Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN GERONTIK

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


STIMULASI KOGNITIF

OLEH:

1. Fitri Yurika Vika


2. Yunita Eka Rahmayanti
3. Retno Aprillia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PKP DKI JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
A. Resume Pasien ................................................................................................ 1
B. Topik ............................................................................................................... 1
D. Landasan Teori ............................................................................................... 2
1. Keperawatan gerontik ................................................................................. 2
2. Konsep Lansia ............................................................................................. 2
3. Fungsi Kognitif ........................................................................................... 5
4. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan Terapi Kognitif ...................... 8
E. Proses Pelaksanaan ....................................................................................... 10
F. Pengorganisasian ........................................................................................... 12
G. Langkah Kegiatan......................................................................................... 14
F. Evaluasi ......................................................................................................... 16

i
KATA PENGANTAR

Hanya oleh karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa menyelesaikan pembuatan
proposal ini, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Nya.

Proposal ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dari dosen bidang studi
Keperawatan Gerontik dengan judul proposal “Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
tebak gambar dan mendeskripsikan gambar”. Sistematika proposal ini dimulai
dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas
dalam Bab tersebut yang dirangkai dengan peta konsep dan diakhiri oleh langkah
kegitan dari terapi aktivitas kelompok. Dengan proposal ini, diharapkan pembaca
dapat mengetahui langkah dari terapi aktivitas kelompok dengan tebak gambar
dan mendeskripsikan gambar pada pasien yang mengalami atau melatih
kemampuan kognitif. Kami juga berterima kasih atas dukungan dosen
pembimbing dan teman, sehingga proposal ini dapat kami buat berdasarkan
pembelajaran yang sudah kami lewati.

Kami mengharapkan saran dan kritik atau penilaian tentang cara kami menyusun
dan membuat proposal ini. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan Maha Kuasa. Kami juga berterima kasih pada pihak yang membantu
pembuatan dan penyusunan proposal ini. Termasuk yang membantu mencetak
proposal ini.

Jakarta, 06 Febuari 2019

Penulis

ii
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI KOGNITIF

Mata Ajaran : Keperawatan Gerontik

Pokok Bahasan : Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) dengan tebak gambar dan

mendeskripsikan gambar

Sasaran : Lansia

A. Resume Pasien
Klien mengalami demensia dengan tidak mengingat hari, tanggal, bulan, dan
jam, nama presiden republik indonesia, klien yang tidak mampu beerhitung
mundur. Klien yang tidak mengalami demensia namun melatih daya ingat klien
(kognitif). Terapi aktifitas kelompok (TAK) ini dilakukan untuk melatih dan
mengingat terkait sesuatu yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan masa lalu.

B. Topik
Tebak gambar dan mendeskripsikan gambar

C. Tujuan

1. Tujuan umum:

Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang

diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

2. Tujuan khusus:

a. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilihat.

b. Klien dapat mendeskripsikan gambar yang dilihat.

1
D. Landasan Teori

1. Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif
terdiri dari bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada
klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). Pengertian lain dari
keperawatan gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua (Kozier, 1987). Sedangkan menurut Lueckerotte
(2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan
pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi (Kemenkes, 2016)

2. Konsep Lansia
a. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh

(Kemenkes, 2013). Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara

terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu

semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan

kematian (Wulansari, 2011).

b. Batasan Lansia

Ada beberapa batasan usia lansia dalam (Kemenkes, 2016) yaitu :

Menurut WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :

2
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,

2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan

3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.

Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga

katagori, yaitu:

1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,

2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,

3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke

atas dengan masalah kesehatan.

c. Ciri Lansia
Menurut Kemenkes, (2016) ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
1) Lansia merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia
sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya
lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan,
maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga
lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada
lansia akan lebih lama terjadi.
2) Lansia memiliki status kelompok minoritas. Kondisi ini sebagai akibat
dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan
diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat
menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa
kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.

3
3) Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut
dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal.
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia
menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya
masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena
usianya.
4) Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap
lansia membuat mereka cenderung mengembangkan konsep diri yang
buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia
menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga
sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap
pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.

d. Perubahan dalam kehidupan yang memunculkan berbagai masalah


(Kemenkes, 2016) yaitu :
1) Masalah fisik Masalahyang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai
melemah, sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas
yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra
pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang
menurun, sehingga sering sakit.
2) Masalah kognitif (intelektual) Masalah yang hadapi lansia terkait
dengan perkembangan kognitif, adalah melemahnya daya ingat terhadap
sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di
sekitar (Kemenkes, 2016).
Menurut Hochanadel dan Kaplan dalam Mujahidullah (2012), akibat
proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak

4
seperti perubahan intelegenita Quantion( IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurunan sehingga lansia akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi nonverbal, pemecehan masalah, konsentrasi dan
kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan yang lain adalah
perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka seorang
lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikan
kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat pada lansia juga
menurun.
3) Masalah emosional Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan
emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat,
sehingga tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar.
Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai
dengan kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang
kurang terpenuhi.
4) Masalah spiritual Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan
spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat
yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika
menemui permasalahan hidup yang cukup serius.

3. Fungsi Kognitif
Definisi Fungsi Kognitif Fungsi kognitif dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana semua masukan sensoris (taktil, visual dan auditorik) akan
diubah, diolah, disimpan dan selanjutnya digunakan untuk hubungan
interneuron secara sempurna sehingga individu mampu melakukan penalaran
terhadap masukan sensoris tersebut. Berikut modalitas dari kognitif terdiri dari
sembilan modalitas (Satyanegara et al, 2010) yaitu :
a. Memori
Tahap pertama yaitu encoding yang merupakan fungsi menerima, proses,
dan penggabungan informasi. Tahap kedua yaitu storage merupakan

5
pembentukan suatu catatan permanen dari informasi yang telah dilakukan
encoding. Tahap yang ketiga yaitu retrieval merupakan suatu fungsi
memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk interpretasi dari
suatu aktivitas (Satyanegara et al, 2010).
Berdasarkan neurologi klinis,fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan
bergantung lamanya rentang waktu antara stimulus dan recall, yaitu :
1) Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara stimulus
dan recall hanya beberapa detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan
perhatian untuk mengingat (attention).
2) Memori baru (recent memory), rentang waktunya lebih lama yaitu
beberapa menit, jam, hari.
3) Memori lama (remote memory), rentang waktumya bertahun-tahun
bahkan seumur hidup

b. Bahasa
Berbahasa merupakan suatu instrumen dasar bagi manusia
untukberkomunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Bila terdapat
gangguan dalam hal ini, akan mengakibatkan hambatan yang cukup besar
bagi penderita. Kemampuan berbahasa seseorang mencakup kemampuan
untuk berbicara spontan,pemahaman,pengulangan, membaca, dan menulis.
Beberapa kelainan dalam berbahasa antara lain disartria (pelo), disfonia
(serak), disprosodi (gangguan irama bicara),apraksia oral, afasia, aleksia
atau agrafia.
c. Praksis
Praksis merupakan integrasi motorik untuk melakukan gerakan kompleks
yang bertujuan, sebagai contohseseorang dapat menggambar segilima,
membuat gambar secara spontan, membuat rekonstruksi balok tiga dimensi

6
d. Visuospasial
Visuospasial merupakan kemampuan untuk mengaitkan keadaan sekitar
dengan pengalaman lampau, sebagai contohorientasi seseorang terhadap
orang lain, waktu, dan tempat.
e. Atensi
Atensi merupakan kemampuan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu
yang dihadapi, dapat diperiksa dengan mengulangi 7 angka yang kita pilih
secara acak untuk diucapkan kembali atau mengetukkan jari diatas meja
sesuai angka yang kita sebutkan.
f. Kalkulasi
Kemampuan berhitung sebenarnya lebih dipengaruhi oleh pendidikan dan
pekerjaan seseorang, kemampuan berhitung misalnya mengitung 100
dikurangi 7 dan seterusnya.
g. Eksekusi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi kognitif yang penting,
dimana seseorang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan,
misalnya untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk
mengerjakan suatu tugas.
h. Reasoning
Reasoning merupakan kemampuan seseorang secara sadar
mengaplikasikan logika terhadap sesuatu, sebagai contoh kepercayan
seseorang setelah adanya faktayang mendukung suatu pemikiran.
Reasoningmerupakan kebalikan dari pemikiran secara intuisi, karena fungsi
reasoningdidasari oleh pengetahuan dan intelegensi.
i. Abstraksi
Berpikir abstrak diperlukan untuk menginterpretasi suatu pepatah atau
kiasan, misalnya seseorang mampu menginterpretasi pepatah ada gula ada
semut, atau kemampuan seseorang untuk mendeskripsikan perbedaan
antara kucing dengan anjing.

7
4. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan Terapi Kognitif
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Struart
2013). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang
yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksukaan, dan menarik. Smeua
kondisi ini akan mempengaruhi kelompok, ketika anggota kelompok
memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi
yang terjadi dalam kelompok.

Manfaat dari terapi aktivitas kelompok secara umum adalah untuk


mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan meningkatkan
kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan balik terhadap orang
lain (Susana & Sri, 2011). Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK).
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive
kekuatan kelompok ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pemimpin
dalam mencapai tujuannnya. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagai
pengalaman membantu satu sama lain, untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboraturium tempat
mencoba menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta
mengembangkan perilaku yang adaptif . terapi kelompok adalah metode
pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan
tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.

Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan stimulasi


sensoris, orintasi realita, dan sosialisasi. Terapi kelompok dibagi empat
yaitu terapi aktivitas kelompok kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok

8
stimulasi sensori, tetapi aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas
bermain.

b. Terapi Kognitif
Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang
menyebabkan kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan harapan
masyarakat, penilaian, dan interpretasi dari peristiwa. Sugesti
bahwa perilaku maladaptif dapat diubah oleh berhubungan langsung
dengan pikiran dan keyakinan orang (Stuart, 2013).

Tujuan dari terapi kognitif, beberapa mekanisme koping dengan


menggunakan terapi kognitif adalah sebagai berikut (Setyoadi, 2011) :
1) Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang
keakuratan kognisi negativ klien.
2) Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
3) Memodifikasi proses pemikiran yang salah
4) Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang
maladaptiv, pikiran yang mengannggu secara otomatis, serta proses
pikir tidak logis yang dibesar-besarkan.
5) Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan.
6) Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang
menyebabkan dan mempertahankan panik atau kecemasan.
7) Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku
gangguan obsesif kompulsif dan selanjutnya mencegah responsnya.
8) Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk hirarki
situasi fobia, dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada
situasinya sambil tetap mempertahankan respons rileksasi.
9) Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang
berhasil bertahan hidup dan bukan sebagai korban.

9
10) Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system
keyakinan yang salah.
11) Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan
latihan praktik untuk meningkatkan aktivitas sosialnnya.
12) Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.

Manfaat terapi kognitif ialah :


1) Menurunkan cemas.
2) Tehnik relaksasi
3) Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan
memodifikasi respon perilaku.
4) Systematic desenzatization, untuk menurunkan perilaku
yang berhubungan dengan stimulus spesifik

Terapi stimulasi kognitif yang dapat dilakukan melalui permainan mislnya


puzzle, cerdas cermat, tebak gambar, senam otak. Pada hal ini kelompok
melakuka TAK terkait terapi visual dan kognitif dengan melihat dan
mendeskripsikan suatu yang digambar. Salah satu penurunan yang terjadi
pada lansia ialah terkait kognitf dengan dilakukannya terapi aktivitas
kelompok berupa kognitif diharapkan lansia mampu mengingat dan
melatih kognitifnya dalam permainan melihat dan mendeskripsikan suatu
gambar yang disediakan oleh terapis.

E. Proses Pelaksanaan
Melihat gambar dan deskripsikan gambar
1. Metode Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a. Diskusi Tanya jawab
b. Demonstarsi

10
2. Alat-alat
a. Gambar
b. Bola
c. Lagu dan speaker
d. Papan nama klien dan papan nama petugas kesehatan

3. Karakteristik/kriteria Inklusi
a. Klien dapat diajak bekerja sama
b. Klien dapat berkomunikasi dengan klien lain.
c. Klien tenang dan tidak dalam kondisi akut
d. Klien dapat berkonsentrasi kurang lebih 20 menit

4. Peraturan dalam Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Dalam melakukan Terapi Aktivitas Bermain (TAK) adanya beberapa peraturan
yang harus di ikuti oleh peserta yaitu :
a. Klien tidak diizinkan keluar dari area permaianan pada saat berjalannya
proses Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
b. Klien tetap di dalam putaran kelompok selama proses Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) selama 20 menit
c. Klien diizinkan untuk keluar dari Terapi Aktivitas Bemain (TAK) jika ingin
BAK/BAB.

5. Antisipasi Masalah
a. Beri Perhatian khusus dalam penyampain Materi dan Peragaan.
b. Bimbing sebisa mungkin peserta TAK mengikuti perintah terapis.
c. Buatlah kontrak dengan seluruh peserta TAK untuk dispilin selama proses
berjalannya TAK dengan tidak meninggalkan tempat pelaksaan sesuai
dengan kontrak waktu.

11
6. Jumlah klien dan nama klien
Jumlah klien yaitu 6 orang dengan perilaku kekerasan..
Nama-nama klien yaitu :
a. Ny. D
b. Ny. S
c. Ny. T
d. Ny. H
e. Ny. B
f. Ny. S
g. Ny. SN

F. Pengorganisasian

1. Waktu
Hari/Tanggal : Rabu / 06 Febuari 2019
Waktu : Pukul 10.00 WIB
Tempat : Gazebo masjid PSTW Budi Mulya 1
Kegiatan : Orientasi (5 Menit)
Pelaksanaan (10 Menit)
Terminasi (5 Menit)

2. Tim Terapis dan Tugasnya :


a. Tim terapi
1) Leader : Yunita Eka Rahmayanti
2) Co. Leader : Retno Aprilia
3) Fasilitator : Nurul Ayu, Aam Handayani
4) Observer : Fitri

b. Tugas Terapi
1) Tugas Leader
a) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai

12
c) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
d) Mampu memimpin TAK dengan baik

2) Tugas Co. Leader


a) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas
klien
b) Mengigatkan leader jika kegiatan menyimpang
c) Mengingatkan leader tentang waktu

3) Tugas Fasilitator
a) Menfasilitasi klien yang kurang aktif
b) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan
berlangsung
c) Mempertahankan kehadiran peserta

4) Tugas Observer
a) Mengobservasi jalannya/proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung

3. Setting Tempat
a. Dsikusi : Klien duduk melingkar
b. Praktik : Di gazebo masjid PSTW Budi Mulya 1
c. Denah :

13
F K
K K
L
K

F CL
O

K
K

K K
K F

Keterangan :
K : Klien L : Leader CL : Co Leader
O : Observer F : Fasilitator

G. Langkah Kegiatan
Langkah kegitan pada terapi aktivitas kelompok dengan tebak gambar dan
mendeskripsikan gambar yaitu :
No Waktu Kegiatan TAK Kegiatan peserta Media
1 5 Menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 1. Papan nama
2. Mengevaluasi perasaan 2. Menjawab kabar klien
klien 2. Papan nama
3. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan terapis/
memperhatikan perawat
4. Menjelaskan topik 4. Menyimak
penyuluhan penjelasan
5. Menyebutkan kontrak 5. Menyimak dan
waktu dan tempat menyetujui
6. Menjelaskan tujuan TAK 6. Menyimak
penjelasan

14
2 20 Pelaksanaan :
menit 1. Leader menunjukan 6 1. Menyimak penjelasan 1. Speaker
gambar yang dilihat terlebih 2. Musik
dahulu untuk di ingat oleh 3. Bola
klien 4. Gambar
2. Selanjutnya gambar di tutup 2. Menyimak penjelasan

oleh leader.

3. Musik dinyalkan (bola


3. Mengikuti permainan
diedarkan) saat musik

berhenti, klien yang

memegang bola memilih

salah satu gambar yang

ditutup dan minta klien

mendeskripsikan gambar

tersebut.
4. Klien menyampaikan
4. Leader menanyakan
pendapatnya terkait
pendapat klien lain terhadap
gambar
pendapat klien sebelumnya.

5. Leader memberikan pujian


5. Klien memberikan
kepada klien setiap kali
tepuk tangan
selesai memberikan

pendapat.

6. Ulangi gambar a, b, c, d, e,
6. Klien mengikuti

15
dan f sampai semua klien permainan

mendapat kesempatan

7. Beri kesimpulan pada tiap

gambar yang dipaparkan


7. Menyimak penjelasan
3 5 menit Penutup:
1. Mengevaluasi TAK yang 1. Menjawab pertanyaan
telah dilakukan
2. Melakukan rencana tindak 2. Memperhatikan
lanjut penjelasan
3. Menyimpulkan materi 3. Memperhatikan
yang telah disampaikan penjelasan
4. Menutup acara dan 4. Menjawab salam
mengucapkan salam.

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan :
Media dan alat disiapkan. Dilakukannya setting tempat terkait denah peserta
dan pelaksana kegiatan atau tenaga kesehatan. Klien memakai papan nama
yang telah disediakan oleh tenaga kesehatan..

2. Evaluasi Proses yang diharapkan :


a) Kegitaan TAK yang dilakukan di PSTW Budi Mulya 1 diharapkan, Klien
mengikuti penyuluhan sampai dengan selesai.
b) Klien aktif dalam kegiatan penyuluhan berupa diskusi
c) Setiap anggota tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan tugas-tugasnya.

16
3. Evaluasi hasil yang diharapkan :
Kriteria evaluasi yang diharapkan
a. 100% klien mengikuti penyuluhan ansietas dari awal sampai akhir
b. 70% klien dapat menyebutkan definisi, penyebab, tanda gejala, tingkatan
ansietas, pencegahan, komplikasi, penatalaksanaan ansietas serta dapat
meredemostrasikan tarik nafas dalam dan hipnotis 5 jari.
c. 70% klien mampu memberi tanggapan yang tepat terhadap klien lain

17
Lampiran

FORMAT EVALUASI

FORMAT EVALUASI

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

STIMULASI KOGNITIF

NAMA PESERTA
ASPEK YANG
NO.
DINILAI
1. Klien dapat
menyebutkan nama
gambar yang dilihat,
dan mendeskripsikan
gambar.

2. Klien dapat
memberikan
tanggapan terhadap
pendapat klien lain.

3. Mengikuti kegiatan
TAK dari awal
sampai akhir

Petunjuk:
Dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0

18

Anda mungkin juga menyukai