Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

SISTEM IMUNOLOGI

OLEH

MELDA SUSAN KRISDA YANTI KOTA

142702719

B/IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas ASKEP
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SISTEM IMUNOLOGI”bisa
selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Senin, 19 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................
C. Manfaat.............................................................................................................
BAB II KONSEP PENYAKIT...................................................................................
A. Pengertian........................................................................................................
B. Etiologi.............................................................................................................
C. Patofisiologi.....................................................................................................
D. Manifestasi Klinis...........................................................................................
E. Pemeriksaan laboratorium............................................................................
F. Komplikasi.......................................................................................................
BAB III KONSEP ASKEP..............................................................................................
A. Pengkajian.......................................................................................................
B. Diagnosa...........................................................................................................
C. Intervensi.........................................................................................................
D. Implementasi...................................................................................................
E. Evaluasi............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi
pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.
Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri,
protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap
protein tubuh dan molekul lain seperti yg terjadi pada autoimunitas dan melawan sel
yang teraberasi menjadi tumor.
Suatu ciri sistem imun ialah keupayaan untuk membedakan bahan-bahan yang wujud
secara semula jadi atau normal (diri) dari bahan-bahan atau agen-agen yang masuk ke
dalam tubuh dari luar (bukan diri) dan menghasilkan gerak balas terhadap bahan bukan
diri saja. Ketidakwujudan khusus suatu gerak balas terhadap diri dikenali sebagai
toleransi.
1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu pada pasien Asuhan Keperawatan Pada Klien
Sistem Imunologi
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksaan asuhan
keperawatan adalah :
1) Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi

2) Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan


keperawatan pada pasien Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem
Imunologi

3) Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien Asuhan


Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi
4) Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien Asuhan
Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi

5) Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada


pasien Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi

6) Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada


pasien Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi

7) Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan


pada pasien Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi

8) Mampu melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada pasien


Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi

1.3 Manfaat
Teoritis :
Mampu menjadi referensi dalam memberikan Asuhan Keperawatan
pada pasien Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi, sesuai
dengan standart keperawatan professional dan menjadi bahan penggembangan
dalam memberikan pelayanan keperawatan professional yang komprehensif.
Praktis :
a. Pembaca
Mampu memberikan informasi mengenai penyakit secara akurat,
mampu menentukan fungsi preventif / pencegahan dan fungsi perawatan
kesehatan sehingga menentukan pengambilan keputusan yang tepat terhadap
penyakit Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem Imunologi
b. Penulis

Mampu menambah keilmuan keperawatan terutama proses


keperawatan pada pasien dengan Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistem
Imunologi, meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan primer maupun
sekunder, menjadi standart dalam memberikan pelayanan keperawatan guna
menjadi perawat professional dan berwawasan
BAB 2
KONSEP PENYAKIT

2.1 Pengertian Sistem imun


Imunologi adalah ilmu yang luas, yang mencakup peneitian dasar sampai dengan
aplikasi klinis . imunologi mempelajari antigen, antibody dan fungsi pertahanan tubuh
penjamu yang diperantai oleh sel, terutma yang berhubungan dengan imunitas terhadap
penyakit, reaksi biologis hipersensitif, lergi dan penolakan jarinfgan asing. Jika sistem
kekebalan dalam tubuh melemah, kemampuan melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu dapat berkembang
dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen
serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas,
organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat
dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.
2.2 ETIOLOGI
1. Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan serangga atau zat
tertentu) bisa didefinisikan sebagai respon sistem kekebalan tubuh yang berlebihan
terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya. Ada banyak alergen. Dalam banyak
kasus, ada lebih dari satu alergen yang merangsang reaksi alergi. Gejala alergi yang
sering merupakan masalah ringan.
2. Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Alergen dari makanan, obat-
obatan atau gigitan serangga, bisa memicu dan menyebabkan serangkaian gejala fisik
yang tidak menyenangkan. Ruam gatal, tenggorokan bengkak dan penurunan tekanan
darah merupakan gejala umum anafilaksis.
3. Asma adalah gangguan paru-paru kronis yang disebabkan peradangan pada saliran
udara. Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas fisik dapat memicu
peradangan. Gejala asma meliputi mengi, batuk, sesak napas, sesak dada.
4. Penyakit autoimun adalah sekelompok gangguan sistem imun. Sel-sel sistem imun
salah menafsirkan sinyal. Dan mulai menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.
2.3 PATOFISIOLOGI
1. Radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker atau
pencegahan rejeksi allograft. Radiasi akan menghancurkan limfosit dan menurunkan
populasi sel yang diperlukan untuk menggantikannya. Ukuran atau luas daerah yang
akan disinari menentukan taraf imunosupresi. Radiasi seluruh tubuh dan dapat
mengakibatkan imunosupresi total pada orang yang menerimannya.
2. Genetik
Interaksi antara sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik.
Secara genetik respons imun manusia dapat dibagi atas responder baik, cukup, dan
rendah terhadap antigen tertentu. Ia dapat memberikan respons rendah terhadap
antigen tertentu, tetapi terhadap antigen lain tinggi sehingga mungkin ditemukan
keberhasilan vaksinasi yang tidak 100%. Faktor genetik dalam respons imun dapat
berperan melalui gen yang berada pada kompleks MHC dengan non MHC.
1) Gen kompleks MHC
Gen kompleks MHC berperan dalam presentasi antigen. Sel Tc akan mengenal
antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas I, dan sel Td serta sel Th
akan mengenal antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas II. Jadi
respons sel T diawasi secara genetik sehingga dapat dimengerti bahwa akan
terdapat potensi variasi respons imun. Secara klinis terlihat juga bahwa penyakit
tertentu terdapat lebih sering pada HLA tertentu, seperti spondilitis ankilosing
terdapat pada individu dengan HLA-B27.
2) Gen non MHC Secara klinis kita melihat adanya defisiensi imun yang berkaitan
dengan gen tertentu, misalnya agamaglobulinemia tipe Bruton yang terangkai
dengan kromosom X yang hanya terdapat pada anak laki-laki. Demikian pula
penyakit alergi yaitu penyakit yang menunjukkan perbedaan respons imun
terhadap antigen tertentu merupakan penyakit yang diturunkan. Faktor-faktor ini
menyokong adanya peran genetik dalam respons imun, namun mekanisme yang
sebenarnya belum diketahui.
3. Kehamilan
Salah satunya yaitu Infeksi beberapa infeksi yang terjadi secara kebetulan
selama kehamilan dapat menyebabkan cacat sejak lahir. Campak jerman (rubella) bisa
menyebabkan cacat sejak lahir, terutama sekali pada jantung dan bagian dalam mata.
Infeksi cytomegalovirus bisa melewati plasenta dan merusak hati dan otak janin.
Listeriosis, infeksi bakteri, juga bisa membahayakan janin. Infeksi bakteri pada
vagina (seperti bakteri vaginosis) selama kehamilan bisa menyebabkan persalinan
sebelum waktunya atau membran yang berisi janin gugur sebelum waktunya.
Pengobatan pada infeksi dengan antibiotik bisa mengurangi kemungkinan masalah-
masalah ini.
2.4 Manifestasi Klinis
Tanda defisiensi Imun kombinasi yang berat.
1. Terdapat pada minggu atau bulan pertama kehidupan.
1) Sering terjadi infeksi virus atau jamur dibandingkan bakteri.
2) Diare kronik umum terjadi sering disebut gastroenteritis.
3) Infeksi respiratorius dan oral thrush umum terjadi.
4) Tejadi Failure to thrive tanpa adanya infeksi.
5) Limfopenia ditemui pada hampir semua bayi.
Gejala klinis penyakit Imunodefisiensi
1. Gejala yang biasanya dijumpai.
Infeksi saluran napas atas berulang infeksi bakteri yang berat. Penyembuhan
inkomplit antar episode infeksi. Atau respons pengobatan inkomplit.
2. Gejala yang sering dijumpai.
1) Gagal tumbuh atau retardasi tumbuh.
2) Jarang ditemukan kelenjar atau tonsil yang membesar.
3) Infeksi oleh mikroorganisme yang tidak lazim.
4) Lesi kulit (Rash, ketombe, pioderma, abses nekrotik/noma, alopesia, eksim,
5) teleangiektasi, warts yang hebat).
6) Oral thrush yang tidak menyembuh dengan pengobatan.
7) Jati tabuh.
8) Diare dan Mal abrsopsi.
9) Mastoiditis dan otitis persisten.
10) Pneumonia atau bronkitis berulang.
11) Penyakit autoimun.
12) Kelainan helatologis (anemia aplastik, anemia hemolitik, neutropenia,
trombositopenia).
2.5 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Test laboratorium: Di gunakan untuk mendiagnosa HIV dan memantau
perkembangan penyakit serta respon terhadap penyakit HIV
b. Test anibodi serum : screining HIV dan ELISA, hasil test positif tapi bukan
diagnosa
c. Test bolt Westrem : mengkonfirmasi diagnosa HIV
d. Sel T limposit : penurunan jumlah total
e. Sel T4 Helper : indikator sistem Imum

2.6 KOMPLIKASI
1. Frekuensi sakit yang meningkat ( sering/ mudah, sakit), atau sukar sembuh dari sakit
2. Peningkatan resiko infeksi, baik virus maupun bakteri
3. Meningkatkan resiko kanker maupun atau tumor tertentu
4. Gangguan autoimun
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SISTEM IMUNOLOGI

3.3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI


Nama Pasien : Ny. A
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Mrs :1 juli 2021 Jam Masuk : 09:00
Tanggal Pengkajian : 2 juli 2021 No.RM : 230920
Jam Pengkajian : 08:00 Dokter :
Diagnosa Masuk : Gangguan Sistem Imunologi

IDENTITAS
1. Nama Pasien : Ny. A Penanggung Jawab Biaya
2. Umur : 22 tahun Nama : Tn. U
3. Suku/Bangsa : indonesia Alamat : jln. Bayuwangi
4. Agama : islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : jln. Bayuwangi

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1) Keluhan utama
Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatal.
2) Riwayat penyakit terdahulu
Pasien pernah menderita penyakit THT.
3) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa dahulu pernah mengalami hal yang sama dengan
penderita.
PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : Klien lemah dan demam.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Cek TTV :
a) RR.
b) Suhu (meningkat).
c) Nadi.
d) TD.
4) Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.
2. Mata
Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah, sklera merah, mata berair.
3. Hidung
Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak ada pernafasan cuping hidung,tidak
polip.
4. Telinga
Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
5. Leher
Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada kaku kuduk.
6. Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris,
tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullens.
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara napas vesikuler, tidak ada suara napas
tambahan.
7. Perut
Inspeksi : Simetris.
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/menit.
Palpasi : turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik.
Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
FORMAT ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Mrs :1 juli 2021 Jam Masuk : 09:00
Tanggal Pengkajian : 2 juli 2021 No.RM : 230920
Jam Pengkajian : 08:00 Dokter :
Diagnosa Masuk : Gangguan Sistem Imunologi

NO HARI/TGL DATA DS/DO MASALAH ETIOLOGI


1. Senin,2 juli 2021 DS: Pasien mengatakan kurang Defisit nutrisi Faktor psikologis
nafsu makan dan
kurang tertarik terhadap
makanan
DO: Pasien tidak
nafsu makan, Penurunan nafsu
makan, porsi makan
tidak habis
2. Senin,2 juli 2021 DS: Pasien mengatakan hidung Bersihan jalan nafas Efek agen farmakologis
tersumbat dan hidung terasa tidak efektif
gatal.
DO: Mulut pasien selalu terbuka
agar bisa bernapas.

FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. A
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Mrs :1 juli 2021 Jam Masuk : 09:00
Tanggal Pengkajian : 2 juli 2021 No.RM : 230920
Jam Pengkajian : 08:00 Dokter :
Diagnosa Masuk : Gangguan Sistem Imunologi

1. Defisit nutrisi b.d faktor psikologi


2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Efek agen farmakologis

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. A
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Mrs :1 juli 2021 Jam Masuk : 09:00
Tanggal Pengkajian : 2 juli 2021 No.RM : 230920
Jam Pengkajian : 08:00 Dokter :
Diagnosa Masuk : Gangguan Sistem Imunologi
HARI/TGL DIAGNOSA Tujuan Intervensi (SIKI)
KEPERAWATN (SLKI)
( SDKI)
Senin,2 juli Defisit nutrisi b.d Setelah di lakukan Manajemen Nutrisi
2021 faktor psikologi tindakan keperawatan 1. Observasi
selama 3 x 24 jam di -Identifikasi status nutrisi
harapkan status nutrisi -Identifikasi alergi dan intoleransi
membaik dengan makanan
kriteria hasil: -Identifikasi makanan yang disukai
-porsi makanan yang -Monitor asupan makanan
dihabiskan meningkat -Monitor berat badan
(5) 2. Terapeutik
-kekuatan otot -lakukan oral hygiene sebelum makan,
mengunyah meningkat jika perlu
(5) -berikan makanan yang tinggi kalori dan
-kekuatan otot tinggi protein
menelan meningkat(5) -berikan suplemen makanan, jika perlu
-sariawan menurun (5) -hentikan pemberian makanan melalui
-berat badan selang nasogatrik jika asupapan oral
membaik(5) dapat di toleransi
-nafsu makan 3. Edukasi
membaik (5) -anjurkan posisi duduk, jika mampu
- bising usus membaik -anjurkan diet yang diprogramkan
(5) 4. Kolaborasi
-kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

Senin,2 juli Bersihan jalan nafas Setelah di lakukan Manajemen jalan napas
2021 tidak efektif b.d Efek tindakan keperawatan 1. Observasi
agen farmakologis selama 3 x 24 jam di - Monitor pola napas
harapkan bersihan jalan - Monitor bunyi napas tambahan
napas meningkat dengan - Monitor sputum
kriteria hasil : 2. Terapeutik
-batuk rfektif meningkat - Berikan minum hangat
(5) - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
-gelisah menurun (5) - Berikan oksigen, jika perlu
-frekuensi napas membaik - Keluarkan sumbatan benda padat
(5) dengan forsep McGill
-pola napas membaik (5) 3. Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000
Ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

FORMAT IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. A
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Mrs :1 juli 2021 Jam Masuk : 09:00
Tanggal Pengkajian : 2 juli 2021 No.RM : 230920
Jam Pengkajian : 08:00 Dokter :
Diagnosa Masuk : Gangguan Sistem Imunologi
NO HARI/TGL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI

1 Senin,2 juli Defisit nutrisi b.d Manajemen Nutrisi


2021 faktor psikologi
 Mengidentifikasi status nutrisi
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan
 Mengidentifikasi makanan yang disukai
 Memonitor asupan makanan
 Memonitor berat badan
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu
 Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
 Mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

2 Senin,2 juli Bersihan jalan nafas tidak Manajemen Energi


2021 efektif b.d Efek agen
 Monitor pola napas
farmakologis
 Monitor bunyi napas tambahan
 Monitor sputum
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Berikan oksigen, jika perlu
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill
 Anjurkan asupan cairan 2000
 Ml/hari, jika tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. A
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Mrs :1 juli 2021 Jam Masuk : 09:00
Tanggal Pengkajian : 2 juli 2021 No.RM : 230920
Jam Pengkajian : 08:00 Dokter :
Diagnosa Masuk : Gangguan Sistem Imunologi
NO HARI / TGL DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN

Senin,2
1. juli 2021 Defisit nutrisi b.d faktor S : Pasien mengatakan kurang nafsu makan
psikologi dan
kurang tertarik terhadap makanan
O : Pasien tidak
nafsu makan, Penurunan nafsu makan,
porsi makan
tidak habis
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
I : lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
E : Pasien mengatakan kurang nafsu makan
dan
kurang tertarik terhadap makanan
2. Senin,2 juli 2021 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d S : Pasien mengatakan hidung
Efek agen farmakologis tersumbat dan hidung terasa gatal.
O : Mulut pasien selalu terbuka agar bisa
bernapas.
A : Masalah Belum Teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan
I : Berikan minum hangat
E : Pasien mengatakan hidung
tersumbat dan hidung terasa gatal
3 Selasa , 3 juli 2021 Defisit nutrisi b.d faktor S : Pasien mengatakan kurang nafsu makan
psikologi dan
kurang tertarik terhadap makanan
O : Pasien tidak
nafsu makan, Penurunan nafsu makan,
porsi makan tidak habis
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
I : berikan makanan yang tinggi kalori
dan tinggi protein
E : pasien masih merasakan mual, muntah,
dan tidak nafsu makan
4 Selasa , 3 juli 2021Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
S : pasien mengatakan lemas
Efek agen farmakologis O : pasien tidak mampu beraktivitas
A : Masalah Belum Teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan
I : Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
E : pasien masih merasakan tidak mampu
beraktivitas sendiri
5 Rabu , 4 juli 2021 Defisit nutrisi b.d faktor S : Pasien mengatakan kurang nafsu makan
psikologi dan
kurang tertarik terhadap makanan
O : Pasien tidak
nafsu makan, Penurunan nafsu makan,
porsi makan tidak habis
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:-
E : : pasien mengatakan tidak lemas
6 Rabu , 4 juli 2021 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d S : Pasien mengatakan hidung
Efek agen farmakologis tersumbat dan hidung terasa gatal.
O : Pasien tidak
nafsu makan, Penurunan nafsu makan,
porsi makan tidak habis
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Dihentikan
I :-
E : Pasien mengatakan tidak mengalami
hidung
tersumbat dan hidung terasa gatal.

Anda mungkin juga menyukai