Anda di halaman 1dari 22

ASKEP PNEUMONIA

Disusun oleh Kelompok 6

Elsiya Samaliwu : 22006061

Delviani Peruge : 22006015

Wulan Sari : 22006063

Aladhin : 22006023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020 – 2021


LAPORAN PENDAHULUAN

(PNEUMONIA)

I. KONSEP MEDIS

A. DEFINISI

Pneumonia merupakan suatu kondisi penyakit yang disebabkan oleh infeksi


atau peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru, lebih tepatnya peradangan itu terjadi
pada kantung udara (alveolus, jamak: alveoli). Infeksi tersebut dapat terjadi akibat berbagai
bakteri, virus, dan jamur yang menyerang organ paru-paru dan menyebabkan paru-paru
penuh dengan air atau lendir.

Pada kasus pneumonia, kantung udara akan terisi cairan atau nanah sehingga
menyebabkan sesak nafas, batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Kondisi ini dapat dialami siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.

Selain itu, penyakit pneumonia akan lebih mudah terjadi pada orang yang memiliki
kebiasaan merokok, penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi, atau
menderita penyakit tertentu seperti asma, diabtes, gagal jantung, hingga HIV/AIDS.

B. ETIOLOGI

Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam


etiologi seperti:

a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.

b. Virus: virus influenza, dll

c. Micoplasma pneumonia

d. Jamur: candida albicans

e. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)

C. KLASIFIKASI

Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi berdasarkan anatomi dan


etiologis dan berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia :

a. Pembagian anatomis

1) Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu atau lebih lobus
paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai pneumonial bilateral atau ganda.

2) Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang


tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsulidasi dalam lobus yang
berada didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis.

3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di dalam dinding


alveolar (interstinium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.

b. Pembagian etiologis

1) Bacteria: Diploccocus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolytikus,


streptococcus aureus, Hemophilus infuinzae, Bacilus Friedlander,
Mycobacteriumtuberculosis.

2) Virus: Respiratory Syncytial Virus, Virus Infuinza, Adenovirus.

3) Jamur: Hitoplasma Capsulatum, Cryptococus Neuroformans, Blastornyces Dermatitides

4) Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,benda asing

5) Pneumonia Hipostatik

6) Sindrom Loeffler

c. Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia:

1) Usia 2 bulan – 5 tahun - Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas
yang dilihat dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah. - Pneumonia, ditandai secar
aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia 2 bulan – 1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit
atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih. - Bukan pneumonia, ditandai secara
klinis oleh batuk pilek biasa dapat disertai dengan demam, tetapi tanpa terikan dinding dada
bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat.

2) Usia 0 – 2 bulan - Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih. - Bukan pneumonia, bila tidak ada
tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.

D. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi pneumonia komunitas atau community-acquired pneumonia (CAP)


melibatkan peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
dan parasit). Proliferasi mikroba patogen pada alveolus dan respon imun tubuh terhadap
proliferasi tersebut menyebabkan peradangan. Mikroorganisme masuk ke saluran napas
bagian bawah melalui beberapa cara, yaitu secara aspirasi dari orofaring, inhalasi droplet,
penyebaran melalui pembuluh darah, serta penyebaran dari pleura dan ruang mediastinum.

Dalam keadaan normal, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme pada paru karena
mekanisme pertahanan tubuh. Mekanisme pertahanan saluran napas dan paru antara lain:
Pertahanan mekanis oleh bulu hidung dan konka untuk menyaring partikel besar agar tidak
mencapai saluran napas bawah refleks muntah dan batuk untuk mencegah aspirasi Struktur
trakeobronkial yang bercabang-cabang untuk menjebak mikroorganisme yang kemudian akan
dibersihkan oleh mukosiliar dan faktor antibakteri yang membunuh patogen yang berhasil
masuk Flora normal yang menghalangi pertumbuhan bakteri yang virulensinya lebih kuat
Mikroorganisme yang berhasil lolos dan mencapai alveolus akan disingkirkan oleh makrofag
alveolar atau sel Langhans.

Makrofag alveolar selanjutnya memicu respon inflamasi untuk membantu proses


pertahanan tubuh Bila kapasitas makrofag alveolar tidak cukup untuk mengeliminasi patogen,
maka dapat terjadi kaskade yang menyebabkan gejala-gejala klinis pneumonia, yaitu:
Proliferasi patogen memicu respon imun tubuh Pelepasan mediator inflamasi seperti IL-1 dan
TNF (tumor necrosis factor) memicu terjadinya demam. Kemokin seperti IL-8 dan GSF
(granulocyte colony-stimulating factor) merangsang pelepasan neutrofil dan memanggil
leukosit lebih banyak menuju jaringan paru.

Pada pneumonia bakterial, infeksi umumnya berawal di trakea yang kemudian


mencapai parenkim paru. Selain itu, infeksi juga dapat berasal dari bakteremia yang
kemudian menjalar ke parenkim paru. Sedangkan pada pneumonia viral, awal infeksi adalah
infeksi di sepanjang jalan napas yang disertai lesi pada epitel saluran napas. Akibat infeksi,
baik bakteri maupun viral, terjadi obstruksi akibat pembengkakan, sekresi, dan debris selular.
Pada anak-anak terutama bayi, anatomi saluran napas yang lebih kecil menyebabkan lebih
rentan mengalami infeksi yang berat. Obstruksi jalan napas dapat berujung hipoksemia akibat
atelektasis, edema interstisial, dan ketidak seimbangan ventilasi-perfusi. 

E. MANIFESTASI KLINIK

Gambaran klinis pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia anak, respon
sitemik anak terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat keterlibatan paru, dan obstruksi jalan
napas. Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan
batuk disertai penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon, 2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui udara,
aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran
paru-paru meradang dan berlobang.

Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis.
Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan
bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu
juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat
(konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan
penurunan 8 rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi
menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia.

Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan pola tidur,
pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.

F. KOMPLIKASI

Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak


dengan pneumonia adalah:
a. Pleurisi
b. Atelektasis
c. Empiema
d. Abses paru
e. Edema pulmonary
f. Infeksi super perikarditis
g. Meningitis
h. Arthritis
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara


lain:
a. Manajemen Umum
1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.
2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3) Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti; pasien harus
didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan kemampuan
ventilator.
4) Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk mempertahankan
hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G untuk infeksi
pneumonia staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi pneumonia virus.
Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.

I. PENCEGAHAN

Menjalani vaksinasi: vaksin merupakan satu di antara langkah untuk menghindari


pneumonia. Gunakan vaksin pneumonia sesuai dengan usia karena vaksin pneumonia untuk
orang dewasa berbeda dengan anak-anak.

Mempertahankan sistem kekebalan tubuh: Cara mencegah pneumonia ini bisa


dilakukan dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti cukup beristirahat, mengonsumsi
makanan bergizi, dan rutin berolahraga.
Menjaga kebersihan:Kebersihan yang selalu terjaga dapat menghindarkan seseorang
dari serangan berbagai penyebab penyakit. Contoh sederhana yang bisa dilakukan adalah
sering mencuci tangan agar terhindar dari penyebaran virus atau bakteri penyebab
pneumonia.

Menghindari kebiasaan buruk:Merokok merupakan satu di antara kebiasaan buruk.


Asap rokok dapat merusak paru-paru sehingga paru-paru lebih mudah mengalami
infeksi.Selain merokok, mengonsumsi minuman beralkohol juga mampu menurunkan daya
tahan paru-paru, sehingga rentan terkena beberapa komplikasi

II. KONSEP KEPERAWATAN


A. KONSEP KEPERAWATAN
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
GEJALA : kelemahan, kelelahan, insomnia
2. SIRKULASI
GEJALA : riwayat gagal jantung kronis
3. ELIMINASI
GEJALA : kencing berlebihan
TANDA : BAK lebih dari 5x dalam 1 jam
4. MAKANAN/CAIRAN
GEJALA : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM
5. NYERI/KENYAMANAN
GEJALA : sakit kepala nyeri dada meningkat dan batuk myalgia, atralgia
TANDA :
6. KEAMANAN
GEJALA : riwayat gangguan sistem imun, demam
TANDA : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin
pada kasus rubeda / varisela
7. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
GEJALA : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningktan produksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolar-kapiler (efek
inflamasi)
3. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pertukaran gas sekunder
4. Cemas b/d kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
5. Resiko tinggi penyebaran infeksi
6. Peningkatan suhu tubuh
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji frekuensi / kedalaman pernapasan dan gerakan dada.Rasionalnya adalah
Takipnea,pernapasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru
2. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas. Rasionalnya adalah
Manifestasi distress pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan
paru dan status kesehatan umum.
3. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas b/d gangguan pertukaran gas
sekunder. Rasionalnya adalah menetapkan kemampuan / kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
4. Kaji fungsi normal paru.Rasionalisasinya adalah untuk mengetahui gangguan
pada paru
5. Pantau TTV
6. Obeservasi suhu tubuh (4 jam)

D. PENYIMPANAN KDM (PNEUMONIA)

Masuk melalui jalan napas,Menempel pada brochiolus dan alveoli,Infeksi pada


bronchiolus dan alveoli,Merangsang pengeluaran zat kimia bakteri masuk kedalam darah
melepaskan toksin,(histamin,bradikinin,prostaglandin) lipoproteisakarida(zat pirogen),edema
saluran napas difagositosis oleh leukosit darah,macropag, jaringan,limposit bergranula
obtruksi saluran napas melepaskan zat interleukin-1 (pirogen leukosit) P sel point dikecairan
tubuh hipotalamus Bersihan jalan napas tidak efektif.

Gangguan ventilasi peningkatan frekuensi napas Demam Penurunan O2 keparu-paru


perangsangan pusat tidur hipertemia P suhu tubuh O2 kejaringan menurun sulit tidur
Evaporasi Metabolisme me berlebihan Gangguan Perfusi Jaringan ancaman terhadap diri
Asupan nutrisi hilangnya Metaboliosme sel menurun intoleransi tidak adekuat tidak adekuat
cairan tubuh.
Pembentukan ATP menurun Kurang pengetahuan Gangguan nutrisi Kekurangan Kurang dari
kebutuhan Volume Tubuh Cairan Kelelahan misinterprestasi.Intoleransi aktivitas Ansietas
VIRUS,BAKTERI,JAMUR,ASPIRASI.

E. DAFTAR PUSTAKA (DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI YANG DI


AMBIL MULAI TAHUN 2010 KE ATAS ATAU 3 TAHUN TERAKHIR.

Anwar A. 2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 8 No 8. Brunner &


Suddarth.2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1. Jakarta:EGC Bulechek,dkk.
2013. Nursing Intervention Classification Edisi 6.Elsevier

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan,
Salemba Medika, Jakarta. Riskesdas, 2018.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.

Diunduh dari http://www.docstoc.com/docs/19707850/Laporan-Hasil-Riset KesehatanDasar-


(RISKESDAS)-Nasional-2018 Teery & Sharon. 2013.

Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).


Underwood, J. 2002. Patologi dan Sistematik vol 2ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
(EGC).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUAN “ E ”
DENGAN DIAGNOSA MEDIK (PNEUMONIA)

Disusun oleh Kelompok 6

Elsiya Samaliwu : 22006061

Delviani Peruge : 22006015

Wulan Sari : 22006063

Aladhin : 22006023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020 – 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “TN.E”


DENGAN DIAGNOSA MEDIK (PENYAKIT YANG DIAMBIL)

A. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Edison Mbeki
Umur :65
Alamat :Ds.waraa
Pendidikan :SMK
Agama :Kristen
Status :Menikah
Suku :Mori
Pekerjaan :Petani
Tgl.Msk/Jam Masuk :15 november 2020
Tgl./Jam Pengkajian :08:20
Ruang rawat :Ruang Melati
No. Rekam Medik :14478102
Sumber Informasi :Keluarga pasien
Diagnosa Medik :dyspnea dengan CHF pneumonia

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. KELUHAN UTAMA :Pasien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak
2. RIWAYAT KELUHAN UTAMA :Pada jam 8:20 pasien masuk ruangan
UGD dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak.
C. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Klien mengatakan pernah/tidak mengalami/menderita penyakit yang di
derita saat ini :Pernah
2. Klien ada Riwayat alergi/tidak :Tidak
3. Klien ada kebiasaan merokok/tidak :Tidak
4. Klien ada kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan/tidak :Tidak
D. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Hal yang dipikirkan saat ini : Pasien mengatakan bisa menerima
penyakitnya walaupun terkadang merasa cemas
b. Harapan setelah menjalani keperawatan : Pasien mengatakan
mempunyai keinginan untuk sembuh
c. Peruabahan yang dirasakan setelah sakit : Pasien merasa minder dan
sedikit menarik diri dari masyarakat karena penyakit yang dideritanya
d. Suasana hati : pasien merasa sedih dan cemas
2. Hubungan komunikasi : Baik
3. Pertahanan koping
a. Pengambil keputusan : Pasien
b. Perasaan pasien akan dirinya : Pasien merasa cemas dan minder
c. Yang dilakukan pasien jika merasa stress adalah : Mengurung diri
dikamar
4. Hal yang dilakukan perawat selama ini : Memberikan pelayanan yang
baik kepada pasien
5. System nilai kepercayaan/kegiatan keagamaan
a. Ketaatan beribadah : Pasien mengatakan selalu mengikuti obada
b. Dorongan keluarga klien : Pasien mengatakan bahwa keluarga
mendorong untuk selalu semangat
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : compos mentis
Tanda – tanda vital : TD, NADI, SUHU, PERNAPASAN
TD:120/80 mmHg
NADI:88 kali/menit
SUHU:36,7 derajat
1. Pengkajian (INSPEKSI : Melihat , PALPASI: Meraba, PERKUSI :
Mengetuk, AUSKULTASI : Kepala : bentuk kepala mesocepal
Inspeksi : warna rambut, penyebaran, mudah rontok, kebersihan
rambut.
Palpasi : adanya nyeri tekan , adanya benjolan.
2. Mata (inspeksi & palpasi)
Inspeksi : bentuk mata, fungsi penglihatan, Gerakan posisi mata, pupil,
konjungtiva, visus, sclera.
Palpasi : ada nyeri tekan, adanya benjolan/massa.
3. Hidung (inspeksi & palpasi)
Inspeksi : penciuman, bentuk & posisi hidung, ada secret/tidak
Palpasi : ada nyeri tekan, adanya benjolan/massa.
4. Mulut (inspeksi & palpasi)
Inspeksi : keadaan gigi, gusi, karang gigi, lidah, bibir.
Palpasi : ada nyeri tekan, adanya benjolan/massa.
5. Thorax/dada : (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Inspeksi: pernapasan cepat,frekuensi pernapasan 24,pengembangan
dada sejajar,simetris,penggunaan otot bantu pernapasan:dyspnea
Palpasi: taktil (getaran),raba kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor dari clavikula (batas atas)-,ICS 5 (batas bawah) (paru
paru dextra), sonor dari clavicula (batasa atas)-ICS 3 (batas bawah)
(paru-paru sinistra)
Auskultasi: terdengar ronki/cracles(seperti suara gesekan rambut)
6. Jantung : (palpasi, perkusi, auskultasi)
Palpasi: ictus cordis teraba 2 cm dari md clavikula sinistra
Perkusi:
- bunyi pekak ICS 2 parasternum dextra (batas atas),ICS 3,4
parasternal (batas bawah)- jantung kanan
- bunyi pekak ICS 2 sinistra (batas atas),ICS 6-jantung kiri ( jantung
melebar)
Auskultasi:
-BJ 1 terdengar di ICS 5 Sinitra dan ICS 3 sinistra parasternum
-BJ 2 terdengar di ICS 2 baik sinistra maupun dextra,suara 1-2
reguler,lemah
7. Abdomen : (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Inspeksi: abdomen kanan sama dengan kiri
Palpasi: hepar tidak teraba
Perkusi: bunyi tympani
Auskultasi: peristaltic usus 12 kali/menit
8. Genitalia : (inspeksi & palpasi)
Inspeksi:Tidak ada penyakit kelamin
Palpasi:Tidak ada nyeri

F. FUNGSI PERSYARAFAN
a. Fungsi cerebral
1. Status mental yang dialami klien :baik
b. Fungsi cerebellum
Eye :4
Motorik :6
Verbal : 5
c. Fungsi saraf cranial
Nervus 1 sampai nervus 12
1).Nervus 1:Pasien dapat membedakan bau yang dirasakan
2).Nervus II:Pasien dapat melihat dengan jelas
3).Nervus III,IV,VI: Pasien dapat menggerakan konjungtiva, refleks pupil
dan inspeksi kelopak mata
4).Nervus V:Pasien dapat menggerakan rahang kesemua sisi, pasien
memejamkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi. menyentuh
permukaan kornea dengan kapas.
5).Nervus VII: pasien dapat senyum, bersiul, mengngkat alis mata,
menutup kelopak mata dengan tahanan, menjulurkan lida untuk
membedakan gula dan garam
6).Nervus VIII:pendengaran normal.Keseimbangan tidak dapat
diidentifikasi
7).Nervus IX:Pasien dapat membedakan rasa manis dan asam
8).Nervus X: Pasien dapat menyentuh faring posterior, pasien menelan
saliva, disuruh mengucap ah…
9).Nervus XI: Pasien dapat menggerakan bahu dan lakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut.
10).Nervus XII:  pasien dapat menjulurkan lidah dan menggerakan dari
sisi ke sisi.

d. Fungsi refleks
Bisep :positif
Trisep :positif
Patella :
Babinsky :positif
e. Fungsi sensorik
Mengikuti perintah/tidak :mengikuti perintah
f. Fungsi motoric
Massa otot :normal
Tonus otot :Menurun
Kekuatan otot :normal

G. KEBUTUHAN NUTRISI

No Nutrisi Sebelum sakit Setelah sakit


.
1. Kebiasaan Pasien mengatakan Pasien mengatakan
Pola makan 3 kali sehari,habis pasien
Frekuensi makan satu porsi denga mendapatkan diet
Menu makanan mnenu nasi,lauk tinggi protein
Porsi makanan dan sayur.Minum rendah kalori dari
Kebiasaan minum kurang lebih Rumah sakit.Pasien
Makanan pantangan 1000ml/hari.Pasien mengatakan nafsu
mengatakan tidak makan berkurang
mempunyai alergi darai
selama sakit. sebelumnya.Minum
kurang lebih
600ml/jam

H. POLA ELIMINASI
No Eliminasi Sebelum sakit Selama sakit
.
1. BAB Pasien Pasien
Kebiasaan mengatakan mengatakan
Frekuensi BAB 1kali/hari selama dirumah
Konsistensi dipagi hari sakit susah
Warna dengan BAB,sudah 2
Perubahan selama sakit konsistensi hari pasien tidak
berwarna coklat merasa ingin
dan bau khas BAB
feses.
2. BAK Tidak ada BAK kurang
Frekuensi masalah pada lebih 5-6kali/hari
Konsistensi BAK 4-5 dengan
Warna kali/hari warna konsistensi cair
Volume : cc kuning warna kuning
Perubahan selama sakit jernih,bau khas jernih dan bau
urine khas urine

I. ISTIRAHAT/TIDUR

No Istirahat/tidur Sebelum sakit Setelah sakit


.
1. Kebiasaan Pasien Pasien
mengatakan
Tidur malam jam mengatakan
susah untuk tidur
Tidur siang jam sebelum sakit siang dan malam
Klien dapat tidur nyenyak tidur kurang
lebih 7-8
jam/hari.Pasien
mengatakan
tidak pernah
tidur siang

J. OLAHRAGA DAN AKTIVITAS


No Olahraga dan aktivitas Sebelum sakit Setelah sakit
.
1. Kebiasaan Pasien Pasien
beraktivitas mengatakan sesak
sehari hari dan nafas bila
memenuhi ADL digunakan untuk
secara mandiri beraktivitas

K. HYGIENE

No Hygiene Sebelum sakit Setelah sakit


.
1. Kebiasaan Pasien Pasien
Mandi mengatakan mengatakan
Sikat gigi mandi 2kali hanya mandi tiga
Cuci rambut sehari,sikat gigi kali dalam
Gunting kuku secara teratur seminggu sikat
dan mengunting gigi teratur dan
kuku 2 kali menggunting
dalam seminggu kuku 23 kali
dalam seminggu

L. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
WBC : 7,8. 10³/mm³ (3,5.10³/mm³-100.10³/mm³)
RBC : 5,3. 10³/mm³ (3,80.10³/mm³-5,0)0.10³/mm³)
HGB : 11,6 g/dl (11,0 g/dl-16,5 g/dl)
HCT: 33,3 L% (35,0L%- 50,0 L%)
PLT ; 220.10³/mm³ (150.10³/mm³-450.10³/mm³)
PCT : 180% (100&-500%)

MCV: 65 L m³ (80 L m³-97 L m³)


MCH : 22,5 L pg (26,5 Lpg- 33,5 Lpg)
\ MCHC :34.7 g/dl (31,5 g/dl-35,0 g/dl)
RDW : 14,1 % (10,0%- 18,0%)
MPV : 8,2 m³ (6,5 m³-11,0 m³)
PDW : 15,1 % (10,0&-18,0%)
WBC Flags :1

Differensial
% LYM : 12,1 L% (17,0 L%-48,0 L%)
% MON : 1,6 L% (4,0 L%-10,0 L%)
%GRA : 86,3 H% (43,0 H%-76,0 H%)
% LYM : 0,9 L 10³/mm³ (1,2 L 10³/mm³-3,2 L10³/mm³)
%MON : 0,1 L 10³/mm³ (0,3 L 10³/mm³-0,8 L10³/mm³)
%GRA : 6,8.10³/mm³ (1,2. 10³/mm³- 6,8.10³/mm³)
LED :4/

M.GENOGRAM
Keterangan :

: laki – laki : garis perkawinan

: perempuan ---------- : garis serumah

? : umur tdk diketahui : garis keturunan

X : Meninggal

: klien

ANALISA DATA
Nama Pasien : “TN.E”
No. Rm Pasien :14478102
Tgl. Masuk :15 november2020
Tgl. Pengkajian :16 november 2020

Data Etiologi Masalah


DS: Pasien mengatakan Sekresi mucus Ketidakefektifan
sesak nafas dan batuk kebersihan jalan napas
berdahak,tetapi dahak sulit
keluar

DO:RR:24kali/menit Gangguan pertukaran gas Perubahan membran


Terdengar suara ronkhi alveolar-kapiler (efek
Tampak ada secret inflamasi)
dilubang hidung
Terpasang O2 nasal kanul 3
lite/menit
Leukosit:16.790 H/ul

DS:Pasien mengatakan
sesak nafas ,lemas sekali
dan pusing
DO:Pernapasan
cepat,pengembangan dada
sejajar,simetris,penggunaan
otot bantu pernapasan
Dyspnea:
Kesadaran:compos metis
Tekanan
darah:150/90mmHg
Respirasi:24kali per menit
Konjungtiva anemis,sclera
mata ikterik
Leukosit:16.790H/ul

INTERVENSI K EPERAWATAN
Nama Pasien : “TN”, “NY”, “NN”
No. Rm :14478102
Tgl. Masuk :15 november 2020
Tgl. Pengkajian :16 november 2020

No. Diagnose Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan a.kaji a.Takipnea
napas tidak tindakan frekuensi/kedala pernapasan
efektif b/d keperawatan man pernapasan dangkal, dan
peningkatan selama 3 kali 24 dengarkan dada gerakan dada tak
produksi sputum jam diharapkan b.Auskultasi simetris sering
bersihan jalan area paru,catat terjadi karena
napas menjadi area ketidaknyamanan
efektif. penurunan /taka gerakan dinding
a.jalan nafas bersih ada aliran udara dada dan atau
b.tak ada dyspnea dan bunyi napas cairan paru
c.tida k sianosis adventisius b.Penurunann
,mis:krekels aliran udara terjadi
mengi pada area
konsolidasi dengan
cairan.Buyi napas
bronkial (normal
pada bronkus)
dapat juga terjadi
pada area
konsolidasi.Krekels
.ronki,mengi
terdengar inspirasi
dan atau ekspirasi
pada respons
terhadap
pengumpulan
cairan,secret
kental,dan spasme
jalan
napas/obstruksi
2. Gangguan Setelah dilakukan a.Kaji a.Manifestasi
pertukaran gas tindakan selama frekuensi,kedala distress pernapasan
b/d perubahan 3kali24 jam man,dan tergantung pada
membran diharapkan dapat kemudahan indikasi derajat
alveolar –kapiler menunjukan bernapas keterlibatan paru
(efek inflamasi) perbaikan b.Obeservasi dan status
ventilasi,dengan warna kesehatan umum.
kritera hasil: kulit,membran b.Sianosis kuku
a.Oksigenasi mukosa dan menunjukan
jaringan dengan kuku,catat vovokontriksi atau
GDA dalam adanya sianosis respon tubuh
rentang normal perifer,(kuku) terhadap
b.Tak ada gejala atau sianosis demam/menggigil.
distress pernapasan sentral Namun sianosis
(sirkumoral) daunt
telinga,membrane
mukosa,dan kulit
sekitar mulut
menunjukan
hipoksemia
sitemik.
3. Inteloransi Setelah dilakukan a.Evaluasi a.Menetapkan
aktivitas b/d tindakan respons pasien kemampuan/kebutu
gangguan keperawatan terhadap han pasien dan
pertukaran gas selama 3kali24 aktivitas. Catat memudahkan
sekunder jam diharapkan peningkatan pilihan intervensi
dapat menunjukan kelemahan/kelel b.Menurunkan stres
peningkatan ahan dan dan rangsangan
toleransi terhadap perubahan tanda berlebihan,meningk
aktivitas,dengan vital selama dan atkan istirahat
kriteria hasil: setelah aktivitas.
a.Tak ada dyspnea b.Berikan
b.Tak ada lingkungan
kelemahan tenang dan
berlebih batasi
c.Tanda vital pengunjung
dalam rentang serlama fase
normal akutt sesuai
indikasi.Dorong
penggunaan
manajemen
stress dan
pengalih yang
tepat

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : “TN.E”
No. Rm :14478102
Tgl. Masuk :15 november 2020
Tgl. Pengkajian :16 november 2020

Tgl. Diagnose Jam Implementasi SOAP


keperawatan
16/11/2020 Pasien 09:10 a.Mengobservasi S :Pasien
mengatakan keadaan umum pasien mengatakan
sesak nafas dan b.Mengobservasi masih sesak nafas
batuk kecepatan,irama,adanya O :terdapat
berdahak,tetapi pernapasan cuping dahak ,terdengar
dahak sulit hidung,penggunaan bunyi ronchi pada
keluar otot bantu napas. paru kanan lobus
c.Auskultasi adanya bawah,pernapasan
suara napas 65x/menit.
d.Melakukan fisioterapi A :masalah belum
dada dan melayani teratasi
terapi nebulizer pada P :Intervensi
pukul 11:00 dilakukan
16/11/2020 Gangguan 9:15 a.Mengobservasi S :Pasien
pertukaran gas keadaan umum pasien mengatakan
b/d perubahan b.Mengobservasi sesak nafas
membran adanya bunyi napas O :Pasien tampak
alveolar – tambahan sesak
kapiler (efek c.Mengatur posisi A : Masih belum
inflamasi) pasien teratasi
d.Melayani injeksi P:Inetrvensi
dexamethasone dilanjutkan
16/11/2020 Inteloransi 9:20 a.Mengobservasi S :Pasien
aktivitas b/d keadaan umum pasien mengatakan
gangguan b.Mengobservasi TTV masih sesak napas
pertukaran gas pasienn O :Pasien tampak
sekunder c.Melayani nebulazi sesak
dengan Nacl A :Masalah
belum teratasi
P :Lanjutkan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai