Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

“UNSUR-UNSUR DAN IMPLEMENTASI AKUNTASI LINGKUNGAN”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

ERMA FITRI 105731116819

RISKA AMALIA 105731115819

FAJRUL FALAAKH 105731119619

PUTRI AYULIA PRATIWI 105731116919

ISRA ANGGI AYU LESTARI 105731117219

AKUNTANSI 19E

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah AWT dimana atas berkat-

nya dan hidayah-nya kami selaku penulis dan penyusun Makalah tentang Unsur-

unsur dan implementasi akuntansi lingkungan ini dapat bekerja dengan baik.

Makalah ini kami selesaikan atas dasar tugas yang diberikan kepada kami

selaku dosen Akuntansi Sosial dan Lingkungan. Dalam makalah ini terdapat banyak

kesalahan-kesalahan baik itu dalam hal pengetikan, penyusunan makalah yang

kurang sempurna, kami selaku penulis dan penyusun makalah ini meminta maaf

dan kami membutuhkan saran dan kritik yang membangung guna memperbaiki

makalah yang kurang sempurna ini. Kami selaku penulis dan penyusun makal ini

mengucapkan terima kasih.


DAFTAR IS

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...........................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................5

C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7

A. BIAYA LINGKUNGAN......................................................................7

B. KEUNTUNGAN KONSERVASI LINGKUNGAN...........................8

C. KEUNTUNGAN EKONOMI DARI KEGIATAN KONSERVASI

LINGKUNGAN ...................................................................................9

D. TUJUAN AKUNTANSI SOSIAL LINGKUNGAN.........................11

E. PENGUKURA AKUNTANSI SOSIAL DAN

LINGKUNGAN..................................................................................12

F. PELAPORAN, PENGUNGKAPAN AKUNTANSI SOSIAL DAN

LINGKUNGAN .................................................................................13

G. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI

LINGKUNGAN ................................................................................15
BAB III PENUTUP...............................................................................................19

KESIMPULAN.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada mulanya akuntansi diartikan hanya sekedar sebagai

prosedur pemrosesan data keuangan. Pengertian ini dapat ditemukan dalam

AccountingTerminology Bulletin yang diterbitkan oleh AICPA (American

Institute ofCertified Public Accounting). Dalam Accounting Terminology

Bulettin no.1 dinyatakan sebagai berikut “Accounting is the art of recording,

classifying and summarizing in a significant manner and in the term of money,

transaction andevent which are and part, at least of finantial character and

interpreting theresult there of.” (AICPA, 2000)

Dalam akuntansi secara umum yang terjadi adalah pengukuran

dan pencatatan terhadap dampak yang timbul dari hubungan antara perusahaan

dengan pelanggan atau konsumen produk namun dalam akuntansi lingkungan

lebih cenderung menyoroti masalah aspek sosial atau dampak dari

kegiatansecara teknis, misalnya pada saat penggunaan alat atau bahan baku

perusahaanyang kemudian akan menghasilkan limbah produksi yang

berbahaya. Bidang ini amat pemting sebab khususnya di indonesia saat ini

terlalu banyak perusahaan baik badan usaha milik negara maupun swasta yang

dalam pelaksanaan operasi usaha ini menimbulkan kerusakan ekosistem karena

adanya limbah produksi perusahaan yang tentu memerlukan alokasi biaya

penanganan khusus untuk hal itu.


Bidang ini amat penting sebab khususnya di Indonesia saat ini terlalu

banyak perusahaan baik badan usaha milik negara maupun swasta yang dalam

pelaksanaan operasi usaha ini menimbulkan kerusakan ekosistem karena pada

perkembangannya, akuntansi tidak hanya sebatas proses tanggung jawab

keuangan juga mulai merambah kewilaya pertanggung jawaban sosial

lingkungan sebagai ilmu akuntansi yang relatif baru. Akuntansi lingkungan

menunjukkan biaya riil input dan proses bisnis serta memastikan adanya

efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakanuntuk mengukur biaya kualitas

dan jasa. Tujuan utamanya adalah dipatuhinya perundangan perlindungan

lingkungan untuk menemukan efisiens yang mengurangi dampak dan biaya

lingkungan.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Biaya lingkungan?

2. Apa keuntungan konservasi lingkungan?

3. Apa keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan?

4. Apa tujuan akuntansi sosial lingkungan?

5. Bagaimana pengukuran akuntansi sosial dan lingkungan?

6. Bagaimana pelaporan, pengungkapan akuntansi sosial dan lingkungan?

7. Baimana penyusunan standar akuntansi sosial?


C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan biaya lingkungan

2. Untuk mengetahui keuntungan dalam konservasi lingkungan

3. Untuk mengetahui keuntungan yang di peroleh dari kegiatan konservasi

lingkungan

4. Untuk mengetahui tujuan akuntansi sosial

5. Untuk mengetahui pengukuran akuntansi sosial dan lingkungan

6. Untuk mengetahui pelaporan, pengungkapan akuntansi sosial dan

lingkungan

7. Untuk mengetahui cara penyusunan standar akuntansi sosial


BAB II

PEMBAHASAN

A. BIAYA LINGKUNGAN

Hasen dan Mowen (2007) menyatakan biaya lingkungan adalah biaya-biaya

yang terjadi kerena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau kerena kualitas

lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Maka, biaya lingkungan berhubungan

dengan kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan.

Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat

kategori yaitu:

a) Biaya pencegahan (prevention costs)

Biaya-biaya aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya

limbah atau sampah yang dapat merusak lingkungan

b) Biaya deteksi (detection costs)

Biaya-biaya aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk,

proses, dan aktivitas lain diperusahaan telah memenuhi standar

lingkungan yang berlaku atau tidak.

c) Biaya kegagalan internal (internal failure costs)

Biaya-biaya aktivitas yang dilakukan kerena diproduksinya limpah dan

sampah, tetapi tidak dibuang kelingkungan liar.

d) Biaya kegagalan eksternal (external failure costs)

Biaya-biaya aktivitas yang dilakukan setelah melepas limpah atau

sampah kelingkungan.
B. KEUNTUNGAN KONSERVASI LINGKUNGAN Konservasi adalah

pelestarian atau pemberian perlindungan. Secara harfiah, konservasi

bermula dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian

ataupun perlindungan. Dimana Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian

lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan

pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap

komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan

datang. Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia

untuk dapat melestarikan alam.

Berikut adalah manfaat konservasi Alam yaitu:

a) Menjaga Sumber Air

Jika kita melakukan konservasi di daerah tangkapan hujan, seperti

pegunungan, kita bisa menjaga sumber air. Daerah tangkapan hujan

merupakan kawasan yang harus selalu dijaga agar tetap hijau sehingga

sumber air tetap tersedia. Salah satu jenis konservasi yang bisa dilakukan

adalah reboisasi.

b) Pelestarian Flora dan Fauna

Sudah jelas sekali manfaat yang satu ini. Konservasi alam akan memberikan

manfaat terhadap lestarinya tumbuhan-tumbuhan. Tak hanya itu, dengan

konservasi kita juga bisa melestarikan fauna ataupun satwa langka. Dewasa

ini banyak sekali satwa langka yang jadi bahan pemburuan pihak tidak

bertanggung jawab. Sehingga populasinya semakin menurun. Untuk itu

konservasi satwa langka harus lebih digalakan.


c) Membuka Lapangan Pekerjaan

Tidak pernah terbayangkan jika dengan menggalakan konservasi akan

membuka lapangan pekerjaan. Pelestarian sumberdaya alam membutuhkan

partisipasi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah.

d) Meningkatkan Keragaman Konservasi

Dengan melakukan berbagai macam konservasi, maka kita dapat

meningkatkan keragaman konservasi itu sendiri. Namun, kita harus tetap

menjaga konservasi yang lain. Tidak perlu kita merusak satu ragam

konservasi hanya untuk melakukan konservasi lainnya.

e) Meningkatkan Produksi sumber makanan

Tak hanya bermanfaat untuk melestarikan flora dan fauna yang telah punah.

Dengan adanya konservasi, kita juga bisa mengimbangi bahan pangan

dengan laju pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk semakin

meningkatnamun swasembada pangan mulai tidak teratur. Untuk itu

konservasi alam akan membantu kita mempertahankan swasembada

pangan.

C. KEUNTUNGAN EKONOMI DARI KEGIATAN KONSERVASI

LINGKUNGAN

Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan menjelaskan

bahwa keuntungan yang diperoleh atas laba perusahaan sebagai suatu hasil dari

kemajuan. Biaya kinservasi lingkungan merupakan biaya yang dipikul oleh


perusahaan dan organisasi lainnya untuk melakukan kegiatan konservasi

lingkungan. Biaya-biaya tersebut bukan merupakan biaya yang dibebankan ke

dalam bentuk pemulihan kesehatan atau pencegahan polusi lingkungan,

pencemaran udara sebagai suatu keseluruhan hasil dari kegiatan bisnis

perusahaan maupun organisasi lainnya.

Keuntungan ekonomi berhubungan dengan kegiatan konservasi lingkungan

diukur dengan satuan rupiah merupakan keuntungan terhadap laba perusahaan

sebagai suatu hasil dari kemajuan kegiatan konservasi lingkungan.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika melakukan konservasi

lingkungan berasal dari pencegahan, pengurangan dan/atau penggagalan

dampak lingkungan, memperbaiki beberapa dampak, perbaikan dilakukan

setelah bencana terjadi serta kegiatan-kegiatan lainnya yang diukur dalam unit

fisik.

Keuntungan konservasi lingkungan diukur dengan unit fisik yaitu

keuntungan diperoleh dari pencegahan, pengurangan, dan/atau penghindaran

dari dampak lingkungan, bergerak dari kenyataan, melakukan perbaikan yang

terjadi setelah bencana kegiatan lainnya.

D. TUJUAN AKUNTANSI SOSIAL LINGKUNGAN

Tujuan akuntansi lingkungan (Pramanik, el.al., 2007) antara lain adalah:

1. Mendorong pertanggung jawaban entitas dan meningkatkan transparansi

lingkungan.
2. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu

lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan

terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau penekan

(pressure group) terkait isu lingkungan.

3. Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh

dana dari kelompok dan individu hijau', seiring dengan tuntutan etis dati

investor yang semakin meningkat.

4. Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian

membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif

dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan.

5. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan

hidup.

6. Mencegah opini negatil publik mengingat perusahaan yang berusaha pada

area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima

tentangan dari masyarakat

E. PENGUKURAN AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Dalampertukaran yang terjadi antara perusahaan dan lingkungan sosialnya

terdapat dua dampak yang timbul, yaitu dampak positif dan dampak negatif.

Masalah yang timbul adalah bagaimana mengukur kedua dampak tersebut

sebagai social cost dan social benefit. Ansry Zulfikar (1997) memberikan

beberapa teknik pengukuran yang dapat digunakan yaitu:


1. Penilaian pengganti

Jika nilai dari sesuatu tidak dapat secara langsung ditemukan, maka kita

dapat mengestimasikannya dengan nilai suatu pengganti, yaitu sesuatu yang

kira-kira mempunyai kegunaan yang sama dengan yang sedang diukur.

Kelemahan dari cara ini adalah kemungkinan besar pengukur hal yang

salah, atau memilih suatu pengganti yang nilainya tidak sesuai dengan yang

sedang diukur.

2. Teknik Survey

Teknik ini mencakup cara-cara untuk mendapatkan informasi bagi mereka

yang dipengaruhi, yaitu kelompok masyarakat yang dirugikan atau yang

menerima manfaat. Pengumpulan informasi yang paling mudah adalah

dengan bertanya langsung kepada anggota kelompok masyarakat yang ada.

Dalam mengumpulkan informasi tersebut, ada beberapa kriteria yang

harus dipenuhi yaitu:

• responden harus mempunyai suatu pengertian yang jelas mengenai

dampak yang sedang diukur dalam dirinya,

• responden harus mampu menghubungkan dampak ini ke unit

moneter, baik secara langsung ataupun menggunakan nilai

pengganti, dan

• responden harus mau memberikan jawaban jujur.

3. Biaya perbaikan dan pencegahan Biaya biaya sosial tertentu dapat dinilai

dengan mengestimasi pengeluaran yang dilakukan untuk memperbaiki dan

mencegah kerusakan.
4. Penilaian dari penilai independen Para penilai (appraiser) yang independen

dapat berguna untuk menilai barang-barang tertentu. Hal ini analog dengan

penilaian pengganti yang dilakukan oleh ahli dari luar perusahaan.

5. Putusan pengadilan Putusan pengadilan, misalnya denda akibat suatu

dampak dari ke

6. giatan sering menunjukkan nilai sosial

F. PELAPORAN, PENGUNGKAPAN AKUNTANSI SOSIAL DAN

LINGKUNGAN

Menurut Martin Freedmen (Siegal dan Marconi, 1989), ada tiga pendekatan

dalam pelaporan kinerja sosial:

1. Pemeriksaan sosial (social audit)

Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan

lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasi-

operasi perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat suatu

daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu

auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampak-dampak

yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Laporan sosial (sosial report). Berbagai alternatif format laporan untuk

menyajikan laporan sosial telah diajukan oleh para akademis dan

praktisioner.
Pendekatan-pendekatan yang dapat oleh perusahaan untuk

melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggung jawaban sosialnya ini

dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi 4 kelompok sebagai berikut

(Henderson dan Peirson, 1998):

• Inventory approach Perusahaan mengompilasikan dan

mengungkapkan sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas-

aktivitas sosial perusahaam. Daftar ini harus memuat semua

aktivitas sosial perusaham baik yang bersifat positif maupun

yang negatif.

• Cost approach Perusahaan membuat daftar aktivitas aktivitas

sosial perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada

masing-masing aktivitas tersebut.

• Program management approach Perusahaan tidak ikut hanya

mengungkapkan aktivitasaktivitas pertanggungjawaban sosial

tetapi tujuan dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai

oldi peruistham sesua dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.

• Cosbenefitt Approach Perusahaan mengungkaikan aktivitas

yang memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dan

aktivitas tersebut. Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini

adalah adama kesulitan dalam mengukur biaya dan manfast

sosial yang diakibatkan oleh perusahaan terhadap

3. Pengungkapan sosial dalam laporan tahunan (dislosures in annual)

Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas


perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan.

Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain

laporan tahunan, laporan interim, prospektus, pengumuman kepada bursa

efek, atau melalui media massa. Contoh pengungkapan sosial dalam

prospektus untuk sebuah perusahaan yang akan goublic

G. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI LINGKUNGAN

Standar Akuntansi Lingkungan di Indonesia Akuntansi lingkungan

merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengelola transaksi keuangan yang

berhubungan dengan lingkungan. Fokus utama akuntansi lingkungan adalah

lingkungan, akuntansi lingkungan berusaha untuk mengidentifikasi, mengukur.

melaporkan biaya-biaya dan aset terkait lingkungan atau pengelolaan

lingkungan. Dil Indonesia belum ada standar khusus untuk melaksanakan

akuntansi lingkungan, akan tetapi pelaksanaan akuntansi lingkungan saat ini

menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Lingkungan (PSAK) yang

diterbitkan 1AL. Ada beberapa pernyataan dalam PSAK yang dapat dijadikan

standar akuntansi lingkungan, antara lain sebagai berikut:

1. PSAK I Penyajian Laporan Keuangan PSAK I menyebutkan bahwa

laporan mengenai lingkungan hidup dapat disajikan secara terpisah dari

laporan keuangan. PSAK No. 1 yang direvisi pada tahun 2009 diadopsi

dari IAS 1: Presentation of Financial Statement.

Menurut PSA I laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:


• laporan posisi keuangan.

• laporan laba rugi komprehensif,

• laporan perubahan ekuitas,

• laporan arus kas,

• catatan atas laporan keuangan berisi mengenai kebijakan akuntansi

dan penjelasan terkait dengan pos-pos dalam laporan keuangan,

laporan posisi keuangan komparatif, PSAK I ini dapat dijadikan

standar dalam pelaksanaan akuntansi lingkungan berupa pembuatan

laporan lingkungan hidup di luar laporan keuangan khususnya untuk

industri yang memiliki hubungan erat dengan lingkungan.

2. PSAK No. 57 yang diadopsi dari IAS 37: Provisions. Contingent

Liabilities and Contingent Assets. Menurut PSAK ini perusahaan yang

melaksanakan perbaikan lingkungan misal pemulihan lingkungan

karena limbah dapat mencatat biaya pemulihan tersebut sebagai provisi.

Provisi tersebut diukur dengan estimasi terbaik biaya pemulihan. Provisi

diakui sebagai kewajiban atas peristiwa masa lalu, misal pencemaran

lingkungan terjadi pada tahun 2011, maka provisi diakui sebagai provisi

untuk pemulihan lingkungan atas pencemaran yang terjadi pada tahun

2011. "Peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban di masa kini

disebut sebagai peristiwa mengikat. Dalam peristiwa mengikat, entitas

tidak punya pilihan lain selain menyelesaikan kewajiban tersebut, baik

karena dipaksakan oleh hukum, atau merupakan kewajiban konstruktif

Provisi dibedakan dari kewajiban lain karena dalam provisi terdapat


ketidakpastian mengenai waktu dan jumlah yang dikeluarkan di masa

depan untuk menyelesaikan provisi tersebut" (Sajiarto, 2011)

3. Exposure Draft PSAK No . 64 tepatnya paragraf 10 yang merupakan

konvergensi dari IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral

Resources, PSAK ini menimbulkan pengakuan terhadap kewajiban

akibat dari pemindahan dan restorasi yang terjadi selama. periode

tertentu sebagai konsekuensi dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya

mineral.

4. PSAK No. 25 membahas mengenai kebijakan akuntansi, perubahan

estimasi akuntansi dan kesalahan, PSAK ini diadopsi dari IAS 8:

Accounting Policies, Changes in Accounting and Errors. PSAK ini

terkait denga estimasi yang tidak dapat dikukur secara tepat.

Firoz dan Ansari dalam Sadjiarto (2011) beberapa biaya yang dapat

diestimasi terkait dengan pemulihan lingkungan sebagai berikut:

a) Provisi biaya pembersihan (cleamup costs)

b) Provisi rehabilitasi di industri pertambangan

c) Provisi klaim atas kontinjensi

d) Provisi biaya lingkungan seperti penanggulangan polusi udara,

polusi suara, gas dan limbah berbahaya.

e) Provisi pembelian peralatan untuk mengendalikan polusi.

5. PSAK No. 5 tentang Segmen Operasi, entitas perlu mengungkapkan

informasi untuk memungkinkan pengguna laporan keunangan

mengevaluasi sifat dan dampak keuangan atas aktivitas bisnis yang


melibatkan entitas dan lingkungan ekonomi tempat entitas beroperasi.

"Adanya segmen operasi yang dilaporkan berdasarkan wilayah

geografis atau negara akan menampakkan adanya perbedaan lingkungan

peraturan yang bisa saja terkait dengan regulasi di bidang lingkungan

hidup. Hal ini sinkron dengan informasi yang disyaratkan oleh GRI

yaitu informasi mengenai Negara atau wilayah yang memberikan (1)

kontribusi pendapatan minimal 5% dari total pendapatan, (ii) kontribusi

beban minimal 5% dari total pendapatan. Dalam PSAK No 5 prosentase

yang dianggap signifikan adalah 10%. PSAK No. 5 ini diadopsi dari

IFRS 8: Operating Segment" (Sadjarto, 2011)


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akuntansi berfungsi untuk memberikan informasi untuk pengambilan

keputusan dan pertangungjawaban. Selama ini, laporan keuangan hanya

difokuskan kepada kepentingan investor dan kreditor sebagai pemakai utama

laporan keuangan. Kalau diperhatikan, pemakai informasi tidak hanya pihak-

pihak tersebut. Banyak pihak lain yang juga memerlukan informasi keuangan,

yang selayaknya mendapatkan perhatian yang sama. Selama ini perusahaan

hanya menyampaikan informasi mengenai hasil operasi keuangan perusahaan

kepada pemakai, tetapi mengabaikan eksternalitas dari operasi yang

dilakukannya, misalnya polusi udara, pencemaran air, pemutusan hubungan

kerja, dan lainnya

Akuntansi lingkungan merupakan sarana untuk melaporkan operasional

suatu lembaga (negara/kota/perusahaan/organisasi) yang dikaitkan dengan

lingkungan. Tujuannya adalah memberikan informasi mengenai kinerja

operasional perusahaan yang berbasis pada perlindungan lingkungan.

Perusahaan yang hanya mementingkan profit dan tidak peduli pada lingkungan

akan terkena externalities berupa boikot dari konsumen, protes dari aktivis

lingkungan hidup, protes dari pemegang sahamnya dan mungkin dari

karyawannya sendiri. Walaupun pada kenyataannya ada beberapa perusahaan

yang merekayasa laporan keuangan supaya terlihat ikut serta dalam


perlindungan lingkungan. Pada kenyataannya perusahaan tersebut tidak

melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32928009/AKUNTANSI_LINGKUNGAN_SEBAGA
I_PERTANGGUNGJAWABAN_LINGKUNGAN_STANDAR_DAN_IM
PLEMENTASI_DI_INDONESIA

https://www.academia.edu/32928009/AKUNTANSI_LINGKUNGAN_SEBAGA
I_PERTANGGUNGJAWABAN_LINGKUNGAN_STANDAR_DAN_IM
PLEMENTASI_DI_INDONESIA

https://japanesebuginese.wordpress.com/2013/01/19/peranan-akuntansi-
lingkungan-dalam-penanggulangan-kerusakan-lingkungan-2/

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5849/3/T1_232010028_Full%20
text.pdf

https://www.academia.edu/11893174/Biaya_Lingkungan

https://dlhkotabinjai.wordpress.com/2017/06/29/pengertiantujuanmanfaat-dan-
jenis-macam-konservasi/

https://www.bernas.id/80241-akuntansi-sosial-di-perusahaan-pengertian-tujuan-
dan-perannya

Anda mungkin juga menyukai