Disusun Oleh :
Noni Windayanti
(NPM: 1614401120153)
1
2
1.2 Definisi
Morbili adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh
infeksi virus umunya menyerang anak-anak. Campak memiliki gejala
klinik khas yaitu 3 stadium; (1) stadium masa tunas berlangsung kira-kira
10-12 hari, (2) stadium prodolmal (kataral) dengan gejala pilek dan batuk
yang meningkat dan ditemukan enantem pada mukosa pipi, faring dan
perdarahan konjungtiva, (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai
dari belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan, dan kaki
3
1.3 Etiologi
Virus campak termasuk golongan paramyxovirus, penyebab ialah virus
morbili yang penular dengan droplet dan kontak. penularan secara
droplet melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai
4 hari stelah timbul ruam dan sedikit virus sudah dapat menimbulkan
infeksi. Virus campak tidak memiliki daya tahan tinggi. Apabila diluar
tubuh manusia keberadaannya tidak kekal, pada temperature kamar akan
60 % kehilangan sifat infektivitasnya setalah 3-5 hari, pada suhu 37
celcius waktu paruh usianya 2 jam. Sebaliknya virus ini mampu bertahan
dalam keaadan dingin pada -70 celcius dengan media protein dapat hidup
selama 5,5 tahun. Virus tidak aktiv pada ph rendah (Sumarmo, 2002,
dalam buku Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NICNOC, 2015).
1.4 Patofisiologi
4
Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut
pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus
menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia
kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses
peradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial
paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar
pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan
batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan
demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin
lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari
penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam
makulopapuler warna kemerahan.
Virus dapat berkembang biak juga pada susunan saraf pusat dan
menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada
turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi
makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses
ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler
dan infiltrasi limfosit
5
Pathway Morbiliti
(Setyan, A. 2015)
d. Batuk
e. Fotopobia
f. Konjungtivitis
g. Koriza
h. Akhir stadium (24 jam) timbul bercak koplikberwarna putih
kelabu, dikelilingi oleh eritema
i. Lokasi dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah
1.5.2 Staduim erupsi
a. Koriza dan batuk bertambah
b. Timbul titik merah di palatum durum dan mole
c. Muncul eritema
d. Gatal
e. Muka bengkak
f. Pembesaran kelenjar getah bening
g. Diare
h. Muntah
i. Perdarahan pada kulit
1.5.3 Stadium konvalensi
a. Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih
tua yang lama kelamaan akan hilang sendiri
b. Kulit bersisi
c. Suhu turun sampai menjadi normal
(Amin, Hardhi. 2015)
1.7 Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat,
pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibody diberika apa
bila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang,
antipiretik bila demam, dan vitamin A 100.000 unit untuk anak usia 6
bulan sampai 1 tahun dan 200.000 unit untk anak usia >1 tahun, vit A
diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak,
menurunkan morbiditas campak yang berguna untuk meningkatkan titer
IgG dan jumlah limposit total.
Indikasi rawata inap bila hipertermi (> 39,5 celcius), dehidrasi, kejang,
asupan oral sulit atau adanya penyulir. Pengopbatan dengan penyulit
disesuaikan dengan penyulit yang timbul (Amin, Hardhi. 2015).
c. Perkusi
Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda
abnormal, misalnya masa atau pembengkakan.
2.2.6 Kulit
a. Inspeksi :Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
b. Palpasi : Turgor kulit menurun
Daftar Pustaka
Smeltzer & Bar 2013. Bku ajar keperawatan medical bedah brunner & Suddarth
edisi 8. Jakarta : EGC.