. Jakarta : Erlangga
SATUAN ACARA PENYULUHAN “ISPA”

Pokok bahasan : Ispa

Sub pokok bahasan : Cara Mengenal


ISPA

Sasaran : Keluarga Ny. p


Hari/tanggal : Sabtu

Waktu : 10.00 s/d selesai

Tempat : Dirumah Ny. p

Peserta : Pasien dan keluarga Ny.p


A. Tujuan

1. Tujuan umum :

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu


mengenal penyakit ispa dengan tepat.
2. Tujuan khusus :

a. Mampu menjelaskan pengertian ISPA

b. Mampu menjelaskan penyebab ISPA

c. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA

d. Mampu menjelaskan cara penanganan ISPA

e. Mampu menjelaskan penularan ISPA

f. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA

B. Materi

1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Tanda gejala ISPA
4. Cara penangganan ISPA
5. Penularan ISPA
6. Pencegahan ISPA

C. Media

1. Lembar balik

2. Leaflet

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi tanya jawab


E. Pengorganisasian

1. Pembimbing

Pembimbingan Lapangan / Puskesmas : Pembimbing Pendidikan


:

2. Moderator : Siti Chalimah Peran Moderator :


a. Memulai dan Menutup Acara
b. Memperkenalkan Diri
c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi

Penyaji :
Peran Penyaji :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens
Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Peserta


1. 5 Menit a. Mengucam Salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan nama kepada b. Memperhatikan dan
audiens Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memperhatikan dan
d. Menjelaskan tujuan Mendengar
penyuluhan d. Memperhatikan dan
Mendengar
2. 20 a. Mampu menjelaskan ISPA a. Memperhatikan dan
Menit b. Mampu menjelaskan penyebab Mendengarkan
ISPA b. Memperhatikan dan
c. Mampu Menjelaskan tanda Mendengarkan
gejala ISPA c. Memperhatikan dan
d. Mampu menjelaskan cara Mendengarkan
penangan ISPA d. Memperhatikan dan
e. Mampu menjelaskan cara Mendengarkan
penanganan ISPA e. Memperhatikan dan
f. Mampu menjelaskan Mendengarkan
komplikasi ISPA f. Memperhatikan dan
g. Mampu menjelaskan Mendengarkan
pencegahan yang tepat pada g. Mmeperhatikan dan
ISPA pada anak Mendengarkan
3. 15 a. Mengajukan 3 a. Bertanya
Menit pertanyaan tentang penyuluhan b. Memperhatikan dan
ISPA Mendengarkan
b. Memberikan kesimpulan tentang c. Menjawab Salam
penyuluhan ISPA
c. Salam penutufp

A. Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan


penyuluhan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai
berikut :
a. Mampu menjelaskan pengertian ISPA
b. Mampu menjelaskan penyebab ISPA
c. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA
d. Mampu menjelaskan cara penangan ISPA
e. Mampu menjelaskan penularan ISPAMampu menjelaskan
pencegahan ISPA
f. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
g. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
h. Tanya jawab berjalan dengan baik

2. Evaluasi Hasil

a. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran


mampu menjawab pertanyaan 80 % lebih dengan
benar

b. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik


apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan antara
50 – 80 % dengan benar

c. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik


apabila sasaran hanya mampu menjawab kurang dari
50% dengan benar
B. Penjelasan Materi

1. Pengertian ISPA

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan saluran


pernapasan bawah yang berlangsung sampai 14 hari.

2. Penyebab ISPA

a. Tertular oleh penderita batuk

b. Daya tahan tubuh lemah

c. Gizi kurang

d. Lingkungan perumahan yang tidak sehat

e. Anak / bayi yang tidak mendapat ASI yang memadai.

3. Tanda dan Gejala ISPA

a. Batuk

b. Pilek

c. Nafas Cepat

d. Demam

e. Mual Muntah

f. Tidak Nafsu Makan

4. Cara Penangan ISPA

a. Mengatasi panas demam dengan cara kompres air hangat

b. Mengatasi batuk dengan cara : jeruk nipis ½ sendok tea dicampur dengan
kecap atau madu ½ sendok tea (3x/hari)

c. Pemberian makan dengan cara memberikan makanan bergizi tapi


seringPemberian minum dengan cara minum air putih, air hangat, air sari buah
5. Cara Penularan ISPA
a. Melalui udara

b. Kontak langsung dengan penderita

c. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan

d. Imunisasi yang kurang lengkap

e. Status gizi yang kurang

f. Polusi udara lingkungan

g. Cara Pencegahan ISPA

h. Makanan yang bergizi

i. Imunisasi yang lengkap

j. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiat

Anda mungkin juga menyukai