Aladhin : 22006023
(PNEUMONIA)
I. KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Pada kasus pneumonia, kantung udara akan terisi cairan atau nanah sehingga
menyebabkan sesak nafas, batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Kondisi ini dapat dialami siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.
Selain itu, penyakit pneumonia akan lebih mudah terjadi pada orang yang memiliki
kebiasaan merokok, penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi, atau
menderita penyakit tertentu seperti asma, diabtes, gagal jantung, hingga HIV/AIDS.
B. ETIOLOGI
c. Micoplasma pneumonia
e. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
C. KLASIFIKASI
a. Pembagian anatomis
1) Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu atau lebih lobus
paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai pneumonial bilateral atau ganda.
b. Pembagian etiologis
5) Pneumonia Hipostatik
6) Sindrom Loeffler
1) Usia 2 bulan – 5 tahun - Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas
yang dilihat dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah. - Pneumonia, ditandai secar
aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia 2 bulan – 1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit
atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih. - Bukan pneumonia, ditandai secara
klinis oleh batuk pilek biasa dapat disertai dengan demam, tetapi tanpa terikan dinding dada
bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat.
2) Usia 0 – 2 bulan - Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih. - Bukan pneumonia, bila tidak ada
tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
D. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme pada paru karena
mekanisme pertahanan tubuh. Mekanisme pertahanan saluran napas dan paru antara lain:
Pertahanan mekanis oleh bulu hidung dan konka untuk menyaring partikel besar agar tidak
mencapai saluran napas bawah refleks muntah dan batuk untuk mencegah aspirasi Struktur
trakeobronkial yang bercabang-cabang untuk menjebak mikroorganisme yang kemudian akan
dibersihkan oleh mukosiliar dan faktor antibakteri yang membunuh patogen yang berhasil
masuk Flora normal yang menghalangi pertumbuhan bakteri yang virulensinya lebih kuat
Mikroorganisme yang berhasil lolos dan mencapai alveolus akan disingkirkan oleh makrofag
alveolar atau sel Langhans.
E. MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia anak, respon
sitemik anak terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat keterlibatan paru, dan obstruksi jalan
napas. Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan
batuk disertai penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon, 2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui udara,
aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran
paru-paru meradang dan berlobang.
Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis.
Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan
bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu
juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat
(konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan
penurunan 8 rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi
menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia.
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan pola tidur,
pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
F. KOMPLIKASI
H. PENATALAKSANAAN
I. PENCEGAHAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningktan produksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolar-kapiler (efek
inflamasi)
3. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pertukaran gas sekunder
4. Cemas b/d kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
5. Resiko tinggi penyebaran infeksi
6. Peningkatan suhu tubuh
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji frekuensi / kedalaman pernapasan dan gerakan dada.Rasionalnya adalah
Takipnea,pernapasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru
2. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas. Rasionalnya adalah
Manifestasi distress pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan
paru dan status kesehatan umum.
3. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas b/d gangguan pertukaran gas
sekunder. Rasionalnya adalah menetapkan kemampuan / kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
4. Kaji fungsi normal paru.Rasionalisasinya adalah untuk mengetahui gangguan
pada paru
5. Pantau TTV
6. Obeservasi suhu tubuh (4 jam)
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan,
Salemba Medika, Jakarta. Riskesdas, 2018.
Aladhin : 22006023
A. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Edison Mbeki
Umur :65
Alamat :Ds.waraa
Pendidikan :SMK
Agama :Kristen
Status :Menikah
Suku :Mori
Pekerjaan :Petani
Tgl.Msk/Jam Masuk :15 november 2020
Tgl./Jam Pengkajian :08:20
Ruang rawat :Ruang Melati
No. Rekam Medik :14478102
Sumber Informasi :Keluarga pasien
Diagnosa Medik :dyspnea dengan CHF pneumonia
F. FUNGSI PERSYARAFAN
a. Fungsi cerebral
1. Status mental yang dialami klien :baik
b. Fungsi cerebellum
Eye :4
Motorik :6
Verbal : 5
c. Fungsi saraf cranial
Nervus 1 sampai nervus 12
1).Nervus 1:Pasien dapat membedakan bau yang dirasakan
2).Nervus II:Pasien dapat melihat dengan jelas
3).Nervus III,IV,VI: Pasien dapat menggerakan konjungtiva, refleks pupil
dan inspeksi kelopak mata
4).Nervus V:Pasien dapat menggerakan rahang kesemua sisi, pasien
memejamkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi. menyentuh
permukaan kornea dengan kapas.
5).Nervus VII: pasien dapat senyum, bersiul, mengngkat alis mata,
menutup kelopak mata dengan tahanan, menjulurkan lida untuk
membedakan gula dan garam
6).Nervus VIII:pendengaran normal.Keseimbangan tidak dapat
diidentifikasi
7).Nervus IX:Pasien dapat membedakan rasa manis dan asam
8).Nervus X: Pasien dapat menyentuh faring posterior, pasien menelan
saliva, disuruh mengucap ah…
9).Nervus XI: Pasien dapat menggerakan bahu dan lakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut.
10).Nervus XII: pasien dapat menjulurkan lidah dan menggerakan dari
sisi ke sisi.
d. Fungsi refleks
Bisep :positif
Trisep :positif
Patella :
Babinsky :positif
e. Fungsi sensorik
Mengikuti perintah/tidak :mengikuti perintah
f. Fungsi motoric
Massa otot :normal
Tonus otot :Menurun
Kekuatan otot :normal
G. KEBUTUHAN NUTRISI
H. POLA ELIMINASI
No Eliminasi Sebelum sakit Selama sakit
.
1. BAB Pasien Pasien
Kebiasaan mengatakan mengatakan
Frekuensi BAB 1kali/hari selama dirumah
Konsistensi dipagi hari sakit susah
Warna dengan BAB,sudah 2
Perubahan selama sakit konsistensi hari pasien tidak
berwarna coklat merasa ingin
dan bau khas BAB
feses.
2. BAK Tidak ada BAK kurang
Frekuensi masalah pada lebih 5-6kali/hari
Konsistensi BAK 4-5 dengan
Warna kali/hari warna konsistensi cair
Volume : cc kuning warna kuning
Perubahan selama sakit jernih,bau khas jernih dan bau
urine khas urine
I. ISTIRAHAT/TIDUR
K. HYGIENE
L. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
WBC : 7,8. 10³/mm³ (3,5.10³/mm³-100.10³/mm³)
RBC : 5,3. 10³/mm³ (3,80.10³/mm³-5,0)0.10³/mm³)
HGB : 11,6 g/dl (11,0 g/dl-16,5 g/dl)
HCT: 33,3 L% (35,0L%- 50,0 L%)
PLT ; 220.10³/mm³ (150.10³/mm³-450.10³/mm³)
PCT : 180% (100&-500%)
Differensial
% LYM : 12,1 L% (17,0 L%-48,0 L%)
% MON : 1,6 L% (4,0 L%-10,0 L%)
%GRA : 86,3 H% (43,0 H%-76,0 H%)
% LYM : 0,9 L 10³/mm³ (1,2 L 10³/mm³-3,2 L10³/mm³)
%MON : 0,1 L 10³/mm³ (0,3 L 10³/mm³-0,8 L10³/mm³)
%GRA : 6,8.10³/mm³ (1,2. 10³/mm³- 6,8.10³/mm³)
LED :4/
M.GENOGRAM
Keterangan :
X : Meninggal
: klien
ANALISA DATA
Nama Pasien : “TN.E”
No. Rm Pasien :14478102
Tgl. Masuk :15 november2020
Tgl. Pengkajian :16 november 2020
DS:Pasien mengatakan
sesak nafas ,lemas sekali
dan pusing
DO:Pernapasan
cepat,pengembangan dada
sejajar,simetris,penggunaan
otot bantu pernapasan
Dyspnea:
Kesadaran:compos metis
Tekanan
darah:150/90mmHg
Respirasi:24kali per menit
Konjungtiva anemis,sclera
mata ikterik
Leukosit:16.790H/ul
INTERVENSI K EPERAWATAN
Nama Pasien : “TN”, “NY”, “NN”
No. Rm :14478102
Tgl. Masuk :15 november 2020
Tgl. Pengkajian :16 november 2020
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : “TN.E”
No. Rm :14478102
Tgl. Masuk :15 november 2020
Tgl. Pengkajian :16 november 2020