Disusun Oleh :
Noni Windayanti
(NPM: 1614401120153)
1.2 Definisi
Osteoarthiritis adalah penyakit sendi generative yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki
1
2
1.3 Etiologi
Penyebab dari OA untuk sekarang masih belum jelas teta[I factor resiko
OA dapat diketahui dari:
1.3.1 Umur
1.3.2 Jenis kelamin
1.3.3 Ras
1.3.4 Faktor keturunan
1.3.5 Faktor metabilik endokrin
1.3.6 Faktor mekanik selainkelainan geometri sendi
1.3.7 Trauma
1.3.8 Cuaca
1.3.9 Diet
Kalainan yang dapat ditemukan pada tulang rawan sendi, tulang
membaran synovial, kapsul sendi, badan lepas, efusi, nodus (Chairuddin,
2003, dalam buku Aplikasi asuhan keperawatan NANDA NIC NOC,
2015)
3
1.4 Patofisiologi
Selama ini OA sering di pandang sebagai proses penuaan yang tidak
dapat dihindari. Ternyata OA merupakan penyakit gangguan
hemeostasis metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur
proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui.
Secara anatomi fisiologi, sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit, dan
osteoklas yang dalam aktivitasnya mengatur hemeostasis kalsium yang
tidak berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi. Homeostasis kalsium
pada tingkat seluler didahului penyerapan tulang oleh osteoklas yang
memerlukan waktu 40 hari, disusul fase istiraahat, dan kemudian disusul
fase pembentukkan tulang kembali oleh osteoblas yang memerlukan
waktu 120 hari. Dalam penyerapannya, osteoklas melepaskan
transforming growth factor yang merangsang aktivitas awal osteoklas.
Dalam keadaan normal, kuantitas dan kualitas pembentukan tulang baru
4
Pathway
Reaksi factor R dg antibody, infeksi dg kecendrungan virus
Reaksi peradangan
Kekakuan sendi
Pathway Osteoarthritis
(Amin, Hardhi. 2015)
5
1.7 Penatalaksanaan
Pengelolaan OA berdasarakan atas sendi yang terkena dan berat
ringannya OA yang diderita. Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal :
1.7.1 Terapi non farmakologi
a. Edukasi
b. Terapi fisik dan rehabilisasi
c. Penurunan BB
1.7.2 Terapi farmakologis
a. Obat antiinflamasi nonsteroid (AINS), inhibitor
siklooksigenese-2 (COK 2), dan asetaminofen
b. Chondroprotective agent
c. Terapi pembedahan (Amin, Hardhi, 2015).
6
2.1.7 Nyeri/kenyamanan
Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan
pembengkakan jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan
kekakuan (terutama pagi hari).
2.1.8 Keamanan
a. Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
b. Lesi kulit, ulkas kaki
c. - Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tangga
d. Demam ringan menetap
e. Kekeringan pada mata dan membran mukosa
2.1.9 Interaksi Sosial
Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain,
perubahan peran: isolasi.
2.1.10 Penyuluhan/Pembelajaran
a. Riwayat rematik pada keluarga
b. Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan
penyakit tanpa pengujian
c. Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal,
pkeuritis.
2.1.11 Pemeriksaan Diagnostik
a. Reaksi aglutinasi: positif
b. LED meningkat pesat
c. protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.
d. SDP: meningkat pada proses inflamasi
e. JDL: Menunjukkan ancaman sedang
f. Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses
autoimun
g. - RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi
sendi, osteoporosis pada tulang yang berdekatan, formasi
kista tulang, penyempitan ruang sendi
8
Daftar Pustaka
Sudoyo Aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3, Edisi Ke
Empat. Jakarta: Internal Publishing.