BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan menganalisa kesesuaian
prilaku dengan ideal diri
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.individu yang
mempunyai harga diri rendah cenderung untuk menilainya negatif dan merasa dirinya lebih
rendah dari orang lain. (Stuart dan sundeen,1991).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri yang negatif perasaan tentang diri, kemampuan diri
yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. (Townsend, Mary C, 1998)
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami
evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri. (Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai
diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2007)
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan merasa rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Gangguan konsep diri:
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan
melalui data biologis , psikologis, social dan spiritual. (Keliat, Budi Ana, 1998 : 3 )
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
1. Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama panggilan,
nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan
dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data
yang didapat.
2. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah
tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
3. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan
dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien
dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan.
4. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada keluhan fisik
yang dirasakan klien.
5. Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh
b. Konsep diri
c. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien terhadap
bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
d. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya,
kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelaminnya dan posisinya.
e. Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok masyarakat, kemampuan klien
dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat,
bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut.
f. Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan
atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana
jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
g. Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien dalam
berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi peran tidak
sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan, penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan
orang lain.
Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik
Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada klien
dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu :
1. Isolasi sosial : menarik diri
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan masalah keperawatan pasien yang mencakup
baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang. (Stuart & Sundeen,
1998 : 41)
spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. (Marilyn E. Doenges,
1999 : 8 )
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan adalah suatu cara
mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap
masalah aktual dan resiko tinggi mencakup respon adaptif maupun maladaptif serta stresor yang
menunjang.
Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri : harga diri
rendah adalah :
1) Definisi
Suatu kondisi dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasan
a) Mayor
(1) Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif dalam berespon terhadap kejadian
b) Minor
1) Definisi
Harga diri rendah situasional : suatu keadaan dimana seseorang memiliki perasaan-
perasaan yang negatif tentang dirinya dalam berespon terhadap peristiwa ( kehilangan,
perubahan ).
a) Mayor
Kejadian yang berulang atau berkala dari penilaian diri yang negatif dalam berespon
terhadap peristiwa yang pernah dilihat secara positif menyatakan perasaan negatif tentang
b) Minor
1) Definisi
Keadaan dimana individu mengalami atau beresiko untuk menglami gangguan dalam
a) Mayor
Respon negatif verbal atau nonverbal terhadap perubahan aktual atau dalam struktur dan /
atau fungsi (misal malu, keadaan yang memalukan, bersalah, reaksi mendadak)
b) Minor
(5) Perasaan terhadap bagian tubuh, perasaan ketidak berdayaan, keputusasaan, tidak ada kekuatan,
kerentanan
(9) Tingkah laku merusak diri (misal mutilasi, usahah bunuh diri, makan berlebihan, kurang makan)
No Diagnosa Perencanaan
D keperawata Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
X n
1. I TUM :
Klien dapat
a. Ekspresi wajah
e. Lakukan kontak singkat tapi sering
membina
hubungan saling yang bersahabat
percaya
b. Hubungan
terapeutik dapat
terealisasi dengan
menunjukan rasa
senang
tangan
menjawab salam
perasaannya.
Klien dapat Setelah ... kali a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif
mengidentifikasi pertemuan, klien
kemampuan dan dapat klien
aspek positif yang mengidentifikasika
dimiliki n aspek positif b. Hindari memberi penilaian negatif, utam
klien, keluarga dan pujian yang realistis
kemampuan yang
dimiliki klien
TUK 3 :
Klien dapat Setelah ... kali a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang d
menilai pertemuan, klien
kemampuan yang menilai kemampuan b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutk
digunakan yang digunakan
minimal 3
kemampuan /
kegiatan.
TUK 4 :
Klien dapat Setelah ... kalia. Rencana bersama klien aktivitas yang dapat
menetapkan pertemuan, klien
(merencanakan) membuat rencana hari sesuai kemampuan
kegiatan sesuai kegiatan
dengan b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
kemampuan yang
dimiliki c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
sesuai kemampuan
TUK 5 :
yang ada di
keluarga
2 II TUM :
Kurang Klien dapat Setelah ... kali Bina hubungan saling percaya dengan meng
motivasi
perawatan mearawat dirinya interaksi klien komunikasi terapeutik :
diri b.d
defisit sendiri menunjukkan a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
perawtan diri
TUK 1 : tanda-tanda percayab. Perkenalkan nama, nama panggilan dan
membina a. Ekspresi wajahc. Tanyakan nama lengkap dan nama panggil
percaya. b. Ada kontak mata d. Buat kontrak yang jelas
nama interaksi
berdampingan
frekuensi menjaga
3) Keramas
menjelaskancara
menjaga kebersihan
diri:
keperawatan diri
3) Keramas
b. Gosok gigi b. Beri pujian setelah klien melaksanakan peraw
c. Keramas
e. Berhias
praktek perawatan
3) Keramas
seminggu
kali sehari
mandi
interaksi keluarga
1) Sarana yang dipelukn klien untuk menjaga
menyiapkan sarana klien
perawatan diri
2) Anjurkan kepada keluarga menyiapkan saran
Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan asuhan keperawatan oleh perawat dan klien.
Petunjuk dalam implementasi :
a. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana.
b. Keterampilam interpersonal, intelektual, tekhnikal dilakukan dengan cermat dan efisien
Pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien, perawat mengeksplorasi
perasaan, fantasi dan ketakutannya sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk
melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung jawabkan.
2) Fase Perkenalan
Pada fase ini dimulai dengan pertemuan dengan klien, hal-hal yang perlu dikaji adalah
alasan klien meminta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya rasa percaya antara
perawat dengan klien.
b) Mengevaluasi dan memvalidasi data subjektif dan objektif yang mendukung diagnosa
keperawatan.
c) Membuat kontrak untuk sebuah topik disertai waktu dan tempat dan serta mengingatkan
kontrak sebelumnya.
Fase kerja merupakan inti hubungan perawat dengan klien yang terkait dengan
pelaksanaan perencanaan yang sudah ditentukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada fase ini perawat mengeksplorasi stressor yang tepat mendorong perkembangan
kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, fikiran, perasaan dan perbuatan klien.
5) Fase Terminasi
Fase terminasi merupakan fase yang amat sulit dan penting dari hubungan intim
terapeutik yang sudah terbina dan berada dalam tingkat optimal. Fase terminasi terbagi
menjadi :
a) Terminasi sementara
Adalah terminasi akhir dari tiap pertemuan antara perawat dengan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari perencanaan
tercapai dan evaluasi itu sendiri dilakukan terus menerus melalui hubungan yang erat.
Evaluasi dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terus menerus untuk menilai hasil tindakan
b. Sumatif yaitu evaluasi akhir yang ditujukan untuk menilai keberhasilan tujuan yang
dilakukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir :
A: Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah tetap atau
muncul masalah baru atau data yang kontradiktif dengan masalah yang ada.
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkakn hasil analisa pada respon klien.
2) Rencana dimodifikasi, jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi hasil tidak
memuaskan.
3) Rencana dibatalkan, jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan masalah
4) Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan diperlukan adalah memelihara
Pada evaluasi sangat diperlukan reinforcement untuk menguatkan perubhan yang positif.
Hasil yang diharapkan saat merawat klien dengan respon konsep diri mal adatif adalah
klien akan mencapai tingkat aktualitas diri yang maksimal untuk menyadari potensi dirinya.
Evaluasi keberhasilan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah :
1) Klien dapat mengidentifikasikan aspek positif klien, Keluarga dan kemampuan yang dimiliki
klien.
7) Melakukan kegiatan hidup sehari – hari sesuai jadwal yang dibuat klien.
1) Mengidentifikasi terjadinya gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis