Anda di halaman 1dari 48

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN TN. G DENGAN ASAM URAT


DI PANTI WERDHA CIPAYUNG – JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH :

NURUL ARIZNA STR, S.KEP (195140008)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu
tercurahkan kepada Rasulullah-SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata
kuliah Sistem Gerontik.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang :


Patofisiologi gangguan sistem kardiovaskular pada hipertensi, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Saya
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu,  kepada  dosen  kami  meminta  masukannya  demi  perbaikan 
pembuatan  makalah kami di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.

Jakarta , November 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHALUAN

A. Latar Belakang
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
terutama dibidang kedokteran, termasuk penemuan obat-abatan seperti
antibiotika yang mampu “melenyapkan” berbagai penyakit infeksi, berhasil
menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian,
memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga kualitas dan umur harapan hidup
meningkat. Akibatnya, jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah
banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho,2012).
Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada
500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun dan
diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju
seperti amerika serikat pertambahan orang lanjut usia diperkirakan 1000
orang per hari pada tahun1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia
di atas 50 tahun sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi
“ledakan penduduk lanjut usia” (lansia) (Padila, 2013).
Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negative,
dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya.kenyataan
mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik
dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia.
Lanjut usia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok
orang yang sakit-sakitan. Banyak pula lanjut usia yang justru berperan aktif,
tidak saja dalam keluarganya, tetpi juga dalam masyarakat sekitarnya
(Nugroho, 2012).
Permasalahan pada lansia dalam pemeliharaan kesehatan: hanya 5%
yang di urus oleh institusi, 25% dari semua resep obat-obatan adalah untuk
lanjut usia, penyakit-penyakit mungkin ganda dan kronis hampir 40%
melibatkan lebih dari satu penyakit (komplikasi sering erjadi), akiba-akibat
dari ketidakmampuan akan lebih dari satu penyakit (komplikasi sering
terjadi), akibat-akiba dari ketidakmampuan akan lebih dari satu penyakit

3
(komplikasi sering terjadi), akbat-akibat dan ketidakmampuan akan lebih
cepat terjadi apabila lanju usia lebih rendah karena proses ketuaan sehingga
seorang lanjut usia lebih mudah terkena penyakit, lanjut usia kurang tahan
terhadap tekanan mental lingkungan dan fisik, pemeliharaan kesehatan yang
buruk umumnya terjadi: kurang dari 1/3 tidak dilakukan check up kesehatan
tahunan, banyak terlihat pemeliharaan kesehatan sebagai pelayanan yang
digunakan hanya selama krisis hidup, banyak terlihat lebih dari satu orang
dokter yang melihat secara terpisah. Ketakutan-ketakutan yang dialami oleh
lanjut usia meliputi: Ketergantungan fisik dan ekonomi, sakit-sakitan yang
kronis misalnya (Arthritis 44%, hipertensi 39%, berkurangnya pendengaran
atau tuli 28%, dan penyakit jantung 27%), kesepian, kebosanan yang
disebabkan rasa tidak diperlukan (Padila,2013).
Perubahan yang wajar dalam usia lanjut dalam proses berfikir,
mengingat serta dalam proses menangkap maupun merespon sesuatu sudah
mulai mengalami penurunan secara berkala. Proses menua secara individu
mengakibatkan beberapa masalah baik masalah secara fisik, biologis, mental
maupun social ekonominya. Hal ini dapat dilihat terkait dengan masalah
kesehatan yang paling banyak dialami adalah penyakit tidak menular salah
satu diantaranya penyakit kronis, salah satu penyakit kronis yang paling
banyak menyerang pada lanjut usia adalah asam urat (Diantri dan Candra,
2013).
Menurut RISKESDES 2013 pravlensi penyakit sendi pada usia 55-64
tahun 45,05%, usia 67-74 tahun 51,9%, usia >75 tahun 54,8%. Penyakit sendi
yang sering dialami oleh golongan lanjut usia yaitu penyakit arthritis gout,
osteoritis, dan remothoid arthritis. Sedangkan dari hasil pengumpulan data
penulis di desa percut kecamatan percut sei tuan kabupaten deli serdang pada
bulan desember 2015 terdapat 1,90% penduduk yang menderita gout arthritis.
Banyak masalah yang akan terjadi pada lansia, baik dalam fisik
maupun dalam psikososialnya. Maka masalah yang akan terjadi pada lansia
harus dicegah melalui hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan seperti
latihan fisik melatih pergerakan, modifikasi lingkungan untuk mencegah
terjadinya cidera pada lansia dan melatih kebiasaan pasien.

4
Hasil pendataan jumlah lansia yang telah dilakukan pada tanggal 04
November 2019 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Mulia 1 Cipayung
Wisma Cempaka yaitu berjumlah 39 WBS. Lansia awal 46-55 tahun sekitar
orang dengan persentase %, lansia akhir 56-65 tahun sekitar orang dengan
persentase % sedangkan lansia manula sekitar orang dengan persentase %.
Berdasarkan data di atas dan untuk mengaplikasikan mata kuliah
Keperawatan Gerontik penulis melakukan pengkajian di Panti Sosial Tresna
Werdha Budhi Mulia 1 Cipayung Wisma Flamboyan. Dengan kewajiban
mengambil 1 kasus, membawa kasus resume yang dibahas dari BAB 1- BAB
5 yang penulis angkat yaitu Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gout
Arthritis Pada Opa G Wisma Flamboyan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu untuk melakuakan asuhan keperawatan gerontik
dengan gout arthritis pada Tn. G di Wisma Flamboyan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan gerontik
dengan gout arthritis pada Tn. G.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan dengan gout
arthritis pada Tn. G.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana keperawatan gerontik dengan
gout arthritis pada Tn. G.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan gerontik
dengan gout arthritis pada Tn. G.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Tn. G dengan gout
arthritis.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menurut Mutia Sari (2010) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam urat
di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam yang
berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk
turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh.

Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008)  mengatakan asam urat ialah terjadinya


penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian


metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal
asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa.

B. Penyebab
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan
hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Berat badan yang berlebih (obesitas)
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu
lama.

6
C. Tanda dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010) biasanya asam urat  mengenai sendi ibu jari, tetapi
bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan
asam urat muncul sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar asam urat dalam darah di atas
normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada
wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan  asam urat biasanya timbul secara
mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak,
kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan
persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa
serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali hanya satu
sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada
sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa
nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan apakah Anda
terkena asam urat atau tidak dengan cara mengetahui gejala-gejala asam urat.
Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1.    Kesemutan dan linu.
2.    Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3.    Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4.    Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5.    Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6.   Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
7.   Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal
serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen
hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi

7
ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing
manis) dan hipertensi.
8.  Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak sehat
seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam urat lain
seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi. Gejala asam urat
umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk pria, sedangkan pada
wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah menopause. Serangan
asam urat berupa gejala awal yang terasa pada persendian biasanya akan
berlangsung selama beberapa hari dan kemudian menghilang sampai
dengan serangan berikutnya. Gejala asam urat harus benar-benar
diwaspadai untuk menghindari serangan asam urat yang lebih parah.

Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat


ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari
lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama 24
jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam waktu 3-7
hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan menjadi
normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.

Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga


mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan
selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan
bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan
nyeri dengan berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari
tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil
lain pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah
malam. Sendi yang terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak, kulit
di atasnya terasa panas, dan persendian sulit digerakkan. Selain itu, badan
menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung
berdebar. (Silvia 2009).

8
D. Klasifikasi
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya produksi
asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.

9
Nyeri b.d inflamasi

Peningkatan produksi asam urat


E. Patofisiologi
GOUT

Alkohol, diet tinggi purin Obat-obatan

(Gout primer) (Gout sekunder)

Hipersaturasi dari urat  produksi asam urat  Kadar laktat

plasma dan cairan tubuh


Pengendapan asam urat Hambatan ekskresi asam urat oleh ginjal

Penimbunan di dalam dan sekeliling sendi

Kristalisasi asam urat

Peradangan (inflamasi) Serangan Gout Hiperurisemia

Serangan berulang-ulang Nefrolitiasis

- Atritis Gangguan citra tubuh b.d  ekskresi asam urat oleh ginjal
akut adanya trofi
- Tofi
10
Membentuk kristal asam urat - Proteinuria
Gangguan mobilitas fisik - Hipertensi
Destruksi sendi dan jaringan lunak ringan
b.d disfungsi persendian
Batu ginjal asam urat

Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian
mengenai penyakit b.d tidak

Resiko cidera

11
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
2. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
3. Didapatkan leukositosis ringan
4. LED meninggi sedikit
5. Pemeriksaan urin
6. Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
7. Pemeriksaan cairan tofi
8. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian Cholasin.
Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari leukosit
sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan perubahan yang
dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENINGKATAN KADAR


ASAM URAT
Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam urat dipicu
oleh beberapa hal. Berikut ini faktor risiko yang membuat seseorang terserang asam
urat :
1. Senyawa Purin Berlebih
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam tubuh.
Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis makanan
yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan kaldu daging.
2. Genetik
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam urat
menjadi semakin tinggi.
3. Konsumsi alkohol berlebih
Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.
4. Berat badan berlebih

12
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam urat. Hal ini
disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk menghambat
pengeluaran asam urat melalui urin.
5. Obat tertentu
Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing)
dan aspirin (pencegah serangan jantung).
6. Gangguan Fungsi Ginjal
Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan pada
ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.
7. Usia
Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini
disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi
dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat selelah
menopause.
8. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes melitus)
Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan penyakit pokok.
Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat tinggi, perlu
dicurigai adanya penyakit degeneratif.
9. Kurang minum
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat pengeluaran
asam urat.

H. PENCEGAHAN ASAM URAT


1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan
(jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan,
Bayam, Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan
asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan
tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit

13
juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan
kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani
dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya
dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan
segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah
semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-
buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-
buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari
adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang
tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka
yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam
laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari
tubuh.
8. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan
kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat
radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek menghangatkan tubuh sehingga
mengurangi rasa sakit dan mencegah pengendapan asam urat pada ujung-ujung
tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging
bisa dijadikan alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain
itu, olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh.

14
I. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan kronik.
Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat pada
jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi

Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout.


Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi
diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang
kelebihan berat badan terbukti efektif.

Terapi farmakologi

Serangan akut

Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin 200
mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap
NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin berkompetesi dengan
asam urat dan dapat memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan
kadar asam urat serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan
sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan akut.

Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan


kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :

1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang. NSAID
yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut adalah :
 Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
 Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari

15
 Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi cukup
mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan terhadap efek
gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor mempunyai resiko efek
samping gastrointestinal bagian atas lebih rendah dibanding NSAID non
selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout akut.
Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih lambat dan
efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini dapat
meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena.
Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial diagnosis antara
atrithis sepsis dan gout akut
Serangan kronik

Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk mencegah


terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu asam
urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxsotat untuk terapi gout kronik
dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah alluporinol,
selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal. Allopurinol
menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat enzim xantin
oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik. Urikosurik
seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).

J. MASALAH KEPERAWATAN
a. Nyeri b.d adanya proses inflamasi
b. Resiko cidera b.d
c. Defisiensi penetahuan b.d minimnya informasi penyakit.

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

1.1. PENGKAJIAN
Nama Perawat : Nurul Arizna Sitorus

Tanggal pengkajian : 08 November 2019

A. DATA BIOGRAFI
Klien bernama Tn. Pagiri tempat tanggal lahir Tangerang, 03 Maret 1952. Usia
sekarang 67 tahun. Pendidikan terakhir SMP, Beragama Islam Suku Jawa. Klien
mengatakan sudah pernah menikah. Tinggi badan 169cm dan BB 60 kg. Saat
Dikaji : Penampilan klien terlihat bersih, rapih, badan berisi, kulit sawo matang,
rambut putih. Klien mengatkan hobinya suka membaca buku & Olah Raga,
Klien mengatakan setiap tahun Panti Werdha tempat Klien menetap mengadakan
Liburan sebanyak 2 kali.

Status Kesehatan Selama Setahun Yang Lalu: Klien mengeluh kesemutan di


kaki sebelah kanan, Klien memiliki riwayat Stroke Hemoragik.

B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:

Perempuan
Laki – laki
Klien

17
C. STATUS KESEHATAN

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan:


Obat-obatan

No Nama Obat Dosis Keterangan


1. Vitamin 2x1 Buat daya tahan tubuh
2. Amlodipin 1 x 5 mg Buat hipertensi
3. Kals 2x1 Buat Osteoporosis
4. Allopurinol 2 x 100mg Buat Asam Urat

Alergi (Catatan Agen Dan Reaksi Spesifik)


Obat-Obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Faktor Lingkungan : Tidak ada
Penyakit Yang Diderita : Asam Urat

D. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI


Indeks Kats : Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,

mandi, kemandirian dalam berpakaian.

Oksigenasi : Klien tidak menggunakan alat bantu bernafas dan tidak


mengeluh batuk.
Cairan & Elektrolit : Klien mengatakan bisa minum atau mampu
menghabiskan 2 botol aqua 600 ml dan klien tidak
mengalami dehidrasi.
Nutrisi : Klien saat ini mengalami penurunan nafsu makan, klien
hanya menghabiskan setengah porsi makan.
Eliminasi : BAK 3x sehari , BAB frekuensi 1 hari sekali.

18
Aktivitas : Aktivitas klien di bantu oleh keluarga dalam hal makan

berpakian, berpindah tempat atau pun bangun dari


tempat tidur, klien ketika beraktivitas cepat terasa lelah
Istrahat & Tidur : Pada saat malam hari klien mengatakan tidur 10 jam
dari jam 07.00 – 04.00 dan tidur siang 2 jam
Personal Hygiene : Baik setiap hari klien mandi
Seksual : Terjadi penurunan fungsi seksual.
Rekreasi : Tn. G mengatakan setiap hari libur Tn. G selalu
rekreasi dengan teman-temannya di panti Werdha Mulia
Psikologis : Klien merasa cemas dengan kondisi kesehatanya.

Persepsi Klien
Konsep Diri : Tn. G mengatakan suka dengan semua bagian tubuhnya
Emosi : Tn. G selalu marah ketika di tinggal sendirian
Adaptasi : Tn. G mengatakan senang keramaian dan maka dari itu
Tn. G kalau setiap sore selalu keluar dan berbincang
dengan temannya.
Mekanisme Pertahanan Diri : Klien mengatakan sangat senang di panti karena
klien mempunyai teman yang banyak dan
memiliki kekeluargaan yang tidak pernah
dimiliki sebelumnya.

E. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos Metis
Skala koma glasgow : E: 4 M: 6 V: 5
Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmHg N: 90 x/mnt
RR: 20 x/mnt S: 360C
Pengkajian fisisk
1. Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak terdapat

19
kemerahan.
2. Mata, telinga, hidung : mata simetris, konjungtiva anemis, hidung
simetris, tidak menggunakan pernapasan cuping hidung.
3. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak ada nyeri tekan.
4. Dada & punggung : Bentuk dada simetris
5. Sistem pencernaan : Tidak ada masalah
6. Ekstremitas atas & bawah: Atas: ROM ka/ki: 5/5 CRT: < 3 detik Akral:
Hangat Bawah: ROM ka/ki: 4/4 CRT: < 3 datik Akral: Hangat
7. Sistem imun : Tidak ada kelainan
8. Sistem genetalia : Tidak ada kelainan
9. Sistem reproduksi : Tidak ada kelainan
10. Sistem persyarafan : Tidak ada kelainan
11. Sistem pengecapan : Tidak ada kelainan
12. Sistem penciuman : Tidak ada kelainan
13. Tactil respon : Tidak ada kelainan

F. SISTEN KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Short portable mental status questionnaire (SPMSQ): Fungsi Intelektual
utuh
2. Mental-mental state exam (MMSE): Tidak ada ganguan konitif
3. Investaris depresi beck:
4. Indeks KATZ: A ( kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi.
5. Indeks Barthel (IB) : 51
6. APGAR keluarga:

20
L. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium: Tidak ada
2. Radiologi: Tidak ada
3. EKG: Tidak ada
4. USG: Tidak ada
5. CT-Scan: Tidak ada
6. Obat-Obatan: Amlodipin, Vitamin, Kals, Allopurinol.

21
SHORT PORTBALE MENTAL STATUS QUESTIONNSIRE (SPMSQ)

(penelitian ini untuk mengetahui fungsi intelektual manuka)

Score No Pertanyaan Jawaban


+ -

1 1. Tanggal berapa hari ini? Lupa

1 2. Hari apa sekarang ini? Selasa

1 3. Apa nama tempat ini? Di Ruang Flamboyan


1 4. Berapa nomor telepon anda?

Dimana alamat anda? Cipayung

(tanyakan bila tidak memiliki


telepon)
1 5. Berapa umur anda ? 67 tahun
1 6. Kapan anda lahir ? Tidak Ingat
1 7. Siapa presiden indonesia sekarang ? Jokowi
1 8. Siapa presiden sebelumnya ? Susilo Bambang Yudoyono
1 9. Siapa nama kecil ibu anda? Maimunah
1 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
17
baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total 2
Keterangan:

1. kesalahan 0-2 = fungsi intelektual utuh

MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)

(Mengkaji Aspek – Aspek Kongnitif Dari Fungsi Mental)

Nama responden : Tn. David Umur : 68 thn

22
Pendidikan : SMA Tanggal : 16 september 1951

Item Tes Nilai Max Nilai


ORIENTASI
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 4 5
2. Kita berada dimana? (negara),(provinsi), (kota), 5 5
(gedung), (ruangan)
REGISTRASI
3. Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda 3 3
kelompoknya selang 1 detik (missl Apel, Uang meja)
responden meminta mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap
nama benda yang benar. Ulangi sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4. Pengurangan 100 dengan 7 secara berturut. Nilai 1 untuk 5 5
tiap jawaban yang benar. Hentikan selama 5 jawaban.
Atau responden diminta mengeja terbalik kata
“WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; missalnya uwah = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RICALL)
5. Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di 3 2
atas
BAHASA
6. Responden diminta menyebutkan nama benda yang 2 2
ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan)
7. Responden diminta mengulang kalimat “ tanpa kalau 1 1
dan atau tetapi”
8. Responden diminta melakukan perintah “ambil 3 3
responden diminta melakukan perintah “ambil kertas ini

23
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan
di lantai”
9. Responden diminta membaca dan melakukan yang 1 1
dibacanya : “pejamkan mata anda”
10. Responden diminta menulis sebuah kalimat secara 1 1
spontan

11 Responden diminta menyalin gambar 1 1

Skor Total 30 30
Interprestasi nilai:

24-30 : Tidak ada gangguan kognitif

24
INVENTARIS DEPRESI BECK

Score Uraian

A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya.
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan say tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih atau galau.
0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua. (suami/istri).
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan.
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.
D. Ketidak puasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya.
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0 Saya tidak merasa tidak puas.
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga.
2 Saya merasa sangat bersalah.
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah.

25
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri.
2 Saya muak dengan diri saya sendiri.
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri.
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1 Saya merasa lebih baik mati.
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri.
H. Menarik diri sendiri
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli
pada mereka semunya.
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka.
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya membuat keputusan yang baik.
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan.
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik.
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik.
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumnya.
K. Kesulitan kerja

26
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu.
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya.
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasa.
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang.
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
Penilaian
0-4 Depresi tidak ada atau minimal.
5–7 Depresi ringan.
8 – 15 Depresi sedang.
16 + Depresi berat.

27
INDEKS KATZ

(indeks kemandirian pada aktivitas kehidupan seharihari)

Score Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.

B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali dari satu


fungsi tersebut.

C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan.

D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian dan satu fungsi tambahan.

E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan.

F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.

Lain-Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasi
sebagai C,D,E atau F.

INDEKS BARTHEL (IB)

No Item yang dinilai Skor Nilai

28
0 = tidak mampu

1. Makan (feeding) 1 = butuh bantuan memotong, mengoles mentega 2


dll.

2 = mandiri
0 = tergantung orang lain 0

2. Mandi (Barthing) 1 = mandiri


0 = membutuhkan bantuan orang lain 0

3. Perawatan Diri 1 = mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi,


(Grooming) dan bercukur
0 = tergantung orang lain 1

4. Berpakaian 1 = sebagian dibantu (miss mengancing baju)


(Dressing)
2 = mandiri
0 = inkontinensia atau pakai kateter dan tidak 2
terkontrol
5. Buang Air Kecil
(bowel) 1 = kadang inkontinensia (maks 1x24jam)

2 = kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)


Buang Air Besar 0 = inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema) 2
(Bladder)
6. 1 = kadang inkontinensia sekali seminggu

2 = kontinensia teratur
0 = tergantung bantuan orang lain 2

7. Penggunaan Toilet 1 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan


beberapa hal sendiri

2 = mandiri
0 = tidak mampu 3

29
8. Transfer 1 = butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)

2 = bantuan kecil (1 orang)

3 = mandiri
0 = immobile (tidak mampu) 3

9. Mobilitas 1 = menggunakan kursi roda

2 = berjalan dengan bantuan satu orang

3 = mandiri (meskipun menggunakan alat bantu


seperti, tongkat)
0 = tidak mampu 1

10. Naik Turun Tangga 1 = membutuhkan bantuan (alat bantu)

2 = mandiri

Interprestasi hasil:

12-19 :ketergantungan ringan

30
APGAR KELUARGA

Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial

No Uraian Fungsi Skore

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga


(teman-teman) saya untuk bantu pada waktu sesuatu
1. Adaptation 1
menyusahkan saya.
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
2. Partnership 2
mengungkapkan masalah dengan saya.
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
3. Growth 2
melakukan aktivitas atau arah baru.
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan efek dan berespon terhadap emosi-
4. Affection 2
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai.
Penilaian:

Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:

Selalu : skore 2

Kadang-kadang : skore 1 Total 9

Hampir tidak pernah : skore 0

31
ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Nyeri Akut Pada Tn.G

- Tn. G mengatakan nyeri di kaki Dengan Asam Urat


sebelah kanan
- Tn. G mengatakan sering merasa
pusing
- Tn. G mengatakan nyeri hilang
timbul
- Tn. M mengatakan skala nyeri 7
- Tn. G mengatakan memiliki
riwayat hipertensi
- Tn. G mengatakan tidak
mengetahui apa itu Asam Urat
- Tn. M mengatakan tidak
mengetahui tanda-dan gejala
Asam Urat.
- Tn. G mengatakan tidak
mengetahui komplikasi Asam Urat
- Tn. G mengatakan tidak
mengetahui pencegahan serta cara
perawatan Asam Urat.
DO:
- Hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital: TD = 120/80 mmHg,
N= 90x/menit RR= 20x/menit,
S= 36.2 C
- Tn. G tampak memegangi
pinggang sebelah kiri
- Wajah Tn. G terlihat meringis
kesakitan
Ds : - Klien mengatakan berjalan kaki Penurunan kekuatan
sebelah kanan otot

- Klien mengatakan
persendiannya nyeri di sebelah
Keterbatasan gerak

32
kaki kanan
- Klien mengatakan kaki
kanannya ngilu

DO: - Postur tubuh klien tidak stabil


ketika berjalan

- Klie tampak lelah , kurang


bersemangat
- ROM ekstermitas bawah
kurang sebanyak 7 derajat
- Perubahan gaya jalan : lambat
- Jalan terlihat lambat
- Skala Nyeri : 6
Ds : - Klien mengatakan tidur tidak Gangguan Pola Tidur
nyenyak Pada Tn.G Dengan Asam
Urat
- Klien mengatakan tidur
sering kebangun
- Klien mengatakan tidur hanya
5 jam

Do : - Saat dikaji klien terlihat


mengantuk

- Saat dikaji mata klien seperti


mata panda

33
RENCANA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri Akut Pada Tn. G Setelah dilakukan Manjaemen Nyeri : Manjaemen Nyeri :

Dengan Asam Urat keperawatan selama 3x24 1. Identidfikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk mengetahui lokasi, durasi,
jam diharapkan nutrisi durasi, frekuensi, kualitas, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
dapat diatasi dengan intensitas nyeri. 2. Untuk mengetahui skala nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri 3. Untuk mengetahui mimik wajah klien
3. Identifikasi respon nyeri non verbal. 4. Untuk mengetahui yang memperberat
1. Kesejahtaeraan fisik
4. Identifikasi faktor yang dan memperingan nyeri
2. Perawatan sesuai
memperberat dan memperingan 5. Tindakan ini memungkinan klien
kebutuhan
nyeri untuk mendapatkan rasa kontrol
3. Rileks
5. Monitor keberhasilan terapi terhadap nyeri
4. Kebisingan
komplementer yang sudah diberikan 6. Untuk mengetahui durasi selama
5. Keluhan sulit tidur
6. Fasilitas istirahat tidur istirahat klien
7. Kolaborasi pemberian analgetik 7. Memberikan penurunan nyeri/tidak
nyaman

2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Dukungan ambulasi 1. Untuk mengetahui kondisi fisik klien

34
Pada Tn. G Dengan keperawatan selama 3x24 Observasi belum latihan
Asam Urat jam diharapkan mobilitas 1. Identifikasi adanya nyeri atau 2. Untuk mencegah terjadinya hal yang
fisik klie dapat teratasi keluhan fisik lainnya tidak diinginkan
2. Identifikasi tolerasnsi fisik
dengan kriteria hasil: 3. Untuk mencegah terjadinya hal yang
melakukan ambulasi
3. Monitor tekanan darah sebelum tidak diinginkan selama latihan
1. Memposisikan
memulai ambulasi 4. Mempermudah klien untuk bantu jalan
penampilan tubuh
Terapeutik 5. Untuk memperkuat semnagat pasen yng
2. Ambulasi : berjalan
4. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan di berikan keluarga
3. Menggerakan otot
alat bantu (tongkat) 6. Mengetahui apa saja yang boleh
4. KekuatanOtot
5. libatkan keluarha untuk membantu dilakukan dan yang tidak boleh di
klien dalam meningkatkan ambulasi lakukan
6. Jelaskan tujuan dan prosedur 7. Untuk melakukan gerakan seminim
ambulasi mungkin
7. Anjurkan melakukan ambulasi dini 8. Untuk melatih klien agar bisa
8. Ajarkan ambulasi sederhana yang melakukan pergrakan yang bisa di
harus dilakukan. lakukan.
3. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur
Pada Tn. G Dengan keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi pola aktivitas tidur 1. Untuk p

Asam Urat jam diharapkan mobilitas 2. Identifikasi fakta pengganggu tidur

35
fisik klie dapat teratasi (fisik/psikologi)
dengan kriteria hasil: 3. Modifikasi lingkungan (mis: pijat,
pengaturan posisi
1. Kesulitan Tidur
4. Fasilitasi menghilangkan stres
2. Keluhan sering terjaga sebelum tidur

1. 5. Anjurkan menepati kebiasaan tidur.

36
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA :
UMUR :60 tahun

TGL DIGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA

JAM KEPERAWATAN TTD


Nyeri Akut Pada 1. Mengidentifikasi lokasi, S :- Klien mengatakan
Tn. G Dengan karakteristik, durasi, nyeri sudah berkurang

Asam Urat frekuensi, kualitas,


- Klie mengatakan
intensitas nyeri.
pusing sudah berkurang
2. Mengidentifikasi skala
- Klien mengatakan
nyeri.
skala nyeri 5
3. Mengidentifikasi respon
nyeri non verbal. O : - Hasil pemeriksaan
ttv:
4. Mengidentifikasi faktor
TD = 120/70 mmHg,
yang memperberat dan N = 60x/menit
memperingan nyeri. RR= 19x/menit,
5. Mengidentifikasi
S= 36.2 C
keberhasilan terapi
- Tn. G tampak
komplementer yang memegangi pinggang
sudah diberikan. sebelah kiri
6. Mengidentifikasi - Wajah Tn. G terlihat
meringis kesakitan
istirahat tidur.
A : Masalah belum teratasi
7. Mengkolaborasi
pemberian analgetik P : Intervensi Lanjutkan

Gangguan 1. Memfasilitasi aktivitas S : - Klien mengatakan


mobilitas fisik ambulasi dengan alat berjalan menggunakan
Pada Tn. G bantu (tongkat) pada kaki sebelah kanan masih

37
Dengan Asam klien terasa ngilu
Urat 2. Melibatkan orang
- Klien mengatakan
disekitar untuk
tidak bisa berjalan
membantu klien dalam
terlalu jauh
meningkatkan ambulasi
- Mengatakan tidak
3. menjelaskan tujuan dan
bia menanjak
prosedur ambulasi
terlalu tinggi
4. menganjurkan
melakukan ambulasi O :
dini - Klie tampak lelah ,
5. mengajarkan ambulasi kurang
sederhana yang harus bersemangat
dilakukan. - ROM ekstermitas
bawah kurang
sebanyak 7 derajat
- Perubahan gaya
jalan : lambat
- Jalan masih terlihat
lambat
A : Masalah belu teratasi
P : Intervensi Lanjtkan
- Intervensi 1,2,3, 4, 5
Gangguan Pola Dukungan Tidur S : - Klien mengatakan
Tidur Pada Tn. G 1. Mengidentifikasi pola
2.
Dengan Asam aktivitas tidur

Urat 2. Mengidentifikasi fakta


pengganggu tidur
(fisik/psikologi)
3. Memodifikasi
lingkungan (mis: pijat,
pengaturan posisi
4. Memfasilitasi

38
menghilangkan stres
sebelum tidur
5. Menganjurkan menepati
kebiasaan tidur.

39
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin yang dapat
mengendap dalam jaringan dan bisa menyebabkan peradangan yang
dikenal dengan gout. Gout merupakan salah satu penyakit metabolik yang
terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat
sangat erat kaitannya dengan pola hidup yang dijalani, pola konsumsi
makanan yang salah, serta penyalahgunaan alkohol yang terjadi di
masyarakat secara meluas (Simon et al., 2001). Dari waktu ke waktu
jumlah penderita asam urat cenderung meningkat. Berdasarkan data dari
Rumah Sakit Umum Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo menunjukkan
terjadi kenaikan penderita sekitar 9 orang dari tahun 1993 sampai 1994
dan sekitar 19 orang dari 1994 sampai 1995 (Utami, 2003). Pada tahun
2007, menurut data pasien yang berobat di klinik RS Cipto Mangun
Kusumo (RSCM) Jakarta, penderita asam urat sekitar 7% dari keseluruhan
pasien yang menderita penyakit rematik (Anonim a, 2010).

Hal ini berbeda dengan penelitian Rosyiani (2015) yang menunjukkan


bahwa usia terbanyak pada penderita asam urat adalah berusia 69-71
tahun. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sustrani, dkk menunjukan
bahwa variabel usia terhadap kadar asam urat sama sekali tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kadar asam urat. Diketahui enzim
urikinase yang mengoksidasi asam urat menjadi alotonin yang mudah
dibuang akan menurun seiring dengan bertambah tuanya umur seseorang.
Jika pembentukan enzim ini terganggu maka kadar asam urat darah
menjadi naik (Andry, 2009)

Menurut Mutia Sari (2010) ada beberapa faktor yang menyebabkan kadar
asam urat tinggi yaitu faktor keturunan, penyakit Diabetes Melitus,

40
adanya gangguan ginjal dan hipertensi, tingginya asupan makanan yang
mengandung purin, kebiasaan hidup yang tidak baik seperti tidak
berolahraga merokok dan alkohol, berat badan yang berlebih (obesitas).
Hal tersebut sesuai dengan penyebab asam urat yang dialami oleh Tn.G
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada Tn.G senang
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin seperti sayuran
hijau dan kacang-kacangan. Tn.G juga tidak pernah berolahraga karena
sibuk dengan usahanya. Penyebab asam urat yang dialami oleh Tn.G
termasuk dalam faktor yang dapat dimodifikasi.

Dalam melakukan pengkajian ditemukan beberapa faktor yang


mempengaruhi saat mengumpulkan data. Faktor pendukung dalam
pengkajian yaitu adanya kerjasama dari pihak panti sehingga
memudahkan dalam melakukan pengkajian dan juga sikap klien yang
kooperatif, terbuka, dan percaya dengan penulis dalam menceritakan
masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Faktor Penghambat yaitu
keterbatasan waktu dalam melakukan pengkajian dan juga pemeriksaan
fisik pada anggota keluarga Tn. G.

A. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respons
dari seorang individu, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015).

Prioritas untuk diagnosa keperawatan komunitas berdasarkan penapisan


masalah yang sudah ditentukan menurut Bailon dan Maglaya (1978)
adalah sebagai berikut :

1. Nyeri Akut Pada Tn. G Dengan Asam Urat


menegakan diagnosa ini didukung oleh data subjektif yaitu Tn.G
mengatakan sering merasakan ngilu pada persendian terutama saat
sholat dan bangun dari duduk, mengatakan nyeri hilang timbul, Tn.G
mengatakan riwayat asam urat sejak 5 bulan yang lalu, Tn.G

41
mengatakan tidak mengetahui pengertian asam urat, Tn.G mengatakan
tidak mengetahui penyebab asam urat, Tn.G mengatakan tidak
mengetahui tanda dan gejala asam urat, Tn.G mengatakan tidak
mengetahui akibat lanjut asam urat, Tn.G mengatakan tidak
mengetahui cara perawatan asam urat, Tn.G mengatakan tidak
mengetahui pencegahan asam urat, Tn.G mengatakan tidak membatasi
makanan, suka makan sayuran dan tahu tempe juga jeroan, Tn.G
mengatakan tidak pernah kontrol pemeriksaan rutin, Tn.G mengatakan
jarang berolahraga. Diagnosa ini juga didukung oleh data objektif yaitu
keluarga tidak pernah melakukan pemeriksaan rutin, Klien tidak
mampu melakukan perawatan asam urat.

B. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai berbagai perawatan,


berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan yan dilakukan oleh seorang
perawat untuk meningkatkan hasil klien/pasien (Herdman, 2015).

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang intervensi keperawatan


yang telah disusun dari masing-masing diagnosa. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada diagnosa keperawatan diharapkan dapat mencapai
outcome yang telah ditentukan sesuai dengan Nursing Outcome
Classification (NOC). Intervensi dari masing-masing diagnosa ditentukan
menggunakan Nursing Intervention Classification (NIC) yang sesuai
dengan kondisi pasien.

Intervensi yang disusun berdasarkan diagnosa prioritas adalah sebagai


berikut :

1. Manjaemen Nyeri pada Tn. G khususnya Tn. G dengan Asam Urat.

42
B. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2011). Adapun
kegiatan yang ada dalam tahap ini meliputi: pengkajian ulang,
memperbarui data dasar, meninjau dan merevensi rencana asuhan yang
telah dibuat, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang telah
direncanakan (Deswana, 2009). Implementasi pada keluarga Tn.E
khususnya Ny.N dapat dilakukan kelompok sesuai rencana tindakan
keperawatan yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan, kelompok
tidak mengalami kesulitan karena pasien kooperatif.

Pada diagnosa pertama, intervensi yang dilakukan Klien tidak mengalami


kesulitan. Tn. G kooperatif dan aktif pada saat memberikan penyuluhan
mengenai asam urat kepada Tn. G bertanya mengenai keluhan asam urat
yang dirasakannya. Tn. G merasa kesulitan untuk melakukan diet asam
urat yang sudah di diskusikan karena Tn. G mengalami sakit asam urat
disebabkan oleh faktor makanan dan tidak pernah memantang makanan.

C. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus
dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan di implementasikan
untuk membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. evaluasi
keperawatan dilakukan dengan cara pendekatan pada SOAP yaitu S
(Subjektif) : data subjektif yaitu data yang diutarakan pasien dan
pandangannya terhadap data tersebut, O (Objektif) : data objektif yaitu
data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik
dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien, A (Analisis) : analisa
atau kesimpulan dari data subjektif dan data objektif, P (Perencanaan) :
yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk

43
mencapai status kesehatan pasien yang optimal. Hal ini dapat dilakukan
dengan melihat respon klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam, 2011).

Evaluasi pada keluarga Tn.G khususnya Tn.G dilakukan dengan


menggunakan metode SOAP. Evaluasi untuk diagnosa pertama yang
dilakukan selama 2 kali pertemuan dari didapatkan hasil evaluasi yaitu
Tn.G dapat menyebutkan kembali mulai dari pengertian asam urat,
penyebab asam urat, tanda dan gejala asam urat, perawatan asam urat,
pencegahan asam urat, akibat lanjut asam urat, dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada. Tn.G dapat meredemonstrasikan kompres
jahe dengan baik dan benar. Tn.G akan melakukan kompres jahe asam urat
setiap pagi atau 1x/hari.

44
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn.G
khususnya dengan Asam Urat, maka penulis mengemukakan hal-hal yang
diperoleh pada waktu melakukan asuhan keperawatan dengan membuat
kesimpulan dan saran.

1. Berdasarkan pengkajian didapatkan data


Tn.G mengatakan sering merasakan ngilu pada persendian terutama
saat sholat dan bangun dari duduk, Tn.G memiliki riwayat asam urat
sejak 5 tahun yang lalu, Tn.G mengatakan pernah nyeri sampai
bengkak pada lutut kanannya. Tn.G mengatakan pernah berobat sekali
dan mendapatkan obat allopurinol, Tn.G tidak membatasi makanan,
suka makan sayuran dan tahu tempe juga jeroan.
2. Pada saat pengkajian kelompok mendapatkan 3 (tiga) diagnosa yaitu :
Nyeri Akut Pada Tn. G Dengan Asam Urat, Gangguan mobilitas fisik

Pada Tn. G Dengan Asam Urat, dan Gangguan Pola Tidur Pada Tn.

G Dengan Asam Urat.


3. Penulis memberikan implementasi keperawatan pada keluarga Tn. G

khususnya Tn. G dengan memperhatikan efisiensi dan keamanan

tindakan. Dalam melakukan keperawatan pada Tn. G penulis


berusaha melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan
perawatan yang ditunjukkan untuk memecahkan masalah yang dialami
Tn. G
4. Evaluasi pada Tn. G khususnya Tn. G dilakukan dengan
menggunakan metode SOAP. Evaluasi untuk diagnosa pertama selama
3 hari,evaluasi untuk diagnosa kedua selama 3 hari dan evaluasi untuk
diagnosa ketiga selama 3 hari.

45
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan referensi
bagi mahasiswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan proses asuhan keperawatan dengan
asam urat.
2. Bagi institusi pendidikan
Menjadi bahan pembelajaran untuk penerapan asuhan keperawatan
komunitas dengan masalah asam urat.
3. Bagi lahan praktek
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan asam urat, hendaknya
menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif
dengan melibatkan peran serta aktif keluarga sehingga dapat mencapai
hasil yang maksimal.

46
DAFTAR PUSTAKA

Black & Hawk. 2014. Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positive outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.

Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Brunner & Suddarth. 2017. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Dinkes Kota Semarang. 2010. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang :


Dinkes Kota Semarang.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta.

Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika

Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat,


Cetakan V.  Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Keputusan Menteri


kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu.


Jakarta :Media Aeskulapius

PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Diagnosa


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.

Ratna Dewi, 2010, Penyakit-Penyakit Mematikan, Jakarta, Gramedia

47
Riskesdas, 2018, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional
Tahun 2018, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2., Jakarta: EGC.

Sari M. 2010. Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1. Nopember, Araska
Publisher

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.

Wijaya, Andra S &Putri, Yesi M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.


Yogyakarta: Nuha Medika

48

Anda mungkin juga menyukai