Disusun Oleh:
NPM : 190101024
A. Pengertian
Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan antara
tuntunan dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan berkaitan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abnormalitas metabolik
ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular,
neurologik dan kardiovaskuler.
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes melitus yang
serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD memerlukan
pengelolaan yang cepat dan tepat, mengingat angka kematiannya yang tinggi.
Pencegahan merupakan upaya penting untuk menghindari terjadinya KAD.
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai
gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini
terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme
yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. Ketoasidosis diabetikum
adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif
atau absolut. Ketoasidosis Diabetikum terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe
II).
B. Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel B ), umumnya menjurus ke definisi insulin absolut :
Autoimun dan Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan risestensi insulin disertai
definisi insulin relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin
3. Diabetes tipe lain
a) Defek generik fungsi sel B
Maturity Onset Diabetes Of The Young (MODY) 1,2,3
DNA mitokondria
b) Defek generik kerja insulin
c) Penyakit eksoskrin pancreas
Pankreastitis
Tumor / pankreatektomi
Pankreatopati fibrokalkulus
d) Endokrinopati : Akromegali, Syndrom Cushing, Feokromositoma dan
hipertiroidisme.
e) Karena obat / zat kimia.
Vacor, pentamidin, asam nikotinat
Glukokortikoid, hormon tiroid
Tiazid, dilatin, interferon α, dll.
f) Infeksi : Rubela kongenital, sitomegalovirus.
g) Penyebab imunologi yang jarang ; antibodi ; antiinsulin.
h) Syndrom generik lain yang berkaitan dengan DM : Sindrom Down, Sindrom
Klinefelter, Sindrom Turner, dll.
4. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
Berdasarkan tingkat derajat asidosis, KAD dibagi menjadi
KAD ringan pH<7.3 HCO3-< 15mEq/L
KAD sedang pH<7,2 HCO3-< 10mEq/L
KAD berat pH<7,1 HCO3-< 5mEq/L
C. Faktor Resiko
Krisis hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya terjadi karena ada keadaan
yang mencetuskannya. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain :
1. Infeksi : meliputi 20 –55% dari kasus krisis hiperglikemia dicetuskan
oleh Infeksi. Infeksinya dapat berupa : Pneumonia, Infeksi traktus urinarius,
Abses, Sepsis, Lain-lain.
2. Penyakit vaskular akut : Penyakit serebrovaskuler, Infark miokard akut,
Emboli paru, Thrombosis V.Mesenterika
3. Trauma, luka bakar, hematom subdural.
4. Heat stroke
5. Kelainan gastrointestinal: Pankreatitis akut, Kholesistitis akut, Obstruksi
intestinal
6. Obat-obatan : Diuretika, Steroid, Lain-lain
D. Etiologi
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk
pertama kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali
adanya factor pencetus. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang
nyata, dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi
3. Menisfestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan
tidak diobati
Bebapa penyebab terjadinya KAD adalah
1. Infeksi : Pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis, diketahui
bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari
infeksi
2. Ketidakpatuhan : Karena ketidakpatuhan dalam dosis
3. Pengobatan : Onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
4. Kardiovaskuler : Infark miokardium
5. Penyebab lain : Hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid dan adrenergik
K. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat/tidur. Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan
istirahat atau aktifitas, Letargi/disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan kesemutan
pada ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, Takikardia
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, Nadi yang menurun/tidak
ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi. Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri tekan abdomen, Diare
Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau busuk
(infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare)
5. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan
masukan glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari beberapa
hari/minggu, Haus, penggunaan diuretik (Thiazid). Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, Kekakuan/distensi abdomen, muntah, Pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau
halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
parestesia, Gangguan penglihatan. Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi,
stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental,
Refleks tendon dalam menurun (koma), Aktifitas kejang (tahap lanjut dari
DKA)
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat). Tanda : Wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak). Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa
sputum purulen, Frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit. Tanda : Demam, diaforesis, Kulit
rusak, lesi/ulserasi, Menurunnya kekuatan umum/rentang erak,
Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium
menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan
yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan
fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin
memerlukan bantuan dalam pengatuan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah
L. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikema, pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah, pembatasan intake
akibat mual, kacau mental
2. Pola nafas b.d kompensasi asidosis metabolik
3. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
cukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme.
M. Asuhan Keperawatan
Rencana Keperawatan
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
O KRITERIA
HASIL
1 Defisit Volume Cairan Fluid management
Definisi : Penurunan cairan Fluid balance 1. Pertahankan catatan intake dan
intravaskuler, interstisial, Hydration output yang akurat
dan/atau intrasellular. Ini Nutritional 2. Monitor status hidrasi
mengarah ke dehidrasi, Status :Food (kelembaban membran mukosa,
kehilangan cairan dengan and Fluid nadi adekuat, tekanan darah
pengeluaran sodium Intake ortostatik), jika diperlukan
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : 3. Monitor vital sign
Kelemahan Mempert 4. Monitor masukan makanan /
Haus ahankan urine cairan dan hitung intake kalori
Penurunan turgor kulit/lidah output sesuai harian
Membran mukosa/kulit dengan usia 5. Kolaborasikan pemberian cairan
kering dan BB, BJ IV
Peningkatan denyut nadi, urine normal, 6. Monitor status nutrisi
penurunan tekanan darah, HT normal 7. Berikan cairan IV pada suhu
penurunan volume/tekanan Tekanan ruangan
nadi darah, nadi, 8. Dorong masukan oral
Pengisian vena menurun suhu tubuh 9. Berikan penggantian nasogatrik
Perubahan status mental dalam batas sesuai output
Konsentrasi urine meningkat normal 10. Dorong keluarga untuk membantu
Temperatur tubuh meningkat Tidak ada pasien makan
Hematokrit meninggi tanda tanda 11. Tawarkan snack ( jus buah, buah
dehidrasi, segar )
Kehilangan berat badan
Elastisitas 12. Kolaborasi dokter jika tanda
seketika (kecuali pada third
turgor kulit cairan berlebih muncul
spacing)
baik, membran 13. Atur kemungkinan tranfusi
Faktor-faktor yang
mukosa 14. Persiapan untuk tranfusi
berhubungan:
lembab, tidak
Kehilangan volume cairan
ada rasa haus
secara aktif
yang
Kegagalan mekanisme
berlebihan
pengaturan
2 Pola nafas tidak efektif Respiratory Airway Management
Definisi : Pertukaran udara status : 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik
inspirasi dan/atau ekspirasi tidak Ventilation chin lift atau jaw thrust bila perlu
adekuat Respiratory 2. Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : status : memaksimalkan ventilasi
Penurunan tekanan Airway 3. Identifikasi pasien perlunya
inspirasi/ekspirasi patency pemasangan alat jalan nafas
Penurunan pertukaran udara Vital sign buatan
per menit Status 4. Pasang mayo bila perlu
Menggunakan otot 5. Lakukan fisioterapi dada jika
pernafasan tambahan Kriteria Hasil : perlu
Nasal flaring Mendemonstr 6. Keluarkan sekret dengan batuk
Dyspnea asikan batuk atau suction
Orthopnea efektif dan 7. Auskultasi suara nafas, catat
suara nafas adanya suara tambahan
Perubahan penyimpangan
yang bersih, 8. Lakukan suction pada mayo
dada
tidak ada 9. Berikan bronkodilator bila perlu
Nafas pendek
sianosis dan 10. Berikan pelembab udara Kassa
Assumption of 3-point
dyspneu basah NaCl Lembab
position
(mampu 11. Atur intake untuk cairan
Pernafasan pursed-lip
mengeluarkan mengoptimalkan keseimbangan.
Tahap ekspirasi berlangsung 12. Monitor respirasi dan status O2
sputum,
sangat lama mampu Terapi oksigen
Peningkatan diameter bernafas 1. Bersihkan mulut, hidung dan
anterior-posterior dengan secret trakea
Pernafasan rata-rata/minimal mudah, tidak 2. Pertahankan jalan nafas yang
- Bayi : < 25 atau > 60 ada pursed paten
- Usia 1-4 : < 20 atau > 30 lips) 3. Atur peralatan oksigenasi
- Usia 5-14 : < 14 atau > Menunjukkan 4. Monitor aliran oksigen
25 jalan nafas 5. Pertahankan posisi pasien
- Usia > 14 : < 11 atau > yang paten 6. Observasi adanya tanda tanda
24 (klien tidak hipoventilasi
Kedalaman pernafasan merasa 7. Monitor adanya kecemasan pasien
- Dewasa volume tidalnya tercekik, terhadap oksigenasi
500 ml saat istirahat irama nafas,
- Bayi volume tidalnya 6-8 frekuensi Vital sign Monitoring
ml/Kg pernafasan 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Timing rasio dalam rentang 2. Catat adanya fluktuasi tekanan
normal, tidak darah
Penurunan kapasitas vital
ada suara 3. Monitor VS saat pasien berbaring,
Faktor yang berhubungan : nafas duduk, atau berdiri
abnormal) 4. Auskultasi TD pada kedua lengan
Hiperventilasi
Tanda Tanda dan bandingkan
Deformitas tulang
vital dalam 5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
Kelainan bentuk dinding
rentang selama, dan setelah aktivitas
dada
normal 6. Monitor kualitas dari nadi
Penurunan energi/kelelahan
(tekanan 7. Monitor frekuensi dan irama
Perusakan/pelemahan pernapasan
darah, nadi,
muskulo-skeletal 8. Monitor suara paru
pernafasan)
Obesitas 9. Monitor pola pernapasan
Posisi tubuh abnormal
Kelelahan otot pernafasan 10. Monitor suhu, warna, dan
Hipoventilasi sindrom kelembaban kulit
Nyeri 11. Monitor sianosis perifer
Kecemasan 12. Monitor adanya cushing triad
Disfungsi Neuromuskuler (tekanan nadi yang melebar,
Kerusakan persepsi/kognitif bradikardi, peningkatan sistolik)
Perlukaan pada jaringan 13. Identifikasi penyebab dari
syaraf tulang belakang perubahan vital sign
Imaturitas Neurologis
3 Ketidakseimbangan nutrisi Nutritional
kurang dari kebutuhan tubuh Status : food Nutrition Management
Definisi : Intake nutrisi tidak and Fluid 1. Kaji adanya alergi makanan
cukup untuk keperluan Intak 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
metabolisme tubuh. Nutritional menentukan jumlah kalori dan
Batasan karakteristik : Status : nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Berat badan 20 % atau lebih nutrient 3. Anjurkan pasien untuk
di bawah ideal Intake meningkatkan intake Fe
Dilaporkan adanya intake 4. Anjurkan pasien untuk
makanan yang kurang dari Kriteria Hasil : meningkatkan protein dan vitamin
RDA (Recomended Daily Adanya C
Allowance) peningkatan 5. Berikan substansi gula
Membran mukosa dan berat badan 6. Yakinkan diet yang dimakan
konjungtiva pucat sesuai mengandung tinggi serat untuk
Kelemahan otot yang dengan mencegah konstipasi
digunakan untuk tujuan 7. Berikan makanan yang terpilih
menelan/mengunyah Berat badan (sudah dikonsultasikan dengan
Luka, inflamasi pada rongga ideal sesuai ahli gizi)
mulut dengan tinggi 8. Ajarkan pasien bagaimana
badan membuat catatan makanan harian.
Mudah merasa kenyang,
Mampumeng 9. Monitor jumlah nutrisi dan
sesaat setelah mengunyah
identifikasi kandungan kalori
makanan
kebutuhan 10. Berikan informasi tentang
Dilaporkan atau fakta adanya
nutrisi kebutuhan nutrisi
kekurangan makanan
Tidk ada 11. Kaji kemampuan pasien untuk
Dilaporkan adanya
tanda tanda mendapatkan nutrisi yang
perubahan sensasi rasa
malnutrisi dibutuhkan
Perasaan ketidakmampuan
untuk mengunyah makanan Menunjukka
Nutrition Monitoring
Miskonsepsi n
1. BB pasien dalam batas normal
Kehilangan BB dengan peningkatan
2. Monitor adanya penurunan berat
makanan cukup fungsi
badan
Keengganan untuk makan pengecapan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
dari menelan
Kram pada abdomen yang biasa dilakukan
Tidak terjadi
Tonus otot jelek 4. Monitor interaksi anak atau
penurunan
Nyeri abdominal dengan atau orangtua selama makan
berat badan
tanpa patologi yang berarti 5. Monitor lingkungan selama makan
Kurang berminat terhadap 6. Jadwalkan pengobatan dan
makanan tindakan tidak selama jam makan
Pembuluh darah kapiler 7. Monitor kulit kering dan
mulai rapuh perubahan pigmentasi
Diare dan atau steatorrhea 8. Monitor turgor kulit
Kehilangan rambut yang 9. Monitor kekeringan, rambut
cukup banyak (rontok) kusam, dan mudah patah
Suara usus hiperaktif 10. Monitor mual dan muntah
Kurangnya informasi, 11. Monitor kadar albumin, total
misinformasi protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
Faktor-faktor yang 13. Monitor pertumbuhan dan
berhubungan : perkembangan
Ketidakmampuan pemasukan 14. Monitor pucat, kemerahan, dan
atau mencerna makanan atau kekeringan jaringan konjungtiva
mengabsorpsi zat-zat gizi 15. Monitor kalori dan intake nuntrisi
berhubungan dengan faktor 16. Catat adanya edema, hiperemik,
biologis, psikologis atau hipertonik papila lidah dan cavitas
ekonomi. oral.
17. Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Diagnostik Edisi 1. Jakarta : DPP PPN.