OLEH:
i
KATA PENGANTAR
Hanya oleh karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa menyelesaikan pembuatan
proposal ini, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Nya.
Proposal ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dari dosen bidang studi
Keperawatan Gerontik dengan judul proposal “Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
tebak gambar dan mendeskripsikan gambar”. Sistematika proposal ini dimulai
dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas
dalam Bab tersebut yang dirangkai dengan peta konsep dan diakhiri oleh langkah
kegitan dari terapi aktivitas kelompok. Dengan proposal ini, diharapkan pembaca
dapat mengetahui langkah dari terapi aktivitas kelompok dengan tebak gambar
dan mendeskripsikan gambar pada pasien yang mengalami atau melatih
kemampuan kognitif. Kami juga berterima kasih atas dukungan dosen
pembimbing dan teman, sehingga proposal ini dapat kami buat berdasarkan
pembelajaran yang sudah kami lewati.
Kami mengharapkan saran dan kritik atau penilaian tentang cara kami menyusun
dan membuat proposal ini. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan Maha Kuasa. Kami juga berterima kasih pada pihak yang membantu
pembuatan dan penyusunan proposal ini. Termasuk yang membantu mencetak
proposal ini.
Penulis
ii
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI KOGNITIF
Pokok Bahasan : Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) dengan tebak gambar dan
mendeskripsikan gambar
Sasaran : Lansia
A. Resume Pasien
Klien mengalami demensia dengan tidak mengingat hari, tanggal, bulan, dan
jam, nama presiden republik indonesia, klien yang tidak mampu beerhitung
mundur. Klien yang tidak mengalami demensia namun melatih daya ingat klien
(kognitif). Terapi aktifitas kelompok (TAK) ini dilakukan untuk melatih dan
mengingat terkait sesuatu yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan masa lalu.
B. Topik
Tebak gambar dan mendeskripsikan gambar
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:
1
D. Landasan Teori
1. Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif
terdiri dari bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada
klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). Pengertian lain dari
keperawatan gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua (Kozier, 1987). Sedangkan menurut Lueckerotte
(2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan
pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi (Kemenkes, 2016)
2. Konsep Lansia
a. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
b. Batasan Lansia
2
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
katagori, yaitu:
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke
c. Ciri Lansia
Menurut Kemenkes, (2016) ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
1) Lansia merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia
sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya
lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan,
maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga
lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada
lansia akan lebih lama terjadi.
2) Lansia memiliki status kelompok minoritas. Kondisi ini sebagai akibat
dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan
diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat
menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa
kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
3
3) Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut
dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal.
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia
menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya
masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena
usianya.
4) Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap
lansia membuat mereka cenderung mengembangkan konsep diri yang
buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia
menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga
sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap
pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.
4
seperti perubahan intelegenita Quantion( IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurunan sehingga lansia akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi nonverbal, pemecehan masalah, konsentrasi dan
kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan yang lain adalah
perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka seorang
lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikan
kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat pada lansia juga
menurun.
3) Masalah emosional Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan
emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat,
sehingga tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar.
Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai
dengan kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang
kurang terpenuhi.
4) Masalah spiritual Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan
spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat
yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika
menemui permasalahan hidup yang cukup serius.
3. Fungsi Kognitif
Definisi Fungsi Kognitif Fungsi kognitif dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana semua masukan sensoris (taktil, visual dan auditorik) akan
diubah, diolah, disimpan dan selanjutnya digunakan untuk hubungan
interneuron secara sempurna sehingga individu mampu melakukan penalaran
terhadap masukan sensoris tersebut. Berikut modalitas dari kognitif terdiri dari
sembilan modalitas (Satyanegara et al, 2010) yaitu :
a. Memori
Tahap pertama yaitu encoding yang merupakan fungsi menerima, proses,
dan penggabungan informasi. Tahap kedua yaitu storage merupakan
5
pembentukan suatu catatan permanen dari informasi yang telah dilakukan
encoding. Tahap yang ketiga yaitu retrieval merupakan suatu fungsi
memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk interpretasi dari
suatu aktivitas (Satyanegara et al, 2010).
Berdasarkan neurologi klinis,fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan
bergantung lamanya rentang waktu antara stimulus dan recall, yaitu :
1) Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara stimulus
dan recall hanya beberapa detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan
perhatian untuk mengingat (attention).
2) Memori baru (recent memory), rentang waktunya lebih lama yaitu
beberapa menit, jam, hari.
3) Memori lama (remote memory), rentang waktumya bertahun-tahun
bahkan seumur hidup
b. Bahasa
Berbahasa merupakan suatu instrumen dasar bagi manusia
untukberkomunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Bila terdapat
gangguan dalam hal ini, akan mengakibatkan hambatan yang cukup besar
bagi penderita. Kemampuan berbahasa seseorang mencakup kemampuan
untuk berbicara spontan,pemahaman,pengulangan, membaca, dan menulis.
Beberapa kelainan dalam berbahasa antara lain disartria (pelo), disfonia
(serak), disprosodi (gangguan irama bicara),apraksia oral, afasia, aleksia
atau agrafia.
c. Praksis
Praksis merupakan integrasi motorik untuk melakukan gerakan kompleks
yang bertujuan, sebagai contohseseorang dapat menggambar segilima,
membuat gambar secara spontan, membuat rekonstruksi balok tiga dimensi
6
d. Visuospasial
Visuospasial merupakan kemampuan untuk mengaitkan keadaan sekitar
dengan pengalaman lampau, sebagai contohorientasi seseorang terhadap
orang lain, waktu, dan tempat.
e. Atensi
Atensi merupakan kemampuan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu
yang dihadapi, dapat diperiksa dengan mengulangi 7 angka yang kita pilih
secara acak untuk diucapkan kembali atau mengetukkan jari diatas meja
sesuai angka yang kita sebutkan.
f. Kalkulasi
Kemampuan berhitung sebenarnya lebih dipengaruhi oleh pendidikan dan
pekerjaan seseorang, kemampuan berhitung misalnya mengitung 100
dikurangi 7 dan seterusnya.
g. Eksekusi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi kognitif yang penting,
dimana seseorang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan,
misalnya untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk
mengerjakan suatu tugas.
h. Reasoning
Reasoning merupakan kemampuan seseorang secara sadar
mengaplikasikan logika terhadap sesuatu, sebagai contoh kepercayan
seseorang setelah adanya faktayang mendukung suatu pemikiran.
Reasoningmerupakan kebalikan dari pemikiran secara intuisi, karena fungsi
reasoningdidasari oleh pengetahuan dan intelegensi.
i. Abstraksi
Berpikir abstrak diperlukan untuk menginterpretasi suatu pepatah atau
kiasan, misalnya seseorang mampu menginterpretasi pepatah ada gula ada
semut, atau kemampuan seseorang untuk mendeskripsikan perbedaan
antara kucing dengan anjing.
7
4. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan Terapi Kognitif
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Struart
2013). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang
yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksukaan, dan menarik. Smeua
kondisi ini akan mempengaruhi kelompok, ketika anggota kelompok
memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi
yang terjadi dalam kelompok.
8
stimulasi sensori, tetapi aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas
bermain.
b. Terapi Kognitif
Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang
menyebabkan kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan harapan
masyarakat, penilaian, dan interpretasi dari peristiwa. Sugesti
bahwa perilaku maladaptif dapat diubah oleh berhubungan langsung
dengan pikiran dan keyakinan orang (Stuart, 2013).
9
10) Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system
keyakinan yang salah.
11) Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan
latihan praktik untuk meningkatkan aktivitas sosialnnya.
12) Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
E. Proses Pelaksanaan
Melihat gambar dan deskripsikan gambar
1. Metode Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a. Diskusi Tanya jawab
b. Demonstarsi
10
2. Alat-alat
a. Gambar
b. Bola
c. Lagu dan speaker
d. Papan nama klien dan papan nama petugas kesehatan
3. Karakteristik/kriteria Inklusi
a. Klien dapat diajak bekerja sama
b. Klien dapat berkomunikasi dengan klien lain.
c. Klien tenang dan tidak dalam kondisi akut
d. Klien dapat berkonsentrasi kurang lebih 20 menit
5. Antisipasi Masalah
a. Beri Perhatian khusus dalam penyampain Materi dan Peragaan.
b. Bimbing sebisa mungkin peserta TAK mengikuti perintah terapis.
c. Buatlah kontrak dengan seluruh peserta TAK untuk dispilin selama proses
berjalannya TAK dengan tidak meninggalkan tempat pelaksaan sesuai
dengan kontrak waktu.
11
6. Jumlah klien dan nama klien
Jumlah klien yaitu 6 orang dengan perilaku kekerasan..
Nama-nama klien yaitu :
a. Ny. D
b. Ny. S
c. Ny. T
d. Ny. H
e. Ny. B
f. Ny. S
g. Ny. SN
F. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari/Tanggal : Rabu / 06 Febuari 2019
Waktu : Pukul 10.00 WIB
Tempat : Gazebo masjid PSTW Budi Mulya 1
Kegiatan : Orientasi (5 Menit)
Pelaksanaan (10 Menit)
Terminasi (5 Menit)
b. Tugas Terapi
1) Tugas Leader
a) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
12
c) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
d) Mampu memimpin TAK dengan baik
3) Tugas Fasilitator
a) Menfasilitasi klien yang kurang aktif
b) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan
berlangsung
c) Mempertahankan kehadiran peserta
4) Tugas Observer
a) Mengobservasi jalannya/proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung
3. Setting Tempat
a. Dsikusi : Klien duduk melingkar
b. Praktik : Di gazebo masjid PSTW Budi Mulya 1
c. Denah :
13
F K
K K
L
K
F CL
O
K
K
K K
K F
Keterangan :
K : Klien L : Leader CL : Co Leader
O : Observer F : Fasilitator
G. Langkah Kegiatan
Langkah kegitan pada terapi aktivitas kelompok dengan tebak gambar dan
mendeskripsikan gambar yaitu :
No Waktu Kegiatan TAK Kegiatan peserta Media
1 5 Menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 1. Papan nama
2. Mengevaluasi perasaan 2. Menjawab kabar klien
klien 2. Papan nama
3. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan terapis/
memperhatikan perawat
4. Menjelaskan topik 4. Menyimak
penyuluhan penjelasan
5. Menyebutkan kontrak 5. Menyimak dan
waktu dan tempat menyetujui
6. Menjelaskan tujuan TAK 6. Menyimak
penjelasan
14
2 20 Pelaksanaan :
menit 1. Leader menunjukan 6 1. Menyimak penjelasan 1. Speaker
gambar yang dilihat terlebih 2. Musik
dahulu untuk di ingat oleh 3. Bola
klien 4. Gambar
2. Selanjutnya gambar di tutup 2. Menyimak penjelasan
oleh leader.
mendeskripsikan gambar
tersebut.
4. Klien menyampaikan
4. Leader menanyakan
pendapatnya terkait
pendapat klien lain terhadap
gambar
pendapat klien sebelumnya.
pendapat.
6. Ulangi gambar a, b, c, d, e,
6. Klien mengikuti
15
dan f sampai semua klien permainan
mendapat kesempatan
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan :
Media dan alat disiapkan. Dilakukannya setting tempat terkait denah peserta
dan pelaksana kegiatan atau tenaga kesehatan. Klien memakai papan nama
yang telah disediakan oleh tenaga kesehatan..
16
3. Evaluasi hasil yang diharapkan :
Kriteria evaluasi yang diharapkan
a. 100% klien mengikuti penyuluhan ansietas dari awal sampai akhir
b. 70% klien dapat menyebutkan definisi, penyebab, tanda gejala, tingkatan
ansietas, pencegahan, komplikasi, penatalaksanaan ansietas serta dapat
meredemostrasikan tarik nafas dalam dan hipnotis 5 jari.
c. 70% klien mampu memberi tanggapan yang tepat terhadap klien lain
17
Lampiran
FORMAT EVALUASI
FORMAT EVALUASI
STIMULASI KOGNITIF
NAMA PESERTA
ASPEK YANG
NO.
DINILAI
1. Klien dapat
menyebutkan nama
gambar yang dilihat,
dan mendeskripsikan
gambar.
2. Klien dapat
memberikan
tanggapan terhadap
pendapat klien lain.
3. Mengikuti kegiatan
TAK dari awal
sampai akhir
Petunjuk:
Dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0
18