OLEH
KELOMPOK: 2
1. MELDA SUSAN K. Y. KOTA
2. IDIARTI M. L. BANUNAEK
3. CHINDYLIS N. SEUBELAN
4. NOFRI D. KOA
5. YUREX BURAEN
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya
yang telah melimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. ASKEP ini merupakan salah satu tugas
kelompok mata kuliah KEPERAWATAN JIWA.
Dalam menyelesaikan askep ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan
dan masukan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih mata kuliah. Dan kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa ASKEP ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................
1. Latar Belakang..........................................................................................
2. Tujuan.......................................................................................................
3. Manfaat......................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Pengertian..................................................................................................
B. Etiologi ......................................................................................................
C. Patofisiologi................................................................................................
D. Tanda dan gejala........................................................................................
E. Komplikasi...................................................................................................
F. Pemeriksaan penunjang...............................................................................
G. Penatalaksanaan..........................................................................................
BAB 3 TINJAUAN KASUS .....................................................................................................................
A. Pengkajian................................................................................................................
B. Diagnosa...................................................................................................................
C. Intervensi..................................................................................................................
D. Implementasi....................................................................................................................................
E. Evaluasi............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang Undang No.18 tahun 2014 kesehatan jiwa adalah kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Kesehatan jiwa yang baik bagi individu merupakan kondisi individu
tersebut terbebas dari segala jenis gangguan jiwa, dan kondisi individu dapat
berfungsi secara normal dalam menjalankan hidupnya khususnya dalam
menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang mungkin ditemui
sepanjang hidupnya.
Masalah kesehatan jiwa dapat diakibatkan oleh berbagai hal, misalnya karena
masalah fisik seperti karena kecelakaan, fraktur, amputasi, kerusakan penampilan
wajah, ulkus, serta kehilangan fungsi bagian tubuh (Keliat,2013). Hasil penelitian
Putri (2012) diketahui bahwa adanya hubungan antara kesehatan jiwa dan fisik,
dimana pada individu yang sakit secara fisik menunjukkan adanya masalah psikis
hingga gangguan jiwa. Sebaliknya, individu dengan gangguan jiwa juga menunjukkan
adanya gangguan fungsi fisiknya.
Masalah kesehatan jiwa salah satunya yaitu masalah psikososial. Masalah
psikososial merupakan masalah yang bersifat psikologis atau sosial yang timbul
karena adanya tekanan, masalah dan perubahan dalam diri individu yang memberikan
pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi sebagai faktor penyebab gangguan
jiwa (Kemenkes, 2012).
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami fraktur terbuka ekstremitas
bawah yaitu adanya nyeri, deformitas, hematoma yang jelas, edema berat,
terganggunya integritas integumen yang akan berisiko terjadinya infeksi dan waktu
penyembuhannya lebih lama daripada fraktur tertutup. Pada pasien fraktur terbuka
atau kominutif dapat ditangani dengan pemasangan traksi (fiksator) internal atau
eksternal. Dengan adanya pemasangan alat, adanya keterbatasan gerak pada pasien
fraktur, perawatan yang mengharuskan pasien tirah baring dalam waktu lama,
kelemahan fisik, adanya luka akan dapat menimbulkan terjadinya perubahan pada
konsep diri pasien salah satunya citra tubuh, walaupun tidak semua pasien fraktur
terbuka ekstremitas bawah akan mengalami gangguan konsep diri (Brunner, 2017).
Konsep diri terdiri dari harga diri, ideal diri, peran diri, identitas diri dan citra
tubuh. Citra tubuh merupakan sekumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang struktur, bentuk dan fungsi tubuh (Suhron, 2017).
Gangguan citra tubuh merupakan suatu perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, makna, objek yang
sering kontak dengan tubuh. Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan dalam
penerimaan diri akibat adanya persepsi yang negatif terhadap tubuhnya secara fisik
(Muhith, 2015).
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh seperti adanya perubahan dan
kehilangan anggota tubuh, baik struktur, bentuk, maupun fungsi tubuh, pasien
mengungkapkan penolakan terhadap perubahan anggota tubuh saat ini, tidak ingin
melihat perubahan pada tubuh, merasa syok, marah, kehilangan, ketakutan, tidak
berdaya, tidak berharga, keputusasaan, dan aktivitas sosial berkurang. Dan jika
gangguan citra tubuh tersebut tidak segera diatasi, maka masalah ini dapat
menimbulkan masalah psikososial yang lebih berat seperti harga diri rendah, isolasi
sosial dan resiko bunuh diri bahkan gangguan jiwa berat (Keliat,2013).
Menurut Keliat (2013) tindakan keperawatan yang sesuai dengan standar
asuhan keperawatan jiwa mencakup tindakan psikoterapeutik yang dilakukan kepada
pasien dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan
dengan pasien dan keluarga agar pasien tidak lagi mempunyai gangguan citra tubuh.
Standar pelaksanaan yang diberikan untuk pasien yaitu membina hubungan saling
percaya, mendiskusikan tentang citra tubuh, dan cara meningkatkan citra tubuh serta
melatih interaksi secara bertahap. Sedangkan strategi pelaksanaan untuk keluarga
yaitu mendiskusikan tentang gangguan citra tubuh, melatih keluarga cara merawat
pasien dan menyusun rencana tindakan untuk pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien fraktur terbuka ekstremitas
bawah dengan gangguan citra tubuh di ruang Trauma Center RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian keperawatan pada pasien fraktur terbuka
ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh di ruang Trauma
Center RSUP Dr. M.Djamil Padang.
b. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
pasien fraktur terbuka ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh
di ruang Trauma Center RSUP Dr. M.Djamil Padang.
c. Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada pasien fraktur terbuka
ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh di ruang Trauma
Center RSUP Dr. M.Djamil Padang.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada pasien fraktur
terbuka ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh di ruang
Trauma Center RSUP Dr. M.Djamil Padang.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien fraktur terbuka
ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh di ruang Trauma
Center RSUP Dr. M.Djamil Padang.
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien fraktur terbuka
ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh di ruang Trauma
Center RSUP Dr. M.Djamil Padang
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembaharuan praktik keperawatan dan pemecahan masalah keperawatan pada
pasien fraktur terbuka ekstremitas bawah dengan gangguan citra tubuh.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
KASUS:
Ny. A usia 25 tahun, seorang IRT. Suatu hari saat Ny A sedang memasak
ia lupa mematikan kompor untuk membeli keperluan diwarung. Pada saat
kembali ke rumah Ny A langsung menuju dapur dan melihat api yang
mulai menjalar. Ny A tidak sempat melarikan diri karena ruangan yang
sudah dikepung oleh api. Petugas menyelamatkan Ny A dan langsung
membawa ke IGD RS terdekat. Ny A mengalami lika bakar yang cukup
luas dibagian tangannya sehingga kehilangan fungsi sebagian tangan
kanannya. Saat dirawat di RS Ny A sangat tidak menyangka dengan luka
bakar yang ada ditangannya, Ny A juga tidak percaya diri setelah ada luka
bakar yang membekas pada tangannya. Pada saat dilakukan pengkajian,
Ny A berkata bahwa ia malu dengan keadaannya sekarang. Keluarga Ny A
juga mengatakan tidak mengetahui cara merawat luka ketika Ny A
diperbolehkan pulang.
1. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Ny A
Umur : 25 Tahun
Alamat : Kupang
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : Perempuan
No CM : 240300
Alasan Masuk
a. Data Primer
Pasien mengatakan tidak percaya diri setelah ada luka bakar yang
membekas pada tangannya.
b. Data Sekunder
Sejak beberapa jam sebelum masuk RS Pasien mengalami kecelakaan
yang membuat tangannya terkena luka bakar.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan bahwa ia merasa malu dengan keadaannya sekrang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1 DS: - Ny A mengatakan Gangguan Citra Perubahan
tidak menyangka dengan Tubuh struktur/bentuk
luka bakar yang ada tubuh
ditangannya.
- Ny A mengatakan
tidak percaya diri
dan malu dengan
kondisinya
sekarang.
DO: Ny A tampak lesu,
lemas, dan tidak
bersemangat.
2 DS: - Ny A mengatakan Defisit Pengetahuan Kurang terpapar
tidak pernah mengalami informasi
luka bakar
- Keluarga Ny A
mengatakan tidak
mengetahui cara
merawat luka bakar
DO: Ny A tampak cemas
dan gelisah
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan sruktur atau bentuk tubuh d.d Pasien
mengatakan tidak menyangka dengan luka bakar yang ada ditangannya.
Pasien mengatakan tidak percaya diri dan malu dengan kondisinya
sekarang. Pasien tampak lesu, lemas, dan tidak bersemangat.
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Pasien mengatakan
tidak pernah mengalami luka bakar. Keluarga Pasien mengatakan tidak
mengetahui cara merawat luka bakar. Pasien tampak cemas dan gelisah.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Gangguan citra tubuh b.d Setelah dilakukan Promosi Citra
perubahan sruktur atau tindakan Tubuh
bentuk tubuh keperawatan Observasi
selama 1x24 jam - Identifikasi
diharapkan citra harapan citra
tubuh meningkat tubuh
dengan kriteria berdasarkan
hasil: tahapan
1. Fokus perkembanga
pada n
bagian - Monitor
tubuh frekuensi
menurun pernyataan
(5) kritik
2. Merasa terhadap diri
malu sendiri
menurun Terapeutik
(5) - Diskusikan
perubahan
tubuh dan
fungsinya
- Diskusikan
presepsi
pasien dan
keluarga
tentang
perubaha
citra tubuh
Edukasi
- Jelaskan
kepada
keluarga
tentang
perawatan
peerubahan
citra tubuh
- Latih
peningkatan
penampilan
diri
2 Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
kurang terpapar informasi tindakan Obsevasi
keperawatan - Identifikasi
selama 1x24 jam kesiapan dan
diharapkan kemampuan
tingkat menerima
pengetahuan informasi
meningkat dengan - Identifikasi
kriteria hasil: factor-faktor
1. Pernyataa yang dapat
n tentang meningkatka
maslah n dan
yang menurunkan
dihadapi motivasi
menurun perilaku
(5) hidup bersih
2. Persepsi dan sehat
yang Terapeutik
keliru - Sediakan
terhadap materi dan
masalah media
menurun pendidikan
(5) kesehatan
- Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan
factor resiko
DAFTAR PUSTAKA