Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN GERONTIK

PERUBAHAN PSIKOLOGIS LANSIA

Disusun oleh Kelompok 2

Tingkat 3 Reguler 2

Nurma Sari Hasan 1814401059

Veni Alpionita 1814401072

Rizki Ramadhan 1814401097

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi
rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisisologis dan
disertai pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian.
Pendapat lain mengatakan bahwa menua merupakan suatu proses menghilangnya
secara berlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri serta
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas termasuk infeksi dan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang
diderita (Suryadi, 2003).

Pada lansia terdapat banyak perubahan yang terjadi mencakup perubahan-perubahan


fisik, mental, psikososial, dan perkembangan spiritual. Perubahan fisik mencakup
perubahan pada persarafan, penglihatan, kardiovaskuler, dan lain-lain. Menurut
Kuntjoro (2002) perubahan mental dipengaruhi oleh penurunan kondisi fisik,
penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang
berkaitan dengan pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat.
Perubahan psikososial dialami lansia yang dulunya bekerja mengalami pensiun
kemudian merasakan kehilangan finansial, perubahan pada status, teman dan kegiatan.
Sedangkan perubahan spiritual dijelaskan Murray dan Zenter (1987) lansia makin
matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak
dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia memiliki
dampak yang mencakup semakin tingginya tingkat ketergantungan, masalah
kesehatan, masalah psikologi mental spiritual dan lain-lain. (Kuntjoro, 2002).

Secara demografis, berdasarkan sensus penduduk tahun 1971, jumlah penduduk


berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta (4,5%) dari jumlah penduduk di Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi 11,3 juta (6,4%). Pada
tahun 2000 diperkirakan meningkat sekitar 15,3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk,
dan pada tahun 2005 jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 18,3 juta (8,5%). Dan
pada tahun 2005-2010, jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yang

2
sekitar 19,3 juta (9,0%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025,
Indonesia akan menduduki peringkat negara dan struktur dan jumlah penduduk lanjut
usia setelah RRC (Republik Rakyat China), India, Amerika Serikat dengan umur
harapan hidup diatas 70 tahun. Dan menurut Biro Pusat Statistik, pada tahun 2005 di
Indonesia terdapat 18.238.107 penduduk lansia. Jumlah ini akan meningkat hingga 33
juta orang lansia 12% dari total penduduk (Wahjudi, 2008).

B. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen dan masyarakat
mengetahui tentang perubahan-perubahan yang lazim terjadi pada proses menua baik
dari segi biologis (fisik), psikologis (mental), psikososial, spiritual, dan kultural.

C. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Mampu mengetahui pengertian usia lanjut dan proses menua.
2. Mampu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada proses menua.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Lanjut Usia


Lanjut usia menurut Stanley, Blair, & Beare (2005) terjadi pada setiap individu dapat
diprediksi terjadinya perubahan secara fisik dan perilaku, proses menua secara
biologis yang umum terjadi dan akan di alami oleh semua orang. Lansia adalah
kenyataan kejadian biologi yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu (Hayflick
1994 dalam Stanhope & Lancaster 2004). Menurut Fatmawati (2010) lanjut usia
adalah proses alamiah dan berkesinambungan yang mengalami perubahan anatomis,
fisiologis dan biokimia pada tubuh yang akan berpengaruh pada fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan. Lanjut usia menurut Efendi dan Mahfudin
(2009) merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan, seseorang
dikatakan lanjut usia berumur 65 tahun ke atas. Lanjut usia di mulai setelah pensiun,
biasanya antara usia 65 dan 75 tahun (Potter & Perry 2005). Lanjut Usia menurut
Santrock (2002) bahwa lansia dimulai ketika individu memasuki usia 60 tahun keatas.

Lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang atau suatu
periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat (Hurlock,
2004). Masa usia lanjut merupakan merupakan masa dimana terjadi berbagai
perubahan dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain terjadinya
sindrom lepas jabatan dan kesedihan yang berkepanjangan (Hernawati, 2006).
Menurut Kaplan dan Saddock pada tahun (2007) lanjut usia yang memiliki
penyesuaian diri yang baik seperti dapat berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat
sekitar dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di daerah lanjut usia berada, maka
timbal balik dari dukungan sosial itu sendiri juga akan baik dan sebaliknya sehingga
akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.

B. Klasifikasi Lanjut Usia


Klasifikasi lanjut usia menurut Hurlock (2004) dalam tahapan perkembangan dalam
rentang kehidupan mengatakan bahwa batasan masa tua atau masa usia lanjut adalah

4
60 tahun sampai meninggal. Sedangkan menurut Fatmawati (2010) lanjut usia di bagi
4 kelompok ; Middle age (45 - 59 tahun) ; Elderly (60 -74 tahun) ; Old (70 – 90 tahun)
; Very old (< 90 tahun). Klasifikasi lanjut usia menurut Maryam dkk (2008) 1)
Pralansia (presinilas) (45 – 60 tahun), 2) Lansia (60 tahun), 3) Lansia resiko tinggi (70
tahun).

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa awal dari usia lanjut adalah
60 tahun hingga rentang meninggal dunia.

C. Proses Menua
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua
merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari satu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh yang tidak
proforsional (Nugroho, 2008).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alami. Menua bukanlah
suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam maupun luar tubuh. Memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia. Lanjut usia akan selalu bergandengan dengan
perubahan fisiologi maupun psikologi (Nugroho, 2000).

Dalam buku keperawatan gerontik dan geriatric, Wahyudi Nugroho (2008)


mengatakan bahwa menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan dari jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang di derita. Pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan
fungsi organ. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa proses menua itu merupakan

5
kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan yang dapat
mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan
seksualnya.

Proses menua merupakan proses yang terus menerus/berkelanjutan secara alamiah dan
umumnya di alami oleh semua makhluk hidup, misalnya, dengan terjadinya
kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh mati
sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak
akan sama. Adakalanya seseorang belum tergolong lanjut usia/masih muda, tetapi
telah menunjukkan kekurangan yang mencolok. Adapula orang yang sudah lanjut usia,
penampilannya masih sehat, segar bugar, dan badan tegap. Walaupun demikian, harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami lanjut usia. Manusia secara
lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh
semakin banyak penyakit degeneratif (mis: hipertensi, arteriosklerosis, diabetes militus
dan kanker) yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan episode terminal yang
dramatis, misalnya stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastatis dan
sebagainya.

Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan.


Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menua
yang tidak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan sebagai perubahan
yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi, teori
psikologis, teori sosial dan teori konsekuensi personal :
1. Teori Biologi
a. Teori Jam Genetik
Teori genetik menyebutkan bahwa manusia secara genetik sudah terprogram
bahwa material didalam inti sel di katakan bagaikan memiliki jam genetis
terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini di dasarkan pada kenyataan bahwa
spesies-spesies tertentu memiliki harapan hidup (lifespan) yang tertentu.

6
Manusia memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel- sel di
perkirakan hanya mampu membela sekitar 50 kali, sesudah itu akan
mengalami deteriorasi (Padila, 2013).
b. Wear and Tear Theory
Menurut teori wear and tear disebutkan bahwa proses menua terjadi akibat
kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel tubuh menjadi lelah dan
tidak mampu meremajakan fungsinya (Padila, 2013).
c. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel- sel tubuh telah terpakai
(Padila, 2013).
d. Show Immunology Theory
Sistem imun menjadi kurang efektif dalam mempertahankan diri, regulasi dan
responbilitas. Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat bertahan sehingga
zat tersebut menjadi jaringan lemah (Padila, 2013).
e. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi
(Padila, 2013).
f. Teori Rantai Silang
Kolagen yang merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan molecular,
lama kelamaan akan meningkat kekakuanya(tidak elastis), hal ini disebabkan
oleh karena sel- sel yang sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan
jaringan yang sangat kuat (Padila, 2013).
g. Teori Mutasi Somatik
Terjadi kesalahan dalam proses transkrip DNA dan RNA dan dalam proses
translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga
akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel normal
menjadi sel kanker atau penyakit (Sofia, 2014).
h. Teori Nutrisi

7
Intake nutrisi yang baik pada setiap perkembangan akan membantu
meningkatkan makanan bergizi dalam rentang hidupnya, maka ia akan lebih
lama sehat. (Sofia, 2014).

2. Teori Psikologis
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara ilmiah seiring dengan penambahan
usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan
keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif termasuk pemenuhan
kebutuhan dasar dan tugas perkembangan. Teori yang merupakan psikososial
adalah sebagi berikut :
a. Teori Integritasi Ego
Merupakan teori perkembangan yang mengidentifikasi tugas- tugas yang
harus di capai dalam tahap perkembangannya. Tugas perkembangan terkahir
merefleksikan kehidupan seseorang dan pencapaianya.
b. Teori Integritasi Personal
Merupakan suatu bentuk kepribadian seseorang pada masa kanak- kanak dan
tetap bertahan secara stabil.perubahan yang radikal pada usia tua bisa menjadi
mengindikasi penyakit otak (Padila 2013).

3. Teori Sosial
Menurut teori interaksi sosial pada lansia terjadi penurunan kekuasaan, kehilangan
peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen sehingga interaksi
sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan
mereka mengikuti perintah (Padila 2013).

4. Teori Konsekuensi Fungsional


Menurut teori konsekuensi fungsional lanjut usia berhubungan dengan perubahan-
perubahan karena usia dan faktor resiko tambahan (Padila, 2013).

D. Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Proses Menua


1. Perubahan-perubahan Biologis(Fisik)
a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya

8
2) Lebih besar ukurannya
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
5) Jumlah sel otak menurun
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem Persarafan
1) Berat otak menurun 10-20%.
2) Cepatnya menurun hubungan persarafan
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress
4) Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sistem Pendengaran
1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nada-nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
3) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stress
d. Sistem Penglihatan
1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat,dan susah melihat dalam cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi
6) Menurunnya lapangan pandang: berkurang luas pandangannya.
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

9
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Elastisitas, dinding aorta menurun
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)
5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer; sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis normal ±
90 mmHg.
f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat,
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui, antara lain :
1) Temperatur tubuh menurun secara fisiologik ± 35°C ini diakibatkan
metabolisme tubuh yang menurun
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot

g. Sistem Respirasi
1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya aktivitas dari silia
3) Paru-paru kehilangan elastisitas ; kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafsan maksimum menurun, dan
kedalaman bernafas menurun.
4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O₂ pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO₂ pada arteri tidak berganti.
7) Kemampuan untuk batuk berkurang.

10
8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan gigi ; penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (± 80%), hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.
3) Esofagus melebar
4) Lambung ; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).
7) Liver (hati) ; makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
8) Menciutnya ovari dan uterus.
9) Atrofi payudara.
10) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
11) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
baik), yaitu :
- Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
- Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual.
- Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.
12) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-
perubahan warna.
i. Sistem genitourinaria
1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui
urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari

11
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil
dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%,
fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya
+1); BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21% mg; nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya
retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.
4) Atrofi vulva
5) Vagina
Orang-orang yang makin menua sexual intercourse masih juga
membutuhkannya; tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual
seseorang berhenti; frekuensi sexual intercourse cenderung menurun
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan
menikmati berjalan terus sampai tua.
j. Sistem Endokrin
1) Produksi dari hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
3) Pituitari
Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah; berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.
4) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate),
dan menurunnya daya pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron
6) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen,
dan testoteron.
k. Sistem Kulit (Integumentary System)
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

12
2) Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi
serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).
3) Menurunnya respon terhadap trauma.
4) Mekanisme proteksi kulit menurun :
- Produksi serum menurun.
- Penurunan produksi VTD.
- Gangguan pegmentasi kulit.
5) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
6) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
7) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularisasi.
8) Pertumbuhan kuku lebih lambat.
9) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
10) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
11) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
12) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
l. Sistem muskuloskeletal (musculosceletal system)
1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
2) Kifosis.
3) Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
4) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya
berkurang).
5) Persendian membesar dan menjadi kaku.
6) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
7) Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil): serabut-serabut otot
mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram
dan menjadi tremor.
8) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

2. Perubahan-perubahan Psikologis(Mental)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Pertama-tama peruabahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum

13
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekuatan mungkin karena
faktor lain seperti penyakit-penyakit.
a. Kenangan (Memory)
1) Kemampuan jangka panjang:
Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa
perubahan.
b. IQ (Intellgentia Quantion)
1) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
2) Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor: terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.

3. Perubahan-perubahan Psikososial
a. Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia
akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain:
1) Kehilangan finansial (income berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
d. Ekonomi menurun akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation.
Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, dan bertambahnya
biaya pengobatan.

14
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
g. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman
dan family.
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan kosep diri.

4. Perubahan Spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow,
1970).
b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970).
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler: Universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak
dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.

5. Perubahan Kultural
a. Kolektifitas Etnis
Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki
standart perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan dalam kelompok
seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan ikiran
dan perilaku mereka. (Harwood, 1981).
b. Shok Budaya
Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang
kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang
menolong ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi yang dialami oleh orang
luar yang berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif
dengan kelompok yang berbeda akibat akibat paraktek nilai-nilai dan
kepercayaan. ( Leininger, 1976) Perawat dapat mengurangi shock budaya
dengan mempelajari tentang perpedaan kelompok budaya dimana ia terlibat.

15
Pemting untuk perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang
berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan
kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan
perawat.
c. Pola Komunikasi
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa
ang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk
melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn 1972, bahwa tiap bahasa adalah
merupakan jalan khusus untuk meneropong dan interprestasi pengalaman tiap
bahasa membuat tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tetang
dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunkasi bisa saja terjadi walaupun
individu berbicara dengan bahasa yang sama.

Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang


sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menagkap. Sangat
penting untuk menentukan ahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti
maksudnya .
d. Jarak Pribadi dan Kontak
Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan fleksibel. Pengertian
tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan
proses pengkajian dan peningkatan interaksi perawat klien. Profesional
kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai ijin keseluruh daerah badan
klien. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik,
perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal
kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk melindungi hak
privasi.
e. Pandangan Sosiokultural tentang Penyakit dan Sakit
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cra
memberi etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada
siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah-masalah kesehatan dan
berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh
faktor-faktor budaya, maka terdapat variasi dari perilaku pelayanan

16
kesehatan, status kesehatan, dan pola-pola sakit dan pelayanan didalam dan
diantara budaya yang berbeda-beda.

Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan


biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan
akseptabilitas status kesehatan atau perubahab kondisi yang tidak bisa
diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status kesehatan saling
keterkaitkan dan sistem kesehatan. (Elling, 1977)

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides,
1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat
menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada
umur 20-30 tahun.Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih.
Belum ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak
pendapat tentang batasan umur lanjut usia.

Adapun perubahan yang terjadi pada lansia adalah :


1. Perubahan Biologis (Fisik)
2. Perubahan Psikologis (Mental)
3. Perubahan Psikososial
4. Perubahan Spiritual
5. Perubahan Kultural

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan
Pendekat Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2. Nugroho, H. wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik edisi 3
3. Mubarak, W Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas : Konsep Dan
Praktik. Jakarta : Salemba Medika.
4. Maryam, R. siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Salemba Medika.
5. Efendi, Ferry dan Makhfludli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas :
Praktik

19

Anda mungkin juga menyukai