Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK DENGAN DHF


(DENGUE HEMORAGIK FEVER)
(MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN)

Dosen Pembimbing :
Tumiur Sormin, SKM.,M.Kes.
Disusun oleh :
Tingkat II Reguler 3

1. EPI PARAMITA (1814401101)


2. NABILLA SHAFIRA (1814401102)
3. FANNY AMALIA SAFITRI (1814401103)
4. BELLY FUSFITA (1814401104)
5. SHEFIIA NOVERA AHS (1814401105)
6. KAMILIA NURJANAH (1814401106)
7. CANDRIKA KEMALA PUTRI (1814401107)
8. ASTIA NINGSIH (1814401109)

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

Diagnosa Keperawatan : “Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan Ketidakmampuan


Menelan Makanan Pada Anak DHF (Dengue Hemoragik
Fever).”

Diagnosa Kebutuhan Promkes: “Kurang Pengetahuan dan Keterampilan Tentang


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Berhubungan Dengan
Kurangnya Informasi.”

Promosi kesehatan : Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien DHF

Kelompok :I
Tingkat : II Reguler 3
Semester : IV
Prodi : D III Keperawatan Tanjungkarang
Anggota Kelompok :

No Nama Mahasiswa NIM


1 Epi Paramita 1814401101
2 Nabilla Shafira 1814401102
3 Fanny Amalia Safitri 1814401103
4 Belly Fusfita 1814401104
5 Shefiia Novera AHS 1814401105
6 Kamilia Nurjanah 1814401106
7 Candrika Kemala Putri 1814401107
8 Astia Ningsih 1814401109
A.Latar Belakang
Menurut data WHO (2014) Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue
Hemoragik Fever (DHF) pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu
di Filipina, selanjutnya menyebar keberbagai negara. DHF merupakan penyakit infeksi
virus akut yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus,
genus flavivirus, famili flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp,
aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DHF Sebelum
tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi
penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya
kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2
juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di Pada tahun 2013 dilaporkan
terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana kasus merupakan DBD berat.
Perkembangan kasus DBD di tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun
menjadi kasus di hampir 60 negara tahun (WHO, 2014).

Dari peneltian yang kami lakukan di Ruang Alamanda RSUD DR. H. Abdul Moeloek
terdapat beberapa pasien anak yang menderita dengue hemoragik fever dengan diagnosa
keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan. Oleh
sebab itu kami melakukan penyuluhan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak DHF.

masukin yang dilaptop wida

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan:
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan pada anak
DHF (Dengue Hemoragik Fever)
2. Tujuan umum:
Setelah diberikan penyuluhan kelompok selama 60 menit, diharapkan keluarga klien
memahami tentang nutrisi pada anak dengan DHF
3. Tujuan Khusus:
Setelah diberikan penyuluhan kelompok selama 60 menit, diharapkan keluarga klien
mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala, etiologi , dan komplikasi DHF
b. Menjelaskan tentang pengertian kekurangan nutrisi pada anak dengan DHF
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala kekurangan nutrisi pada anak dengan DHF
d. Menguraikan tentang elemen nutrisi pada anak dengan DHF
e. Menjelaskan tentang tujuan pemenuhan nutrisi pada anak dengan DHF
f. Menguraikan tentang status nutrisi pada anak dengan DHF
g. Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada anak
dengan DHF
h. Menjelaskan tentang masalah kebutuhan nutrisi pada anak dengan DHF
i. Menjelaskan tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak dengan DHF

C.Rancangan Kegiatan
Topik : Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dengan DHF (Dengue Hemoragik
Fever)
Metode : CTJ, pemutaran video
Media : Slide power point, leaflet, video, food model
Tempat : Ruang Alamanda RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Waktu : Pukul 14.00 WIB s/d selesai
Tanggal : 27 Januari 2020

D. Kriteria Hasil
1. Evaluasi struktur :
a. Materi sesuai dengan tujuan
b. Ruangan yang dipakai kondusif
c. Sarana prasarana berfungsi dengan baik
d. Petugas memadai jumlah dan kemampuan
2. Evaluasi proses :
a. Peserta hadir tepat waktu dan dapat mengikuti kegiatan sampai akhir
b. Peserta proaktif dalm penyuluhan
c. Penyuluh atau mahasiswa dapat melakukan tugas sesuai dengan rencana
d. Suasana kegiatan kondusif dan sesuai dengan yang diharapkan
3. Evaluasi hasil :
a. Peserta dapat memeragakan ulang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan food
model
b. 80% keluarga klien dapat menjelaskan tentang materi yang diberikan oleh penyuluh.
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK DHF

A. Dengue Haemoragic Fever (DHF)


1. Pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus
flavivirus, famili flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp,
aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DHF. Penyakit
DHF dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Dinkes,
2015).

2. Tanda dan Gejala Dengue Haemoragic Fever (DHF)


Diagnosis penyakit DHF biasa ditegakkan jika ditemukan tanda dan gejala
seperti :
a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus
selama 2-7 hari.
b. Manifestasi perdarahan :
1) Uji turniket (Rumple leede) positif berarti fragilitas kapiler meningkat.
Dinyatakan positif apabila terdapat >10 petechie dalam diameter 2,8cm (1 inchi
persegi) dilengan bawah bagian volar termasuk fossa cubiti.
2) Petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis.
3) Trombositopenia yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3, biasanya
ditemukan antara hari ke 3-7 sakit.
4) Monokonsentrasi yaitu meningkatnya hematocrit, merupakan indicator yang
peka terhadap jadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan
berulang secara periodic. Henaikan hematocrit 20% menunjang diagnosis
klinis DHF (Masriadi, 2017).

3. Etiologi DHF
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
penular dengue tersebut hampir ditemukan di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Rahayu &
Budi, 2017). Penyebab penyakit adalah virus dengue kelompok Arbovirus B, yaitu
arthropod-bornevirus atau virus yang disebabkan oleh artropoda. Virus ini termasuk
genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotipe virus
yaitu :

a. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.


b. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
c. Dengue 3 diisolasi oleh Sather.
d. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan
yang terbanyak adalah tipe 2 dan tipe 3. Penelitian di Indoneisa menunjukkan
Dengue tipe 3 merupakan serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus DHF
yang berat (Masriadi, 2017). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotipe lain (Wijaya, 2013).

4. Komplikasi DHF

Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi serius,


seperti dengue shock syndrome (DSS). Selain menampakkan gejala demam berdarah,
DSS juga memunculkan gejala seperti:

- Tekanan darah menurun.


- Pelebaran pupil.
- Napas tidak beraturan.
- Mulut kering.
- Kulit basah dan terasa dingin.
- Denyut nadi lemah.
- Jumlah urine menurun.
Tingkat kematian DSS yang segera ditangani adalah sekitar 1-2%. Namun
sebaliknya, bila tidak cepat mendapat penanganan, tingkat kematian DSS bisa
mencapai 40%. Karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis, bila
Anda mengalami gejala demam berdarah. Pada kondisi yang parah, demam berdarah
bisa menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru,
penggumpalan darah, syok, hingga kematian.
B. Pengertian Kekurangan Nutrisi Pada Anak dengan DHF

1. Pengertian
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme
merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa
anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi
seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi.

Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto, Wartonah,
2006 :26).

Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di
dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).

Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010 :275).
C. Tanda dan Gejala Kekurangan Nutrisi Pada Anak dengan DHF
Menurut SDKI 2016 (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia).
Tanda gejala defisit nutrisi adalah sebagai berikut:
1) Gejala dan tanda mayor
a)Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
2) Gejala dan tanda minor
a)Cepat kenyang setelah makan
b)Kram atau nyeri abdomen
c)Nafsu makan menurun
d)Bising usus hiperaktif
e)Membrane mukosa pucat
f)Serum albumin turun
g)Diare (PPNI,2016)

D. Elemen Nutrisi Pada Anak dengan DHF


1. Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:

1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber energi
dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting untuk
membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme jaringan tubuh.Fungsi zat gizi
adalah:

1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah
yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi
selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.

a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah
glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan maltose
banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula
dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida
adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain.
Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.

d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme.
e. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme. Pencernaan adalah memecahkan makanan menjadi
bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme
pencernaan bisa secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik
melibatkan fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan dalam saluran
pencernaan melalui kontraksi otot, pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang
diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu
pencernaan yaitu enzym yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.

Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus besar metabolisme
karbohidrat mengandung tiga proses :

1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon dioksida, dan air
disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
f. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi (PEM) dan
penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan dengan energi yang
dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat tampak pada
Diabetes Mellitus.

2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein
adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan
enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari
makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan globulin.
b) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen membentuk
glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
c) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid,
keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,
hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim
protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino
dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke
aliran darah yang menuju ke hayi. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan
tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat
protein darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna
secara sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian
dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam
organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam
organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:

1) Berat badan individu.


2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5gr/kg BB, dan
pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan kimianya lemak
dibedakan menjadi:

a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan
garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan
memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-
kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam
lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.

c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase yang
berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah menjadi diglyserida,
monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas
rantai panjang tidak larut dalam air tetapi berkaitan dengan garam-garam empedu dan
dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam hati
sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian
lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan glikogen maka
lemak badan akan diambil kembali. Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid,
kemudian dalam hati dalam bentuk lemak bebas, jika dalam makanan terdapat
kelebihan karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut
disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan disekitar jantung,
paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan
sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan
tubuh 100mg atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100mg. Termasuk
dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang termasuk dalam
mikromineral adalah klorida, yodium, iron, zinc.

Secara umum fungsi dari mineral adalah:

1) Membangun jaringan tulang.


2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.

5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat
dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya
sebagai katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan menjadi:

1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta
vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.

6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam
seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena otot
terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki
persentase total air yang paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total
air yang paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan hidup
lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan makan
makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran segar. Air juga di
produksi selama proses pencernaan saat makanan dioksidasi. Pada individu yang sehat,
asupan cairan dari berbagai sumber sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi,
respirasi dan keringat. Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan yang
meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan kemampuan
untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan dibutuhkannya restriksi cairan.
E.Tujuan Pemenuhan Nutrisi Pada Anak dengan DHF

Terapi Diet untuk untuk DHF didasarkan prinsip Tinggi Energi dan Tinggi Protein
(TETP), Tinggi Cairan dan Elektrolit. Diet TETP adalah diet yang mengandung energi dan
protein lebih tinggi daripada makanan biasa (RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan PERSAGI,
1992).

Tujuan pemberian diet TETP menurut RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli
Gizi Indonesia dalam buku penuntun diet anak (1992) adalah sebagai berikut :

1. Memberikan makanan lebih banyak daripada keadaan biasa untuk memenuhi kebutuhan
energi dan protein yang meningkat.
2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
3. Menambah BB hingga mencapai normal / Mempertahankan status gizi optimal.

F. Status Nutrisi Pada Anak dengan DHF

1. Status Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk metabolisme dan
perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan tubuh.Laju metabolisme basal (Basal
Metabolic Rate/ BMR) adalah energi yang di butuhkan untuk memepertahankan aktivitas
kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung, dan suhu) pada periode waktu tertentu
saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia, berat badan, jenis kelamin, demam, kelaparan,
menstruasi, penyakit, cidera, infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi
kebutuhan energi. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE) atau laju
metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh individu selama 24 jam
sehingga tubuh dapat mempertahankan semua aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor
yang memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan tingkat aktivitas. Di
rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan menghitung konsumsi oksigen, produksi karbon
dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-rata pada table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).

Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor penting
dalam menentukan status nutrisi(Wartonah Tarwoto, 2006 : 26-29).
2. Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk
terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya.
Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi
Atau Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang
disimpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat.
Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga disebut
juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan
1.000 kalori.

Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang
merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.

b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
fosfat seperti adenosin tripshsfat (ATP).

Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan
aktivitas fisik.

Kebutuhan (0,1 x (Energi


energi setiap = (BMR + 24) + Konsumsi + untuk
hari ditentukan kkal setiap hari) aktivitas)
dengan rumus

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan
terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan
berakibat pada penurunan berat badan. Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih
banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi
akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.

c. Basal Metabolism Rate (BMR)


Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat
istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh sepergi pergerakan jantung, pernapasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat, hal
ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan. Setelah usia 20 tahun lebih
konstan.
2. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar disbanding wanita. Pada
laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9
kkal/Kg BB/jam.
3. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin luas
pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal metabolisme
lebih besar.
4. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin
mislanya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan
penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.
5. Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan metabolisme untuk
menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
6. Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1derajat celcius akan
meningkatkan Bmr sebanyak 14%.
7. Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan dan
pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.
8. Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi katekolamin yang
mempunyai efek peningkatan metabolisme.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Weight (IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:

BB (Kg) BB(pon)x 704,5


atau
TB (M) TB(inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.

Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:


1) Vital kehidupan, pernapasan sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.
2) Kegiatan mekanik otot.
3) Aktivitas otot dan saraf.
4) Energi kimia untuk membangun jaringa, enzim, dan hormon.
5) Sekresi cairan pencernaan.
6) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
7) Pengeluaran hasil metabolisme
Faktor-faktor yang memengaruhui kebutuhan energi:
1. Peningkatan basal metabolism rate.
2. Aktivitas tubuh.
3. Faktor usia.
4. Suhu lingkungan.
5. Penyakit atau status kesehatan.

G. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Dengan DHF


Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe merupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut
dapat merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak
karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan
sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.

H. Masalah Kebutuhan Nutrisi Pada anak dengan DHF


Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi,
jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan yang
dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat
badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium, natrium
dan gaya hidup yang berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi
lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

A. Cara Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Dengan DHF

 Makanan yang mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan bentuk makanan
disesuaikan kemampuan penderita
 Energy dan protein tinggi / cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya. Faktor
stress tergantung ada tidaknya komplikasi 1,4-1,6. Rasio kalori berbanding nitrogen
adalah 150:1.
 Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
 Rendah serat terutama serat tidak larut air. Pemberian serat ditingkatkan secara bertahap.
 Cukup cairan/tinggi dan vitamin, terutama vitamin C untuk meningkatkan faktor
pembekuan.
 Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis
maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)
 Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut, baik total, maupun suplemen.
 Bila terlihat tanda-tanda pendarahn saluran pencernaan penderita dipuasakan.

 Bahan Makanan yang Dianjurkan:

 Beras dibubur atau ditim; kentang direbus atau dipure; makaroni, mi, soun, misoa
direbus; tepung-tepungan dibuat bubur atau pudding; roti dipanggang; biskuit.
 Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak digiling lalu direbus atau dikukus;
ommelette, boiled egg, poached egg, atau scrambled egg; susu dalam bentuk lowfat.
 Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis; kacang hijau direbus dan dihaluskan; susu
kedelai.
 Sayuran tidak banyak serat dan gas, dimasak seperti bayam, bit, labu siam, labu kuning,
dan labu air; tomat direbus atau ditumis.
 Buah segar : pisang, papaya, alpukat, jeruk, manis; buah lain disetup dengan
menghilangkan kulit dan biji seperti nenas dan jambu biji, apel; buah-buahan dalam
kaleng.
 Mentega, margarin, minyak goreng untuk menumis; santan encer.
 Bumbu-bumbu dalam jumlah terbatas : bumbu dapur, pala, kayu manis, asam, gula,
garam, salam, lengkuas.
 Sirop, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, coklat, dan susu.

 Bahan makanan yang dibatasi/dihindari

 Beras ketan, beras merah, roti whole wheat, ubi, singkong, talas, cantel, jagung, bulgur.
 Daging, ikan, ayam, unggas berlemak dan berurat banyak; diawetkan berupa dendeng;
digoreng.
 Tempe dan tahu digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo,
 Sayuran mentah; sayuran banyak serat dan gas.
 Buah-buahan yang banyak serat dan menimbulkan gas; buah kering.
 Lemak hewan dan santan kental
 Cabe, merica, dan bumbu-bumbu lain yang merangsang.
 Minuman yang mengandung alkohol, soda, dan es krim.

 Makanan Khusus:
 Meminum jus jambu biji merah
 Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam darah si
penderita

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis
EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai